DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
NIM. P07224320099
Tahun : 2022
Kejadian Luar Biasa yang selanjutnya disingkat KLB, adalah timbulnya atau
epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan
meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
sifat penyebab, sumber dan cara penularan serta faktor yang dapat mempengaruhi
timbulnya wabah.
Keracunan makanan adalah keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau
makanan ke dalam tubuh melalui mulut yang mengakibatkan bahaya bagi tubuh
(Junaidi, 2011). Keracunan makanan adalah suatu penyakit yang terjadi setelah
menyantap makanan yang mengandung racun, berasal dari bahan beracun yang
terbentuk akibat pembusukan makanan dan bakteri (Junaidi, 2011). Gejala spesifik dari
keracunan makanan adalah mual muntah, sakit perut, diare, sesak napas, sakit kepala,
yaitu dengan mengupayakan penderita untuk memuntahkan zat atau 13 makanan yang
telah dikonsumsi penderita. Cara yang bisa dilakukan untuk merangsang muntahan
adalah dengan memberikan minuman susu. Selain itu, cara yang bisa dilakukan adalah
dengan meminum segelas air yang telah dicampur dengan satu sendok teh garam dan
berikan minuman teh pekat (Junaidi, 2011). Pertolongan pertama keracunan makanan
adalah dengan minum air putih yang banyak, pemberian larutan air yang telah
dicampur dengan garam. Pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah dengan
mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat muntah atau diare (Hardiman,
2014).
mempengaruhinya.
Konsep yang terpenting adalah bagaimana menjawab 5W +1H. Hal tersebut mengacu
1. Orang ( Person)
2. Tempat (Place)
3. Waktu (Time)
Pada penelitian ini adalah meneliti KLB keracunan makanan di wilayah DI.
terhadap contoh uji bahan makanan yang diduga sebagai sumber keracunan. Untuk
identifikasi etiologi KLB Keracunan Makanan diperlukan pemeriksaan terhadap
contoh uji bahan pangan yang diduga sebagai penyebab, muntahan, feces, air kencing,
darah atupun jaringan tubuh lainnya. Contoh uji harus diambil, dikemas, dan dikirim
secara aseptis ke laboratorium dengan cepat dan tepat, dan diupayakan tidak terjadi
perubahan fisik, kimia, dan biologi. Hasil penyelidikan epidemiologi akan digunakan
Kesehatan R.I., 2020). Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
bidang pencegahan dan pengendalian penyakit. Tugas dan fungsi (tusi) utama adalah
dan laboratorium kesehatan masyarakat. Salah satu indikator yang digunakan adalah
penanganan KLB. Tusi tersebut merupakan support system dan berhubungan langsung
dengan dinas kesehatan kabupaten/kota di wilayah layanan yaitu Provinsi Jawa Tengah
lingkungan, dan kedaruratan kesehatan masyarakat. Tusi dapat dijalankan optimal jika
terbentuk jejaring yang kuat yang didukung sistem informasi untuk menjembatani
Yogyakarta, 2022). Di era digital, dimana berbagai aktifitas manusia telah didukung
teknologi canggih, komunikasi merupakan bidang yang berkembang sangat cepat.
kesehatan antara fasilitas kesehatan pusat dan daerah. Saat ini layanan respon sinyal
dilakukan melalui komunikasi telepon, aplikasi whatsapp, dan email. Komunikasi dan
informasi yang terbentuk belum terstruktur dan terintegrasi dalam suatu sistem yang
baik. Tidak jarang contoh uji yang dikirim tidak dilengkapi data penyelidikan
kesimpulan dan memberikan rekomendasi. Oleh karena itu perlu dirancang sistem
informasi yang dapat digunakan untuk layanan komunikasi, informasi dan manajemen
data dalam respon sinyal KLB/bencana antara lain Sistem Informasi Respon Cepat
atau tidak sadar sama sekali (koma atau shock) atau delirium (rebut) atau malah
apakah korban hanya seperti mengantuk, sopor, sopor rakomatus atau benar-
benar sudah koma. Korban yang dengan koma dan bersuara seperti mendengkur
harus hati-hati karena itu menunjukkan dalamnya koma. Tindakan yang dapat
mulut dari lender, muntahan, ludah, dan sisa racun kalau ada.
Gejala keracunan yang mungkin saja muncul beserta tindakan yang dapat
Gejala ini timbul karena racun tertentu. Penderita ini akan sulit diatur.
merusak sekitarnya
b. Shock
tidak enak yang menyengat. Shock primer dan bila berlanjut akan
menjadi shock sekunder, yang gejalanya antara lain: pucat, dingin,
dapat dilakukan:
menelan bensin, menelan cat dan lain sebagainya. Dapat juga terjadi pada usaha
bunuh diri atau pembunuhan misalnya dengan obat tikus, obat nyamuk
berikut:
• Beri bahan adsorben seperti, arang aktif (norit), susu (bubuk) 4) Kirim
segara ke Rumah Sakit beserta bahan, tempat bahan yang dicurigai dan
muntahannya.
Tindakan ini diberikan pada penderita yang sadar. Pada penderita koma
seperti arang yang sudah diaktifkan, resins, kaolin, dan susu yang sudah
dievaporasi.