Web : http://gede-siddiarta.blogspot.co.id/2011/11/heterogenitas-
reservoir_15.html
Suatu reservoir dimana zona produktif terdiri dari beberapa lapisan batuan dimana
karakteristik fluida, batuan dan kondisi reservoir tidak sama dinamakan reservoir
berlapis. Keadaan tidak seragam dari satu lokasi ke lokasi lain dari lapisan satu
terhadp lapisan lain sebagai hasil siklus geologi. Siklus yang membentuk reservoir
berlapis melalui tahap pelapukan, transportasi, dan pengendpan dalam lingkungan
transisi. Pada sub bab berikut dijelaskan proses terjadinya, mekanisme penjebakan
dari reservoir berlapis.
Gambar 3.1
Endapan delta umumnya mempunyai perlapisan silang siur (cross bedding) yang
terdiri atas tiga lapisan ynag saling berhubungan tetapi mempunyai lithologi yang
berbeda. Tiga lapisan yang dimaksud adalah : lapisan muka, lapisan dasar, dan
lapisan tutup.
Gambar 3.2
Jebakan struktur juga sangat umum menandai delta. Dalam jebakan sesar
tumbuh digiatkan oleh progradasi pasir delta front diatas kondisi tidak stabil dan
penambahan Lumpur prodelta pada tepi shelf. Karenanya sesar tumbuh aktif
dalam system high constructive lobate delta.
Dome dalam facies lain delta (delta – plain atau antar delta, dengan banyak
pengendapan Lumpur), umumnya tidak produktif. Bagaimanapun juga dome
termasuk juga sumber tahap lanjut hidrokarbon dari sedimen prodelta.
Gambar 3.3
High – constructive Delta bertipe kaki burung ada di Missisipi. Sejumlah channel
tersebar membentuk jari – jari bar ke arah laut. Pasir reservoir tertahan ke jari –
jari delta (finger) ini, deposite delta terdominasi oleh Lumpur.
High – constructive delta jenis lobate (delta ekor kuda, seperti Modern Nile
dan Niger River), yang mana sejumlah kecil channel active yang tersebar
membangun delta sepanjang front convex ke arah laut. Semua dikuasai oleh
proses regresi, dimana pasir tipis, sepanjang delta front merupakan batuan
reservoir (terlihat pada Gambar 3.5).
Sesengguhnya yang bersifat delta merupakan bagian dari kipas alluvial dan
transport pasir terus menerus dari lingkungan sub – aerial, melewati fluvial ke
delta dan mungkin endapan marine yang paling membentuk lingkungan
pengendapan campuran. Contoh terbaru adalah jenis delta Gilbert di danau
Bonneville berumur Pleistocene.
Gambar 3.5
Delta besar memerluakan waktu lama pembentukan dan bertahap. Karena proses
regressive bentuk delta dapat berupa ekor kuda atau kaki burung, dan karena
kondisi regressive delta menjadi komplek.
5. Penyebaran pasir channel dan mulut bar dalam dataran dengan permeabilitas
(k) dan porositas bagus serta ripple marks dalam skala ukuran kecil, tetapi
biasanya kondisi bagus ke arah atas. Kontak tajam dengan shale ada di atas dan di
bawah. Pasir bar mulut sungai mempunyai batuan yang bersifat mustone, kontak
pada bagian atas kasar, tetapi kontak ke bawah berupa pasir di atas clay. Kedua
jenis tubuh pasir mempunyai geometri linier dan semakin tipis miring ke bawah;
mereka berasosiasi dengan tanggul (leeve) sungai. Dalam kurva SP berbentuk
block, block seperti gergaji atau berbentuk bell (bell – shaped).
4. Pasir bar menjari; clean sand, non marine, coarsening ke atas, dan
perkembangan struktur berupa cross bedding.
3. Deposite jari delta lebih keluar batas kenampakan delta, dengan terlihat
adanya mulut bar sungai. Pada lingkungan transisi yang terlewati air payau,
batupasir bersifat shally terdapat antara delta front dengan endapan dataran delta.
Permeabilitas pada deposite jari delta rendah.
Berupa pasir terlaminasi silt dan clay. Pasir ke arah atas berukuran coarse, dan
mungkin mempunyai porositas dan permeabilitas bagus. Deposite delta front
menghadirkan fasa aktif dari delta.
1. Pasir Prodelta
Kandungan batupasir atau silt tipis. Clay dibawah kondisi terkompaksi dan
kelebihan tekanan akan terjadi jika tertumpang tindih oleh pasir yang terendapkan
secara cepat. Ketidakselarasan sisa endapan prodelta mungkin termasuk
komponen non klastik, contohnya algal reefs.
Gambar 3.6
Tidak juga paling produktif tetapi mungkin dapat dibilang tidak biasa karena
reservoir batu pasir disebelah selatan USA terdiri atas granite wash dalam delta
kipas (fan delta) berukuran raksasa, yang mana terprograde dari batuan dasar
(basement) yang terangkat dengan cepat sewaktu Pennsylvanian akhir dan waktu
Permian.
Gambar 3.7
Ada juga cekungan di Siberia barat, yang mana lapangan minyak dan gas
terjebak dalam batu pasir multiplayer, berasosiasi dengan
batubara (Gambar 3-11).
Gambar 3.8
Penampang Struktur Yang Memotong Sisi Timur Graben Reconcave,
Pantai Brazil. Memperlihatkan Delta KipasCretaceous Lower (termasuk
reservoir batupasir)22)
Gambar 3.9
Gambar 3.10
Pasir berlapis – lapis jenis diatas ditemukan juga di lapangan Attaka, yang
memiliki 34 pasir produktif (contoh multilayer reservoir). Sedangkan multilayer
muda, berada pada lapangan Cheleken dan Baku di Caspian Basin, terendapkan
dalam seri delta kipas Pliocene (Gambar 3-11).
Gambar 3.11
Caspian Basin Selatan (Formasi Produktif) Memperlihatkan Sistem Delta
Dimana Pasir Produktif Lapangan Minyak Baku dan Cheleken
Terendapkan22)
Heteregenitas reservoir dapat terjadi pada suatu reservoir, dimana kondisi seperti
ini paling ideal dan paling banyak didapatkan di reservoir. Variasi parameter
reservoir dapat diidentifikasikan antara lain dengan cara interpretasi log.
Pelarutan CaCO3
Air yang melalui celah batuan (terutama batuan karbonat), akan melarutkan
limestone dan meningkatkan porositas batuan.
Kristalisasi Ca(HCO3)2
Pembentukan kristal Ca(HCO3 )2 dari CO2 dan H2O pada temperatur tinggi akan
mengakibatkan turunya porositas batuan.
Dolomitasi
Fracturing
Bila rekahan tak disertai oleh sementasi, maka dapat menaikkan porositas batuan.
Kompaksi
Kompaks dapat mengakinatkan pengkerutan mineral dan secara langsung akan
menurunkan porositas.
Geometri dapat berupa ukuran rongga pori, ukuran tubuh pori, peretakan
dan kekasaran butir matrik, akan mempengaruhi terhadap besarnya porositas
maupun permeabilitas batuan reservoir, dan sekaligus parameter diatas
menunujukan besarnya cadangan yang dapat ditampung dan diproduksikan. Oleh
karena itu, geometri pori – pori dapat digunakan sebagai pengontrol heterogenitas
reservoir dalam skala miroskopis.\
Dari contoh dapat dilihat bahwa ukuran butir pada channel dari atas ke
bawah semakin besar dan untuk deltaic bar terjadi sebaliknya. Dengan demikian
juga untuk tekstur, ruang pori, kapilaritas dan kontinuitas terjadi sebaliknya,
dimana untuk channel ukuran butir dan sortasinya semakin keatas akan semakin
baik, kemudian untuk porositasnya semaki keatas semakin besar dan ukuran porI
– pori semakin keatas semakin halus, sehingga permeabilitasnya semakin ke atas
semakin rendah. Sedangkan untuk saturasi airnya semakin keatas semakin besar,
hal ini disebabkan karena kontinuitasnya semakin keatas semakin buruk. Untuk
lingkungan pengendapan deltaic bars akan terjadi kebalikan dari channel, baik
ukuran butir, sortasi, porositas, ukuran pori, permeabilitas dan saturasi air maupun
kontinuitasnya.
Gambar 3.7
Profil Permeabilitas Ideal Dan Rekaman Log Pada Delta Dan Channel 1)
Gambar 3.8
Kemiringan Water Oil Contac (WOC) Dikarenakan Perbedaan
Permeabilitas 6)
Gambar 3.9
Dari gambar 3-9B, layer 1 dan layer 3 tidak memproduksikan air, tetapi layer 2
dan layer 4 memproduksikan air, karena layer ini sudah memasuki zona transisi.
Demikian halnya dengan layer 5 dan seterusnya. Heterogenitas vertikal ini akan
mempengaruhi kurva tekanan kapiler versus saturasi air, dan akan mempengaruhi
zona transisi sehingga mempengaruhi produksi dan komplesinya.
2. Perlapisannya tipis.
3. Permeabilitasnya besar dan berarah atau tidak berarah dan rendah yang
akibat dari semen kalsit, sehingga permeabilitas horizontalnya lebih besar dari
permeabilitas vertikalnya.
Batas atas reservoir ditunjukkan oleh batas antara minyak dan gas (GOC).
Seperti halnya pada batas minyak dan air, batas antara minyak dan gas juga
mempunyai zona transisi. Dimana besarnya zona transisi tersebut tergantung dari
perbedaan berat fluidanya. Semakin besar perbedaan berat fluidanya maka
semakin kecil zona transisinya, demikian juga sebaliknya.
Dalam penentuan batas lateral suatu reservoir, batas minyak – air dapat
dipakai sebagai dasar (dalam bentuk reservoir yang normal / antiklin). Tetapi
batas reservoir secara lateral ini juga ditentukan oleh jenis dan bentuk perangkap,
seperti : patahan, pembajian.
Batupasir berisi semacam atau lain macam cairan. Variasi resistivitas ini
mengontrol log resistivitas dari batupasir daripada sifat – sifat lithologi dari
batupasirnya sendiri.
Suatu lapisan atau zona lapisan yang dibatasi oleh dua bidang lapisan atau
dua garis korelasi dapat diperlihatkan variasi ketebalan. Disebabkan karena
adanya perbedaan kecepatan pengendapan sedimen dan penurunan cekungan
pengendapan. Pada umumnya terdapat keseragaman variasi ketebalan lapisan ke
satu arah. Penipisan yang tiba – tiba pada suatu sumur, tetapi kemudian menebal
lagi pada sumur berikutnya, mungkin menandakan adanya patahan. Pembajian
lapisan.