Laporan Pendahuluan Statics
Laporan Pendahuluan Statics
kedalam trakea sehingga jalan nafas bebas hambatan dan nafas mudah dibantu
dan dilkendalikan.
1. Tujuan :
c. Mencegah aspirasi
2. Indikasi :
a. Tindakan resusitasi
b. Tindakan anestesi
3. Kontraindikasi :
prosesweaning ventilator.
4. Jenis intubasi :
a. Intubasi nasal
b. Intubasi oral
5. Penyulit :
a. Leher pendek
b. Fraktur servical
e. Trismus.
1. Scope
Yang dimaksud scope di sini adalah stetoskop dan laringoskop.
memasukkan pipa trake dengan baik dan benar. Secara garis besar,
2. Tubes
trakea untuk bayi, anak kecil, dan dewasa berbeda. Untuk bayi dan anak
hampir bulat, sedangkan untuk dewasa seperti huruf D. Oleh karena itu
pada bayi dan anak di bawah lima tahun tidak menggunakan kaf
tidak bocor. Alasan lain adalah penggunaan kaf pada bayi-anak kecil
akses bedah.
beberapa ukuran pipa trakea yang tampak pada tabel di bawah ini.
Jarak Sampai
Usia Diameter (mm) Skala French
Bibir
Prematur 2,0-2,5 10 10 cm
kedalaman pipa.
Anatomi laring dan rima glotis harus dikenal lebih dulu. Besar
tergantung pada umur. Pipa endotrakea yang baik untuk seorang pasien
adalah yang terbesar yang masih dapat melalui rima glotis tanpa
trauma. Pada anak dibawah umur 8 tahun trakea berbentuk corong,
sempit). Oleh karena itu pipa endaotrakeal yang dipakai pada anak,
terutama adalah pipa tanpa balon (cuff). Bila dipakai pipa tanpa balon
tersebut untuk mencegah aspirasi untuk fiksasi dan agar tidak terjadi
secara tidak langsung (tanpa melihat trakea) yang juga disebut intubasi
serat optic.
memakai pipa dengan balon lunak volume besar tekanan rendah, untuk
anak kecil dan bayi pipa tanpa balon lebih baik. Balon sempit volume
(yang pada balon lunak besar sama dengan tekanan dinding trakea dan
usia pasien. Untuk bayi dan anak kecil pemilihan diameter dalam pipa
2.5 mm 4.5 mm
3.0 mm 5.0 mm
3.5 mm 5.5 mm
4.0 mm 6.0 mm
4.5 mm 6.5 mm
7.0 mm
7.5 mm
8.0 mm
8.5 mm
9.0 mm
adanya perbaikan balon dan pipa. Jadi trakeostomi pada pasien koma
dini.
3. Airway
menahan lidah saat pasien tidak sadar agar lidah tidak menyumbat jalan
napas.
4. Tape
5. Introducer
6. Connector
7. Suction
lainnya.
C. TEHNIK INTUBASI
1. Intubasi Orotrakeal
Indikasi
dilakukan.
dengan dua jenis blade yang paling umum digunakan, yaitu Macintosh
diangkat atau dielevasi dengan bantuan bantal atau selimut yang dilipat
dan leher dalam posisi ekstensi. Biasanya posisi seperti ini akan
kerusakan pada gigi maupun gusi pada rahang atas dapat dihindari.
bergantung pada usia pasien, bentuk badan, dan jenis operasi yang
pada lima area, yaitu kedua apeks paru, kedua basal paru, dan
epigastrium. Bila suara napas terdengar hanya pada salah satu sisi
2. Intubasi Nasotrakeal
Indikasi
nasotrakeal biasanya lebih kecil oleh karenanya tahanan jalan napas menjadi
Kontraindikasi
Dari pemasangan pipa nasotrakeal antara lain fraktur basis cranii, khususnya
dengan ukuran 7.0 hingga 7.5 mm. Setelah ETT melewati rongga hidung
Komplikasi yang dapat terjadi hampir sama seperti yang terjadi pada
D. KOMPLIKASI
tatalaksana yang cepat, sederhana, aman dan teknik nonbedah yang dapat
misalnya menjaga jalan napas tetap paten, menjaga paru-paru dari aspirasi,
sebagainya.
1. Komplikasi sering terjadi pada bayi, anak dan wanita dewasa karena
memiliki laring dan trakea yang kecil serta cenderung terjadinya edema
trauma.
intubasi.
yang maksimal pada bagian posterior laring. Oleh sebab itu, kerusakan
yang terjadi pada bagian tersebut tergantung dari ukuran tube dan durasi
trauma.
3. Bahan tambahan berupa plastik dapat menimbulkan iritasi jaringan.
5. Tekanan yang tinggi pada kaf dapat menimbulkan cedera atau kaf
2. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Ilmu Dasar Anestesia. Petunjuk Praktis
dari: http://emedicine.medcape.com
Jakarta:EGC,1765.
7. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ, Airway Management. In : Morgan GE,
http://www.medstudents.com/orotrachealintubation/medicalprocedures.ht ml