Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN (TERM OF REFFERENCE)

STUDI KELAYAKAN DAN DETAIL DESAIN BALAI BENIH


IKAN
DI DUSUN MANJAU DESA LAMAN SATONG
KECAMATAN MATAN HILIR UTARA
KEBUPATEN KETAPANG

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

0
KABUPATEN KETAPANG
2012
I. PENDAHULUAN

1.1. Latarbelakang

Kabupaten Ketapang merupakan salah satu daerah pesisir di Kalimantan


Barat. Kalimantan Barat, dan secara geografis berada pada posisi 0o 19’00” LS - 3o 05’ 00”
LS dan 109o 49’ 00” BT- 111o 16’ 00” BT dengan luas 31.089 km 2. Pada posisi tersebut,
Kabupaten Ketapang berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah Selatan.
Sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sanggau dan Sekadau; sebelah
timur dengan Provinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Sintang dan Melawi; dan sebelah
barat dengan Kabupaten Pontianak, Kayong Utara dan Selat Karimata. Daerah pesisir
yang memiliki garis pantai memanjang dari selatan hingga ke utara, tidak hanya berpotensi
untuk pertambakan tetapi juga untuk pengembangan perairan umum.
Salah satu sumber daya alam potensial yang terdapat di Kabupaten Ketapang
adalah potensi perairan umum yang sangat luas. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
perairan umum seperti sungai dan anak-anak sungai yang terdapat di daerah tersebut yang
mencapai sekitar 300 km2. Ada beberapa sungai besar di daerah tersebut seperti Sungai
Jelai, Kendawangan, Tolak dan Pawan. Di sungai tersebut hidup berbagai jenis ikan
ekonomis penting seperti betutu (Oxyeleotris marmorata), baung (Mystus nemurus), patin
(Pangasius spp.), belida (Notopterus spp.), udang galah (Macrobrachium rosenbergii) dan
sebagainya. Beberapa komoditas perikanan tersebut memiliki harga yang cukup tinggi,
dan merupakan komoditas ekspor. Selain untuk usaha penangkapan, sungai dan anak-anak
sungai serta biota-biota yang prospektif hidup di dalammya merupakan potensi yang dapat
dimanfaatkan pengembangan usaha budidaya ikan air tawar guna peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Saat ini pengelolaan dan pemanfaatan perairan umum sebagai usaha budidaya ikan
air tawar untuk pengembangan subsektor perikanan guna peningkatan kesejahteraan
masyarakat belum dilakukan secara optimal. Usaha budidaya perikanan di perairan umum
tersebut masih diusahakan di daerah perhuluannya dalam jumlah yang relatif terbatas.
Secara umum akar permasalahan dari belum dikelola dan dimanfaatkannya sumberdaya
perairan umum potensial tersebut secara optimal untuk budidaya ikan air tawar adalah dari
sisi non teknis yaitu masih terbatasnya pengetahuan dan keterampilan serta modal

1
masyarakat tentang budidaya ikan air tawar. Sedangkan di sisi lain secara teknis
permasalahannya adalah terbatasnya ketersedian sarana dan prasarana pendukung usaha
budidaya perikanan air tawar.

Salah satu prasarana budidaya ikan air tawar yang penting untuk mendukung
keberhasilan usaha budidayanya adalah balai benih ikan (BBI). Dalam pengembangan
budidaya ikan, keberadaan BBI sangat vital sebagai sarana yang berfungsi untuk
memproduksi induk dan benih ikan yang berkualitas (tepat jenis, tepat mutu, tepat waktu,
tepat jumlah, tepat tempat, tepat ukuran dan tepat harga) untuk memenuhi kebutuhan unit
pembenihan rakyat/penangkar ikan dan pembudidaya ikan yang berda di wilayahnya.
BBI yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Derah (UPTD), keberadaannya juga penting
yang bertugas untuk melakukan pembinaan dan pemantauan penerapan teknik perbenhan
dan distribusi benih, pengendalian mutu benih, pelestarian sumberdaya ikan dan
lingkungan, serta berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Untuk
keberhasilan pelaksanaan tupoksi tersebut, BBI harus didukung oleh sarana dan prasarana
yang cukup, kelembagaan yang mantap dan sistem tatalaksana yang memadai, serta
sumberdaya manusia yang memenuhi standar keterampilan/keahlian.
Sebagai suatu hal yang sangat mendasar, secara teknis keberhasilan BBI dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sangat bergantung pada kelayakan dan
kesesuaian lahan serta rancang bangun dan konstruksi BBI tersebut. Oleh karena itu BBI
harus memenuhi persyaratan kelayakan dan detail desain yang sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. Kegalalan dalam melakukan studi kelayakan dan penyusunan detail
desain berakibat pada kegagalan pada operasional teknis khususnya, dan keberhasilan
pelaksanaan tupoksi BBI umumnya. Oleh karena itu studi kelayakan dan penyusunan
detail desaian BBI harus dilakukan secara cermat, tepat dan teliti guna mendukung
keberhasilannya.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan ini adalah mengkaji kondisi biologi, fisika, kimia dan sosial
serta ekonomi lokasi kegiatan yang akan digunakan sebagai dasar dalam perencanaan
pembangunan dan penataan balai benih ikan (BBI) ikan air tawar sesuai dengan kondisi
yang ada guna menunjang pengembangan budidaya perikanan air tawar yang berwawasan
lingkungan di Desa Laman Satong Kecamatan Matan Hilir Utara Kabupaten Ketapang.

2
Tujuan kegiatan adalah:

1. Melakukan studi kelayakan pembangunan BBI ikan air tawar, baik


secara teknis maupun sosial-ekonomi masyarakat di lokasi studi yang
direncanakan.

2. Melakukan perencangan teknis berupa detail desain pembangunan BBI


air tawar yang merupakan acuan dalam pembangunan dan operasional
kegiatan BBI di lokasi kegiatan.

1.3. Keluaran

Beberapa keluaran kegiatan yang diharapkan adalah:


1. Laporan studi kelayakan budidaya pembangunan BBI air tawar di lokasi terpilih
yang berisikan:
- Kesesuaian lahan secara secara teknis (kondisi air dan tanah) dan sosial
ekonomi masyarakat setempat, serta aksesibitas (keterjangkauan) dan
komunikasi dengan lokasi budidaya ikan, sarana prasarana, dan pemasaran.
- Jenis-jenis komoditas ikan air tawar yang sesuai untuk dikembangkan
di kawasan pertambakan di lokasi kegiatan.
- Skala usaha dan target produksi benih yang akan dihasilkan.
- Kebutuhan biaya atau anggaran pembangunan (konstuksi)
- Kebutuhan biaya operasional BBI setiap tahun.
- Kebutuhan jumlah dan kualifikasi sumberdaya fasilitas dan sumberdaya
manusia yang diperlukan.
- Analisis finansial ekonomi usaha
2. Laporan detail desain BBI yang meliputi beberapa hal sebagai berikut:
- Gambar kondisi kontur lahan
- Perencanaan dan gambar lay out kompleks BBI
- Perencanaan dan gambar setiap teknis bangunan
- Perencanaan dan gambar setiap bangunan BBI (bangunan utama/pokok,
pendukung, penunjang, pengaman dan pelengkap).
- Perencanaan dan gambar setiap penampang bangunan.
- Spesifikasi teknis dan bahan bangunan yang digunakan
- Rencana anggaran biaya (RAB) pembangunan BBI.

3
- Jadwal pelaksanaan pembangunan/konstruksi BBI

II. METODOLOGI KEGIATAN

2.1. Lokasi Pekerjaan


Kegiatan ini direncanakan di Kabupaten Ketapang pada lokasi terpilih yaitu Dusun
Manjau Desa Laman Satong Kecamatan Matan Hilir Utara pada tahun anggaran 2012.

2.2. Jangka Waktu Pelaksanaan


Sesuai dengan surat perjanjian pekerjaan atau kontrak, kegiatan ini diharapkan
selesai dalam waktu 180 (seratus delapan puluh) hari kalender.

2.3. Ruang Lingkup Kegiatan

Secara garis besar pekerjaan ini terdiri beberapa kegiatan yaitu:


1. Studi kelayakanan pembangunan BBI air tawar yang meliputi beberapa kegiatan
yaitu:
- Studi kelayakan faktor-faktor input yang bersifat teknis seperti kondisi
lingkungan (sumberdaya alam) yaitu kualitas air, tanah, agroklimat, dan
kondisi alam lainnya serta komoditas.
- Studi kelayakan faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi lingkungan luar
(non teknis) seperti sosial, eknomi, sarana komunikasi, transportasi, kondisi
sosial-budaya, pendidikan, peraturan dan kebijakan pemerintah serta keamanan
dan lain sebagainya.
- Studi kelayakan faktor-faktor yang berkaitan dengan proses produksi seperti
sumber tenaga ahli dan terampil, semberdaya energi tersedia, sumber induk
ikan dan sarana produksi BBI lainnya.
2. Penyusunan Detail Desain BBI air tawar yang meliputi beberapa kegiatan Yaitu:
- Penyusunan dan gambar desain topografi dan kontur lahan. Kegiatan ini sangat
penting untuk penentuan ketinggian lahan dari sumber air, dan penentuan
kemiringan lahan sehingga pengelolaan sistem irigasi dapat dilakukan secara
optimal
- Penyusunan dan gambar desain tata letak sarana dan prasarana BBI yang
meliputi sarana pokok/utama, pendukung, penunjang, pengaman dan
pelengkap. Kegiatan bertujuan untuk menentukan tata letak sarana prasarana

4
tersebut, sehingga operasional BBI dapat dilakasanakan secara efektif dan
efisien, berdaya guna dan berhasil guna.
- Pembuatan gambar konstruksi setiap sarana dan prasarana utama, pendukung,
penunjang, pengamanan dan pelengkap. Pekerjaan ini bertujuan untuk
menyiapkan gambar dari setiap sarana dan prasarana yang sesuai standar dan
keperluan BBI, sehingga pengelolaannya dapat berlangsung dengan baik sesuai
fungsi dan tugas pokoknya dalam pencapaian tujuan, sasaran dan taget BBI
semula.
- Penyusunan RAB dan jadwal konstruksi dibuat untuk menginformasikan
anggaran dan biaya serta jadwal yang diperlukan setiap sarana dan prasarana
yang dibangun, sehingga dapat disaipkan kebutuhan biaya konstruksi dan
waktu (lama) yang diperlukan dalam pembangunan BBI.

2.4. Metode Kegiatan


2.4.1. Kesesuaian Lahan Pembangunan BBI

Dalam studi kelayakan, penentuan kesesuaian lahan untuk pembangunan BBI air tawar
dilakukan beberapa proses berupa survei lapangan yang meliputi pengumpulan data yang bersifat
teknis dan non teknis. Data teknis yang berkaitan dengan kelayakan BBI meliputi kualitas dan
kuantitas air, luas ketersediaan lahan dan kualitas tanah. Pendekatan teknis kesesuaian lahan studi
kelayakan tambak dilakukan dengan membandingkan kriteria standar kesesuaian lahan untuk BBI
air tawar sesuai yang telah ditetapkan oleh pemerintah berupa Keputusan Direktur Jenderal
Perikanan Budidaya Nomor: 1106/DPB.0/HK.150/XII/2006 tentang Standar Sarana, Fasilitas Fisik,
dan Operasional Balai Benih Ikan (BBI) dan Balai Benih Ikan Sentral (BBIS) dengan data diperoleh
dari hasil pengumpulan beberapa sampel fisik di lokasi penelitian sebagai hasil pengamatan
lapangan (ground check).

Selain kondisi fisik atau teknis, faktor-faktor non teknis yang berkaitan dengan kondisi
lingkungan luar yang diamati dalam penetapan lokasi pembangunan BBI ikan air tawar meliputi:

1) Indikator lokasi atau letak geografis, menunjukkan posisi relatif dan nilai strategis
dari suatu lokasi BBI. Untuk itu penentuan jarak dari pusat kota dan tempat
pengadaan sarana produksi dan pemasaran perlu ditentukan.

5
2) Indikator sosial dan budaya masyarakat setempat, lingkup variabel demografi yang
diamati meliputi; jumlah penduduk, kepadatan penduduk, struktur penduduk,
tingkat pendidikan, keamanan, dukungan masyarakat dan lain-lain.

3) Indikator aspek ekonomi, lingkup variabel yang dikaji adalah struktur pekerjaan
masyarakat, pengadaaan dan harga-harga sarana produksi BBI air tawar, dan
pemasaran benih ikan air tawar hasil produksi.

4) Indikator infrastruktur yang meliputi insfrastruktur sosial umum seperti listrik,


transportasi dan komunikasi.

5) Indikator kelembagaan meliputi kelembagaan pemerintah dan masyarakat yang


berkembang serta peraturan dan kebijakan pemerintah.

2.5. Penyusunan dan Pembuatan Detail Desain BBI

Hasil penilaian dari studi kelayakan BBI dilanjutkan dengan penyusunan detail desain
(detail engineering design) kompleks BBI yang dilengkapi dengan berbagai perencanaan dan
gambar topografi dan kontur lahan, tata letak sarana prasarana, sarana utama, pendukung,
penunjang, pengamanan dan pelengkap.

2.5.1. Pengukuran dan Pemetaan


Luas areal yang dipetakan adalah luas lahan untuk pembangunan BBI yang sudah
direncanakan atau tersedia di Dusun Manjau Desa Laman Satong Kecamatan Matan Hilir
Utara sebagai lokasi terpilih. Pemetaan dilakukan untuk penentuan luas areal dan
pembuatan garis kontur dengan menggunakan Teodolit. Selanjutnya titik hasil
pengukuran dihubungkan antara satu dengan lainnya sehingga membentuk poligon yang
dijadikan sebagai pedoman dalam konstruksi bangunan sarana BBI nantinya. Desain
untuk petak kolam cukup dicantumkan ketinggian pematang, lebar pamatang dan
ketinggian dasar kolam. Dalam mengukur dasar petak kolam yang diperhatikan adalah
adanya kemiringan dan caren yang berada disekeliling pematang petak kolam. Kemudian
hasil pengukuran dituangkan dalam gambar situasi menggunakan skala sebagai berikut:
gambar ikhtisar lay out 1 : 1.000; penampang melintang dengan skala tegak dan mendatar
1 : 100, sedang penampang memanjang dengan skala tegak 1 : 200 dan skala mendatar 1 :
2000.

2.5.2. Survey Hidrologi, Oceanografi dan Tanah

6
Survey hidrologi dilakukan untuk mendapatkan data kondisi aktual di lapangan
sebagai masukan untuk perencanaan jaringan irigasi petak kolam di komplek BBI yang
berkaitan dengan penggunaan suplay air baik. Data yang akan diperoleh antara lain jumlah
sumber air yang ada dan besar debit masing-masing, serta karakteristik sumber air dan
saluran-saluran yang ada. Analisis terhadap data-data hidrologis ini sangat berpengaruh
terhadap kondisi perkolaman dan keberhasilan pembenihan ikan pada umumnya serta
sistem tata saluran pada khususnya.

Survei tanah di lapangan dimaksudkan untuk menyelidiki sifat-sifat tanah meliputi


sifat fisik dan mekanis tanah. Penguasaan terhadap sifat-sifat tanah di lokasi tambak
sangat membantu dalam efisiensi pelaksanaan pembangunan yang dituangkan dalam
rancana teknis terutama dalam penentuan rencana konstruksi bangunan dan jalan. Analisis
yang dilakukan terhadap sifat-sifat tanah hasil uji sampel tersebut antara lain adalah
tekstur dan struktur tanah, tingkat drainase tanah, analisa kestabilan lahan dan daya
dukung tanah.

2.5.3. Perencanaan Detail


Perencanaan detail yang dilakukan meliputi beberapa hal yaitu: perencanaan tata
letak sarana prasarana kompleks BBI, hidrolis jaringan irigasi dan kelengkapannya. Selain
itu juga dilakukan perencanaan struktur yang meliputi: peak kolam, tanggul, jalan
produksi, jembatan, gorong-gorong, pintu air, dan sarana pendukung, pelengkap dan
pengaman lainnya (gudang, kantor, laboratorium dan sebagainya).

III. JADWAL KEGIATAN

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk merealisasikan kegiatan ini pada tahun


anggaran 2012 adalah sebagai berikut:

Bulan
No. Kegiatan
6 7 8 9 10 11 12
1. Penyusunan TOR
2. Laporan Pendahuluan
3. Pelaksanaan Kegiatan
- Survey teknis
- Survey non teknis
- Pengukuran dan pemetaan
- Analisis kesesuaian lahan
- Penyusunan DED BBI
4. Pelaporan kemajuan

7
5. Pelaporan akhir
6. Seminar laporan akhir
7. Perbaikan laporan akhir

IV. SUMBERDAYA MANUSIA

Kegiatan ini melibatkan berbagai atau multi disiplin ilmu terbait yang memiliki
tugas pokok dan fungsi yang berbeda dan saling terkait:

No. Disiplin Ilmu Posisi Tugas Pokok dan Fungsi


1. Budidaya Perairan Ketua Tim - Mengkoordinasikan seluruh kegiatan.
- Melakukan analisis kesesuaian lahan dan
mengarahkan penyusunan DED BBI
2. Tanah dan Agroklimat Anggota - Mengkoordinasikan kegiatan pengambilan
data tanah dan agroklimat
- Menganalisis data tanah dan agroklimat
(biofisik dan kimia)
3. Manajemen Anggota - Mengkoordinasikan kegiatan pengambilan
Sumberdaya Perairan dan pengumpulan data hidrologi dan
oceanografi
- Menganalisis kualitas air (biofisik dan
kimia)
4. Teknik sipil Anggota - Mengkoordinasikan kegiatan perancangan
dan rekayasa DED BBI
- Menganalisis data perancangan dan
rekayasa DED BBI
- Membuat gambar DED BBI
5. Sosiologi Anggota - Mengkoordinasikan kegiatan pengambilan
dan pengumpulan data sosial dan
kemasyarakatan
- Menganalisis sosial dan kemasyarakatan
6. Ekonomi Manajemen Anggota - Mengkoordinasikan kegiatan pengambilan
dan pengumpulan ekonomi
- Menganalisis ekonomi (finansial usaha
pembangunan BBI)
7. Teknisi - - Membantu pengambilan dan pengumpulan
data biofisik, sosial, dan ekonomi

Anda mungkin juga menyukai