oleh
Ade Putra
Sepertiga malam pertama di akhir bulan itu merupakan malam yang panjang.
Seumpama malam di mana esok matahari akan terbit dari barat di Bumi Mekongga. Cahaya
neon limabelas watt memenuhi seisi ruangan. Warna kuning kemanasan yang redup-redup
menambah suram suasana. Secangkir kopi malam itu menambah lengkap kesuraman malam.
minimnya ruang ekspresi dan eksplorasi terhadap pemerdayaan seni, sastra, dan budaya.
Oleh karena kita perlu membuat lembaga yang berkonsentrasi terkait Penangulagan
Tanggal 27 Februari 2020 Kolaka Art Movement (KAM) merupakan lembaga untuk
menjawab probelmatika literasi di Bumi Mekongga. Awal gerakan yang dilakukan oleh
lembang ini dengan cara mengundang beberapa komunitas yang berada di kolaka yang
“selain dari kurangnya apresiator yang berkenaan dengan pemberdayaan seni, sastra
dan budaya. Masalah terbesar yang sedang kita alami bersama adalah ruang pertujuakan itu
sendiri di tengah wabah corona yang melanda ” keluh salah satu perwakilan komunitas yang
sempat hadir dalam dikusi. “kita butuh sebuah kegiatan besar untuk membangkitkan
semangat berbudaya dan Berliterasi kita, di kab. Kolaka ini” simpulan dari dikusi malam itu.
Langka Nyata Menjawab Problemaika Seni, Sastra dan Budaya Bumi Mekongga
Kolaka Art Movement dalam menjawab probelmatika seni, sastra, budaya dan literasi
yang ada di kab. Kolaka telah melaksanakan beberapa kegiatan, diataranya penerbitan
Antologi Sajar Teras Kolaka Vol. 1 “Perburuan Musim” (2020), Acara Baca-Baca 1:
2 Megupas Kumpulan Cerpen Al Galih “Matinya Seorang Tukan Cukur”. Selain itu ,
kegiatan partisipasi yang diikuti antara lain Workshop Galeri Indonesia Karya Bersma Garin
Bahasa Prov. Sulawesi Tenggara (2020), dan terlibat dalam manajemen artistik Sorume Art
budaya di kab. Kolaka, Kolaka Art Movement juga akan mengadakan kegiatan yang
bertemakan "sarano wonua" dengan nama kegiatan "Kolaka literafest". Kelas kata, seri
mebita-bitara, barahanji literasi, teater visual dan sajak teras, merupakan sebagai dari
Salah satu indikator Kemajuan suatu daerah, dapat dilihat dari besarnya tingkat penghargaan
terhadap budayanya sendiri, oleh Karana itu selain dari peran komunitas yg bergerak
dibidang seni, sastra dan budaya. Dan juga literasi suatu daerah, maka perlunya support dari
pemerintah setempat agar seni, sastra dan budaya daerah kita tetap terjaga