Anda di halaman 1dari 7

panduan perwasitan bulu tangkis

bingung bagaimana caranya jadi wasit bulu tangkis?


ini panduan dalam perwasitan bulu tangkis.
selamat belajar

PERWASITAN BULUTANGKIS

 Wasit Pelaksana
Wasit yang memimpin pertandingan ditunjuk oleh Panitia (wasit PBSI)
a. Keputusan wasit yang memimpin pertandingan mengikat.
b. Wasit dapat membatalkan keputusan Hakim Garis (Over Rule).
c. Referee berhak memutuskan segala sesuatu menyangkut pertandingan.

A. REKOMENDASI KEPADA PETUGAS TEKNIK

1. Pengenalan (Introduction)
a. Rekomendasi kepada petugas teknik dikeluarkan oleh BWF dengan harapan untuk
menstandarisasi kontrol dari permainan bulutangkis diseluruh negara sesuai dengan
peraturannya.
b. Tujuan dari rekomendasi ini adalah untuk memberikan advus kepada wasit bagaimana
mengontrol suatu pertandingan secara tegas dan adil, tanpa berlebihan, sambil memastikan
bahwa, peraturan permainan dipatuhi. Rekomendasi ini juga memberikan petunjuk kepada
hakim servis dan hakim garis untuk bagaimana mereka menjalankan tugasnya.
c. Semua petugas teknik harus ingat, bahwa permainan ini (the game) adalah untuk pemain.

2. Petugas dan Keputusannya (Officials and Their Decision)


a. Seorang wasit melapor kepada dan bertindak dibawah otoritas dari Referee atau kepada
petugas yang bertanggung jawab ,bila Referee tidak ada.
b. Seorang hakim servis biasanya harus ditunjuk oleh Referee , tetapi dapat diganti oleh Referee
atau wasit dengan saling berkonsultasi satu sama lain.
c. Hakim garis biasanya harus ditunjuk oleh Referee, tetapi seorang hakim garis dapat diganti
oleh Referee atau wasit dengan saling berkonsultasi satu sama lain.
d. Suatu keputusan petugas harus bersifat final pada hal-hal yang merupakan fakta dimana
petugas itu bertanggung jawab, kecuali jika menurut opini wasit, diluar keragu-raguan yang
beralasan bahwa seorang hakim garis secara jelas membuat keputusan yang salah ,wasit harus
mengoreksi (overrule) keputusan dari hakim garis tersebut. Jika menurut opini wasit , hakim
garis tersebut perlu diganti, wasit harus memanggil Referee.
e. Bila petugas lain tidak melohat (unsighted), wassit harus membuat keputusan. Bila keputusan
tidak dapat diberikan ,maka harus dinyatakan “ulang’ (let).
f. Wasit harus bertanggung jawab sepenuhnya dilapangan dan sekitarnya. Wewenang wasit eksis
dari memasuki lapangan sebelum pertandingan sampai dengan meninggalkan lapangan setelah
pertandingan.

3. Rekomendasi Kepada Wasit (Recommendation to Umpires)


a. Sebelum pertandingan, wasit harus :
 Memperoleh scoresheet dari Referee
 Memastikan bahwa alat untuk penghitungan skor yang dipakai berfungsi
 Melihat,bahwa tiang net berada diatas garis samping untuk ganda
 Memeriksa ketinggian net dan memastikan tidak ada celah antara ujung dan tiang net.
 Mengetahui dengan pasti apakah ada peraturan tersendiri atau tambahan (by law) sehubungan
dengan shuttle mengenai suatu penghalang.
 Memastikan ,bahwa hakim servis dan hakim garis mengetahui tugass mereka dan mereka
berada pada tempat atau posisi yang benar.
 Memastikan ,bahwa shuttle yang telah dites dalam jumlah yang cukup tersedia untuk
perandingan tersebut untuk menghindari perlambatan (delays) selama permainan.
 Periksa apakah pakaian pemain sesuai dengan peraturan yang relevan meliputi warna ,desain,
huruf, dan iklan. Dan pastikan bahwa setiap pelanggaran dikoreksi. Suatu keputusan bahwa
pakaian melanggar aturan harus diberitahukan kepada Referee atau petugas yang tepat sebelum
pertandingan atau , jika tidak memungkinkan segera setelah pertandingan.
 Lakukan tos secara adil (fairly) dan pastikan, bahwa pihak yang menang dan pihak yang kalah
secara benar telah melakukan pilihan mereka.
 Catat, dalam hal ganda, nama pemain yang memulai dikotak servis sebelah kanan. Catatan
serupa harus dibuat pada awal setiap game. Ini memungkinkan untuk memeriksa pada setiap
saat untuk melihat apakah para pemain berada pada koatak servis yang benar.
b. Untuk memulai pertandingan, wasit harus mengumumkan pertandingan mempergunakan
kalimat pengumuman secara tepat.
c. Selama Pertandingan, wasit harus :
 Mempergunakan kata-kata standart.
 Catat dan sebut skor. Selalu menyebut skor pelaku servis terlebih dahulu.
 Selama servis dilakukan, jika seorang hakim servis ditunjuk ,secara khusus mengawasi
penerima servis. Wasit dapat pula menyebut fault servis jika diperlukan.
 Jika memungkinkan ,mengawasi status dari peralatan skoring.
 Angkat tangan kanan diatas kepala wasit, jika bantuan (assistance) dari Referee dibutuhkan.
d. Bila salah satu pihak kalah dalam suatu rally dan dengan demikian kehilangan haknya untuk
terus melakukan servis, disebutkan :
 “Pindah servis” (“Servis Over”) diikuti oleh skor mendahulukan pihak pelaku servis yang baru
; jika perlu, pada waktu yang bersamaan menunjuk dengan tangan yang tepat kearah pelaku
servis yang baru dan kearah kotak servis yang benar.
e. “Main (Play)” hanya disebut wasit :
 Untuk mengindikasikan ,bahwa suatu pertandingan atau suatu game dimulai atau suatu game
setelah rehat atau pindah tempat harus dilanjutkan.
 Untuk mengindikasikan ,bahwa permainan dimulai lagi setelah terhenti ; atau
 Untuk mengindikasikan ,bahwa wasit memerintahkan (menginstruksikan) pemain untuk
memulai lagi pertandingan.
f. “Fault” harus disebut oleh wasit bila suatu “fault” terjadi, kecuali seperti berikut :
 Suatu fault dari pelaku servis disebut oleh hakim servis dan dinyatakan oleh wasit dengan
menyebut “Fault Servis”. Wasit harus menyebut suatu fault dari penerima servis dengan
mengatakan “Fault Penerima Servis”
 Suatu fault terjadi ,untuk mana sebutan dan signal hakim servis memadai.
 Fault terjadi dan hanya disebut jika klarifikasi diperlukan untuk pemain atau penonton.
g. Selama setiap game, bila skor yang sedang memimpin mencapai 11 angka, sebut “Pindah
Servis” , bila tepat, diikuti langsung oleh skor setelah rally yang menghasilkan angka ke 11
berakhir, diikuti oleh “rehat” tanpa menghiraukan tepuk tangan. Ini merupakan awal dari rehat
yang diperbolehkan. Selama setiap rehat, hakim garis, bila ada, harus memastikan bahwa
lapangan dipel (dikeringkan) selama rehat.
h. Dalam rehat selama game, bila skor yang memimpin mencapai angka 11 setelah 40detik
berlalu, sebut : “Lapangan.....,20detik”. Ulangi sebutan itu.
i. Game yang diperpanjang (Extended Game)
 Bila satu pihak mencapai angka 20 dalam setiap game, sebut : “Match Point” atau “Game
Point” seperti diterapkan.
 Jika satu pihak mencapai angka 29, dalam setiap game dan untuk masing-masing pihak, sebut
:”Game Point” seperti diterapkan.
 Sebutan “Game Point” harus selalu segera mengikuti skor pelaku servis dan mendahului skor
penerima servis.
j. Pada akhir game ,”Game” harus segera disebut setelah rally yang menentukan berakhir, tanpa
menghiraukan tepuk tangan.
k. Setelah game pertama berakhir, sebut :
 “Game pertama dimenangkan oleh........(nama pemain, atau nama tim dalam suatu kejuaraan
beregu)........(skor)”.
l. Pada akhir setiap game ,hakim servis, bila ada harus memastikan, bahwa lapangan dipel selama
rehat dan meletakkan tanda interval jika ada, ditengah dibawah net.
m. Jika suatu game memenangkan partai pertandingan ,sebaliknya sebut :
 “Partai pertandingan dimenangkan oleh........(nama pemain, nama tim dalam suatu kejuaraan
beregu)........(skor)”.
n. Untuk memulai game kedua, sebut :”Game kedua, kosong sama, main”. Jika terjadi game
ketiga, untuk memulai game ketiga, sebut : “Game terakhir, kosong sama, main”.
o. Setelah pertandingan selesai, segera bawa scoresheet yang telah terisi lengkap kepada Referee.
p. Keputusan Garis (Line Calls)
 Hakim garis bertanggung jawab sepenuhnya untuk keputusannya.
 Jika menurut opini wasit ,diluar keragu-raguan yang beralasan, seorang hakin garis secara jelas
telah membuat keputusan yang salah, wasit harus menyebut:
 “Koreksi Masuk”, jika shuttle telah mendarat “masuk” ; atau
 “Koreksi Keluar”, jika shuttle telah mendarat “keluar”.
 Dalam hal tidak ada seorang hakin garis atau hakin garis tidak melihat (unsightned), wasit
harus segera menyebut :
 “Keluar” sebelum menyebut skor bila shuttle mendarat diluar garis ; atau
 Menyebut skor, bila shuttle mendarat didalam ; atau
 “Ulang (Let)” bila wasit tidak melihat (unsightned).
q. Pergantian Shuttle (Change of Shuttle)
 Pergantian shuttle selama pertandingan harus adil (fair). Wasit harus memutuskan jika shuttle
perlu diganti.
 Sebuah shuttle yang kecepatan atau terbangnya sudah dipengaruhi (dirusak) harus dibuang.
r. Penundaan Permainan (Suspension of Play)
 Jika permainan harus ditunda, sebut :”Permainan ditunda” dan catat skor pelaku servis,
penerima servis, kotak servis yang benar dan tempat (sisi lapangan). Bila permainan dimulai
lagi, catat lamanya (duration) penundaan. Pastikan bahwa para pemain berada diposisi yang
benar, dan sebut : “Anda siap?”. Sebut skor dan “main”
s. Perilaku Buruk (Misconduct)
 Catat dan laporkan kepada Referee tiap insiden perilaku tidak baik dan tindakan yang telah
diambil.
 Bila wasit harus menangani suatu pelanggaran dengan mengeluarkan suatu peringatan kepada
pihak pelanggar dan pada saat bersamaan ,wasit berhak mengeluarkan kartu kuning ,kartu
merah, ataupun kartu hitam.

4. Saran Umum Untuk Mewasiti (General Advice on Umpiring)


a. Mengetahui dan mengerti Peraturan Permainan Bulutangkis.
b. Sebut (putuskan) secara tepat ,cepat dan otoritas, tetapi jika kesalahan dibuat, akui itu dan
minta maaf dan koreksi kesalahan itu.
c. Buat semua pengumuman dan penyebutan skor secara jelas dan cukup nyaring agar dapat
didengar jelas oleh pemain dan penonton.
d. Jangan sebut “fault” dan biarkan game berkanjut ,jika suatu keragu-raguan timbul dalam
pikiran anda apakah suatu pelanggaran peraturan telah terjadi atau tidak.
e. Jangan pernah menanyakan penonton atau membiarkan dipengaruhi oleh mereka atau ucapan-
ucapan mereka.
f. Motivasi rekan-rekan petugas teknik anda yang klain, misalnya dengan cara diam-diam
mengakui keputusan dari hakim garis dan membangun hubungan kerja yang baik dengan
mereka.

5. Instruksi Untuk Hakim Servis (Instruction to Service Judge)


a. Hakim servis bertanggung jawab untuk menilai, bahwa pelaku servis melakukan suatu servis
yang benar. Jika tidak, sebut “fault” dengan nyaring dan pergunakan signal tangan yang telah
diakui untuk mengindikasi jenis dan pelanggaran.
b. Hakim servis harus duduk disebuah kursi yang rendah dekat dengan tiang net, lebih baik
berseberangan dengan wasit.
c. Wasit bisa mengatur dengan hakim servis untuk melakukan tugas tambahan ,asalkan para
pemain diberitahu.
6. Instruksi Untuk Hakim Garis (Instruction to Line Judge)
a. Hakim garis harus duduk dikursi diperpanjangan garis mereka pada ujung dan pinggir
lapangan dan lebih baik berseberangan dengan wasit.
b. Seorang hakim garis harus bertanggung jawab sepenuhnya untuk garis yang diperuntukkannya
,kecuali wasit harus meng-overrule keputusan hakim garis.
 Jika shuttle mendarat diluar, sebut keluar “out” dengan cepat dan suara yang jelas, cukup
nyaring untuk didengar oleh pemain dan penonton, dan disaat yang bersamaan memberikan
signal dengan merentangkan tangan secara horizontal sehingga wasit dapat melihat dengan
jelas.
 Jika shuttle mendarat didalam, hakim garis jangan mengatakan apa-apa, tetapi menunjuk ke
garis dengan tangan kanan.
c. Jika tidak terlihat, beritahu wasit segera dengan meletakkan kedua tangan untuk menutupi
mata.
d. Jangan menyebut atau memberikan signal sampai shuttle menyentuh lantai.
e. Penyebutan harus selalu dibuat, dan tidak ada antisipasi dibuat kepada keputusan wasit,
misalnya bahwa shuttle mengenai seorang pemain.

B. PROSEDUR PENYEBUTAN WASIT

1. Pengumuman dan Pengenalan (Announcements and Introduction)


1. Hadirin (Ladies and Gentleman) :
 disebelah kanan saya,........(nama pemain),........(nama negara),dan disebelah kiri
saya,.........(nama pemain),........(nama negara), atau
 disebelah kanan saya,........(nama negara/tim),diwakili oleh ........(nama pemain),dan disebelah
kiri saya,.........(nama negara/tim),diwakili oleh........(nama pemain)
2. ........(nama pemain) melakukan servis ;atau
3. ........(nama negara/tim) ,elakukan servis
4. ........(nama pemain) melakukan servis kepada........(nama pemain)
5. ........(nama pemain) kepada.........(nama pemain)

2. Memulai Pertandingan dan Penyebutan Skor (Start of Match and Calling the Score)
1. ‘kosong sama ; main’.
2. ‘pindah servis’.
3. ‘rehat (interval)’.
4. ‘lapangan........(nomor),20 detik’.
5. ‘........game point........’, misalnya ’20 game point’, atau ’29 game point 28’.
6. ‘........match point........’, misalnya ’20 match point’, atau ’29 match point 28’.
7. ‘........game point sama, misalnya ’29 game point sama’.
8. ‘game pertama dimenangkan oleh........(dalam kejuaraan beregu, pakai nama
negara/tim)........(skor)’.
9. ‘game kedua’.
10. ‘game kedua dimenangkan oleh........ ........(dalam kejuaraan beregu, pakai nama
negara/tim)........(skor)’.
11. ‘game satu sam (one game all)’.
12. ‘game terakhir (final game)’.

3. Akhir Pertandingan (End of Match)


1. “Pertandingan dimenangkan oleh........(nama pemain/tim)........(skor)”.
2. “........(nama pemain/tim) mengundurkan diri”.

3. “........(nama pemain/tim) didiskualifikasi.

k kunjungi http://aliffatkhurahman.blogspot.com/ untuk mencari info dan materi olahraga dan


kesehatan yang lainnya. semoga bermanfaat. :)

Anda mungkin juga menyukai