Perencanaan Drainase Vertikal (Vertical Drain) Untuk Mempercepat Waktu Konsolidasi Pada Pembangunan Pltu Ipp Kaltim 3 (2 X 100 MW)
Perencanaan Drainase Vertikal (Vertical Drain) Untuk Mempercepat Waktu Konsolidasi Pada Pembangunan Pltu Ipp Kaltim 3 (2 X 100 MW)
ABSTRAK
Untuk menjamin kebutuhan listrik di Kalimantan, PLN membangun sebuah pembangkit listrik
IPP Kaltim 3 (2 x 100 MW). Namun diketahui bahwa kondisi tanah pada area tersebut adalah tanah
lunak, sehingga proses konsolidasi harus diatasi dengan seksama.
Penggunaan metode prapembebanan dan drainase vertikal adalah salah satu alternatif perbaikan
tanah untuk solusi permasalahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mendesain pola PVD yang
sesuai dengan waktu konsolidasi yang diharapkan. Selain itu, di penelitian ini, hasil dari proses
konsolidasi akan dihitung dengan analitis dan Plaxis 8.2 2D.
Menurut hasil perhitungan, didapatkan bahwa besarnya penurunan dan waktu penurunan untuk
masing-masing bore hole dengan perhitungan analitis dan Plaxis 8.2 2D adalah mendekati sama.
Perbedaan perhitungan antara analitis dan Plaxis 8.2 2D secara rata-rata sebesar 4,614 % untuk penurunan
konsolidasi, dan 5,225 % untuk waktu konsolidasi. Hasil perhitungan juga menunjukkan jarak dari
pemasangan PVD sesuai dengan waktu konsolidasi yang di inginkan, dan akhirnya dapat dihitung biaya
material timbunan dan PVD.
Kata kunci : Penurunan konsolidasi, metode prapembebanan, drainase vertikal, Plaxis 8.2 2D
ABSTRACT
To ensure the availability of electricity demand in Kalimantan, PLN built a power plant IPP
Kaltim 3 (2 x 100 MW). It has been found, however, that the soil condition at the area was very soft, so
the consolidation process must e solved accurately..
The use of preloading method and vertical drain is one of the selected alternative soil
improvement to solve these problems. The aim of this study is to design the pattern of PVD which
correlated with the expected of time of conslidation. In addition, in this study, the result of consolidation
process will be calculated by using analytical and Plaxis 8.2 2D..
From the results, it can be obtained that the magnitude of consolidation and time of
consolidation for each bore hole which calculated from analytical and Plaxis 8.2 2D were almost similar.
Calculation difference between analytical and plaxis 8.2 2D in average of 4,614 % for consolidated
settlement, and 5,225 % from time of consolidation. The result also showed the distance of PVD
installation for the desired consolidation time, and finally the cost of embankment and PVD materials
can be calculated.
Key word : consolidation settlement, preloading method, vertical drain, Plaxis 8.2 2D
2. LANDASAN TEORI
2.1 Konsolidasi Tanah Gambar. 1. Hubungan waktu-
Konsolidasi tanah adalah suatu pemampatan selama konsolidasi
proses pengecilan volume secara untuk suatu penambahan beban yang
perlahan-lahan pada tanah jenuh diberikan
sempurna dengan permeabilitas rendah Sumber : Das, B.M, 1994 : 184
akibat pengaliran sebagian air pori.
Proses tersebut berlangsung terus 2.2 Penurunan Tanah (Settlement)
sampai kelebihan tegangan air pori yang Penambahan beban vertikal di atas
disebabkan oleh kenaikan tegangan total permukaan tanah akan menyebabkan
telah benar-benar hilang. (Craig, penurunan (settlement). Besarnya
1994:213). penurunan yang terjadi pada lapisan
Pada umumnya, tahapan tanah yang diakibatkan adanya beban,
konsolidasi dapat ditunjukkan oleh adalah merupakan penjumlahan dari
grafik hubungan antara pemampatan tiga komponen penurunan yaitu :
dan waktu. St = Si + Sc + Ss (1)
Dari grafik tersebut dapat dilihat dengan :
bahwa ada tiga tahapan yang berbeda St = penurunan total (m)
yang dapat dijalankan : Si = penurunan segera (m)
Tahap I : Pemampatan awal (initial Sc = penurunan akibat konsolidasi
compression), yang pada umumnya primer (m)
terjadi disebabkan oleh pembebanan Ss = penurunan akibat konsolidasi
awal (preloading). sekunder (m)
Tahap II : Konsolidasi primer (primary Namun, dalam penelitian ini
consolidation), yaitu periode selama untuk nilai Ss tidak dihitung karena
tegangan air pori secara lambat laun dianggap nilainya relatif kecil. Sehingga
dipindahkan ke dalam tegangan efektif, dapat diabaikan.
sebagai akibat dari keluarnya air dari 2.2.1 Penurunan Segera (Si)
pori-pori tanah. Untuk menghitung penurunan
Tahap III : Konsolidasi sekunder segera, persamaannya diturunkan
(secondary consolidation), yaitu terjadi dengan menggunakan prinsip dasar teori
setelah tegangan air pori hilang elastis atau formula dari BIAREZ :
seluruhnya. Pemampatan yang terjadi
adalah disebabkan oleh penyesuaian Si = q . Σi (2)
yang bersifat plastis dari butir-butir dengan :
tanah setelah konsolidasi primer. Si = penurunan segera (m)
hi = kedalaman tanah lapisan i (m) merencanakan suatu bangunan pada
E’= modulus elastis Oedometrik di kondisi tanah tersebut adalah daya
lapisan i (t/m2) dukung (bearing capacity) dan
2.2.2 Penurunan Akibat Konsolidasi penurunan (settlement).
Primer (Sc) 2.4.1 Perbaikan Tanah dengan
Untuk tanah yang terkonsolidasi Pembebanan Awal (Preloading)
normal (normally consolidated), Metode pembebanan awal
besarnya penurunan dihitung dengan (preloading) adalah metode
persamaan : penimbunan beban yang besarnya sama
. dengan besar beban konstruksi yang
Sc = . log (3) akan dilaksanakan. Ada pula yang
Sedangkan tanah yang menentukan tinggi timbunan sesuai
terkonsolidasi berlebih (over dengan nilai penurunan, agar tanah
consolidated), besarnya penurunan timbunan tidak dibuang sia-sia dan
dihitung dengan persamaan : dapat dijadikan suatu pondasi dari suatu
Bila σ’o + ∆σ ≤ σ’c, maka : konstruksi.
. ∆ 2.4.2 Drainase Vertikal (Vertical
Sc = . log 1 + (4)
Drain)
Bila σ’o + ∆σ > σ’c, maka : Pada perbaikan tanah dengan
Sc= . . log + . . log ∆
(5) metode pembebanan awal, masalah
dengan : yang timbul adalah lamanya proses
h = tebal lapisan lempung (m) waktu penurunan. Hal ini sering terjadi
eo = angka pori awal (Initial Void Ratio) pada lapisan tanah yang cukup dalam
Cc = Compression Index dan mempunyai permeabilitas rendah.
Cs = Swelling Index Untuk mengatasi cara yang digunakan
∆σ= besarnya tegangan dimuka tanah adalah membuat saluran vertikal yang
(Surcharge) (t/m2) mempunyai permeabilitas tinggi,
σ'o= tegangan overburden efektif (t/m2) sehingga memberi fasilitas kepada air
σ’c= tegangan prakonsolidasi efektif pori untuk mengalir melalui lintasan-
(t/m2) lintasan yang berarah radial pada
saluran vertikal tadi. Saluran vertikal ini
2.3 Kecepatan Waktu Penurunan disebut drainase vertikal (vertical
Untuk mengetahui kecepatan drain).
penurunan konsolidasi didapat dari 2.4.2.1 Drainase Vertikal Pracetak
penurunan matematis yang (Prefabricated Vertical Drain,
diperkenalkan oleh Terzaghi (1925) PVD)
dengan asumsi-asumsi tetap berpegang Secara umum prefabricated
kepada teori konsolidasi satu dimensi. vertical drain merupakan bahan sistetis
. cetakan untuk drainase. Bahan tersebut
Tv (time factor) = (6) dibagi atas dua komponen, yaitu
dengan : geotextile filter fabric atau serat
Tv = faktor waktu penyaring geotekstil yang akan
Cv = koefisien konsolidasi mempermudah aliran air masuk ke
t = waktu dalam rongga-rongga tanah dan juga
h = tebal lapisan tanah (m) plastic drain core atau plastik inti
drainase yang berlaku sebagai
2.4 Perbaikan Tanah Lunak pengumpul dan penyalur air.
Lapisan tanah lunak pada umumnya Prefabricated vertical drain umumnya
adalah lempung (clay) atau lanau (silt), terbuat dari polypropylene, polystyrene,
kendala yang dihadapi ketika dan polyester yang digunakan untuk
ketahanan dari bahan-bahan penyusun yaitu pola segitiga dan pola bujur
tanah agar tetap stabil atau normal. sangkar.
MembraDrain adalah sebuah
bahan drainase vertikal yang
dikembangkan oleh Cofra untuk
mempercepat proses konsolidasi pada
tanah lunak. Inti yang fleksibel terbuat
dari bahan polypropylene bermutu
tinggi, dimana kedua sisinya memiliki
bentuk beralur sepanjang bahan ini,
Gambar. 2. Pola pemasangan drainase
sehingga air dapat mengalir melalui inti
vertikal
tanpa terhalang. Inti ini terbungkus oleh
Sumber : Craig, R.F, 1994 : 254
bahan filter yang kuat dan tahan lama
R dari drainase vertikal yang
yang terbuat dari bahan polypropylene
berbentuk pola segitiga adalah :
(non – woven), yang dikombinasikan
D = 1,05 . S (10)
permeabilitas tinggi dengan
Sedangkan R untuk pola bujur sangkar :
karakteristik filtrasi yang besar.
D = 1,13 . S (11)
2.5 Teori Drainase Vertikal
2.6 Penggunaan Plaxis 8.2 2D
Dalam suatu koordinat silinder tiga
dimensi, bentuk persamaan konsolidasi Untuk Analisis Penurunan
Plaxis 8.2 2D adalah program
dengan perbedaan sifat tanah dalam
elemen hingga untuk aplikasi geoteknik
arah horizontal dan vertikal sekaligus,
dimana digunakan model-model tanah
adalah :
untuk melakukan simulasi terhadap
= + + (7) perilaku dari tanah. Tampilan
dengan : pengaturan awal pada software Plaxis
u = kelebihan tekanan air pori 8.2 2D disajikan pada gambar. 3.
t = waktu konsolidasi
r = koordinat silinder radial
z = koordinat silinder aksial
Ch = koefisien konsolidasi horizontal
Cv = koefisien konsolidasi vertikal
waktu konsolidasi dinyatakan oleh
persamaan :
t =
( ) ln
(8)
Derajat konsolidasi arah radial
rata-rata : Gambar. 3. Pengaturan global-lembar-
Uv = 1 - e{-8 Th / F(n)} (9) tab proyek
dengan, Simulasi permasalahan geoteknik
t = waktu yang dibutuhkan untuk dengan menggunakan metode elemen
mencapai Uh hingga sendiri telah secara implisit
D = diameter silinder pengaruh drainase melibatkan kesalahan pemodelan dan
vertikal kesalahan numerik yang tidak dapat
dihindari. Plaxis 8 dimaksudkan sebagai
2.5.1 Diameter Pengaruh Drainase suatu alat bantu analisis untuk
Vertikal digunakan oleh ahli geoteknik yang
Pemasangan drainase vertikal tidak harus menguasai metode numerik.
yang biasa digunakan ada dua macam
3. METODOLOGI PENELITIAN 1. Menghitung tegangan efektif
Langkah-langkah studi disusun overburden (σ’o) dari setiap lapisan
secara sistematis sehingga tanah.
mempermudah dalam penyelesaian 2. Menetukan nilai pengaruh akibat
analisa ini. Langkah-langkah studi yang pembebanan dari grafik
dilakukan, disajikan dalam bentuk OSTERBERG.
flowchart pada gambar. 4. sebagai 3. Hitung penambahan tegangan (∆σ)
berikut. sesuai dengan tinggi timbunan
rencana (Hr).
4. Menentukan nilai OCR (over
consolidated ratio) pada setiap
lapisan tanah.
5. Menghitung penurunan primer dan
penurunan segera pada setiap
lapisan tanah, kemudian
menjumlahkannya guna
mendapatkan penurunan totalnya.
6. Hitung waktu konsolidasi akibat
penurunan primer.
8.8
8.0
7.2
6.4
Penurunan, Sc (m)
5.6
BH - 2
4.8
BH - 3
4.0
BH - 4
3.2 BH - 5
2.4
1.6
0.8
0.0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42
Waktu Penurunan, t (tahun)
6.0
BH - 2 Plaxis 8.2
5.0
BH - 3 Plaxis 8.2
4.0
BH - 4 Plaxis 8.2
3.0
BH - 5 Plaxis 8.2
2.0
1.0
0.0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40
Waktu Penurunan, t (tahun)
Gambar. 10. Kurva Korelasi Sc dengan t dengan Bantuan Program Plaxis 8.2 2D
Sumber : Hasil Perhitungan
Gambar. 11. Keluaran Total Displacements Untuk Bore Hole 4 dengan Pemasangan
PVD (Plaxis 8.2 2D)
Sumber : Hasil Perhitungan
6.0
5.0 BH - 2 Dengan PVD
4.0 BH - 3 Dengan PVD
3.0 BH - 4 Dengan PVD
2.0 BH - 5 Dengan PVD
1.0
0.0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Waktu Penurunan, t (tahun)
Gambar. 12. Kurva Korelasi Sc dengan t dengan PVD Pada Program Plaxis 8.2 2D
Sumber : Hasil Perhitungan
4.5 Perbandingan Perhitungan antara analitis dengan program plaxis
Penurunan dengan Waktu 8.2 2D, dengan membandingkan nilai
Penurunan Antara Analitis dan penurunan akhir dan waktu penurunan
Program Plaxis 8.2 2D akhir. Hasil perbandingan dapat dilihat
Pada sub bab ini akan pada tabel 5. berikut.
membandingkan hasil perhitungan
Tabel 4. Perbandingan Perhitungan Analitis dengan Plaxis 8.2 2D
Analitis Plaxis 8.2 Analitis Plaxis 8.2
Bore Selisih Selisih
No. Sc Sc t t
hole
m m % tahun tahun %
1 BH - 2 2,9 2,840 2,167 7,2 7,907 8,463
2 BH - 3 8,0 7,760 3,602 4,3 4,548 5,558
3 BH - 4 8,0 8,680 7,792 18,9 19,268 1,753
4 BH - 5 5,5 5,220 4,895 38,8 36,767 5,124
Sumber : Hasil Perhitungan
Dari data diatas terlihat bahwa semua hasil perhitungan yang telah
besar penurunan tanah antara kedua dilakukan sebelumnya, dan harapannya
teori ini tidak terdapat perbedaan yang dari hasil tersebut dapat di berikan
cukup besar, begitupun untuk waktu analisa mengenai kedua metode
konsolidasi. Meskipun untuk nilai perhitungan penurunan konsolidasi dan
analitis rata-rata nilai penurunan lama waktu konsolidasi dengan
cenderung lebih besar, sedangkan untuk pembebanan maupun pembebanan yang
Plaxis nilai lama penurunan cenderung digabungkan dengan pemakaian PVD,
lebih besar. baik secara analitis maupun plaxis 8.2
2D.
4.5.1 Analisa Hasil Perhitungan Untuk mendukung analisa diatas,
Penurunan Akibat Pembebanan maka diperlukan penggabungan hasil
Awal (Preloading) dan Drainase dari semua perhitungan untuk masing-
Vertikal (Prefabricated Vertical masing bore hole. Penggabungan
Drain) tersebut dapat dilihat pada grafik yang
Pada sub bab ini akan akan disajikan sebagai berikut.
membandingkan secara keseluruhan (Gambar.13.)
Kurva Hubungan Penurunan dan Waktu Penurunan Pada
BH - 2
3.5
3.0
BH - 2 Pembebanan
Penurunan, Sc (m)
2.5 (Analitis)
2.0
1.5 BH - 2 Pembebanan
(Plaxis)
1.0
0.5
BH - 2
0.0 Pembebanan+PVD
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 (D=5,97 m) Analitis
Waktu Penurunan, t (tahun)