Anda di halaman 1dari 2

Wawancara dengan seorang anggota TNI-AD : Mengintip Kehidupan Awal

Hingga sekarang

Sore itu, hujan deras mengguyur kota Bekasi. Namun tidak menyurutkan niat saya untuk bertemu
dengan seorang anggota TNI - AD di Yonis Mekanis 202 Tajimalela Rawalumbu Bekasi atas
rekomendasi kenalan saya untuk melakukan sedikit wawancara tentang awal kehidupannya
sebelum menjadi TNI hingga sekarang.

Dengan sabar, saya menunggu dia menjemput saya di depan RS St. Elisabet Bekasi. Beberapa menit
kemudian dia datang, setelah sedikit basa - basi dan perkenalan singkat saya diajak ke bagian
dalam markas TNI tersebut. Hahhaha ternyata saya diajak olehnya untuk makan siang. Tentu saja
saya tidak menolak, dengan perut lapar seperti ini. :)

Setelah makan siang tersebut, kemudian saya diajak ke barak mereka. Di situlah saya memulai
wawancara singkat ini

S = saya
Ns = Narasumber

S : Terimakasih ajakan makan siangnya mas. Jadi kenyang. Hehehhe

Ns : Ia sama –sama

S : Oh ya, tadi kita sudah kenalan. Tapi kalau bisa, mas kenalkan lagi dong namanya serta asalnya

Ns : Nama saya Senieli. Asal saya dari Kota Gunungsitoli, Nias.

S : Oh okee. Dulu sebelum masuk di militer, mas lulusan apa dan tahun berapa lulusnya.

Ns : Saya lulusan SMA, lulus tahun 2004. Setelah lulus saya memang sudah bercita - cita menjadi tentara.
Karena itu, saya langsung ke Jakarta untuk mendaftar. Namun karena sedikit masalah, saya malah
menganggur selama 7 bulan di sini. Hingga awal tahun 2005 tepatnya bulan februari, saya akhirnya
benar - benar mendaftar di Kodam Jaya UKI Cililitan.

S : ooohh.. Itu awalnya sewaktu SMA kehidupannya gimana mas?

Ns : Masa sebelum SMA itu, saya tinggal di rumah saudara di kota Gunungsitoli. Kehidupan di desa saya
pikir tidak akan membuat saya maju. Walau berat karena kondisi keuangan keluarga yang belum
mapan, saya jalani sebisa mungkin...

S : Jadi, masuk ke militer ini juga untuk mengubah keadaan itu ya mas ya

Ns : Ia benar.
S : Trus, awal masuk itu bagaimana mas.

Ns : Ya, awal masuk di militer, kehidupan masih susah dan masih bergantung dari orang tua di desa. Masih
belum bisa mencukupi diri sendiri karena masih menjalani tahap pendidikan.

S : Nah kalau sekarang bagaimana mas

Ns : Kalau kehidupan sekarang, ya sudah lumayan. Sudah bisa menghidupi diri sendiri tanpa bergantung
lagi dari orang tua. Istilahnya sudah mandiri.

S : Ke depannya nanti ada harapan apa ya mas ya. Maksudnya untuk hidup di masa depan apa ada
rencana - rencana yang ingin diwujudkan.

Ns : Oh ia tentu saja ada. Saya ingin membangun rumah tangga juga tentunya. Semoga bulan 6 ini dapat
terwujud. Hehehe.

S : Wah, mau nikah ya mas. Mantepp. Terus apa lagi mas

Ns : Ya ingin ngebuat nasib jadi semakin baik lagi ke depannya. Punya rumah sendiri, punya keluarga serta
membesarkan anak - anak. Oh tentu saja bisa merawat orang tua juga nantinya...

S : Wow bagus sekali mas. Baiklah mas. Terimakasih atas waktu yang sudah diluangkan buat saya ya mas.

Ns : Iya sama - sama.

Setelah itu, kami berfoto berdua di ruangan aula barak tersebut dibantu juniornya bernama M.

Sepulang dari situ, saya menyempatkan diri berfoto di barisan panser panser yang terpakir gagah.
Lumayan buat kenang - kenangan..

Hehhehehehe :)

Anda mungkin juga menyukai