BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Bencana dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu dari bencana
yang mungkin terjadi adalah bencana terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB).
Justifikasi
Simulasi bencana KLB merupakan suatu keharusan sebagai bagian dari
kesiapan staff di RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo dalam menghadapi
bencana KLB.
Rencana Strategis
1. Tercapainya unsur keselamatan dan kesehatan yang baik dengan
mengutamakan unsur preventif dan promotif.
2. Simulasi ini dapat dijadikan contoh acuan bagi rumah sakit lain di
Indonesia.
B. Tujuan
Tujuan dan manfaat dari pembuatan pedoman ini adalah untuk :
1. Melakukan persiapan terhadap adanya situasi darurat berdampak
merugikan akibat bencana KLB keracunan makanan.
2. Membuat prosedur terpadu terhadap penanganan tanggap darurat KLB
keracunan makanan.
3. Seluruh pekerja di rumah sakit dapat memahami sistem penanganan dan
berperan serta dalam melakukan tindakan darurat KLB.
4. Menciptakan jaringan komunikasi di rumah sakit saat terjadi bencana KLB.
5. Menyiapkan sarana transportasi dan komunikasi .
C. Ruang Lingkup
Simulasi bencana ini ditujukan kepada seluruh pekerja yang ada di RSUP
Nasional dr. Cipto Mangunkusumo khususnya bagian IGD sehingga pada saat
terjadi dapat mengambil tindakan sesuai prosedur yang telah dibuat. Hal ini juga
berguna untuk mengurangi jumlah kerugian dan mencegah adanya korban yang
dapat berasal dari pasien, pengunjung, maupun pekerja di RS.
D. Landasan Hukum
Dasar hukum dilaksanakannya Simulasi di RSUP NASIONAL DR. CIPTO
MANGUNKUSUMO adalah :
UU no. 4 tahun 1984 tentang Penyakit Menular
PP no. 40 th 1991 tentang Penanggulangan Penyakit Menular.
Permenkes no. 1501/Menteri/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular
Tertentu yang Dapat Menimbulkan dan Upaya Penanggulangan.
Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
Kepmenkes No. 106/2004 tentang Tim Pengembangan Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dan Pelatihan
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)/General Emergency Life
Support (GELS) Tingkat Pusat.
SK Direktur Utama RSCM nomor 18630/TU.K/34/XI/2011 tentang
Tanggap Darurat dan Bencana.
Section II Standar JCI Chapter 12 Section 6 (rumah sakit membuat rencana
manajemen kedaruratan dan program penanganan kedaruratan
komunitas, wabah, bencana alam atau bencana lainnya) dan Section 6.1.
(simulasi terhadap rencana dan penanggulangan darurat) maka
diperlukan adanya suatu buku pedoman mengenai rencana rumah sakit
dalam menghadapi keadaan darurat dan bencana.
E. Sasaran
Peserta simulasi, tim penanggulangan bencana korporat RSCM, khususnya
IGD RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo ditambah dengan bagian
yang terkait lainnya.
Unit/Bagian yang berada dalam gedung, Penanggung jawab gedung,
Kepala Ruangan, serta pegawai yang terlibat pada saat simulasi.
BAB II
Analisa Bahaya Potensial Kejadian Luar Biasa akibat Keracunan Makanan
Setiap makanan siap saji selalu mengalami proses penyediaan, pemilihan
bahan mentah, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan sampai penyajian. Dari
semua tahapan tersebut memiliki risiko penyebab terjadinya keracunan pangan
apabila tidak dilakukan pengawasan pangan secara baik dan benar (Kemenkes RI,
2012). Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan di Indonesia tahun 2011
sebanyak 128 kejadian dari 25 propinsi. Jumlah orang yang terpapar dalam KLB
keracunan pangan sebesar 18.144 orang (BPOM RI, 2011). Tahun 2012
mengalami penurunan 44% dengan 84 kejadian yang berasal dari 23 propinsi.
Jumlah orang terpapar dalam KLB keracunan pangan sebesar 8.590 orang (BPOM
RI, 2012). Sedangkan tahun 2013 KLB keracunan pangan di Indonesia mengalami
penurunan 36% dengan 48 kejadian yang berasal dari 34 propinsi.
Penyebab KLB keracunan pangan di Indonesia tahun 2013 berasal dari
masakan rumah tangga sebesar 27,38% (23 kejadian), pangan jasa boga sebesar
16,67% (8 kejadian), pangan olahan sebesar 14,38% (7 kejadian), pangan jajanan
sebesar 16,67% (8 kejadian) dan tidak diketahui sumber penyebabnya sebesar
4,17% (2 kejadian) (BPOM RI, 2013).
Hasil survei Awareness Keamanan Pangan Konsumen di Rumah Tangga
tahun 2013 oleh Badan POM menunjukkan bahwa penyalahgunaan bahan
berbahaya dalam pangan (94%), keracunan pangan (83%), dan residu pestisida
(77%). Berbagai permasalahan keamanan pangan yang dihadapi masyarakat
Indonesia antara lain penggunaan bahan berbahaya pada pangan (formalin pada
mi basah, boraks pada bakso, dll), penggunaan bahan tambahan pangan melebihi
batas aman seperti siklamat pada minuman jajanan anak sekolah, pangan impor
yang tidak memenuhi syarat seperti ikan yang mengandung Salmonella,
keracunan yang tidak ditangani dan ditelusur dengan baik, dan cemaran
mikrobiologi yang dihiraukan karena rendahnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya keamanan pangan.
Indonesia menghadapi berbagai persoalan keamanan pangan terlebih
dengan terbukanya akses global, oleh karena itu dibutuhkan peran strategis
Badan POM, Universitas, dan Pemerintah Daerah dalam menanggulanginya.
Jenis KLB
1) Menurut Penyebab
a) Toksin : Entero toksin, exotoxin, endotoxin
b) Infeksi : Virus, bakteri, cacing, protozoa
c) Toksin Biologis : racun jamur, plankton, alfatoxin, racun ikan, racun,
tumbuh-tumbuhan
d) Toksin Kimia : zat organic (logam berat, cyanide), insekta, gas beracun
2) Menurut Sumber
a) Dari Manusia : jalan nafas, tangan, tenggorokan, hubungan seks, tinja
b) Kegiatan Manusia : toksin bilogis dan kimia (tempe brongke,
penyemprotan, penangkapan ikan dengan racun), jarum suntik tidak steril
c) Dari Binatang : binatang piaraan, ikan, binatang pengerat (contoh :
leptospirosis)
d) Serangga : lalat, nyamuk (DBD, filarial, malaria)
3) Dari udara dan air : stapilococcus, streptococcus, vibrio
4) Dari makanan dan minuman : keracunan singkong, jamur makanan kaleng
Jalur Komunikasi
Direktur Utama
RSCM
Direktur Keadaan
Darurat Bencana
Direksi
(Direktur Umum &
Operasional)
Menyetujui, Mengetahui,
Direktur SDM dan Pendidikan Direktur Umum dan Operasional
X. LAMPIRAN
Rincian biaya simulasi.
Mengetahui
Kepala Unit K3RS
Drs.Zailani Asri, MM
196205101983021002