Gangguan Bipolar
Gangguan Bipolar
I. PENDAHULUAN
Gangguan bipolar merupakan suatu gangguan yang ditandai dengan perubahan
mood antara rasa girang yang ekstrem dan depresi yang parah. Pera penderita
gangguan bipolar tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosia
sehingga menyebabkan kualitas hidup mereka rusak. Mereka sulit
mempertahankan suatu hubungan, memiliki kinerja kerja yang buruk, dan sulit
menjalankan fungsi sosial dengan baik.
Walapun tidak bisa kembali normal, seorang penderita bipolar mampu
mengusahakan agar dapat pulih. Coleman (2006) mengatakan pulih berarti
kemampuan seseorang untuk mempertahankan kondisi stabil agar tidak terlalu
‘tinggi’ ketiak manik atau terlalu ‘rendah’ ketika memasuki episode depresi.
III. ETIOLOGI
IV. KLASIFIKASI
V. GAMBARAN KLINIS
VI. DIAGNOSIS
VIII. PENATALAKSANAAN
IX. PROGNOSIS
X. KESIMPULAN
PPDGJ III
(a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania (F30.0);
dan
(b) Harus ada sekurang-kurangnya episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran) di masa lampau.
F31.1 gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik
(a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala
psikotik (F30.1); dan
(b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif, atau campuran) di masa lampau
F31.2 gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
(a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan
gejala psikotik (F30.2); dan
(b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif, atau campuran) di masa lampau
F31.3 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang
(a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif
ringan (F32.0) ataupun sedang (F32.1); dan
(b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik,
atau campuran di masa lampau
F31.4 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
(a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif
berat tanpa gejala psikotik (F32.2); dan
(b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik,
atau campuran di masa lampau
F31.5 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotik
(a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif
berat dengan gejala psikotik (F32.3); dan
(b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik,
atau campuran di masa lampau
MARAMIS
Epidemiologi
Gangguan mood merupakan gangguan mental yang paling umum dalam populasi
dewasa dengan beberapa bukti yang mengarah pada peningkatan prevalensinya.
Diproyeksikan bahwa pada tahun 2020, depresi mayor merupakan gangguan yang
paling banyak, juga dari segi beban pada kesejahteraan manusia yang paling
besar. Sementara itu, bukti yang muncul menunjukkan bahwa gangguan bipolar
mulai lebih sering terdapat daripada yang diduga sebelumnya, dalam lingkup
gangguan spectrum bipolar. Laporan gangguan mood yang tersedi dari studi klinis
tidak dapat mencerminkan data yang ada di populasi, karena bias seleksi, yaitu
individu yang datang mencari pengobatan.
Individu dengan gangguan mood mempunyai risiko lebih tinggi untuk bunuh diri.
Banyak studi menunjukkan bahwa 90% dari korban bunuh diri mempunyai
gangguan psikiatrik saat melakukan bunuh diri. Kira-kira 60% dari semua bunuh
diri yang terjadi berkait dengan gangguan mood, baik itu percobaan (attempt)
maupun berhasil (completion). Walaupun demikian banyak pula individu dengan
gangguan mood tidak pernah melakukan percobaan bunuh diri.
Gangguan bipolar
Perdebatan tentang subtype berpusat pada unipolar (hanya episode mania atau
hanya episode depresi) dan bipolar (dimana pada seorang didapatkan kedua
episode mania dan depresi); spektrum bipolar dan bipolar II, dimana Kraepelin
percaya bahwa mania dapat terjadi sepanjang kontinuitas dari keparahan; keadaan
nerotik atau psikotik, depresi psikotik digunakan untuk keadaan episode depresi
dengan gejala psikotik dan episode depresi berat baik dengan atau tanpa gejala
psikotik; dan endogen atau reaktif, depresi endogen (melankolia) disebabkan
karena faktor biologi internal individu dan reaktif yang disebabkan karena faktor
lingkungan eksternal. Depresi endogen diasumsikan mempunyai abnormalitas
biologi yang lebih besar, respons pada terapi somatik lebih baik, lebih banyak
faktor familial dan kurang angka kejadian stres kehidupannya, lebih kurang
gangguan kepribadian dan lebih episodik perjalanan penyakitnya.
Kontroversi tentang keadaan unipolar dan bipolar belum berakhir, Hagop Akiskal
et al. (2003) mendukung adanya spektrum luas dari bipolar. Spektrum ini mulai
dari bipolar I, bipolar II hingga cyclothymia dan bercampur dengan hipertimik
pada populasi normal. Temperamen hipertimik dicirikan dengan jovialitas,
sosiabilitas, optimisme, percaya diri dan suka berpetualang. Ada bukti-bukti yang
menguat bahwa paling tidak ada subgroup yang juga penting dari pasien dengan
gangguan kepribadian perbatasan (borderline personality disorder) yang
seharusnya masuk juga dalam spektrum dari gangguan bipolar ‘ringan’ (soft
bipolar disorders).
KAPLAN
Diagnosis
Gangguan bipolar I
DSM-IV-TR berisi daftar kriteria terpisah episode manik. Kriteria DSM-IV-TR
membutuhkan adanya suatu periode mood abnormal yang khas dan bertahan
sedikitnya selama 1 minggu dan mencakup diagnosis gangguan bipolar I yang
terpisah untuk satu episode manik dan jenis episode berulang khusus, berdasarkan
gejala episode terkini.
DSM-IV-TR secara spesifik menyatakan bahwa episode manik yang dengan jelas
dicetuskan terapi antidepresan (contohnya, famakoterapi, terapi elektrokonvulsiff
[ECT] tidak menunjukkan adanya gangguan bipolar I.
Persoalan mengenai penentuan akhir suatu episode depresi juga diterapkan untuk
menentukan akhir suatu episode mania. Dalam DSM-IV-TR, episode dianggap
terpisah jika dipisahkan selama setidaknya 2 bulan tanpa gejala mania atau
hipomania yang bermakna. DSM-IV-TR menentukan kriteria diagnostik
gangguan bipolar I berulang berdasarkan gejala episode terkini: gangguan bipolar
I, episode kini manik; gangguan bipolar I, episode terkini hipomanik; gangguan
bipolar I, episode terkini depresi; gangguan bipolar I, episode terkini campuran;
gangguan bipolar I, episode terkini tidak tergolongkan,
Gangguan bipolar II
Gambaran klinis
Dua pola gejala dasar di dalam gangguan mood adalah gejala yang terdapat pada
depresi dan mania. Episode depresif dapat terjadi pada gangguan depresif berat
dan gangguan bipolar I. Pada banyak studi, para peneliti berupaya mencari
perbedaan yang dapat diandalkan antara gangguan bipolar I episode depresif dan
episode gangguan depresif berat, tetapi perbedaan tersebut sukar ditentukan. Pada
suatu situasi klinis, hanya riwayat pasien, riwayat keluarga, dan perjalanan
gangguan masa mendatang yang dapat membantu membedakan kedua keadaan
tersebut. Sejumlah pasien dengan gangguan bipolar I memiliki keadaan campuran
dengan ciri manik dan depresif, serta beberapa dari mereka tampaknya mengalami
episode singkat—beberapa menit sampai beberapa jam—episode depresi selama
episode manik.
Gangguan bipolar I
Perjalanan gangguan.
Riwayat alami gangguan bipolar I sedemikian rupa sehingga sering berguna untuk
menggambarkan gangguan pasien dan membuatnya tetap up to date seiring
berkembangnya terapi. Walaupun gangguan siklotimik kadang-kadang
didiagnosis belakangan pada pasien dengan gangguan bipolar I, tidak ada cirri
kepribadian yang teridentifikasi yang dikaitkan dengan gangguan bipolar I.
Gangguan bipolar I sering dimulai dengan depresi (75% pada perempuan, 67%
pada laki-laki) dan merupakan gangguan berulang. Sebagian besar pasien
mengalami episode depresif dan manik, walaupun 10-20% hanya megalami
episode manik. Episode manik khususnya memiliki awitan cepat (jam atau hari)
tetapi dapat berkembang selama beberapa minggu. Episode manik yang tidak
diobati dapat bertahan selama 3 bulan; sehingga klinisi sebaiknya tidak
menghentikan obat sebelum waktu tersebut. Sembilan puluh persen orang yang
memiliki satu episode manik cenderung mengalaminya lagi. Ketika gangguan
berkeembang, waktu antarepisode sering berkurang. Meskipun demikian, setelah
sekitar lima episode interval antarepisode sering menjadi stabil antara 6 sampai 9
bulan. Lima hingga 15 persen orang dengan gangguan bipolar memiliki empat
episode atau lebih tiap tahun dan dapat diklasifikasikan sebagai siklus cepat.
Gangguan bipolar I dapat terjadi baik pada orang tua atau orang yang sangat
muda. Insiden gangguan bipolar I pada anak dan remaja sekitar 1 persen dan
awitan bisa terjadi sedini 8 tahun. Diagnosis yang salah yang biasa ditegakkan
adalah skizifrenia dan gangguan defian oposisional.
Prognosis
Gangguan bipolar II
Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode.
Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu
sampai 4-5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata
sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut.
Kedua macam episode itu seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh
stress atau trauma mental lain (adanya stress tidak esensial untuk penegakan
diagnosis).
(c) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania (F30.0);
dan
(d) Harus ada sekurang-kurangnya episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran) di masa lampau.
F31.1 gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik
Untuk menegakkan diagnosis pasti:
(c) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala
psikotik (F30.1); dan
(d) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif, atau campuran) di masa lampau
F31.2 gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
(c) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan
gejala psikotik (F30.2); dan
(d) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif, atau campuran) di masa lampau
F31.3 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang
(c) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif
ringan (F32.0) ataupun sedang (F32.1); dan
(d) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik,
atau campuran di masa lampau
F31.4 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
(c) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif
berat tanpa gejala psikotik (F32.2); dan
(d) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik,
atau campuran di masa lampau
F31.5 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotik
MARAMIS
Epidemiologi
Gangguan mood merupakan gangguan mental yang paling umum dalam populasi
dewasa dengan beberapa bukti yang mengarah pada peningkatan prevalensinya.
Diproyeksikan bahwa pada tahun 2020, depresi mayor merupakan gangguan yang
paling banyak, juga dari segi beban pada kesejahteraan manusia yang paling
besar. Sementara itu, bukti yang muncul menunjukkan bahwa gangguan bipolar
mulai lebih sering terdapat daripada yang diduga sebelumnya, dalam lingkup
gangguan spectrum bipolar. Laporan gangguan mood yang tersedi dari studi klinis
tidak dapat mencerminkan data yang ada di populasi, karena bias seleksi, yaitu
individu yang datang mencari pengobatan.
Individu dengan gangguan mood mempunyai risiko lebih tinggi untuk bunuh diri.
Banyak studi menunjukkan bahwa 90% dari korban bunuh diri mempunyai
gangguan psikiatrik saat melakukan bunuh diri. Kira-kira 60% dari semua bunuh
diri yang terjadi berkait dengan gangguan mood, baik itu percobaan (attempt)
maupun berhasil (completion). Walaupun demikian banyak pula individu dengan
gangguan mood tidak pernah melakukan percobaan bunuh diri.
Gangguan bipolar
Perdebatan tentang subtype berpusat pada unipolar (hanya episode mania atau
hanya episode depresi) dan bipolar (dimana pada seorang didapatkan kedua
episode mania dan depresi); spektrum bipolar dan bipolar II, dimana Kraepelin
percaya bahwa mania dapat terjadi sepanjang kontinuitas dari keparahan; keadaan
nerotik atau psikotik, depresi psikotik digunakan untuk keadaan episode depresi
dengan gejala psikotik dan episode depresi berat baik dengan atau tanpa gejala
psikotik; dan endogen atau reaktif, depresi endogen (melankolia) disebabkan
karena faktor biologi internal individu dan reaktif yang disebabkan karena faktor
lingkungan eksternal. Depresi endogen diasumsikan mempunyai abnormalitas
biologi yang lebih besar, respons pada terapi somatik lebih baik, lebih banyak
faktor familial dan kurang angka kejadian stres kehidupannya, lebih kurang
gangguan kepribadian dan lebih episodik perjalanan penyakitnya.
Kontroversi tentang keadaan unipolar dan bipolar belum berakhir, Hagop Akiskal
et al. (2003) mendukung adanya spektrum luas dari bipolar. Spektrum ini mulai
dari bipolar I, bipolar II hingga cyclothymia dan bercampur dengan hipertimik
pada populasi normal. Temperamen hipertimik dicirikan dengan jovialitas,
sosiabilitas, optimisme, percaya diri dan suka berpetualang. Ada bukti-bukti yang
menguat bahwa paling tidak ada subgroup yang juga penting dari pasien dengan
gangguan kepribadian perbatasan (borderline personality disorder) yang
seharusnya masuk juga dalam spektrum dari gangguan bipolar ‘ringan’ (soft
bipolar disorders).
KAPLAN
Diagnosis
Gangguan bipolar I
DSM-IV-TR secara spesifik menyatakan bahwa episode manik yang dengan jelas
dicetuskan terapi antidepresan (contohnya, famakoterapi, terapi elektrokonvulsiff
[ECT] tidak menunjukkan adanya gangguan bipolar I.
Persoalan mengenai penentuan akhir suatu episode depresi juga diterapkan untuk
menentukan akhir suatu episode mania. Dalam DSM-IV-TR, episode dianggap
terpisah jika dipisahkan selama setidaknya 2 bulan tanpa gejala mania atau
hipomania yang bermakna. DSM-IV-TR menentukan kriteria diagnostik
gangguan bipolar I berulang berdasarkan gejala episode terkini: gangguan bipolar
I, episode kini manik; gangguan bipolar I, episode terkini hipomanik; gangguan
bipolar I, episode terkini depresi; gangguan bipolar I, episode terkini campuran;
gangguan bipolar I, episode terkini tidak tergolongkan,
Gangguan bipolar II
Gambaran klinis
Dua pola gejala dasar di dalam gangguan mood adalah gejala yang terdapat pada
depresi dan mania. Episode depresif dapat terjadi pada gangguan depresif berat
dan gangguan bipolar I. Pada banyak studi, para peneliti berupaya mencari
perbedaan yang dapat diandalkan antara gangguan bipolar I episode depresif dan
episode gangguan depresif berat, tetapi perbedaan tersebut sukar ditentukan. Pada
suatu situasi klinis, hanya riwayat pasien, riwayat keluarga, dan perjalanan
gangguan masa mendatang yang dapat membantu membedakan kedua keadaan
tersebut. Sejumlah pasien dengan gangguan bipolar I memiliki keadaan campuran
dengan ciri manik dan depresif, serta beberapa dari mereka tampaknya mengalami
episode singkat—beberapa menit sampai beberapa jam—episode depresi selama
episode manik.
Gangguan bipolar I
Perjalanan gangguan.
Riwayat alami gangguan bipolar I sedemikian rupa sehingga sering berguna untuk
menggambarkan gangguan pasien dan membuatnya tetap up to date seiring
berkembangnya terapi. Walaupun gangguan siklotimik kadang-kadang
didiagnosis belakangan pada pasien dengan gangguan bipolar I, tidak ada cirri
kepribadian yang teridentifikasi yang dikaitkan dengan gangguan bipolar I.
Gangguan bipolar I sering dimulai dengan depresi (75% pada perempuan, 67%
pada laki-laki) dan merupakan gangguan berulang. Sebagian besar pasien
mengalami episode depresif dan manik, walaupun 10-20% hanya megalami
episode manik. Episode manik khususnya memiliki awitan cepat (jam atau hari)
tetapi dapat berkembang selama beberapa minggu. Episode manik yang tidak
diobati dapat bertahan selama 3 bulan; sehingga klinisi sebaiknya tidak
menghentikan obat sebelum waktu tersebut. Sembilan puluh persen orang yang
memiliki satu episode manik cenderung mengalaminya lagi. Ketika gangguan
berkeembang, waktu antarepisode sering berkurang. Meskipun demikian, setelah
sekitar lima episode interval antarepisode sering menjadi stabil antara 6 sampai 9
bulan. Lima hingga 15 persen orang dengan gangguan bipolar memiliki empat
episode atau lebih tiap tahun dan dapat diklasifikasikan sebagai siklus cepat.
Gangguan bipolar I dapat terjadi baik pada orang tua atau orang yang sangat
muda. Insiden gangguan bipolar I pada anak dan remaja sekitar 1 persen dan
awitan bisa terjadi sedini 8 tahun. Diagnosis yang salah yang biasa ditegakkan
adalah skizifrenia dan gangguan defian oposisional.
Prognosis
Gangguan bipolar II
http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bipolar-disorder.pdf
http://ajp.psychiatryonline.org/article.aspx?articleid=1151599 (AJP)
http://penelitian.unair.ac.id/artikel_dosen_Kelainan%20Neurokimiawi%20Otak%
20pada%20Gangguan%20Bipolar_4076_3284
http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bipolar-disorder.pdf
http://ajp.psychiatryonline.org/article.aspx?articleid=1151599 (AJP)