PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut DSM-IV-TR, ciri gangguan distimik yang paling khas adalah perasaan tidak
adekuat, bersalah, iritabilitas, serta kemarahan, penarikan diri dari masyarakat, hilang minat,
serta inaktivasi dan tidak produktif. Istilah distimia, yang berarti ! tidak menyenangkan (ill-
humored) !diperkenalkan pada tahun 19&0. Sebelumnya, gangguan distimik diklasifikasikan
sebagai neurosis depresif ((uga disebut depresi neurotik). Gangguan distimik dibedakan
dengan gangguan depresif berat berdasarkan fakta bah*a pasien mengeluh selalu merasa
depresi. Ri*ayat keluarga pasien dengan distimia secara khas dipenuhi gangguan depresif
serta bipolar. Gangguan distimik memiliki prevalensi +-6% dari keseluruhan gangguan
depresi. Cyrano*ski (/001) mengatakan ke(adian distimik pada sebelum pubertas dan
sesudah masa pubertas adalah sama. 0amun memasuki masa de*asa, memiliki angka
ke(adian lebih besar dengan ratio /11. Gangguan distimik memiliki onset pada usia muda,
yaitu pada masa kanak-kanak dengan keluhan perasaan tidak bahagia yang tidak dapat
di(elaskan dan terus berlan(ut saat memasuki masa rema(a dan mengin(ak usia /0 tahun.
Gangguan distimik sering terdapat bersamaan dengan gangguan (i*a lain, terutama gangguan
depresif berat. Pasien (uga dapat memiliki gangguan ansietas yang terdapat bersamaan
gangguan panik, penyalahgunaan 3at, dan gangguan kepribadian ambang (borderline
personality disorder).
B. Epidemiologi
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1,/
Definisi
Gangguan distimik adalah suatu gangguan kronis yang ditandai oleh adanya mood yang
depresi yang berlangsung hampir sepan(ang hari dan ditemukan pada sebagian besar hari.
Istilah !distimia” yang berarti humor yang buruk diperkenalkan pada tahun 19&0 dan diganti
men(adi !gangguan distimik” di dalam DSM-IV.
1
Etiologi
Tema utama tentang penyebab gangguan distimik adalah apakah gangguan ini berhubungan
dengan diagnosis psikiatrik lain, termasuk gangguan depresif berat dan gangguan
kepribadian ambang 1,4
1. 7aktor 8iologis
8eberapa penelitian menun(ukkan keterkaitan neurotransmitter Serotonin dan
0oradrenergik terlibat dalam gangguan distimik. Pada pemeriksaan EEG dan polisonogram,
menun(ukkan ter(adinya gangguan tidur yang ditandai dengan menurunnya masa latensi
Rapid Eye Movement (REM), dan meningkatnya densitas REM serta terganggunya
kontinuitas dari tidur. Individu dengan kepribadian antisosial, ambang, ketergantungan,
histrionik, depresif dan ski3otipal memiliki kecenderungan untuk mengalami gangguan
distimik.
/. 7aktor Psikososial
Teori psikodinamika tentang perkembangan gangguan distimik menyatakan bah*a
gangguan disebabkan oleh kesalahan perkembangan kepribadian dan ego. Teori kognitif
tentang depresi (uga berlaku pada gangguan distimik. Teori ini menyatakan ketidaksesuaian
antara situasi nyata dan situasi yang dikhayalkan menyebabkan menurunnya harga diri dan
rasa putus asa. Menurut Sigmund 7reud, di dalam ! Mourning and Melancholia !
menyatakan bah*a kekece*aan interpersonal di a*al kehidupan dapat menyebabkan
kerentanan terhadap depresi, menyebabkan ambivalensi hubungan cinta sebagai orang
de*asa: kehilangan atau ancaman akan kehilangan pada kehidupan de*asa kemudian
2
mencetuskan depresi. Orang yang rentan terhadap depresi secara oral bergantung dan
membutuhkan kepuasan narsistik yang konstan.
<pabila individu kekurangan cinta, kasih sayang dan perhatian, mereka men(adi depresi
secara klinis. 8ila mereka kehilangan ob(ek cintanya maka mekanisme pertahanan yang
digunakan adalah internalisasi atau intro(eksi ob(ek yang hilang. Menurut Teori Kognitif pula,
ini berpegang pada perbedaan antara kenyataan dan situasi khayalan mengakibatkan
berkurangnya harga diri dan rasa tidak berdaya.
Perjalanan Klinis
Gangguan distimik seringkali ter(adi pada usia sebelum rema(a, yang terus berlan(ut
hingga memasuki usia /0an, dengan ge(ala yang samar-samar. Prevalensi gangguan distimik
dengan late onset sangat sedikit, yaitu dengan usia a*itan pada usia pertengahan dan usia
lan(ut. Setelah mengalami 1 dekade ge(ala, pasien baru mencari bantuan. Dari penelitian
diketahui sekitar /0% dari mereka yang mengalami neurosis depresi berkembang men(adi
gangguan depresi berat.
Pasien dengan gangguan distimik biasanya memiliki fungsi sosial yang stabil. 0amun
seringkali kestabilan itu terganggu. Mereka meninggalkan aktivitas sosial dan kegiatan yang
biasanya menyenangkan dan mengkompensasi dengan terus beker(a sehingga menimbulkan
masalah dalam perka*inan.
Onset gangguan berlangsung perlahan dimulai se(ak akhir masa kanak atau a*al masa
rema(a. Pasien dengan gangguan distimik sering mengeluh selalu merasa sedih se(ak lahir
atau sepan(ang *aktu. 1+-/0% anak yang mengalami gangguan distimik akan men(adi
hipomanik, manik atau gangguan mood campuran setelah pubertas. Gangguan distimik pada
orang de*asa seringkali bersifat unipolar dengan atau tanpa gangguan depresi mayor, dan
(arang men(adi hipomanik atau manik.
3
Kriteria Diagnosis
Menurut Pedoman dan Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III
(PPDGJ III) 5
745.1 Distimia
Suatu depresi kronis dari suasana perasaan (mood) yang pada saat sekarang tidak
memenuhi kriteria untuk gangguan depresif berulang, ringan atau sedang (744.0 atau 744.1)
menurut keparahannya atau lamanya berlangsung setiap episode, meskipun kriteria lampau,
terutama pada onset gangguan ini. Proporsi antara masing-masing fase depresi ringan dan
masa-masa yang agak normal disbanding dengan depresinya yang menyelanginya, adalah
sangat bervariasi. 8iasanya, penderita mengalami periode berhari-hari atau berminggu-
minggu yang dilaporkan sebagai sehat, akan tetapi kebanyakan (sering kali selama berbulan-
bulan berturut-turut) mereka merasa lelah dan tertekan: segala pengalaman hidupnya
merupakan upaya yang berat dan tak ada yang dinikmati. Mereka memikirkan dan mengeluh,
tidak dapat tidur nyenyak, dan merasa kurang mampu, namun biasanya masih sanggup
mengurus keperluan hidupnya sehari-hari. Karena itu, ada banyak kesamaan antara distimia
dan konsep neurosis depresif dan depresi neurotik. >ika dikehendaki, usia onset dapat
ditentukan sebagai dini (usia akhir belasan tahun atau dua puluhan) atau lan(ut.
Pedoman Diagnostik
Ciri esensial ialah depresi suasana perasaan (mood) yang berlangsung sangat lama
yang tak pernah atau (arang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria gangguan depresif
berulang ringan atau sedang (744.0 atau 744.1). 8iasanya mulai dini dalam masa kehidupan
de*asa dan berlangsung sekurang-kurangnya beberapa tahun, kadang-kadang untuk (angka
*aktu tidak terbatas. >ika onsetnya pada usia lebih lan(ut, gangguan ini sering kali merupakan
kelan(utan suatu episode depresif sendiri.
4
Kriteria Diagnosis Menurut DSM-IV-TR /
DSM-IV memungkinkan untuk menentukan apakah onset adalah a*al (sebelum usia /1
tahun) atau akhir ( usia /1 tahun dan lebih)
<. Mood depresi hampir sepan(ang hari selama berhari-hari, lebih banyak depresi
daripada tidak, sebagaimana ditun(ukkan secara sub(ektif atau melalui pengamatan
orang lain, untuk setidaknya / tahun.
Catatan1 pada anak dan rema(a, mood dapat iritabel dan durasinya harus 1 tahun
C. Selama periode / tahun gangguan (1 tahun untuk anak-anak dan rema(a), orang
tersebut tidak pernah bebas ge(ala dalam kriteria < dan 8 @ / bulan.
D. Tidak pernah da episode depresi berat selama / tahun pertama gangguan (1 tahun
untuk anak-anak dan rema(a), tidak dalam bentuk gangguan depresi berat kronis
ataupun gangguan depresi berat dalam remisi partial.
Catatan1 mungkin terdapat episode depresi mayor sebelumnya asalkan terdapat
remisi lengkap (tidak ada tanda atau ge(ala bermakna selama / bulan) sebelum
perkembangan gangguan distimik. Selain hal tersebut, setelah / tahun se(ak a*al
ter(adinya gangguan distimik (1 tahun untuk anak-anak dan rema(a) dapat sa(a
timbul episode gangguan depresi berat yang tumpang tindih pada distimik, maka
kedua diagnosis dapat ditegakkan asalkan membuhi kriteria untuk episode depresi
mayor.
E. Tidak pernah terdapat episode manik, episode campuran, atau episode hipomanik dan
tidak pernah memenuhi kriteria untuk gangguan siklotimik.
7. Gangguan tidak ter(adi bersamaan dengan gangguan psikotik kronis, seperti
5
Ski3ofrenia atau gangguan *aham.
H.Ge(ala menyebabkan penderitaan atau gangguan yang bermakna secara klinis dalam
fungsi sosial, peker(aan atau fungsi penting lainnya. >uga disebutkan bila:
<*itan a*al1 sebelum usia /1 tahun
Gejala Klinis
Gangguan distimik merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai bukan sa(a oleh
episode penyakit malahan oleh adanya ge(ala secara menetap. Ge(alanya serupa dengan
ge(ala gangguan depresif berat, dan adanya mood terdepresi ditandai oleh adanya perasaan
muram, murung, kesedihan, atau berkurangnya dan tidak ada minat pada aktivitas pasien
biasanya- adalah pusat dari gangguan. Keparahan ge(ala depresif dalam gangguan distimik
biasanya lebih kecil daripada gangguan depresif berat, tetapi tidak adanya episode yang
1,4.
terpisah adalah hal yang paling mengarahkan pada diagnosis gangguan distimik Pasien
dengan gangguan distimik kadang-kadang dapat sarkastik, nihilistik, memikirkan hal yang
sedih, membutuhkan, dan mengeluh. Mereka dapat (uga tegang dan kaku dan menolak
intervensi terapeutik, kendatipun mereka datang secara teratur pada per(an(ian. Menurut
1,4.
definisinya, pasien gangguan distimik tidak memiliki adanya ge(ala psikotik Ge(ala
penyerta adalah perubahan nafsu makan dan pola tidur, harga diri yang rendah, hilangnya
energi, retardasi psikomotor, penurunan dorongan seksual, dan preokupasi obsesif dengan
masalah kesehatan. Pesimisme, putus asa, dan tidak berdaya dapat menyebabkan pasien
gangguan distimik terlihat sebagai masokistik. Tetapi, (ika pesimisme diarahkan keluar,
pasien dapat bersikap kasar terhadap dunia dan mengeluh bah*a mereka telah
diperlakukan buruk oleh sanak saudaranya, anak-anak, orang tua, teman se(a*at, dan oleh
sistem. Gangguan di dalam fungsi sosial kadang-kadang merupakan alasan mengapa
pasien dengan gangguan distimik mencari pengobatan. Pasien dengan gangguan distimik
kemungkinan menggunakan alkohol, stimulan atau mari(uana, pemilihan kemungkinan
tergantung terutama pada konteks sosial pasien
6
1. Perubahan dalam pikiran
Mengeluh sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan. 8eberapa orang mengeluh
masalah dengan ingatan (angka pendek, lupa berbagai hal sepan(ang *aktu, pikiran
negatif, pesimis, rendah diri, rasa bersalah, kritik diri.
Timbul kelelahan kronik sehingga banyak *aktu yang disia-siakan dan banyak tidur.
Mereka (uga sering mengeluhkan banyak sakit dan rasa nyeri. Pada pasien gangguan distimik
tidak ditemukan adanya ge(ala psikotik. Gangguan distimik sering dialami oleh pasien yang
mengalami gangguan fisik yang kronik terutama pada lansia.
/. Distimik anergik dengan ge(ala energi yang rendah, hipersomnia dan ahedonia.
Subtipe ini berespon lebih baik dengan antidepresan yang dapat meningkatakan
dopamin dan norepinefrin.
6
Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada tes khusus yang dapat membantu menentukan bah*a seseorang individu menderita
depresi, dan sangat sedikit yang dapat ditentukan penyebabnya.
1. Evaluasi kepribadian atau faktor psikososial
7
pertumbuhan menurun (ika disuntik insulin-induced hypoglicemia, kadar tiroksin total lebih
rendah, peningkatan sekresi kortisol pada malam hari.
1,4
Diagnosis Banding
Gangguan depresif ringan ditandai oleh episode ge(ala depresif yang kurang parah
dibandingkan ge(ala pada gangguan depresif berat. Perbedaannya terletak pada sifat episodik,
yaitu pada pasien dengan gangguan depresif ringan memiliki mood yang eutimik, sedangkan
pasien gangguan distimik tidak memiliki periode eutimik.
eutimik. Gangguan depresif singkat rekuren berbeda dengan pasien gangguan distimik pada
dua hal: pertama, mereka memiliki gangguan episodik, dan kedua, keparahan ge(alanya
adalah lebih besar(1,4).
4. Depresi ganda
Sekitar 50% pasien dengan depresif berat (uga memuhi kriteria gangguan distimik,
suatu kombinasi yang sering disebut depresi ganda.
Penatalaksanaan
8
7<RM<KOBOGI
Kombinasi farmakoterapi dan terapi kognitif maupun perilaku mungkin merupakan
pengobatan yang paling efektif untuk gangguan. Data menyatakan bah*a inhibitor
monoamine oksidase (M<OIs) mungkin lebih bermanfaat dibanding obat
trisiklik.
<ntidepresan dibutuhkan untuk mengatasi gangguan vegetatif yang sering dialami oleh
penderita distimik, seperti gangguan tidur, lelah, anhedonia dan rasa nyeri. Dari beberapa
pelaporan bah*a SSRIs, tricyclic anti depressant dan monoamine oksidase inhibitor sama
1
efektif, tetapi SSRIs yang dapat ditoleransi dengan baik. Penggunaan antidepresan harus
berhati-hati untuk pasein gangguan distimik dengan komorbiditas ganguan cemas, karena
dosis a*al yang terlalu tinggi akan memberikan efek samping yang mempengaruhi kepatuhan
dalam minum obat.
<ntidepresan golongan SSRI yang seringkali diberikan dalah 7luoCetin dengan dosis
a*al /0mg (de*asa), 1C1 yang diberikan pagi hari. Dosis dapat ditingkatkan secara perlahan-
lahan dengan dosis maksimal &0mg. Dapat (uga diberikan Sertraline dengan dosis a*al +0mg
5
(de*asa) 1C1 pada pagi hari. Relatif baru diperkenalkannya inhibitor ambilan kembali
spesifik serotonin (SSRIs) yang ditoleransi dengan baik telah menyebabkan obat sering
digunakan oleh pasien dengan gangguan distimik: laporan pendahuluan menyatakan bah*a
SSRI mungkin merupakan obat terpilih untuk gangguan. Demikian (uga laporan a*al
menyatakan bah*a bupropion mungkin merupakan pengobatan yang efektif untuk pasien
dengan gangguan distimik. Simpatomimetik, seperti amfetamin, (uga telah digunakan pada
pasien tertentu. Pera*atan di rumah sakit biasanya tidak diindikasikan untuk gangguan
distimik. Tetapi, adanya ge(ala yang parah, inkapasitas sosial atau profesional yang nyata,
membutuhkan prosedur diagnostik yang luas, dan gagasan bunuh diri semuanya merupakan
1,4
0O0-7<RM<KOBOGI
Terapi kognitif
Suatu teknik menga(arkan pasien cara berpikir dan bersikap untuk menggantikan sikap
negatif yang salah mengenai diri mereka sendiri, dunia dan masa depan. Terapi ini
merupakan terapi program (angka pendek.
Terapi perilaku
9
Terapi perilaku sering digunakan untuk menerapi ketidakberdayaan yang dipela(ari pada
se(umlah pasien yang tampaknya menghadapi setiap tantangan kehidupan dengan rasa
ketidakmampuan.
Terapi interpersonal
8erlangsung sekitar 1/ — 16 minggu sesi dan dapat dikombinasi dengan obat antidepresan.
Prognosis
Komplikasi 6
/. Penyalahgunaan 3at
1
BAB III
PENUTUP
Gangguan distimik adalah suatu gangguan kronis yang ditandai oleh adanya mood yang
depresi yang berlangsung hampir sepan(ang hari dan ditemukan pada sebagian besar hari.
Gangguan distimik merupakan gangguan yang sering ditemukan di antara populasi umum,
yang mengenai 4-+% dari semua pasien klinik. 7aktor — faktor yang dapat menyebabkan
antara lain faktor biologis dan faktor psikososial. Ge(alanya serupa dengan ge(ala gangguan
depresif berat, dan adanya mood terdepresi ditandai oleh adanya perasaan muram, murung,
kesedihan, atau berkurangnya dan tidak ada minat pada aktivitas pasien biasanya- adalah
pusat dari gangguan. Ge(ala penyerta adalah perubahan nafsu makan dan pola tidur, harga
diri yang rendah, hilangnya energi, retardasi psikomotor, penurunan dorongan seksual, dan
preokupasi obsesif dengan masalah kesehatan. Pesimisme, putus asa, dan tidak berdaya dapat
1
DAFTAR PUSTAKA
2. Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disordes. 4th edition. Washington D.C;
American Psychiatric Associated, 1994 : 662 — 665.
6. Puri.B.K, dkk. 2011, Buku Ajar Psikiatri, edisi ke-2. Hal : 180-181. EGC, Jakarta.