Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TEKNOLOGI PASCA PANEN

ARTICHOKE

Oleh :
Ainudin Al Hazmi
20160210161

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
Desember, 2017
A. Judul Paper
Artichoke (Cynara cardunculus var. Scolymus)

B. Kemasakan dan Kualitas


B.1. Informasi Umum (Pendahuluan)

(Sumber : https://pxhere.com/id/photo/615148)

Artichoke (Cynara cardunculus var. scolymus) merupakan tanaman


sayuran dengan varietas dari spesies thiste (Rottenberg, A, 1996), dan secara luas
dibudidayakan di daerah Mediterania (Bianco, 2005). Sayuran ini berwarna hijau
dan memiliki kelopak yang berlapis-lapis, mempunyai bentuk segitiga dan bulat.
Artichhoke ada yang mempunyai duri, maupun tidak memiliki duri dan bisa
memiliki ketinggian sampai dua meter (Jeffry, 2012). Bagian yang dapat dimakan
dari tanaman tersebut terdiri dari tunas-tunas bunga sebelum bunga-bunga
tersebut mekar (Rottenberg, A., 1996).

Artichoke dapat tumbuh di lingkungan sub tropis, meskipun itu artichoke


juga dapat berkembang baik di daerah tropis. Intensitas sinar matahari yang
cukup, sistem drainase yang baik dan tempat tumbuh yang kering menjadi syarat
sayuran artichoke Artichoke dapat tumbuh maksimal. Diakhir musim penghujan
wilayah tropis merupakan kondisi yang cocok untuk menanam artichoke
(Bramantoro, A., 2012). Artichoke memiliki banyak kandungan yang bermanfaat
seperti vitamin, serat, mineral dan asam folat (Jeffry, 2012).
Data FAO (2013) menujukan bahwa negara Italia menjadi produser
artichoke terbesar dengan produksi 547,799 ton/ tahun, posisi kedua yaitu Mesir
dengan produksi 390,672 ton/tahun dan ketiga yaitu Spanyol dengan produksi
199,900 ton/tahun.

B.2. Indeks Kemasakan


Sayuran harus dipanen pada tahap kemasakan (maturity) yang tepat.
Sayuran tertentu harus dipanen pada tahap pertumbuhan yang tepat, jika tidak,
sayuran tersebut akan cepat tidak dapat dikonsumsi lagi (Rubatzky, V., 1998)

Pada saat berumur 2-3 bulan, artichoke mengalami fase kemasakan. Hal
ini dapat dilihat dari perubahan fisik, tekstur, warna pada artichoke karena adanya
etilen sebagai pengaruhnya. Artichoke yang sudah matang kuncup bunganya akan
mekar dan berubah warna dari hijau hingga ungu. Kuncup yang telah mekar
sempurna memiliki struktur terbuka atau menyebar dan dapat dikonsumsi dengan
bentuk kerucut bracts. Setelah itu artichoke dapat dipanen pada tahap yang belum
matang dan dipilih berdasarkan ukuran dan keseragaman kuncup. (Cantwell dan
Suslow, 2002).

B.3. Indeks Kualitas

Sayuran, merupakan produk pertanian yang mudah busuk sehingga


penanganannya mulai dari saat panen harus hati-hati agar kualitasnya dapat
terjaga sampai ke tangan konsumen.

Kualitas sayuran artichoke dapat dilihat pada kuncup yang telah berukuran
maksimal, yaitu sebelum daun di bawah kelopak kuncup mulai membuka dengan
perubahan warna dari hijau hingga ungu dengan tangkai batang halus dan
seragam, bebas dari kerusakan serangga maupun kerusakan penanganan. Satu
batang tanaman bisa menghasilkan 3 sampai lima kuncup artichoke, Batang
biasanya dipotong 2,5-3,8 cm (1-1,5 inci) di bawah pangkal (Cantwell dan
Suslow, 2002).
C. Lingkungan Penyimpanan dan Sifat Komoditas
C.1. Temperatur Optimum dan Freezing Injury
Temperatur optimun pada artichoke berkisar 0 ° C (32 ° F) dengan
Hydrocooling, pendinginan udara paksa, dan icing kemasan adalah metode umum
untuk memanen artichoke pascapanen. Potensi penyimpanan artichoke umumnya
kurang dari 21 hari karena kualitas visual dan sensorik memburuk dengan cepat
(Cantwell and Suslow, 2002). Walaupun artichokes tidak sensitif terhdap
kerusakan beku suhu dibawah 30°F harus dihindari karena pada suhu ini artichoke
akan mengalami kerusakan dan kehilangan kualitas (Semco, 2014).

Freezing injury pada artichoke dimulai pada suhu -1,2°C (29,9°F). Gejala
ringan pada artichoke yang mengalami freezing injury yaitu kutikula yang
mengembang dan bronzing bracts luar. Gejala yang lebih parah terjadi pada bract
dan menjadi coklat kemudian penampilan artichoke berubah menjadi lunak dari
waktu ke waktu (Jose, 2012). Artichoke dapat tumbuh baik pada musim dingin
maupun musim panas, bebas dari lembab dan salju. Suhu optimal pada artichoke
tidak kurang dari 50°F pada malam dan tidak lebih dari 75°F pada siang hari
(Albert, 2009).

C.2. Kelembaban Optimum


Kelembaban optimum artichoke yaitu >95% RH (Cantwell and Suslow,
2002). Tingkat kelembaban yang rendah menyebabkan hilangnya kelembaban dan
berkurangnya kualitas artichoke di pasaran, penggunaan hydrocooling dapat
meningkatkan kelembaban optimum di ruang simpan dari artichoke (Semco,
2014).

C.3. Laju Respirasi

Temperature ml CO2/kg·hr

0°C (32°F) 8-22

5°C (41°F) 13-30


10°C (50°F) 22-49

15°C (59°F) 38-72

20°C (68°F) 67-126

Tabel 1. Tabel laju respirasi

(Cantwell and Suslow, 2002)

Dari tabel dapat dilihat bahwa laju respirasi artichoke akan meningkat
pada suhu yang lebih tinggi. Menurut Interempress (2017) untuk meningkatkan
umur simpan artichoke yaitu dengan cara pendinginan dan penyimpanan yang
tepat untuk menghambat laju respirasi.

C.4. Laju Produksi Etilen


Laju produksi etilen artichoke sangat rendah (Kitinoja and Kader, 2002 ;
Cantwell and Suslow, 2002)

C.5. Respon terhadap Etilen


Artichoke memiliki respon atau sensitivitas yang rendah terhadap etilena
eksogen oleh karena itu etilen tidak dianggap sebagai faktor yang sangat penting
dalam penanganan dan distribusi pascapanen (Cantwell dan Suslow, 2002).

C.6. Respon terhadap Controlled Atmposphere

Cantwell dan Suslow (2002) mengatakan bahwa respon kontrol atau


modifikasi atmosfer secara perlahan memberikan manfaat untuk mempertahankan
2 2
kualitas artichoke di pasaran. Kondisi suhu 2-3% O dan 3-5% CO dapat
menunda perubahan warna pada bracts dan onset pembusukan beberapa hari pada
suhu di sekitar 5 ° C (41 ° F). Atmosfer di bawah 2% O 2 dapat menyebabkan
pencemaran internal artichoke. Beberapa kasus, suhu rendah dan kelembaban
tinggi (> 95%) akan memastikan kualitas yang lebih baik dari pada penggunaan
CA / MA.
D. Kerusakan Fisik dan Fisiologis
Banyak hal yang menyebabkan kerusakan fisiologis pada komoditas
seperti suhu, temperatur, kelembaban, dan produksi etilen. Salah satu kerusakan
fisiologis yang dapat terjadi pada artichoke yaitu freezing injury terjadi pada suhu
-1,2 ° C (29,9 ° F). Gejala yang terlihat yaitu kutikula melepuh dan bronzing
bracts luar. Komoditas yang dihadapkan pada suhu yang tidak sesuai dengan suhu
penyimpanan optimal artichoke, menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan
fisiologissehingga berpengaruh terhadap peningkatan produksi etilen, penurunan
O2 dan peningkatan CO2 yang berakibat buruk terhadap kerusakan (Kitinoja, L.
dan A.A. Kader.2002). Kerusakan dapat dilihat oleh dihasilkannya stress
metabolat (seperti getah), terjadinya perubahan warna coklat dari jaringan rusak,
menginduksi produksi gas etilen yang memacu proses kemunduran produk
(Fauzillah, 2010).
Artichoke memiliki kandungan air berkisar 80-95%, dan sangat rentan
terhadap kerusakan fisik. Kerusakan fisik terjadi di beberapa tahapan seperti
pemanenan, pasca panen, transportasi, pengemasan, penyimpanan, dan
pemasaran. Luka yang ditimbulkan pada kerusakan fisik artichoke seperti berupa
Cedera Memar dan luka Kompresi yang sangat umum terjadi bila terdapat
ketidaksengajaan, kelalaian, terpotong, adanya tusukan tusukan, bagian yang
pecah, lecet dan abryang dilakukan saat panen maupun pasca panen (Semco,
2014).

E. Kerusakan Karena Penyakit


Grey Mold ( Botrytis cinerea ) dan Bacterial Soft Rot ( Erwinia
carotovora ) mungkin menjadi masalah dalam penyimpanan dan distribusi jika
kondisi suhu optimum tidak terpenuhi (Cantwell dan Suslow, 2002). Jamur
(Botrytis cinerea) menyebabkan pembusukan berwarna abu-abu. Ini terjadi pada
daun dan pedal. Dalam kondisi lembab jamur ini muncul dan membuat sekitar
area artichoke berwarna cokelat kemerahan atau coklat, basah dan tidak berbau.
Pada kondisi kering luka-luka akibat jamur ini menunjukkan warna coklat gelap.
(Semco 2014), selain itu jamur oportunistik (seperti Fusarium spp.) dapat
berkembang di batang potong atau brak dengan penyimpanan suhu rendah yang
berkepanjangan (Cantwell dan Suslow, 2002).

F. DAFTAR PUSTAKA

Albert, Steve. 2009. How to Grow


Artichokes. http://www.harvesttotable.com/2009/01/how_to_grow_artichokes
_1/. Diakses pada tanggal 11 Desember 2017.

Bianco, V.V. 2005. Present situation and future potential of artichoke in the
Mediterranean basin. Acta Hort. 681:39-55.

Cantwell, M. and T. Suslow. 2002. Lettuce, Crisphead: Recommendations for


Maintaining
Postharvest Quality. http://ucanr.edu/sites/Postharvest_Technology_Center_/
Commodity_Resources/Fact_Sheets/Datastores/Vegetables_English/?uid=19
&ds=799. Diakses tanggal 11 Desember 2017.

FAO. 2013. Major Food And Agricultural Commodities And Producers –


Countries By Commodity". Fao.org. Diakses tanggal 11 Desember 2017.

Fauzillah, Zana. 2010. Kerusakan Sayur dan


Buah. https://agromeka.wordpress.com/2010/10/09/kerusakan-sayur-dan-
buah/. Diakses pada tanggal 11 Desember 2017.

Interempress. 2017. Vegetable Postharvest. http://www.frutas-


hortalizas.com/Vegetables/Postharvest-Artichoke.html. Diakses pada tanggal
11 Desember 2017.

Jeffry, L. 2012. Kandungan dan Manfaat Artichoke.


http://necturajuice.com/kandungan-dan-manfaat-artichoke/. Diakses tanggal
11 Desember 2017.

Jose. 2012. Symptoms of frost, freezing and chilling injury on


vegetables. http://www.westernfarmpress.com/vegetables/symptoms-frost-
freezing-and-chilling-injury-vegetables. Diakses pada tanggal 11 Desember
2017.

Kitinoja, L. dan A.A. Kader. 2002. Small Scale Postharvest Handling Practices:
A Manual for Horticultural Crops (4th edition). Postharvest Horticulture
Series No. 8: 43-56.

Rottenberg, A., and D. Zohary. 1996. The wild ancestry of the cultivated
artichoke. Genet. Res. Crop Evol. 43, 53—58.
Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 1. Prinsip, Produksi dan
Gizi. Edisi kedua. Penerbit ITB, Bandung.

Semco. 2014. Effective Methods for Cooling Articokes After Harvest.


http://semcoice.com/cooling/effective-methods-cooling-artichokes-harvest/.
Diakses tanggal 11 Desember 2017.

G. Link alamat blog


Blog Ainudin Al Hazmi 20160210161 :
http://blog.umy.ac.id/mikroku/2017/12/13/artichoke-cynara-cardunculus-var-
scolymus/

Anda mungkin juga menyukai