Anda di halaman 1dari 14

Inilah 4 Standar Akuntansi di Indonesia

Standar akuntansi adalah suatu metode dan format baku dalam penyajian informasi
laporan keuangan suatu kegiatan usaha. Standar akuntansi dibuat, disusun dan
disahkan oleh lembaga resmi (Standard Setting Body). Di dalam standar ini dijelaskan
transaksi apa saja yang harus dicatat; bagaimana cara mencatatnya dan bagaimana
penyajiannya.

Standar akuntansi ini adalah permasalah utama akuntan dan semua pengguna
laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu, metode dan
format penyusunan standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan. Standar akuntansi ini akan berubah dan berkembang sesuai tuntutan di
masyarakat.

Standar akuntansi di Indonesia saat berkembang menjadi 4 (empat) yang dikenal


dengan 4 Pilar Standar Akuntansi. Keempat pilar standar tersebut disusun dengan
mengikuti perkembangan dunia usaha. Empat pilar standar itu adalah:

1. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK)


SAK digunakan untuk suatu badan yang memiliki akuntanbilitas publik, yaitu badan
yang terdaftar atau masih dalam proses pendaftaran di pasar modal atau badan
fidusia (badan usaha yang menggunakan dana masyarakat, seperti asuransi,
perbankan dan dana pensiun). Sejak tahun 2012, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
mengadopsi standar dari International Financial Report Standard (IFRS) untuk standar
akuntansi keuangan yang berlaku di seluruh perusahaan terdaftar yang ada di
Indonesia.

Di dalam situs Akuntansionline.id disediakan sebuah aplikasi pelaporan keuangan


yang mengikuti standar dari IAI di atas. [highlights]klik disini[/highlights] untuk dapat
mengikuti demonya. Melalui aplikasi ini, anda tidak hanya dapat membuat pelaporan
keuangan dengan mengikuti standar dari IAI tetapi juga anda dapat membuat
laporan keuangan manajemen agar anda dapat memprediksi kondisi dan peluang
pasar untuk perusahaan anda. Jika anda masih bingung dengan Standar Akuntansi
Keuangan ini, anda dapat berkonsultasi dengan pakar akuntansi kami dengan
mengklik tautan [highlights]ini[/highlights].

2. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BADAN USAHA TANPA AKUNTABILITAS


PUBLIK (SAK-ETAP)
SAK ETAP digunakan untuk suatu badan yang tidak memiliki akuntabilitas publik
signifikan dalam menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum. SAK-ETAP juga
mengikuti standar yang ditetapkan oleh IFRS khususnya bidang Small Medium
Enterprise (Usaha Kecil Menengah). SAK-ETAP ini dikeluarkan sejak tahun 2009 dan
berlaku efektif pada tahun 2011.

SAK-ETAP pada dasarnya adalah penyederhanaan SAK IFRS. Beberapa


penyederhanaan yang terdapat dalam SAK-ETAP adalah:

Tidak ada Laporan Laba / Rugi Komprehensif.

Penilaian untuk aset tetap, aset tak berwujud dan propersi investasi setelah tanggal
perolehan hanya menggunakan harga perolehan, tidak ada pilihan menggunakan
nilai revaluasi atau nilai wajar.
Tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan. Beban pajak diakui sebesar
jumlah pajak menurut ketentuan pajak.

Badan usaha yang menggunakan SAK-ETAP dalam laporan auditnya menyebutkan


laporan keuangan badan usaha telah sesuai dengan SAK-ETAP. SAK-ETAP memiliki
manfaat, yaitu apabila diterapkan dengan tepat, diharapkan unit usaha kecil dan
menengah mampu membuat laporan tanpa harus dibantu oleh pihak lain dan dapat
dilakukan audit terhadap laporannya tersebut.

Sasaran SAK-ETAP ini memang ditujukan untuk jenis Usaha Kecil dan Menengah,
namun tidak banyak pengusaha UKM yang memahami hal ini. Perlu adanya
sosialisasi dan pelatihan untuk SAK-ETAP ini agar UKM dapat berkembang dan
dipercaya oleh investor. Akuntansionline.id memberikan solusi untuk permasalahan
ini. Di situs kami terdapat fitur aplikasi pelaporan keuangan dengan menggunakan
format SAK-ETAP. [highlights]Klik disini[/highlights] untuk mengikuti demo dan
mengetahui fitur dari aplikasi tersebut.

3. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH (SAK SYARIAH)


Standar ini digunakan untuk badan usaha yang memiliki transaksi syariah atau
berbasis syariah. Standar ini terdiri atas keraengka konseptual penyusunan dan
pengungkapan laporan, standar penyajian laporan keuangan dan standar khusus
transaksi syariah seperti mudharabah, murabahah, salam, ijarah dan istishna.

Bank syariah menggunakan dua standar dalam menyusun laporan keuangan.


Sebagai badan usaha yang memiliki akuntabilitas publik signifikan, bank syariah
menggunakan PSAK, sedangkan untuk transaksi syariahnya menggunakan PSAK
Syariah.

Akuntansi syariah memang salah satu cabang akuntansi yang tergolong baru. Tidak
banyak orang yang mengetahui penerapan prinsip-prinsip syariah ke dalam bidang
akuntansi. Sehingga perlu adanya sosialisasi dan pelatihan tentang cabang terbaru
bidang akuntansi. Jika anda memerlukan penjelasan dan konsultasi tentang
penerapan prinsip syariah ke dalam pelaporan keuangan, silakan [highlights]klik
disini[/highlights] untuk berkonsultasi dengan pakar akuntansi dari situs
akuntansionline.id. Baca juga artikel tentang Standar Akuntansi Syariah
[highlights]disini[/highlights].

4. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP)


SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP),
dilengkapi dengan Pengantar Standar Akuntansi Pemerintahan dan disusun mengacu
kepada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. Standar ini digunakan untuk
menyusun laporan keuangan instansi pemerintahan, baik pusat ataupun daerah. SAP
disusun dan disahkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP SAP). SAP
berbasis akrual ditetapkan dalam PP No. 71 Tahun 2010. Instansi masih
diperkenankan menggunakan PP No. 24 Tahun 2005, SAP berbasis kas menuju akrual
sampai tahun 2014.

SAP berbasis kas menuju akrual menggunakan basis kas untuk penyusunan laporan
realisasi anggaran dan menggunakan basis akrual untuk penyusunan neraca. Pada
SAP berbasis akrual, laporan realisasi anggaran tetap menggunakan basis kas karena
akan dibandingkan dengan anggaran yang disusun dengan menggunakan basis kas,
sedangkan laporan operasional yang melaporkan kinerja badan usaha disusun
dengan menggunakan basis akrual.

Standar Akuntansi Pemerintahan ini berbeda dengan 3 jenis standar akuntansi


sebelumnya. Pengguna SAP biasanya terbatas di kalangan pemerintahan saja.
Sehingga publikasi laporan keuangan bidang pemerintahan tidak terbuka seperti
laporan keuangan perusahaan.

Kesimpulan
Penyajian laporan keuangan di setiap perusahaan berbeda-beda tergantun jenis
kegiatan dari perusahaan tersebut. Perbedaan penyajian pelaporan keuangan
tersebut tentunya akan membingungkan bagi pengguna jika ia mencoba
membandingkan kondisi dua perusahaan. Standarisasi format laporan keuangan
diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Dengan adanya standarisasi ini, tidak hanya
akuntan profesional akan mudah membaca kondisi perusahaan tetapi juga orang
awam yang ingin mengetahui kondisi perusahaan tersebut juga.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK)


Posted on Oktober 25, 2011 by dhika augustyas

Pengertian SAK

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan
keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994
menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984. SAK di Indonesia menrupakan terapan dari
beberapa standard akuntansi yang ada seperti, IAS,IFRS,ETAP,GAAP. Selain itu ada juga PSAK
syariah dan juga SAP.
Selain untuk keseragaman laporan keuangan, Standar akuntansi juga diperlukan untuk memudahkan
penyusunan laporan keuangan, memudahkan auditor serta Memudahkan pembaca laporan
keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.
Di Indonesia SAK yang diterapkan akan berdasarkan IFRS pada tahun 2012 mendatang.

Pada PSAK-IFRS, SAK ETAP ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia. PSAK Syariah diterbitkan oleh Dewan Akuntansi Syariah sedangkan SAP oleh Komite
Standar Akuntansi Pemerintah.

Berikut ini penjelasan dari macam-macam SAK tersebut :

1. PSAK-IFRS

PSAK-IFRS akan diterapkan secara utuh pada tahun 2012. Saat ini masih dalam proses konvergensi.
Proses ini melalui tahap adopsi pada tahun 2008-2010 kemudian tahun ini memasuki tahap
persiapan akhir sebelum tahap implementasi di tahun 2012.Pada PSAK ini wajib diterapkan untuk
entitas dengan akuntabilitas public seperti : Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan
BUMN. Tujuan dari PSAK ini adalah memberikan informasi yang relevan bagi user laporan keuangan.

Lalu Kenapa Indonesia mengadopsi IFRS ?

Indonesia mengadopsi IFRS karena Indonesia adalah bagian dari IFAC yang sudah pasti harus
mematuhi SMO(Statement Membership Obligation) yang menjadikan IFRS sebagai accounting
standard. Selain itu konvergensi IFRS adalah kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota
G20 Forum. Pada pertemuan pemimpin G20 di Wahington DC, pada 15 November 2008 didapati
hasil : “Strengthening Transparency and Accountability” yang kemudian pada 2 April 2009 di London
pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk : Strengthening Financial Supervision and
Regulation “to call on the accounting standard setters to work urgently with supervisors and regulators
to improve standards on valuation and provisioning and achieve a single set of high‐quality global
accounting standards.”

MANFAAT IFRS

Manfaat dari penerapan IFRS sebagai berikut :

1. Meningkatkan daya banding laporan keuangan


2. Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal Internasional
3. Menghilangkan hambatan arus modal Internasional dengan mengurangi perbedaan dalam
ketentuan pelaporan keuangan
4. Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis
keuangan bagi para analis
5. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice

Jadi walaupun Indonesia harus menyesuaikan standard keuangan dengan IFRS namun hal ini akan
mempermudah untuk pelaporan keuangan meskipun aka nada perubahan-perubahan dalam
penyusunan laporan keuangan itu sendiri yang bersifat menyuluruh.

Karakter IFRS

IFRS menggunakan “Principles Base” yaitu :

 Lebih menekankan Interpretasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit
penerapan prinsip tersebut
 Standard membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi
akuntansi mencerminkan realitas ekonomi
 Membutuhkan professional judgement pada penerapan standard akuntansi.
IFRS juga menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan
penilaian sendiri atau menggunakan jasa penilai. Selain itu IFRS mengharuskan
pengungkapan(disclosure) yang lebih banyak baik kwantitatif maupun kualitatif.

2. SAK-ETAP

SAK ETAP adalah Standard akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. ETAP
yaitu Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan serta menerbitkan laporan
keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.

ETAP menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises. SAK-ETAP diterbitkan pada tahun
2009 dan berlaku efektif 1 Januari 2011 dan dapat diterapkan pada 1 Januari 2010. SAK ini
diterapkan secara retrospektif namun jika tidak praktis dapat diterapkan secara prospektif yang berarti
mengakui semua asset dan kewajiban sesuai SAK ETAP juga tidak mengakui asset dan kewajiban
jika tidak diizinkan oleh SAK-ETAP, selain itu Mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya
menggunakan PSAK lama menjadi pos-pos sesuai SAK-ETAP juga menerapkan pengukuran asset
dan kewajiban yang diakui SAK ETAP.

Manfaat SAK ETAP

Dengan adanya SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil dan menangah dapat untuk menyusun
laporan keuangannya sendiri juga dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga perusahaan
dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana untuk pengembangan
usahanya.

Manfaat lain dari SAK ETAP antara lain :

1. Lebih mudah implementasinya dibandingkan PSAK-IFRS karena lebih sederhana


2. Walaupun sederhana namun tetap dapat memberikan informasi yang handal dalam penyajian
laporan keuangan
3. Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai dengan kondisi di
Indonesia serta dibuat lebih ringkas
4. SAK ETAP masih memerlukan profesional judgement namun tidak sebanyak untuk PSAK-
IFRS
5. Tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK lama, namun ada beberapa hal
yang diadopsi/modifikasi dari IFRS/IAS

SAK ETAP terdiri dari 30 Bab dan daftar istilah yang mempermudah untuk memahami SAK ini.

3. PSAK Syariah

PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga syariah
maupun lembaga non syariah. Dalam PSAK Syariah ini pengembangan dilakukan dengan model
PSAK umum namun psak ini berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI.

PSAK Syariah berada dalam PSAK 100-106 yang terdiri dari :

1. Kerangka Konseptual
2. Penyajian Laporan Keuangan Syariah
3. Akuntansi Murabahah
4. Musyarakah
5. Mudharabah
6. Salam
7. Istishna

4. SAP
SAP adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan. SAP ini ditetapkan sebagai PP(Peraturan Pemerintah) yang diterapkan untuk entetitas
pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD).

SAP diterapkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (PP SAP). Penyusunan SAP melalui tahapan-tahapan seperti :

1. Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar


2. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP
3. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja
4. Penulisan draf SAP oleh Kelompok Kerja
5. Pembahasan Draf oleh Komite Kerja
6. Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan
7. Peluncuran Draf Publikasian SAP (Exposure Draft)
8. Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat Publik (Public Hearings)
9. Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikasian
10. Finalisasi Standar

Jadi SAP disusun hanya untuk instalasi kepemerintahan baik pusat maupun daerah untuk menyusun
laporan keuangan dalam pemerintahan. Dan diharapkan dengan adanya SAP maka akan ada
transparansi, parisipaso dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara sehingga dapat
mewujudkan pemerintahan yang baik

STANDAR AKUNTANSI DI INDONESIA DAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL

A. STANDAR AKUNTANSI DI INDONESIA


Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
1. Pengertian SAK
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur
pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian
laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan
Komite Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip
Akuntansi Indonesia tahun 1984. SAK di Indonesia merupakan terapan dari
beberapa standard akuntansi yang ada seperti, IAS, IFRS, ETAP, GAAP. Selain itu
ada juga PSAK syariah dan juga SAP.
Selain untuk keseragaman laporan keuangan, standar akuntansi juga diperlukan
untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan, memudahkan auditor serta
memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan
membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda. Di Indonesia SAK yang
diterapkan akan berdasarkan IFRS pada tahun 2012 mendatang.
2. Sejarah SAK
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai wadah profesi akuntansi di Indonesia selalu
tanggap terhadap perkembangan yang terjadi, khususnya dalam hal-hal yang
memengaruhi dunia usaha dan profesi akuntan. Hal ini dapat dilihat dari dinamika
kegiatan pengembangan standar akuntansi sejak berdirinya IAI pada tahun 1957
hingga kini. Setidaknya, terdapat tiga tonggak sejarah dalam pengembangan
standar akuntansi keuangan di Indonesia.
Tonggak sejarah pertama, menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada
tahun 1973. Pada masa itu merupakan pertama kalinya IAI melakukan kodifikasi
prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam suatu buku ”Prinsip
Akuntansi Indonesia (PAI).”
Kemudian, tonggak sejarah kedua terjadi pada tahun 1984. Pada masa itu, komite
PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian
mengkondifikasikannya dalam buku ”Prinsip Akuntansi Indonesia 1984” dengan
tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia
usaha.
Berikutnya pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total terhadap PAI 1984
dan melakukan kodifikasi dalam buku ”Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1
Oktober 1994.” Sejak tahun 1994, IAI juga telah memutuskan untuk melakukan
harmonisasi dengan standar akuntansi internasional dalam pengembangan
standarnya. Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi perubahan dari harmonisasi
ke adaptasi, kemudian menjadi adopsi dalam rangka konvergensi dengan
International Financial Reporting Standards (IFRS). Program adopsi penuh dalam
rangka mencapai konvergensi dengan IFRS direncanakan dapat terlaksana dalam
beberapa tahun ke depan.
Dalam perkembangannya, standar akuntansi keuangan terus direvisi secara
berkesinambungan, baik berupa berupa penyempurnaan maupun penambahan
standar baru sejak tahun 1994. Proses revisi telah dilakukan enam kali, yaitu pada
tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, dan 1
September 2007. Buku ”Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007” ini di
dalamnya sudah bertambah dibandingkan revisi sebelumnya yaitu tambahan
KDPPLK Syariah, 6 PSAK baru, dan 5 PSAK revisi. Secara garis besar, sekarang ini
terdapat 2 KDPPLK, 62 PSAK, dan 7 ISAK.
Untuk dapat menghasilkan standar akuntansi keuangan yang baik, maka badan
penyusunnya terus dikembangkan dan disempurnakan sesuai dengan kebutuhan.
Awalnya, cikal bakal badan penyusun standar akuntansi adalah Panitia
Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur dari GAAP dan GAAS yang dibentuk
pada tahun 1973. Pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia
(PAI) yang bertugas menyusun dan mengembangkan standar akuntansi keuangan.
Komite PAI telah bertugas selama empat periode kepengurusan IAI sejak tahun
1974 hingga 1994 dengan susunan personel yang terus diperbarui. Selanjutnya,
pada periode kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama Komite PAI diubah menjadi
Komite Standar Akuntansi Keuangan (Komite SAK).
Kemudian, pada Kongres VIII IAI tanggal 23-24 September 1998 di Jakarta, Komite
SAK diubah kembali menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dengan
diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK dan ISAK. Selain itu,
juga telah dibentuk Komite Akuntansi Syariah (KAS) dan Dewan Konsultatif Standar
Akuntansi Keuangan (DKSAK). Komite Akuntansi Syariah (KAS) dibentuk tanggal 18
Oktober 2005 untuk menopang kelancaran kegiatan penyusunan PSAK yang terkait
dengan perlakuan akuntansi transaksi syariah yang dilakukan oleh DSAK.
Sedangkan DKSAK yang anggotanya terdiri atas profesi akuntan dan luar profesi
akuntan, yang mewakili para pengguna, merupakan mitra DSAK dalam
merumuskan arah dan pengembangan SAK di Indonesia.
3. SAK-ETAP
SAK ETAP adalah Standard akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik. ETAP yaitu Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan serta
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.
ETAP menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises. SAK-ETAP
diterbitkan pada tahun 2009 dan berlaku efektif 1 Januari 2011 dan dapat
diterapkan pada 1 Januari 2010. SAK ini diterapkan secara retrospektif namun jika
tidak praktis dapat diterapkan secara prospektif yang berarti mengakui semua asset
dan kewajiban sesuai SAK ETAP juga tidak mengakui asset dan kewajiban jika tidak
diizinkan oleh SAK-ETAP, selain itu Mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya
menggunakan PSAK lama menjadi pos-pos sesuai SAK-ETAP juga menerapkan
pengukuran asset dan kewajiban yang diakui SAK ETAP.
4. Manfaat SAK ETAP
Dengan adanya SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil dan menangah dapat
untuk menyusun laporan keuangannya sendiri juga dapat diaudit dan
mendapatkan opini audit, sehingga perusahaan dapat menggunakan laporan
keuangannya untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usahanya.
Manfaat lain dari SAK ETAP antara lain:
1. Lebih mudah implementasinya dibandingkan PSAK-IFRS karena lebih sederhana
Walaupun sederhana namun tetap dapat memberikan informasi yang handal
dalam penyajian laporan keuangan.
2. Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai dengan
kondisi di Indonesia serta dibuat lebih ringkas.
SAK ETAP masih memerlukan profesional judgement namun tidak sebanyak untuk
PSAK-IFRS Tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK lama, namun
ada beberapa hal yang diadopsi/modifikasi dari IFRS/IAS berdasarkan penjelasan
diatas, dapat dikatakan bahwa Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu
kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi
keseragaman dalam penyajian laporan keuangan.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite Prinsipil
Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia
tahun 1984. SAK di Indonesia merupakan terapan dari beberapa standard akuntansi
yang ada seperti, IAS, IFRS, ETAP, GAAP. Selain itu ada juga PSAK syariah dan juga
SAP. sedangkan IFRS akan diterapkan secara utuh pada tahun 2012. Saat ini masih
dalam proses konvergensi. Proses ini melalui tahap adopsi pada tahun 2008-2010
kemudian tahun ini memasuki tahap persiapan akhir sebelum tahap implementasi
di tahun 2012.Pada PSAK ini wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas
publik seperti: emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. Tujuan
dari PSAK ini adalah memberikan informasi yang relevan bagi user laporan
keuangan.
5. Perbedaan PSAK dan SAK-ETAP
Adanya pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan mengenai
judgement ketidakpastian dan persyaratan modal. Adapun perbedaan mendasar
antara Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dengan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), menurut Pricewaterhouse Coopers
yaitu:

B. STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL


IFRS (International Financial Accounting Standard)
1. PENGERTIAN IFRS
IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International
Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International
Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu:
a. Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB)
b. Komisi Masyarakat Eropa (EC)
c. Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC)
d. Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).
2. SEJARAH IFRS
Pada 1982, International Financial Accounting Standard (IFAC) mendorong IASC
sebagai standar akuntansi global. Hal yang sama dilakukan Federasi Akuntan Eropa
pada 1989. Pada 1995, negara-negara Uni Eropa menandatangani kesepakatan
untuk menggunakan IAS. Setahun kemudian, US-SEC (Badan Pengawas Pasar
Modal AS) berinisiatif untuk mulai mengikuti GAS. Pada 1998 jumlah anggota
IFAC/IASC mencapai 140 badan/asosiasi yang tersebar di 101 negara. Akhirnya,
pertemuan menteri keuangan negara-negara yang tergabung dalam G-7 dan
Dana Moneter Internasional pada 1999 menyepakati dilakukannya penguatan
struktur keuangan dunia melalui IAS. Pada 2001, dibentuk IASB sebagai IASC.
Tujuannya untuk melakukan konvergensi ke GAS dengan kualitas yang meliputi
prinsip-prinsip laporan keuangan dengan standar tunggal yang transparan, bisa
dipertanggung jawabkan, comparable, dan berguna bagi pasar modal. Pada
2001, IASC, IASB dan SIC mengadopsi IASB. Pada 2002, FASB dan IASB sepakat untuk
melakukan konvergensi standar akuntansi US GAAP dan IFRS. Langkah itu untuk
menjadikan kedua standar tersebut menjadi compatible.
Memang, hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting standard.
Namun standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150-an negara, termasuk Jepang,
China, Kanada dan 27 negara Uni Eropa. Sedikitnya, 85 dari negara-negara
tersebut telah mewajibkan laporan keuangan mereka menggunakan IFRS untuk
semua perusahaan domestik atau perusahaan yang tercatat. Bagi Perusahaan
yang go international atau yang memiliki partner dari Uni Eropa, Australia, Russia
dan beberapa negara di Timur Tengah memang tidak ada pilihan lain selain
menerapkan IFRS.
Proses yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS, yang
merupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan
keuangannya berdasarkan standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah
negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa
pelaporan keuangan.
3. Tujuan IFRS
a. Memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim
perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan
tahunan.
b. Mengandung informasi berkualitas tinggi yang transparan bagi para pengguna
dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.
c. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan
pada IFRS.
d. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para
pengguna.
4. MANFAAT IFRS
a. Meningkatkan daya banding laporan keuangan.
b. Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal Internasional.
c. Menghilangkan hambatan arus modal Internasional dengan mengurangi
perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
d. Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan multinasional dan biaya
untuk analisis keuangan bagi para analis.
e. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice.
Jadi walaupun Indonesia harus menyesuaikan standard keuangan dengan IFRS
namun hal ini akan mempermudah untuk pelaporan keuangan meskipun aka nada
perubahan-perubahan dalam penyusunan laporan keuangan itu sendiri yang
bersifat menyuluruh.
5. Karakter IFRS
IFRS menggunakan “Principles Base” yaitu lebih menekankan Interpretasi dan
aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut
Standard membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah
presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi Membutuhkan professional
judgement pada penerapan standard akuntansi.
IFRS juga menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif
harus melakukan penilaian sendiri atau menggunakan jasa penilai. Selain itu IFRS
mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitatif
maupun kualitatif.
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi
yaitu:
a. Definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan.
Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi
tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal,
pendapatan dan biaya.
b. Pengukuran dan penilaian.
Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan
keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat
penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca).
c. Pengakuan
Merupakan kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan
sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan.
d. Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan
Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan
bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan
keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan
Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan.
6. Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Berdasar IFRS
1) Elemen Laporan Keuangan:
a. Neraca
b. Laporan Laba Komperhensif
c. Laporan Perubahan Ekuitas
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
f. Laporan Posisi Keuangan pada Perioda Komparatif
2) Basis Pengukuran
a. Biaya Perolehan
b. Biaya Kini
c. Nilai Realisasi dan Penyelesaian
d. Nilai Sekarang.
7. Konversi PSAK ke IFRS
Sesuai dengan roadmap konvergensi PSAK ke IFRS (International Financial Reporting
Standart) maka saat ini Indonesia telah memasuki tahap persiapan akhir (2011)
setelah sebelumnya melalui tahap adopsi (2008 – 2010). Hanya setahun saja IAI
(Ikatan Akuntan Indonesia) menargetkan tahap persiapan akhir ini, karena setelah
itu resmi per 1 Januari 2012 Indonesia menerapkan IFRS.
Dengan adanya standar global tersebut memungkinkan keterbandingan dan
pertukaran informasi secara universal. Konvergensi IFRS dapat meningkatkan daya
informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia.
Adopsi standar internasional juga sangat penting dalam rangka stabilitas
perekonomian.
a. Manfaat Program Konversi IFRS
Manfaat dari program konvergensi IFRS diharapkan akan mengurangi
hambatantan-hambatan investasi, meningkatkan transparansi perusahaan,
mengurangi biaya yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan, dan
mengurangi cost of capital. Sementara tujuan akhirnya laporan keuangan yang
disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) hanya akan memerlukan
sedikit rekonsiliasi untuk menghasilkan laporan keuangan berdasarkan IFRS.
b. Sasaran Konvergensi IFRS
Sasaran konvergensi IFRS tahun 2012 adalah merevisi PSAK agar sesuai dengan IFRS
versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif tahun 2011/2012 dan konvergensi IFRS di
Indonesia dilakukan secara bertahap.
c. Manfaat Konvergensi IFRS
- Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan
Standar Akuntansi keuangan yang dikenal secara internasional.
- Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
- Menurunkan modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal
secara global.

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IFRS DAN SAK


A. PERSAMAAN IFRS DAN SAK
1. Item luar biasa
Tidak menggunakan istilah tetapi membutuhkan pengungkapan yang terpisah
untuk menjelaskan kinerja dari suatu entitas.
2. Laporan Perubahan Ekuitas
Pernyataan yang menunjukkan transaksi modal pemilik, pendapatan dan
pengeluaran. Penyajian tersebut berupa penyajian primer.
3. Laporan Arus Kas.
4. Definisi kas dan setara kas
Kas dan setara kas dengan jatuh tempo jangka pendek.
5. Perubahan kebijakan akuntansi
Penyajian kembali yang komparatif dan laba ditahan sebelum tahun pembukuan.
6. Koreksi kesalahan
Penyajian yang komperatif
7. Perkiraan perubahan akuntansi
Dilaporkan sebagai laporan pendapatan pada arus periode.
8. Laporan keuangan konsolidasi
9. Tujuan khusus entitas:
Dimana substansi konsolidasi menunjukkan hubungan pengendalian.
10. Tujuan standar
Agar laporan keuangan dapat diperbandingkan baik dengan laporan keuangan
perusahaan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan perusahaan
lain.
11. Penerapan dapat diterapkan di perusahaan laba dan non laba, namun butuh
penyesuaian untuk perusahaan non laba.
B. PERBEDAAN IFRS DAN SAK
a. IFRS Sumber: IAS 1, Presentation of Financial Statements
1. Neraca
Penyajian bukan aset lancar ataupun aset tidak lancar,hanya bila penyajian
likuiditas lebih relevan dan dapat diandalkan untuk item tertentu.
2. Laporan Kinerja Keuangan
3. Laporan laba rugi komprehensip
4. Laporan Laba/Rugi
Tidak memiliki format standar meskipun pengeluaran harus disajikan dengan
memilih salah satu dari dua format
5. Laporan Arus kas(format dan metode)
Pos standar tetapi ketentuan terbatas pada isinya. Menggunakan metode langsung
atau metode tidak langsung
6. Pos Luar biasa:
Didalam IFRS dilarang
7. Penyajian Keuntungan dan Kerugian yang diakui/ Pendapatan Komprehensif
lainnya
Menyajikan laporan keuangan yang mengakui keuntungan dan kerugian dalam
catatan terpisah ataupun tidak pada laporan perubahan ekuitas pemegang
saham.
8. Hasil Presentasi Perusahaan Asosiasi
Menggunakan metode ekuitas yang menunjukkan hasil saham sesudah pajak
9. Pengungkapan Signifikan Tentang Asosiasi
Memberikan informasi yang rinci atau signifikan atas aktiva , kewajiban
,pendapatan dan hasil
10. Tanggung Jawab Laporan Keuangan
Tidak diatur
11. Komponen Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan,Laporan laba-rugi
b. PSAK Sumber: PSAK No.1 ( Revisi 1998),Penyajian Laporan keuangan
1. Neraca
Memerlukan penyajian aset lancar maupun aset tidak lancar kecuali untuk industri
tertentu seperti bank
2. Laporan Kinerja Keuangan
Laporan laba rugi
3. Laporan Laba/Rugi
Sama seperti IFRS. Tetapi ,ada perbedaan rincian pada item yang disajikan pada
laporan pendapatan yang diterima di muka
4. Laporan Arus kas(format dan metode)
Sama dengan IFRS tetapi dalam beberapa entitas harus menggunakan metode
langsung.
5. Pos Luar biasa
Item pos luar biasa masih harus dilaporkan
6. Penyajian Keuntungan dan Kerugian yang diakui /Pendapatan Komprehensif
lainnya
Diakui adanya keuntungan dan kerugian yang disajikan dalam laporan perubahan
ekuitas pemegang saham
7. Hasil Presentasi Perusahaan Asosiasi
Secara khusus tidak memerlukan penunjukkan hasil saham sesudah pajak
8. Pengungkapan Signifikan Tentang Asosiasi
Pengungkapan yang kurang dibandingkan dengan IFRS .Informasi yang signifikan
aktiva , kewajiban ,pendapatan , dan hasil yang tidak diperlukan.
9. Tanggung Jawab Laporan Keuangan
Manajemen
10. Komponen Laporan Keuangan
Neraca, Laporan laba-rugi,Laporan arus kas, Laporan

Anda mungkin juga menyukai