Kita akan mulai dari asumsi bahwa energi yang dimiliki sistems-sistem dalam
assembli dianggap terdiri atas tingkat-tingkat energi dimana assembli disebut juga
bahasa pemprograman. Tingkat-tingkat energi tersebut berada dalam rentangan dari
nol sampai tak berhingga. Gambar 2.1 dibawah ini adalah ilustrasi tingkat-tingkat
energi yang dimiliki assembli.
Untuk sistem klasik, seperti atom gas, memiliki perbedaan energi dua tingkat
berdekatan mendekati nol, atau εi+1 − εi → 0 . Perbedaan energi yang mendekati nol
ini memiliki makna bahwa tingkat energi sistem klasik bersifat kontinu. Sistem
menempati salah satu dari keadaan energi di atas. Dalam sistem klasik juga tidak
ada batasan jumlah sistem yang dapat menempati satu keadaan energi. Satu
keadaan energi dapat saja kosong, atau ditempati oleh satu sistem, oleh dua sistem,
dan seterusnya. Bahkan semua sistem berada pada satu keadaan energi pun tidak
dilarang.
Agar sifat fisis dari assembli dapat ditentukan maka harus mengetahui bagaimana
penyusunan sistem pada tingkat-tingkat energi yang ada serta probabilitas
kemunculan masing-masing cara penyusunan tersebut. Pemahaman ini perlu karena
nilai terukur dari besaran yang dimiliki assembli sama dengan perata-rataan besaran
tersebut terhadap semua kemungkinan penyusunan sistem pada tingkat-tingkat
energi yang ada.
Cara menghitung berbagai kemungkinan penyusunan sistem serta angka yang akan
didapatkan menjadi mudah bila tingkat-tingkat energi yang dimiliki assembli dibagi
atas beberapa kelompok, seperti diilustrasikan pada Gbr 2.2. Tiap kelompok
memiliki jangkauan energi yang cukup kecil.
Energi keadaan yang berbeda dalam satu kelompok umumnya berbeda. Tetapi
karena perbedaan energi keadaan yang berbeda dalam satu kelompok sangat kecil
(mendekati nol) maka kita dapat mengasumsi bahwa energi dalam satu kelompok
diwakili oleh satu nilai energi. Energi tersebut dianggap sebagai energi rata-rata
keadaan dalam kelompok yang bersangkutan.
Jumlah total sistem dalam assembli adalah N . Karena N sistem tersebut terdistribusi
pada semua kelompok energi maka terpenuhi
𝑁 = ∑𝑀
𝑠=1 𝑛𝑠 (2.1)
𝑁 = ∑𝑀
𝑠=1 𝑛𝑠 𝐸𝑠 (2.2)