MODUL 8
ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR
(AASHTO T-27-74)
(ASTM C-136-46)
1. Dasar Teori
Analisa saringan adalah pengelompokan besar butir analisa agregat kasar dan
agregat halus menjadi komposisi gabungan yang ditinjau berdasarkan saringan.
2. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butiran (gradasi)
agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.
3. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. Timbangan digital dengan ketelitian 0,1 gram
Digunakan untuk menimbang berat agregat halus dan agregat kasar
3. Mesin pengguncang
Digunakan untuk memisahkan antara butiran mulai dari yang paling kasar
sampai yang paling halus
4. Wadah
Digunakan sebagai tempat/wadah agregat yang diuji
Gambar 3. Wadah
5. Oven
Gambar 3. Oven
4. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Agregat kasar sebesar 2 kg
5. Prosedur Praktikum
Prosedur dalam praktikum ini adalah :
1. Persiapkan alat yang akan digunakan
2. Timbang berat agregat kasar seberat 2 kg dan agregat kasar sebesar 1 kg
3. Simpan masing-masing agregat yang sudah ditimbang ke dalam wadah
4. Keringkan di dalam oven dengan suhu 5±110˚C selama ±24 jam
5. Setelah di oven, keluarkan sampel dari oven dan tempatkan satu set ayakan
ke dalam mesing pengguncang
6. Masukkan agregat kasar ke dalam satu set ayakan yang telah dipasang pada
mesin pengguncang
7. Tutu satu set ayakan tersebut dan kencangkan baut yang ada pada mesin,
nyalakan mesin pengguncang selama 15 menit
8. Setelah 15 menit, matikan mesin pengguncang dan lepas satu set ayakan
tersebut
9. Timbang masing-masing berat agregat kasar + ayakan tersebut lalu catat
10. Lakukan langkah 6 sampai langkah 9 untuk prosedur pada agregat halus
6. Pelaporan
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
LEMBAR PRAKTIKAN
PENGUJIANANALISIS UKURAN BUTIR TANAH
No.contoh :19 Tanggal Praktikum : 30 November 2017
Kelompok : 19 Asisten Laboratorium : Rexy Muhammad A
Hasil Analisis Ukuran Butir Agregat Kasar
Diameter Berat Berat saringan Berat tanah % kumulatif
Jumlah berat tanah % tanah yang
Nomor lubang saringan + tanah yang tertahan darit anah
tertahan saringan lolos saringan
saringan saringan (gram) (gram) (gram) yang tertahan
(mm) (1) (2) (3) = (2) – (1) (4) = (31)+(32) (5) (6) = 100 – (5)
1/2" 12,7 0.444 1.098 0.654 0.654 33.03 66.97
3/8" 9,5 0.428 0.955 0.567 1.221 61.67 38.33
No. 4 4,75 0.430 0.740 0.310 1.531 77.32 22.68
No. 8 2,36 0.412 0.696 0.284 1.815 91.67 8.33
No. 16 1,18 0.391 0.525 0.134 1.949 98.43 1.86
No. 30 0,6 0.394 0.408 0.014 1.963 99.14 0.86
No. 50 0,3 0.391 0.396 0.005 1.968 99.40 0.60
No. 100 0,15 0.359 0.362 0.003 1.971 99.55 0.45
No. 200 0,075 0.371 0.376 0.005 1.976 99.80 0.20
Pan - 0.369 0.373 0.004 1.980 100 0
Total berat tanah, W 1.980
7. Perhitungan
Contoh perhitungan tabel pada nomor saringan ½” pada agregat halus
1) Berat Tanah Tertahan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
= (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 + 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ) − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛
= 0,025 kg
2) Kumulatif dari Tanah yang Tertahan
kumulatif = tanah tertahan saringan + tanah tertahan saringan sebelumnya
= 0,025 + 0,025
= 0,050 kg
3) Presentase Tertahan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑥 100
∑ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
0,025
= 𝑥 100 = 2,77%
0,903
4) Presentase Tanah yang Lolos Saringan
% 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 = 100 − %𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
= 100 − 2,77 = 97,23 %
5) Grafik
Analisis Saringan
120,00
100,00
Persen Terlewat
80,00
60,00
agregar kasar
20,00
0,00
0 2 4 6 8 10 12 14
Nomor Saringan
8. Kesimpulan
Hasil perhitungan yang telah dilakukan dalam praktikum ini selanjutnya di
plotkan dalam grafik pembatas bagi gradasi agregat. Berdasarkan hasil plot grafik,
dapat disimpulkan bahwa agregat kasar yang diuji dalam prakitkum ini sebagian
agregat kasar digolongkan sebagai agregat yang bergradasi baik karena saat
diplotkan, masuk ke dalam kurva gradasi yang baik untuk digunakan dalam sebuah
perencanaan, karena saat hasil perhitungan agregat kasar di plot ke dalam grafik
hasilnya beberapa berada di dalam kurva gradasi. Untuk hasil agregat halus saat
hasil perhitungan di plotkan ke dalam kurva gradasi, hasilnya berada di luar kurva
gradasi dalam menentukan agregat yang baik untuk perencanaan, sehingga agregat
halus yang telah diperiksa tersebut tidak baik jika digunakan dalam sebuah
perencanaan.
.