Anda di halaman 1dari 17

BAHAN AJAR/MODUL

TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF


KELAS X / SEMESTER 1

Penyusun :

Choirul Fatah H, S.Pd

TEKNIK KENDARAAN RINGAN


SMK NEGERI 1 GOMBONG
2017

i
PRALATA

Alhamdulillahirabbil'aalamin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Alloh


Yang Maha Penyayang. Tanpa kerunia-Nya, mustahilah bahan ajar/ modul ini
terselesaikan tepat waktu mengingat tugas dan kewajiban lain yang bersama hadir.
Penulis benar-benar merasa tertantang untuk mewujudkan bahan ajar / modul ini
sebagai bagian untuk mempertahankan slogan pribadi Sebaik baik insan adalah yang
bermanfaat bagi sesama. Bahan ajar / modul ini ditulis sebagai sumber belajar dan
aspek pendukung untuk kelancaran Proses Belajar Mengajar peserta didik SMK
khususnya pada kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif. Dalam
isinya membahas dua standar kompetensi di mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif
yaitu mengidentifikasi Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan menerapkan penggunaan
Alat Pemadam Api RIngan (APAR).
Terselesaikannya penulisan bahan ajar / modul ini juga tidak terlepas dari
bantuan beberapa pihak. Karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah banyak membantu. Meskipun telah berusaha untuk
menghindarkan kesalahan, penulis menyadari juga bahwa buku ini masih mempunyai
kelemahan sebagai kekurangannya. Karena itu, penulis berharap agar pembaca
berkenan menyampaikan kritikan. Dengan segala pengharapan dan keterbukaan,
penulis menyampaikan rasa terima kasih dengan setulus-tulusnya. Kritik merupakan
perhatian agar dapat menuju kesempurnaan. Akhir kata, penulis berharap agar buku
ini dapat membawa manfaat kepada pembaca.
Semarang, 30 Oktober 2017
Penulis

Choirul Fatah H, S.Pd

ii
DESKRIPSI MATA PELAJARAN
A. Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti
KI (3) : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mendiagnosis pengetahuan
factual konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan
bidang dan lingkup Teknologi Dasar Otomotif pada tingkat teknis,
spesifik, detail, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan
potensi diri keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional,
regional, dan international.
KI (4): Melaksanakan tugas dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan dan menyelesaikan masalah sederhana sesuai
dengan bidang dan lingkup kerja Teknologi Dasar Otomotif
Menampilkan kinerja mandiri dengan pengawasan langsung atasan
berdasarkan mutu dan kuantitas terukur sesuai standar kompetensi kerja
dan dapat diberi tugas membimbing orang lain.
B. Kompetensi Dasar
3.2 Mengidentifikasi Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
4.2 Menerapkan Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2.1 Mengguraikan jenis-jenis Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
3.2.2 Mengemukakan prinsip kerja dari Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
4.2.1 Menguraikan tahapan perawatan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
4.2.2 Menjelaskan prosedur penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
D. Tunjuan Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat :
a. Mengurikan jenis-jenis Alat Pemadam Api Ringan (APAR) sesuai fungsinya.
b. Mengemukakan prinsip kerja Alat Pemadam Api Ringan (APAR) secara
cermat dan benar.
c. Menguaikan tahapan pemeriksaan pada Alat Pemadam Api Ringan.
d. Menjelaskan prosedur penggunaan Alat Pemadam Api Ringan(APAR)
dengan benar serta penuh kehati hatian.

iii
DAFTAR ISI
Halaman Cover i
Prakata ii
Deskripsi Mata Pelajaran iii
Daftar Isi iv
A. PENGETAHUAN UMUM PENGGOLONGAN KELAS KEBAKARAN 1
B. MENGIDENTIFIKASI ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) 4
1. Definisi Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 4
2. Tipe Kontrstruksi Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 5
3. Jenis Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 5
a. APAR Jenis Air ( water ) 5
b. APAR Jenis Busa ( foam ) 6
c. APAR Jenis Kimia Kering ( Dry Chemical Powder ) 6
d. APAR Jenis Halon 7
e. APAR Jenis Gas Pasca Halon 7
f. APAR Jenis Gas CO2 8
C. MENERAPKAN PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN 9
1. Proses Pemeriksaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 9
a. Pemeriksaan dalam jangka 6 ( enam ) bulan 9
b. Pemeriksaan dalam jangka 12 ( dua belas ) bulan 9
2. Prosedur Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan 11
a. Prosedur penggunaan Alat Pemadam Api Ringan jenis air /Water dan jenis 11
Foam
b. Prosedur penggunaan Alat Pemadam Api Ringan jenis CO2 , Tepung Kimia 11
Kering (Dry Chemical Powder) dan Halon
3. Hal yang perlu diketahui dalam penggunaan APAR 11
4. Rekomendasi tempat meletakan APAR yang baik 11
Daftar Pustaka 13

iv
A. PENGETAHUAN UMUM PENGGOLONGAN KELAS KEBAKARAN

Penggolongan Kelas-kelas Kebakaran. Di Indonesia menganut klasifikasi yang


ditetapkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi N. Per. 04/ MEN/
1980. Yang pembagianya sebagai berikut :
1) Kelas A
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat selain logam yang
kebanyakan tidak dapat terbakar dengan sendirinya, misalnya kertas, kayu,
plastik, karet, busa dan lain-lainnya. Kebakaran kelas A ini adalah akibat panas
yang datang dari luar, molekul-molekul benda padat terurai dan membentuk gas
dan gas inilah yang terbakar. Hasil kebakaran ini menimbulkan panas dan
selanjutnya mengurai lebih banyak molekul-molekul dan menimbulkan gas yang
terbakar. Sifat utama dari kebakaran benda padat adalah bahan bakarnya tidak
mengalir dan sanggup menyimpan panas yang banyak sekali dalam bentuk bara.
Bahan-bahan yang dimaksud seperti bahan yang mengandung selulosa, karet,
kertas, berbagai jenis plastic dan serat alam. Prinsip pemadaman jenis ini adalah
dengan cara menurunkan suhu dengan cepat. Jenis media yang cocok adalah
menggunakan air.
2) Kelas B
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan,
misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Di atas
cairan pada umumnya terdapat gas dan gas ini yang dapat terbakar pada bahan
cair ini suatu bunga api kecil sanggup mencetuskan api yang akan menimbulkan
kebakaran. Sifat cairan ini adalah mudah mengalir dan menyalakan api ke tempat
lain. Prinsip pemadamannya dengan cara menghilangkan oksigen dan
megnhalangi nyala api. Jenis pemadamam yang cocok adalah dengan
menggunanakan busa.
3) Kelas C
Kebakaran pada peralatan listrik yang bertegangan, yang mana sebenarnya
kebakaran kelas C ini tidak lain dari kebakaran kelas A dan B atau kombinasi
dimana ada aliran listrik. Apabila aliran listrik diputuskan maka akan berubah

1
apakah kebakaran kelas A atau B. kebakaran Kelas C perlu diperhatikan dalam
memilih jenis media pemadam yaitu yang tidak menghantar listrik untuk
melindungi orang yang memadamkan kebakaran dari aliran listrik. Biasanya
menggunakan C02 atau Halon
4) Kelas D
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda yang berupa benda logam, seperti
logam Magnesium, Natrium ( sodium ), calsium, kalium (potasium) dan lain-lain.
Kebakaran logam memerlukan pemanasan yang tinggi dan akan menimbulkan
temperature yang sangat tinggi pula. Untuk memadamkan pada kebakaran logam
ini perlu dengan alat atau media khusus. Prinsipnya dengan cara melapisi
permukaan logam yang terbakar dan mengisolasinya dari oksigen.
Menurut Depkidnas (2003), media pemadam menurut fasenya dibagi menjadi
3 macam :
a. Media Pemadaman Jenis Padat
Media pemadaman jenis padat terbagi dalam beberapa jenis, antara lain :
1. Pasir dan Tanah
Fungsi utama ialah membatasi menjalarnya kebakaran, namun untuk
kebakaran kecil dapat dipergunakan untuk menutupi permukaan bahan bakar
yang terbakar sehingga memisahkan udara dari proses nyala yang terjadi
dengan demikian nyalanya akan padam.
2. Tepung Kimia
Menurut kelas kebakaran yang dipadamkan, maka tepung kimia dibagi sebagai
berikut:
 Tepung kimia biasa (regular), kebakaran yang dipadamkan adalah
kebakaran cairan, gas dan listrik.
 Terpung kimia serbaguna (multipurpose). Tepung ini dikenal sebagai
tepung kimia ABC. Tepung sangat efektif untuk memadamkan kebakaran
kelas A,B,C : misalnya minyak, kayu, gas dan listrik.
 Tepung kimia kering (khusus), tepung kimia khusus atau tepung kimia
kering untuk memadamkan logam.

2
Cara kerja tepung kimia dalam memadamkan api
- Secara fisik yaitu dengan mengadakan pemisahan atau penyelimutan dengan
uap bahan bakar. Semua tepung mempunyai cara kerja fisik seperti ini.
- Secar kimiawi yaitu memutus rantai reaksi pemadaman dimana partikel-
partikel tepung kimia tersebut akan menyerap radikal hidroksil dari api.
b. Media Pemadaman Jenis Cair
Media pemadam jenis cari terbagi kedalam beberapa jenis, antara lain :
1. Air
Dalam pemadaman kebakaran air adalah media pemadam yang paling banyak
digunakan,hal ini dikarenakan air mempunyai keuntungan antara lain:
a. Mudah didapat dalam jumlah banyak
b. Harganya murah
c. Mudah disimpan diangkut dan dialirkan
d. Dapat dipancarakan
Air dalam pemadaman bekerja secara fsik yaitu:
 Mendinginkan
Air mempunyai daya penyerapan panas yang cukup tinggi, dalam hal ini
berfungsi sebagai pendingain
 Menyelimuti
Air yang tertekan panas berubah menjadi uap dan uap tersebut yang
menyelimuti bahan bakar yang terbakar. Dalam penyelimutan ini air cukup
efektif.
2. Busa
Berdasakan kelas kebakaran, maka busa dibagi menjadi beberapa bagian,
antara lain :
 Busa regular
Yaitu busa yang hanya mempu memadamkan kebakaran yang berasal dari
bahan bahan cairan bukan pelarut.
 Busa serbaguna
Busa ini juga sebagai busa anti alcohol yang dapat memadamkan
kebakaran yang berasal dari carian pelarut seperti :alcohol, either, atau zat
carian yang melarut.

3
Berdasakan cara terjadinya, maka busa dibagi menjadi:
 Busa kimia
Busa ini terjadi karena adanya proses kimia, yaitu percampuran bahan
bahan kima.
 Busa mekanik
Busa ini terjadi karena proses mekanis yaitu berupa adukan dari bahan-
bahan pembuat busa yang terjadi dari carian busa dan udara. Untuk
melaksanakan proses pembuatan busa dipergunakan alat-alat pembuat
busa. Proses pebuatanya yaitu pada air dicampuarkan carian busa hingga
membentuk larutan busa. Karena proses adukan atau penguapan udara
kedalam larutan busa maka terbentuklah busa mekanik.
c. Media Pemadaman Jenis Gas
Media pemadam jenis gas akan memadamkan api secara fisik yaitu pendinginan
dan penyelimutan.

B. MENGIDENTIFIKASI ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

1) Definisi Alat Pemadam Api Ringan


Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat pemadam api berbentuk
tabung (berat maksimal 16 kg) yang mudah dilayani/ dioperasikan oleh satu orang

4
untuk pemadam api pada awal terjadi kebakaran (APAR, Petrokimia, 1988). APAR
(Alat Pemadam Api Ringan) sebagai alat untuk memutuskan atau memisahkan
rantai tiga unsur (sumber panas, udara dan bahan bakar). Dengan terpisahnya
tiga unsur tersebut, kebakaran dapat dihentikan (Gempur Santoso, 2004).
2) Tipe Konstruksi APAR (Alat Pemadam Api Ringan )
Apar memiliki dua tipe konstruksi (Depnaker, 1995), antara lain :
a. Tipe Tabung Gas (Gas Container Type)
Adalah suatu pemadam yang bahan pemadamnya di dorong keluar oleh gas
bertekanan yang dilepas dari tabung gas.
b. Tipe Tabung bertekanan tetap ( Stored Preasure Type)
Adalah suatu pemadam yang bahan pemadamnya didorong keluar gas kering
tanpa bahan kimia aktif atau udara kering yang disimpan bersama dengan
tepung pemadamnya dalam keadaan bertekanan.
3) Jenis APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Alat Pemadam Api Ringan memiliki beberapa jenis antara lain sebagai berikut :
a. APAR Jenis Air ( water)

Sejak dulu air digunakan untuk memadamkan kebakaran dengan hasil


yang memuaskan ( efektif dan ekonomis ) karena harganya relatif murah,
pada umumnya mudah diperoleh, aman dipakai, mudah disimpan dan
dipindahkan. APAR jenis air terdapat dalam bentuk stored pressure type
(tersimpan bertekanan) dan gas cartridge type (tabung gas). Sangat baik
digunakan untuk pemadaman kebakaran kelas A.
5
b. APAR Jenis Busa (foam)

Jenis busa adalah bahan pemadam api yang efektif untuk kebakaran
awal minyak. Biasanya digunakan dari bahan tepung aluminium sulfat dan
natrium bicarbonat yang keduanya dilarutkan dalam air. Hasilnya adalah busa
yang volumenya mencapai 10 kali lipat. Pemadaman api oleh busa merupakan
sistem isolasi, yaitu untuk mencegah oksigen untuk tidak ikut dalam reaksi.
c. APAR Jenis Tepung Kimia Kering (Dry Chemical Powder )

Bahan pemadam api serbuk kimia kering ( Dry Chemical Powder ) efektif
untuk kebakaran B dan C bisa juga untuk kelas A. Tepung serbuk kimia kering
berisi dua macam bahan kimia, yaitu:
(1) Sodium Bicarbonate dan Natrium Bicarbonate

6
(2) Gas CO2 atau Nitrogen sebagai pendorong
Khusus untuk pemadaman kelas D (logam) seperti magnesium, titanium,
zarcanium, dan lain-lain digunakan metal-dry-powder yaitu campuran dari
Sodium, Potasium dan Barium Chloride.
d. APAR Jenis Halon
Alat Pemadam Api Ringan jenis Halon efektif untuk menanggulangi kebakaran
jenis cairan mudah terbakar dan peralatan listrik bertegangan (kebakaran
kelas B dan C). Bahan pemadaman api gas Halon biasanya terdiri dari unsur-
unsur kimia seperti : chlorine, flourine, bromide dan iodine.
Macam-macam Halon antara lain:
(1) Halon 1211
Terdiri dari unsur Carbon (C), Fuorine (F), Chlorine (Cl), Bromide (Br).
Halon 1211 biasa disebut Bromochlorodifluormethane dan lebih populer
dengan nama BCF. Biasanya APAR Alat Pemadam Api Ringan) jenis BCF
dipasang di bangunan gedung, pabrik dll (Petrokimia Gresik, 1988).
(2) Halon 1301
Terdiri dari unsur Carbon (C), Fuorine (F) dan Bromide (Br) sehingga Halon
1301 juga disebut Bromotrifluormethane atau BTM.

e. APAR Jenis Gas Pasca Halon


Setelah ditemukannya lubang pada lapisan Ozone atmosfir bumi oleh The
British Artic Survey Team (1982), dimana salah satu unsur yang merusak
Ozone tersebut adalah gas Halon, maka sesuai perjanjian Montreal (Montreal
Protocol – Canada) gas halon tidak boleh diproduksi terhitung 1 Januari 1994.
Halon 1301 memiliki potensi merusak lapisan Ozone sebesar 16%. Adapun
selain merusak lapisan Ozone, beberapa dampak negatif dari unsur
pembentuk Halon antara lain :
(1) Fuorine
Non – metal sangat reaktif dan mudah bereaksi dengan elemen lain.
(2) Chlorine
(a) Gas sangat beracun
(b) Bila bercampur dengan air membentuk acid dan hydrocloric.

7
(c) Berupa elemen yang sangat reaktif serta bersifat oksidator.
(d) Dapat menimbulkan bahaya peledakan bila tercampur turpentine,
ether, gas amonia, hydrocarbon, hydrogen dan bubuk metal.
(e) Bila bereaksi dengan acetylene menimbulkan akibat yang sangat hebat.
(3) Bromide
(a) Unsur ini pada temperatur ruang bisa melepas uap berbahaya.
(b) Cairannya bisa menimbulkan bahaya terbakar bila kontak langsung
dengan kulit.
(c) Bersifat oksidator dan dapat menimbulkan bahaya kebakaran pada
bahanbahan terbakar bila terjadi kontak.
(4) Iodine
(a) Berwarna violet gelap, bentuk padatan akan menyublim dengan cepat
serta melepas uap beracun dan dapat bereaksi dengan bahan oksidator.
(b) Tidak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol sebagai obat
antiseptik.
f. APAR Jenis CO2
Bahan pemadam jenis CO2 efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B
(minyak) dan C ( listrik ). Berfungsi untuk mengurangi kadar oksigen dan
efektif untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di dalam ruangan (indoor)
pemadaman dengan menggunakan gas arang ini dapat mengurangi kadar
oksigen sampai di bawah 12 %.

8
C. MENERAPKAN PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN

1. Proses Pemeriksaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 04/ MEN /
1980 setiap APAR harus diperiksa 2 ( dua ) kali dalam setahun, yaitu:
a. Pemeriksaan dalam jangka 6 ( enam ) bulan, pemeriksaan tersebut meliputi:
 Berisi atau tidaknya tabung, berkurang atau tidaknya tekanan dalam
tabung, rusak atau tidaknya segi pengaman cartridge atau tabung
bertekanan mekanik penembus segel.
 Bagian-bagian luar dari tabung tidak boleh cacat termasuk handel dan label
harus selalu dalam keadaan baik.
 Mulut pancar tidak boleh tersumbat dan pipa pancar yang terpasang tidak
boleh retak atau menunjukkkan tanda-tanda rusak.
 Untuk alat pemadam api ringan cairan atau asam soda, diperiksa dengan
cara mencampur sedikit larutan sodium bicarbonat dan asam keras di luar
tabung, apabila reaksi cukup kuat, maka APAR tersebut dapat dipasang
kembali.
 Untuk APAR jenis busa dapat diperiksa dengan mencampur sedikit larutan
sodium bicarbonat dan alumunium sulfat di luar tabung, bila sudah cukup
kuat maka APAR tersebut dapat dipasang kembali.
 Untuk APAR jenis CO2 harus diperiksa dengan cara menimbang serta
mencocokkan dengan berat yang tertera pada APAR tersebut, bila
kekurangan berat 10 % tabung APAR tersebut harus diisi kembali sesuai
dengan berat yang ditentukan.
b. Pemeriksaan dalam jangka 12 bulan.
Untuk pemeriksaan dalam jangka 12 bulan sekali dilakukan seperti
pemeriksaan jangka 6 bulan namun ada beberapa tambahan pemeriksaan
sebagai berikut :
 Isi alat pemadam api harus sampai batas permukaan yang telah
ditentukan.

9
 Pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan tidak boleh
tersumbat atau buntu.
 Ulir tutup kepala tidak boleh cacat atau rusak, dan saluran penyemprotan
tidak boleh tersumbat.
 Peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak dengan bebas,
mempunyai rusuk atau sisi yang tajam dan bak gesket atau paking harus
masih dalam keadaan baik.
 Gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik.
 Bagian dalam dari alat pemadam api tidak boleh berlubang atau cacat
karena karat.
 Untuk jenis cairan busa yang dicampur sebelum dimasukkan larutannya
harus dalam keadaan baik.
 Untuk jenis cairan busa dalam tabung yang dilak, tabung harus masih dilak
dengan baik.
 Lapiran pelindung diri tabung gas bertekanan, harus dalam keadaan baik.
 Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya.

10
2. Prosedur penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
a. Prosedur penggunaan Alat Pemadam Api Ringan jenis air /Water dan jenis
Foam antara lain sebagai berikut:
1. Ambil APAR dari tempatnya dengan tangan kanan memegang bagian
bawah APAR.
2. Balik APAR agar tercampur antara bahan pendorong dan media pemadam.
3. Tarik pin/putus segel pengaman pada pin operating lever.
4. Berdiri pada jarak 30-40 feet dari api.
5. Coba keandalan APAR sebelum diarahkan ke sasaran.
6. Letakkan APAR dengan keadaan terbalik pada lantai.
7. Arahkan ke bawah/dasar api.
8. Semprotkan dari sisi ke sisi/kibaskan media pemadam api pada dasar
nyala api sehingga oksigen tidak dapat ikut reaksi.
b. Prosedur penggunaan Alat Pemadam Api Ringan jenis CO2 , Tepung Kimia
Kering (Dry Chemical Powder) dan Halon antara lain sebagai berikut:
1. Ambil APAR dari tempatnya.
2. Berdiri pada jarak 2-2,5 m dari api.
3. Tarik pin/putus segel pengaman pada pin operating lever.
4. Coba keandalan APAR sebelum diarahkan ke sasaran.
5. Arahkan ke bawah/dasar api.
6. Semprotkan dari sisi ke sisi/kibaskan media pemadam api pada dasar
nyala api sehingga oksigen tidak dapat ikut reaksi.
3. Hal yang perlu diketahui dalam penggunaan APAR :
a. Perhatikan arah angin (usahakan badan/muka menghadap searah dengan
arah angin) supaya media pemadam benar-benar efektif menuju ke pusat api
dan jilatan api tidak mengenai tubuh petugas pemadam.
b. Perhatikan sumber kebakaran dan gunakan jenis APAR yang sesuai dengan
klasifikasi sumber kebakaran.

4. Rekomendasi tempat meletakan APAR yang baik


Berikut tempat yang direkomendasikan untuk diletakanya APAR antara lain :
 Diletakan pada jalur jalan keluar.

11
 Dekat dengan pintu dan diberi label yang mudah dibaca serta terlihat dengan
jelas.
 Cukup dekat dengan daerah yang berbahaya.
 Bila diletakan pada gantungan (hanger), tinggi handle atau pegangan dari
lanti kurang lebih 120 cm.
 Untuk gedung bertingkat usahakan posisi diletakanya APAR adalah pada
posisi yang sama diletakan pada sudut-sudut gang (koridor) atau dekat pintu
tangga.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Harlinanto Aghatha A. 2015. Alat Pemadam Api Ringan dan Jalur Evakuasi Serta
Penanggulangan. Semarang. UNNES.

2. Isnaeni Sholihah. 2009. Alat Pemadam Api Ringan dan Instalasi Hydrant Sebagai
Salah Satu Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Di Area Pabrik I
PT.Petrokimia Gersik. Surakarta . UNS.

3. Modul Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

13

Anda mungkin juga menyukai