Anda di halaman 1dari 5

LIGAMENTUM PERIODONTAL

TUGAS KULIAH

Disusun Oleh :

PRODI KEDOKTERAN GIGI 2016


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO

LIGAMENTUM PERIODONTAL
Ligamentum periodontal merupakan bagian dari periodontium yang terdiri dari:
ginggiva, ligamen periodontal, sementum serta tulang alveolar. Ligamentum periodontal
adalah jaringan ikat yang meliputi akar gigi dan menghubungkan akar gigi (sementum)
tersebut dengan tulang alveolar. (Caranza, 2012)

FUNGSI LIGAMENTUM PERIODONTAL:

a. Physical Function
- Berfungsi untuk menyalurkan tekanan kunyah ke tulang
- Sebagai perlekatan gigi dengan tulang alveolar
- Transmisi tekanan oklusal ke tulang alveolar
- Menjaga saraf dan pembuluh darah terhadap perlukaan akibat trauma mekanis
- Mempertahankan hubungan jaringan gingiva ke gigi
- Menahan dampak tekanan oklusal (shock absorption) pada fungsi pengunyahan
 Ligamentum Periodontal sebagai Shock Absorption (Caranza, 2012)
Ada tiga teori mekanisme sebagai pendukung gigi yaitu:
1. Teori Peregangan (Tensional Theory)
Pada waktu tekanan kunyah mengenai mahkota gigi serat-serat utama
menjadi tidak melipat (unfold), meregang, memanjang. Akibatnya gaya
disalurkan kepada tulang alveolar sehingga tulang mengalami deformasi
elastik. Apabila sudah mencapai batas kemampuan tulang alveolar, gaya akan
diteruskan kepada tulang basal.
2. Teori Sistem Visko-elastik (Viscoelastic Systen Theory)
Bila gaya kunyah mengenai gigi, cairan ekstraseluler ligamen periodontal
mengalir ke arah rongga-rongga tulang melalui lubang-lubang kecil pada
lapisan kortek tulang. Karena pengeluaran cairan tidak terjadi seketika, maka
bersifat sebagai shock absorber.
3. Teori Tiksotropik (Thixotropic Theory)
Teori ini berdasarkan adanya respon fisiologis ligamen periodontal yang
secara biologis berubah viskositasnya.

Selain teori mekanisme dukungan gigi sebagai shock absorption


tersebut, ada hal-hal lain yang dapat menyebabkan dukungan dari gigi
menjadi lebih baik, diantaranya:

 Reseptor-reseptor syaraf pada ligamen periodontal akan berfungsi alarm


bahaya bila tekanan kunyah akan menyebabkan trauma
 Jaringan Periodontal gigi yang hilang lebih luas daripada mukosa bekas
gigi tersebut.
 Kompresibilitas jaringan periodontal lebih kecil daripada kompresibilitas
mukosa, sehingga pengunyahan pada pemakaian gigi tiruan sebagai
dukungan gigi akan terasa lebih mantap.
 Dukungan melalui mukosa adalah proses kompresi sehingga lebih
mungkin menyebabkan kehancuran/kerusakan, sedangkan dukungan
melalui ligamen periodontal adalah proses peregangan (tension) sehingga
lebih mungkin menyebabkan pembentukan.

Ada beberapa kondisi yang akan mempengaruhi kemampuan gigi


untuk menahan tekanan kunyah. Antara lain: bentuk morfologi akar, luas
permukaan akar yang didukung tulang dan perbandingan panjang
mahkota terhadap akar serta mobilitas gigi.

b. Formative and Remodeling Function


- Fungsi formative:
Sel-sel ligamen periodontal berperan dalam proses resobsi dan formasi
sementum dan tulang alveolar yang terjadi dalam pergerakan gigi secara
fisiologis untuk menyesuaikan beban oklusal serta memperbaiki kerusakan.
(Litsgarten, 2013)
- Fungsi remodeling:
Ligamen periodontal selalu mengalami remodeling, yaitu sel tua dan serat
yang rusak akan turun dan diganti oleh yang baru sedangkan aktivitas mitotic
dapat dilihat pada fibroblast dan sel endothelial. Bentukan fibroblast dari serat
kolagen, dan sisa mesencymal berkembang menjadi osteoblast dan
sementoblast. (Litsgarten, 2013)
Oleh karena itu sel mesenkim yang tidak berdifferensiasi, (berada disekeliling
pembuluh darah) berdiferensiasi menjadi sel-sel khusus, diantaranya:
1. osteoblas yang membentuk tulang
2. sementoblas yang membentuk sementum
3. fibroblas yang membentuk serabut jaringan ikat
Sel-sel multinukleus (berasal dari makrofag darah):
1. osteoklas (sel peresorbsi tulang)
2. odontoklas (sel peresorbsi gigi)
Contoh fungsi formatif/remodeling ligamen periodontal antara lain:
pembentukan dan resorbsi tulang alveolar dan sementum pada
proses migrasi/pergerakan gigi secara fisiologis ke arah mesial.

c. Nutritional and Sensory Function


- Fungsi nutrisional:
Ligamen periodontal kaya akan suplai pembuluh darah yang berasal dari
arteri dental yang masuk melalui foramen apikal dan dari pembuluh darah dari
tulang yang berdekatan. Hal ini menjamin pasokan nutrien ke sementum,
tulang alveolar dan gingiva dan tersedianya drainase limfatik. (Louis 2005)
- Fungsi sensori:
Pada ligamen periodontal terdapat serabut saraf sensori yang dapat
menghantarkan rabaan, tekanan dan rasa nyeri melalui serabut syaraf sensoris
trigeminal. Ini berasal dari saraf-saraf dental yang menembus fundus alveolus
masuk ke ruang ligamen periodontal, dimana saraf-saraf tersebut akan
kehilangan selubung mielinnya (myelinated sheath) dan berujung pada salah satu
dari 4 jenis ujung serabut syaraf sensoris trigeminal, yaitu nerve ending/free
ending, yang memiliki konfigurasi tree-like/ banyak percabangan dan membawa
sensasi nyeri, mekanoreseptor Ruffini-like berlokasi pada daerah apikal,
Meisner’s yang juga mekanoreseptor yang ditemukan pada bagian tengah akar
dan spindlelike untuk tekanan dan getaran yang dikelilingi oleh kapsul fibrous
dan berlokasi didalam apeks. (Newman,dkk.2006; Rateitschak,dkk.2004)
Jaringan saraf yang bersifat propriosepsi memungkinan seseorang
merasakan kekuatan yang diberikan kepada gigi geligi, gerakan gigi dan
tempat benda asing pada atau diantara permukaan gigi. Rasa propioseptif ini
dapat menggerakkan mekanisme refleks protektif yang membuka rahang
bawah untuk mencegah injuri pada gigi-gigi dan ligament periodontal bila
seseorang menggigit benda keras. Propioseptif memungkinkan lokalisasi
daerah inflamasi pada ligament periodontal.

DAFTAR PUSTAKA
Louis I.grossmen, Seymour Oliet, Carlos E. Del Rio. 2005. Ilmu Endodontik dalam Praktik
(Endodontic Pratice). Ed 11. Jakarta : EGC.

Scheid RC, Weiss G. Woelfel’s dental anatomy. 8th ed. Jakarta: EGC.2013: hal 199.

Manson, J.D. dan Eley, B.M. 1993. Buku Ajar Periodontiti. Jakarta: Hipokrates.

Listgarten MA. Histology of Periodontium. http://www.dental.pitt.edu


Diakses pada tanggal 26 November 2017.

Carranza Fermin A, HH Takei, Michael G Newman, Clinical Periodontology 11th ed. 2012.
WB Saunders: Philadelphia.

Newman MG, HH Takei,FA Carranza, Clinical Periodontology 10th ed. 2006. WB


Saunders: Philadelphia.

Rateitschak M, HF Wolf, TM Hassel. 2004. Color Atlas of Periodontology. Stutgart: New York.

Anda mungkin juga menyukai