Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGI

“TARAF KEMAMPUAN KOGNITIF BENYAMIN S. BLOOM ”

Pengampu :

Achmad Dwityanto, S.Psi, M.si

Disusun Oleh :

1. KINGKIN RIZKI AMALIA F100132008

KELAS :

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015
I. BIOGRAFI
Biografi Benjamin S. Bloom Peletak Taksonomi Bloom -
Benjamin S. Bloom lahir pada 21 februari 1913 di Lansford
Pennsylvania, dan meninggal pada tanggal 13 September 1999. Dia
menerima gelar sarjana dan gelar master dari Pennsylvania State
University pada tahun 1935 dan Ph.D. Pendidikan dari University of
Chicago Maret 1942. Ia menjadi anggota staff Board of Examinations
di University of Chicago pada tahun 1940 dan bertugas sampai 1959.
Ia juga adalah seorang guru, penasihat pendidikan dan psikologi
pendidikan Penunjukan awalnya sebagai instruktur di Departemen
Pendidikan University of Chicago dimulai tahun 1944 dan akhirnya ia
ditunjuk Charles H. Swift Distinguished Service sebagai Profesor pada
tahun 1970. Ia menjabat sebagai penasihat pendidikan pemerintah
Israel, India dan banyak negara lain. Pada tahun 2001 Lorin W.
Anderson mantan siswa Bloom bekerja sama dengan salah satu mitra
Bloom yaitu David Krathwohl menulis A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assessing (A Revision of Bloom’s Taxonomy of
Educational Objectives). Mereka adalah orang-orang yang ahli di
bidang psikologi kognitif, kurikulum dan pengajaran, dan pendidikan
pengujian, pengukuran, dan penilaian.

II. SEJARAH TEORI TAKSONOMI BLOOM


Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk
mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti
klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari
klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan
kejadian sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan
menurut beberapa skema taksonomi.
Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh
Benjamin Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini
mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga ranah, yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik.
Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan
dan keahlian mentalitas. Ranah afektif meliputi fungsi yang berkaitan
dengan sikap dan perasaan. Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan
dengan fungsi manipulatif dan kemampuan fisik. Ranah kognitif
menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang
menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir
mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang harus siswa kuasai
sehingga dapat menunjukan kemampuan mengolah pikirannya
sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan.
Mengubah teori ke dalam keterampilan sehingga dapat menghasilkan
sesuatu yang baru sebagai produk inovasi pikirannya. Memahami
sebuah konsep berarti dapat mengingat informasi atau ilmu mengenai
konsep itu. Seseorang tidak akan mampu mengaplikasikan ilmu dan
konsep jika tanpa terlebih dahulu memahami isinya.

Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan


perkembangan dan kemajuan jaman serta teknologi. Salah seorang
murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi
Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada
tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom, dalam revisi ini
ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata
kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari
urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan
berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari
jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya
karena Lorin memasukan kategori baru yaitu creating yang
sebelumnya tidak ada.

TAKSONOMI BLOOM'S
No Taksonomi Bloom 1956 Revisi Taksonomi Blooms 2000
1 Pengetahuan (Mengingat atau Mengingat (Mengambil, mengingat, atau
mengambil bahan belajar mengenali pengetahuan dari memori.
sebelumnya) Mengingat adalah ketika memori
digunakan untuk menghasilkan definisi,
fakta, atau daftar, atau membaca atau
mengambil materi)
2 Pemahaman (Kemampuan untuk Memahami (Membangun makna dari
memahami atau membangun berbagai jenis fungsi akan mereka
makna dari bahan) tertulis atau pesan grafis kegiatan seperti
menafsirkan, mencontohkan,
mengklasifikasi, meringkas,
menyimpulkan, membandingkan, dan
menjelaskan)
3 Aplikasi (Kemampuan untuk Menerapkan (Melaksanakan atau
menggunakan bahan belajar, atau menggunakan prosedur melalui
untuk mengimplementasikan pelaksana, atau pelaksanaan.
materi yang baru dan situasi Menerapkan terkait dan mengacu pada
konkret) situasi di mana bahan belajar yang
digunakan melalui produk seperti model,
presentasi, wawancara atau simulasi)
4 Analisis (Kemampuan untuk Menganalisis (Breaking materi atau
memecah atau membedakan konsep menjadi bagian-bagian,
bagian-bagian dari materi ke menentukan bagaimana berhubungan
dalam komponen sehingga atau bagian-bagian saling berhubungan
struktur organisasi mungkin satu sama lain atau struktur keseluruhan
lebih baik dipahami) atau tujuan. Tindakan mental termasuk
dalamfungsi ini membedakan,
pengorganisasian, dan menghubungkan,
serta mampu membedakan antara
komponen atau bagian. Ketika seseorang
menganalisis ia dapat menggambarkan
fungsi dengan membuat, bagan, atau
diagram, atau grafik representasi)
5 Sintesis (Kemampuan untuk Mengevaluasi (Membuat keputusan
membuat bagian-bagian berdasarkan criteria dan standar melalui
bersama-sama untuk membentuk pemeriksaan dan mengkritisi. Kritik,
koheren atau keseluruhan baru rekomendasi, dan laporan adalah
yang unik) beberapa produk yang dapat dibuat untuk
menunjukkan proses evaluasi. Dalam
evaluasi penggolongan atau taksonomi
yang lebih baru datang sebelum
membuat seperti itu seringkali
merupakan bagian penting dari perilaku
yg terjadi lebih dahulu sebelum
menciptakan sesuatu)
6 Evaluasi (Kemampuan untuk Menciptakan (Menempatkan elemen
menilai, memeriksa, dan bahkan bersama-sama untuk membentuk suatu
kritik nilai bahan untuk tujuan keseluruhan koheren atau fungsional;
tertentu) reorganisasi unsur ke dalam pola atau
struktur baru melalui menghasilkan,
perencanaan, atau menghasilkan.
Menciptakan mengharuskan pengguna
untuk menempatkan bagian-bagian
bersama-sama dengan cara yang baru
atau mensintesis bagian menjadi sesuatu
yang baru dan berbeda bentuk baru atau
produk. Proses ini adalah fungsi mental
paling sulit dalam taksonomi baru)

III. TEORI TAKSONOMI BLOOM


Benyamin S Bloom (1956) merupakan ahli pendidikan yang
terkenal sebagai pencetus konsep “ Taksonomi Belajar”. Taksonomi
Belajar adalah pengelompokkan tujuan berdasarkan domain atau
kawasan belajar. Menurut Bloom ada tiga domain belajar yaitu :

1. Cognitive Domain (kawasan kognitif)


Merupakan proses berpikir atau perilaku yang termasuk hasil kerja
otak. Beberapa contoh sebagai berikut : membedakan fungsi meja
dan kursi, menyusun desain instrukional dll. Beberapa kemampuan
kognitif antara lain :
- Pengetahuan temtang suatu materi yang dipelajari
- Pemahaman makna materi tersebut
- Aplikasi atau penerapan penggunaan materi
- Analisa dengan menggunakan kemampuan akal
- Sintesa, kemampuan memadukan konsep sehingga menemukan
konsep baru
- Evaluasi atas penguasaan materi yang diberikan
Dalam Revised taxonomy Anderson dan Krathwol (2001),
melakukan revii pada kawasan kognitif dan dimensi pengetahuan.
Dimensi proses kognitif ada enam jenjang tujuan belajar :
a. Mengingat : meningkatkan ingatan atas materi yang disajikan
dalam bentuk yang sama seperti yang diajarkan.
b. Mengerti : mampu membangun arti dari pesan pembelajaran,
termasuk komunikasi lisan, tulisan maupun grafis.
c. Memakai : menggunakan prosedur untuk mengerjakan latihan
maupun memecahkan masalah.
d. Menganalisis : memecah bahan-bahan kedalam unsur-unsur
pokonya dan menentukan bagaimana bagian-bagian saling
berhubunga satu sama lain.
e. Menilai : membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan
standar tertentu.
f. Mencipta : membuat suatu produk yang baru dengan mengatur
kembali unsure-unsur ke dalam suatu pola.
Pada Dimensi Pengetahuan ada empat kategori yaitu :
- Fakta (factual knowledge) : berisi unsur-unsur dasar yang harus
diketahui siswa jika mereka akan diperkenalkan dengan satu mata
pelajaran.
- Konsep (conceptual knowledge) : meliputi skema, model mental
dalam berbagai model pikolog kognitif.
- Prosedur (procedural knowledge) : pengetahuan tentang
bagaimana melakukan sesuatu, biasanya berupa seperangkat
langkah-langkah yang harus diikuti.
- Metakognitif (metacognitive knowledge) : pengetahuan tentang
pemahaman umum, seperti kesadaran tentang sesuatu dan tentang
pribadi seseorang.

2. Affective Domain (kawasan afektif)


Merupakan perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai pertanda
kecenderungannya untuk membuat pilihan untuk beraki dalam
lingkungan tertentu. Beberapa contoh : menganggukkan kepala
sebagai tanda setuju, meloncat dengan muka berseri-seri sebagai
tanda kegirangan dll.
Kawasan ini dibagi menjadi lima jenjang :
a. Penerimaan (receiving) : meliputi kesadaran akan adanya suatu
sitem nilai, ingin menerima nilai, dan memperhatikan nilai
tersebut.
b. Pemberian respon (responding) : meliputi sikap ingin merespon
terhadap system, puas dalam memberi respon.
c. Pemberian Nilai (valuing) : penilaian meliputi penerimaan
terhadap suatu system,memilih system nilai yang disukai dan
memberikan komitmen untuk menggunakan system nilai tertentu.
d. Pengorganisasian : menghimpun system nilai yang akan
digunakan.
e. Karakterisasi : meliputi perilaku secara terus-menerus sesuai
dengan system nilai yang telah diorganisasikannya.

3. Pychomotor Domain (kawasan psikomotor)


Merupakan perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi
tubuh manusia. Domain ini berbentuk gerakan seperti melompat,
berlari, berputar, melempar dll. Dave (1970) menurutnya terdapat
lima jenjang tujuan beajar yaitu
a. Meniru : kemampuan mengamati suatu gerakan agar dapat
merespon
b. Menerapkan : kemampuan mengikuti pengarahan, gerakan
pilihan dengan membayangkan gerakan orang lain.
c. Memantapkan : kemampuan memberikan respon yang terkoreksi
dengan kesalahan-kesalahn.
d. Merangkai : koordinasi gerak dengan memebuat aturan yang
tepat
e. Naturalisai : gerakan ang dilakukan secara rutin dengan
menggunakan energy psikis yang minimal.

IV. Taraf Kemampuan Kognitif Benyamin S. Bloom

Pengertian Ranah Kognitif


Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak
adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan
dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan
menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan
kemampuan mengevaluasi. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam
aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai
dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang
dimaksud adalah:
1. Pengetahuan (Knowledge)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat


kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide,
rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan
untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan
proses berfikir yang paling rendah.

Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang


pengetahuan adalah dapat menghafal surat al-‘Ashar,
menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai
salah satu materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru
Pendidikan Agama Islam di sekolah.

2. Pemahaman (Comprehension)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau


memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan
kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan
memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau
memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan
menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang
kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau
hafalan.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang
pemahaman ini misalnya: Peserta didik atas pertanyaan Guru
Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna
kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-‘Ashar secara lancar
dan jelas.

3. Penerapan (Application)

Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau


menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode,
prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam
situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan
proses berfikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman.

Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan


misalnya: Peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan
konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan sehari-
hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

4. Analisis (Analysis)

Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau


menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang
lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-
bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.
Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang
aplikasi.

Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan


dengan baik tentang wujud nyata dari kedisiplinan seorang siswa
dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-
tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.

5. Sintesis (Syntesis)
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari
proses berfikir analisis. Sisntesis merupakan suatu proses yang
memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga
menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk
pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi
daripada jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif dari
jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan
tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh
islam.

6. Penilaian (Evaluation)

Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam


ranah kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilaian/evaluasi disini
merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan
terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang
dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih
satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau
kriteria yang ada.

Benjamin S. Bloom (dalam skripsi mengklasifikasikan


jenjang proses berpikir dalam ranah kognitif sebagai berikut:

Tingkat/hasil belajar Ciri-cirinya


1. Knowledge • Jenjang belajar terendah
• Kemampuan mengingat fakta-fakta
• Kemampuan menghafalkan rumus, definisi,
prinsip, prosedur
• Dapat mendeskripsikan
2. Comprehension • Mampu menerjemahkan (pemahaman menerjemahkan)
• Mampu menafsirkan, mendeskripsikan secara verbal
• Pemahaman ekstrapolasi
• Mampu membuat estimasi
3. Application • Kemampuan menerapkan materi pelajaran dalam
situasi baru
• Kemampuan menetapkan prinsip atau generalisasi pada
situasi baru
• Dapat menyusun problema-problema sehingga dapat
menetapkan generalisasi
• Dapat mengenali hal-hal yang menyimpang dari prinsip
dan generalisasi
• Dapat mengenali fenomena baru dari prinsip dan
generalisasi
• Dapat meramalkan sesuatu yang akan terjadi
berdasarkan prinsip dan generalisasi
• Dapat menentukan tindakan tertentu berdasarkan
prinsip dan generalisasi
• Dapat menjelaskan alasan penggunaan prinsip dan
generalisasi.
4. Analysis • Dapat memisah-misahkan suatu integritas menjadi
unsur-unsur, menghubungkan antarunsur, dan
mengorganisasikan prinsip-prinsip
• Dapat mengklasifikasikan prinsip-prinsip
• Dapat meramalkan sifat-sifat khusus tertentu
• Meramalkan kualitas/kondisi
• Mengetengahkan pola tata hubungan, atau sebab-
akibat
• Mengenal pola dan prinsip-prinsip organisasi materi
yang dihadapi
• Meramalkan dasar sudut pandangan atau kerangka
acuan dari materi.
5. Synthesis • Menyatukan unsur-unsur, atau bagian-bagian mnejadi
satu keseluruhan
• Dapat menemukan hubungan yang unik
• Dapat merencanakan langkah yang kongkrit
• Dapat mengabstraksikan suatu gejala, hipotesa, hasil
penelitian, dan sebagainya
6. Evaluation • Dapat menggunakan kriteria internal dan kriteria
eksternal
• Evaluasi tentang ketetapan suatu karya/dokumen
(kriteria internal)
• Menentukan nilai/sudut pandang yang dipakai
dalam mengambil keputusan (kriteria internal)
• Membandingkan karya-karya yang relevan (eksternal)
• Mengevaluasi suatu karya dengan kriteria eksternal
• Membandingkan sejumlah karya dengan sejunlah
kriteria ekternal
Daftar Pustaka

Afifah , N. (n.d.). Retrieved Oktober 20, 2015, from Biografi Benjamin S. Bloom
Peletak Taksonomi Bloom: http://membumikan-
pendidikan.blogspot.com/2015/02/biografi-benjamin-s-bloom-
peletak.html

Hudi, K. (2012 ). PENGARUH KEMAMPUAN KOGNITIF. Yogyakarta:


Unversitas Negeri Yogyakarta.

Zaif. (n.d.). RANAH PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK.


Retrieved Oktober 20, 2015, from
https://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ranah-penilaian-kognitif-afektif-
dan-psikomotorik/

Anda mungkin juga menyukai