Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lombok bila di lihat dari kaca mata kesenian asli daerah maka yang muncul dari seni music
salah satunya adalah cilokaq, sebab cilokaq telah menjadi kabanggan bahkan cirri khas yang masih
melekat dihati para penikmat musik di tengah – tengah masyarakat pendukungnya walaupun saat
ini kita dihadapkan dengan era globalisasi. Modernisasi telah merambah hampir di segala sendi
kehidupan manusia. Wajar jika kegelisahan kita sebagai pewaris kesenian ini muncul setelah
melihat perkembangan musik cilokaq sebagai kesenian tradisional khas suku sasak dengan
semakin menjauh terhadap gubahan syair yang notabenenya syarat akan nilai-nilai falsafah, kini
bentuk dan warna musik yang tercipta belakangan dari para composer hanya sekedar menunjukkan
bahwa telah terjadi pergeseran nilai, makna dan orientasi kenapa kesenian ini terus di modifikasi,
tentu jawaban paling awal terhadap penomena yang demikian disebabkan oleh bergesernya
kesenian ini sebagai lahan bisnis yang masih sangat menjanjikan di Lombok, hal inilah kemudian
yang hendak penulis kaji terhadap nilai-nilai filosofi yang melatar belakangi penciptaannya. Para
composer musik cilokaq telah banyak memodifikasi sedemikian rupa sehingga berbeda dari yang
aslinya, kita mendapati bahwa yang nampak pada keseluruhan music cilokaq ini berubah pada
bentuk dan warna musiknya, gubahan gubahan syairnya, meski dengan atau tanpa gubahan lagu
sedih dengan irama yang mendayu dayu sekalipun, sebagaimana yang biasa tercipta belakangan
ini menjadikan nya begitu sangat berbeda, misalnya saja perkembangan dalam musik cilokaq yang
dilempar ke pasaran akhir-akhir ini juga telah mulai membentur norma dan nilai-nilai dalam
masyarakat Sasak yang terkenal dengan pulau seribu masjidnya, misalnya banyak kemudian kita
dengar dan saksikan syairnya menyerempet kepada hal-hal berbau porno, atau menyeruak dengan
isu sara dan lainsebagainya sehingga hal tersebut sangat tidak terpuji. Setidaknya hal ini cukup
menjadi sorotan masyarakat yang lebih mementingkan nilai nilai etika dan religius yang
merangsak masuk kedalam aliran kepercayaan kita. Kaitannya dengan produk promosi pariwisata
meski sampai saat ini saya belum menemukan adanya pusat pariwisata yang menyajikan seni
musik cilokaq ini sebagai salah satu daya tarik untuk mempromosikan obyek wisata tersebut
namun alangkah baiknya bila hal ini perlu di kaji lebih mendalam apabila seni
musik cilokaq memiliki peluang atau ancaman apabila di sajikan di obyek obyek wisata yang ada
di pulau Lombok.

1
Jika lagu-lagu yang dikatakan cilokaq Sasak sekarang ini dikembangkan menjadi lagu
yang tidak agamis, senonoh dan hanya ingin meraup keuntungan dari hasil penjualan lagu – lagu
cilokaq yang semakin trend di kalangan masyarakat sasak saat ini maka saya dapat katakan bahwa
inilah yang disebut dengan kejahatan moral terhadap seni dan berkesenian yang telah menurunkan
nilai nilai seni sesungguhnya. Maka tentu akan sangat jelas jika permasalahan yang muncul juga
menyangkut pada ideology dan filsafat yang melatarbelakangi penciptaan sebuah karya seni yang
adhiluhung, sungguh sangat disayangkan jika hal ini terus menerus di lakukan tanpa adanya
pengawasan dari pelbagai pihak yang berkepentingan. Bukankah salah satu unsur kebudayaan
adalah kesenian. Kesenian ini timbul dan merupakan bagian terpenting dari pengalaman hidup
manusia dalam mencari, mencermati dan mengagumi keindahan. Bentuk-bentuk keindahan itu
timbul dari imajinasi yang kreatif dan memberikan kepuasan batin bagi manusia. Dalam kesenian
juga terpancarkan suatu kegairahan jiwa yang dapat melepaskan ketegangan-ketegangan yang
dirasakan manusia dalam kehidupan sehari-hari dan membawanya masuk ke dalam suatu dunia
yang penuh keindahan dan kebebasan (Suriadiredja, 2003 :268).
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penyusun dapat merumuskan beberapa rumusan masalah
yang berkenaan dengan hal tersebut, diantaranya adalah:

Ø apa itu musik cilokaq ?


Ø fungsi musik cilokaq ?
Ø Fungsi musik ?
Ø Bagaimana musik sasak tumbuh dan berkembang?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan makalah ini, diantaranya adalah:

· Untuk mengetahui tempat keberadaan suku sasak.


· Untuk mengetahui dan memahami suku sasak.
· Untuk mengetahui dan memahami system sosial masyarakat suku sasak.
· Untuk mengetahui dan memahai perkembangan dan pertumbuhan kebudayaan suku sasak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian musik cilokaq

Kesenian tradisional yang sudah lama dikenal oleh masyarakat tersebut merupakan
warisan leluhur yang mempunyai fungsi penting dan tentunya sangat berguna bagi kehidupan
masyarakat seperti seni musik cilokaq ini seharusnya menjadi perhatian para musisi cilokaq agar
dalam penciptaan karya selanjutnya masih berpegang pada nilai – nilai filosofi yang malatar
belakangi penciptaan dari para pendahulunya, jangan hanya karena ingin meraup keuntungan
secara financial dengan kesan komersialisasi semata dan dengan menggunakan nama cilokaq
sebagai produk dalam industri musik khususnya di Lombok membuat para composer tersebut lepas
kendali di bawah tekanan pangsa pasar hegemoni ekonomi semata, sebab bagaimanpun juga fungsi
kesenian di tengah-tengah masyarakat Lombok sasak saat ini dapat dilihat dari keterlibatan
kesenian untuk keperluan tertentu, misalnya dalam acara khitanan (besunat) dan
(nyongkolan) dalam ritual pernikahan dll, dalam arti bahwa setiap kesenian mempunyai fungsi
sesuai dengan tujuan dan keperluan masyarakat (koentjaraningrat: 1987).
Secara etimologi kata cilokaq berasal dari kata ci = bekeci = bermain sedang loka berasal
dari kata yang berarti pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja, sebab pantun berkait
merupakan jalinan atas beberapa bait. Kata - kata pada bait sebelumnya akan terdapat pada bait
yang berikutnya sehingga dikatan sebagai pantun berkait. Pendapat lain menyatakan
bahwa cilokaq diambil dari kata seloka yang dalam bahasa sasak di artikan sebagai untaian syair-
syair yang berisi tentang nasihat, petuah-petuah, kritik sosial, aturan adat, atau do-doa. Syair-syair
ini kemudian ditulis dan dinyanyikan dengan diriingi oleh alat musik gambus dan biola digabung
dengan kendang dll. Menurut pendapat yang lain adapula yang menyatakan bahwa
kata Cilokaq berasal dari kata Ci yang berarti kesenian dan Lokaq yang berarti orang tua.
Jadi cilokaq adalah kesenian orang tua. Music Cilokaq yang ada di Lombok pada awal-awalnya
hanya terdapat di wilayah Kabupaten Lombok Timur bagian selatan terutama di wilayah pesisir
pantai seperti Desa Keruak, desa Sakra dan Desa Jerowaru. Akan tetapi saat ini cilokaq telah
menyebar keseluruh Kabupaten yang ada di pulau Lombok. Menurut ensiklopedi musik Nusa
Tenggara Barat musik cilokaq telah tercatat sebagai salah satu kesenian tradisional suku sasak.

3
Awalnya musik cilokaq dimainkan hanya dengan menggunakan alat musik gambus yang
berasal dari timur tengah sebagai music untuk melepas lelah dan menghibur diri setelah bekerja di
sawah, music cilokaq ini juga dibawakan dengan gubahan gubahan lagu sedih (seloka) dan berisi
nasihat-nasihat, serta lagu lagu bernuansa religius saja (ensiklopedi music dan tari NTB,
1978/1979: 15), sejak di ciptakan pada tahun 1948 di Desa Lengkok Kali kecamatan Sakra dan di
gelar dalam bentuk orkestra dengan pencipta musik pertama yang bernama Mamiq Srinatih (alm)
berhasil mementaskannya pada saat itu. Ia membawakannya dengan alat alat music seperti
gambus, biola, gendang, pereret, suling, dan rerincik, nama cilokaq sendiri diambil dari salah satu
judul yang lagu yang paling digemari saat itu yaitu cilokaq, namun arti cilokaq pun sampai dengan
saat ini belum diketahui maknanya secara pasti, ada yang berpendapat bahwa cilokaq berasal dari
kata (seloka) karena syair syair yang bawakan merupakan (seloka) atau lagu lagu kesedihan (aseq)
sejalan dengan perkembangan jaman yakni pada tahun 1968 dikembangkan lagi oleh Lalu Sinarep
dengan membimbing permainan orchestra ini kedalam nuansa musik keroncong sehingga
perkembangannya masih bisa kita nikmati hingga sekarang.
Untuk itulah penulis dalam hal ini ingin mengkaji lebih dalam, pada bagian dimana
sesungguhnya kemajuan atau kemunduran yang dimaksudkan jika sebuah karya dikembangkan
tanpa mempertimbangkan aspek sosio cultural apalagi sampai tidak menghargai serta
menghormati penciptaan sebuah karya seni apalagi terutama kesenian yang dinyatakan sebagai
musik tradisional khas Suatu bangsa.
B. Berikut adalah instrument music yang digunakan dalam Seni music Cilokaq
1. Alat musik petik. Alat musik ini meliputi 2 buah gambus masing-masing berfungsi sebagai melodi
dan akord.
2. Alat musik gesek yaitu dua buah biola yang berfungsi sebagai pembawa melodi
3. Alat musik tiup yaitu suling dan preret yang juga berfungsi sebagai pembawa melodi
4. Alat musik pukul, yaitu 3 buah gendang yang masing-masing berfungsi sebagai pembawa irama,
dinamika, tempo dan sebagai gong.
5. Rerincik sebagai alat ritmin
C. Fungsi Kesenian Tradisional
Membicarakan keberadaan kesenian tradisional cilokaq saat ini sebenarnya sangat
memperihatinkan. Dalam artian bahwa dengan derasnya berbagai sarana komunikasi maupun
informasi ternyata cukup besar pengaruhnya terhadap keberadaan kesenian tradisional dangan

4
sengat leluasa memodifikasi warna musik cilokaq ini lebih kearah aliran musik dangdut dan hal
inilah yang kemudian saya pikir tidak boleh dibiarkan berlarut larut dalam derasnya arus
modernisasi yang menggerogoti system disegala bidang termasuk yang kita sedang bahas kali ini
mengenai musik tradisional cilokaq dimana seharusnya peran dan fungsinya masih tetap di
pertahankan sampai sekarang, yang kemudian tercerabut sedemikian rupa bentuk dan warna
/aliran musiknya cenderung berbeda. Fungsi adalah guna atau manfaat yang diberikan oleh
sesuatu bagi sesuatu orang atau masyarakat penggunanya. Kata fungsi selalu menunjukkan
pengaruh sesuatu terhadap sesuatu yang lain, apa yang dinamakan fungsional tidak berdiri
sendiri justru dalam hubungan tertentu, sesuatu itu memperoleh arti dan maknanya. Dengan
demikian pemikiran fungsional selalu menyangkut hubungan, pertautan atau relasi (Peursen,
1988:85). Sebagaimana yang disebutkan di atas, maka fungsi seni atau kesenian adalah untuk
mendapatkan nilai keindahan sehingga mampu memberikan hiburan yang menyenangkan. Selain
fungsi tersebut, seni juga merupakan media untuk menyebarkan ajaran-ajaran dalam kehidupan
manusia, adapun fungsi tersebut dapat berupa fungsi sebagai ritual keagamaan, pendidikan, kritik
sosial dan hiburan
Para ahli sosiologi memandang masyarakat sebagai suatu sistem secara fungsional terintegrasi ke
dalam bentuk equiliberium. Aliran pemikiran tersebut disebut sebagai interaction opproach,
order approach, equiliberium approach, atau lebih populer disebut structure
fungsionalism approach (Nasikun,1992: 9). Radcliffe-Brown menjelaskan bahwa “fungsi” adalah
sumbangan dimana aktivitas satu bagian berpengaruh bagi aktivitas seluruhnya. Dia juga
menyatakan bahwa konsep fungsi melibatkan struktur yang terdiri dari seprangkat
hubungan hubungan diantara entitas-entitas unit, kesinambungan struktur dipertahankan atau
dilestarikan oleh proses kehidupan yang diwujudkan oleh aktivitas unit-unit yang terdapat di
dalamnya (Sudarma, 2003: 10). Pendekatan fungsionalisme struktural dikembangkan oleh Talcott
Parson. Konsep pemikiran struktur dan fungsi telah muncul sebelumnya, dan dikemukakan oleh
Emile Durkheim, kemudian mendapat bentuk yang lebih jelas dalam pemikiran Bronislow
Malinowski dan Redcliffe Brown. Marzali (1997: 39-40) telah mengemukakan pandangan
Malinowski mengenai pengertian “fungsi” identik dengan “guna” yang dikaitkan dengan
kebutuhan psikologis individu-individu masyarakat. Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut
individu harus menjaga

5
kesinambungan kelompok sosial, beberapa kondisi minimum mesti dipenuhi oleh individu-
individu anggota kelompok sosial. Malinowski juga melihat budaya pada tingkat pertama adalah
alatatau instrumen; alat yang muncul dalam rangka memenuhi kebutuhan psiko-biologis manusia.
Budaya sebagai alat adalah bersifat conditioning yaitu memberikan batas-batas terhadap
kegiatan manusia.
Menurut Robert Nisbet fungsionalisme struktural adalah suatu bangunan teori yang paling
besar pengaruhnya dalam ilmu sosial di abad sekarang. Bonet dan Tumia menjelaskan bahwa
fungsi adalah, aspek dari perilaku seseorang atau kelompok itu berinteraksi (Ritzer, 2008: 115).
Fungsi merupakan suatu yang penting dalam mengadakan perubahan baik secara fisik maupun
mental. Pengertian fungsi identik dengan guna yang dikaitkan dengan kebutuhan psikologi. Fungsi
adalah, berasal dari institusi dalam rangka memenuhi kebutuhan psikologis individu-individu
masyarakat.

D. Fungsi musik dalam masyarakat menurut Alan P. Merriam (1964 : 218), diantaranya
ialah:

A. Sebagai sarana Entertainment, artinya musik berfungsi sebagai sarana hiburan bagi
pendengarnya.
B. Sebagai sarana komunikasi, komunikasi ini tidak hanya sekedar komunikasi antar pemain
dan penonton, namun dapat berupa komunikasi yang bersifat religi dan kepercayaan,
seperti komunikasi antara masyarakat dengan roh - roh nenek moyang serta leluhur.
C. Sebagai persembahan simbolis artinya musik berfungsi sebagai simbol dari keadaan
kebudayaan suatu masyarakat. Dengan demikian kita dapat mengukur dan melihat sejauh
mana tingkat kebudayaan suatu masyarakat.
D. Sebagai respon fisik, artinya musik berfungsi sebagai pengiring aktifitas ritmik. Aktifitas
ritmik yang dimaksud antara lain tari - tarian, senam, dansa dan lain - lain.
E. Sebagai keserasian norma – norma masyarakat, musik berfungsi sebagai norma sosial atau
ikut berperan dalam norma sosial dalam suatu budaya.
F. Sebagai institusisosial dan ritual keagamaan, artinya musik memberikan kontribusi dalam
kegiatan sosial maupun keagamaan, misalnya sebagai pengiring dalam peribadatan.

6
G. Sebagai sarana kelangsungan dan statistik kebudayaan, artinya musik juga berperan dalam
pelestarian guna kelanjutan dan stabilitas suatu bangsa.
H. Sebagai wujud integrasi dan identitas masyarakat, artinya musik memberi pengaruh
dalam proses pembentukan kelompok sosial. Musik yang berbeda akan membentuk
kelompok yang berbeda pula.

7
BAB III
PENUTUP
C. Kesimpulan
Indonesia dikenal sebagai negara yang multi etnik dan multi cultural, sebagai negara yang
memiliki keanekaragaman etnik dan budaya, ini dapat dilihat dari adanya berbagai suku bangsa
dan budaya yang tersebar di seluruh kepulauan nusantara. Masing-masing suku bangsa ini
memiliki identitas budaya sendiri-sendiri yang di antaranya dapat dilihat dari hasil budaya yang
berupa kesenian. Melalui kesenian dapat dikembangkan dan dibina nilai-nilai luhur yang
terkandung di dalamnya sebagai unsur budaya mereka. Kesenian tradisional sebagai salah satu
unsur budaya akan tetap ada di dalam masyarakat selama ia masih ada pendukungnya terutama
dalam memelihara dan mengembangkannya. Seiring dengan perkembangannya sering terjadi
perubahan, adakalanya menjadi berkembang maju atau mengalami kemerosotan bahkan sampai
kepunahannya akibat tidak ada pembinaan dalam masyarakat pendukungnya atau dengan kata lain
apakah masyarakat masih mau dan berupaya untuk tetap melestarikan kesenian yang terdapat di
daerahnya tersebut. Di samping itu, kurangnya perhatian atau pemeliharaan dari pihak-pihak yang
berwenang dan bertugas menangani masalah tersebut dan dengan tanpa adanya kerja keras dan
kemauan untuk memelihara serta melestarikan kebudayaan-kebudayaan daerah akan
menyebabkan hilangnya seni tradisional sebagai salah satu unsure dari kebudayaan.
B. Saran

Keaekaragaman kebudayaan Indonesia harus bisa menjaga kelestarian seni dan


budayanya. Upaya pelestarian tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Namun, perlu didukung
dan dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Agar seni dan budaya dapat terjaga kelestariannya.

8
DAFTAR PUSTAKA
http://lombokgilis.com/budaya-presean-simbol-kejantanan-taruna-sasak-lombok.html
www.google.com
www.wikipedia.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Makalah Suku Sasak (Lombok) Nusa
Tenggara Barat”.
Penulisan makalah ini adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Etnografi Indonesia.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa
Robbal ‘Alamiin.

Surade, 10 April 2014

Penyusun

9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 2
C. Tujuan.................................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. pengertian musik cilokaq...................................................................................... 3
B. intrumen yang di gunakan dalam seni musik cilokaq.......................................... 4
C. fungsi musik dalam masyarakat........................................................................... 6
BAB 3 PENUTUP
A. Simpulan............................................................................................................... 8
B. Saran.................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 9

10
MAKALAH TENTANG
SENI MUSIK SASAK CILOKAQ

Di susun
O
L
E
H
Nama kelompok :
-
-
-
-
-

11
TP. 2019-2020

12

Anda mungkin juga menyukai