01311740000009
REPLIKASI DNA
Replikasi DNA adalah proses penggandaan yang terjadi di dalam rantai ganda (double
helix) DNA. Hasil penggandaan tersebut membentuk DNA baru yang mirip sekali dengan induk
yang disebut autokatalik. Sedangkan kemampuan DNA untuk membentuk molekul kimia yang
lainnya dari salah satu atau sebagai rantainya disebut heterokatalik.Pada replikasi DNA, rantai
DNA dibentuk berdasarkan urutan nukeotida pada DNA yang digandakan. Replikasi DNA dapat
dilakukan in vitro dalam proses yang disebut reaksi berantai polimerasi (PCR). Replikasi DNA
terjadi sebelum proses pembelahan sel yang terjadi tentunya di dalam sel. Yang dimaksud adalah
pada setiap sel, kecuali sel gamet, pembelahan diri harus disertai dengan reolikasi DNA supaya
semua sel turunan memiliki informasi genetik yang sama. Prokariota lah yang terus-menerus
melakukannya. Sedangkan pada eukariota, waktu terjadinya replikasi DNA sangat teratur, yakni
pada fase S pada siklus sel, sebelum mitosis ataupun meiosis I. Penggandaan ini memanfaatkan
enzim DNA polimerasi yang membentuk ikatan antara nukleotida-nukleotida penyusun polimer
DNA. Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan bagaimana proses replikasi DNA terjadi.
Salah satunya adalah teori semikonserfatif. Menurut teori semikonserfatif, dua pita dari double
helix memisahkan diri sehingga masing-masing pita yang lama mendapatkan pasangan pita baru
seperti pasangan yang sebelumnya, terbentuklah dua DNA baru yang sama persis. Teori ini
digunakan dalam replikasi DNA dan diterima oleh sebagian ahli biologi. Itu sebabnya, semua
DNA-nya adalah double helix.
Protein atau enzim pembantu yang dikenal dengan nama DNA polimerasi sangat
diperlukan dalam proses replikasi. DNA polimerasi merupakan enzim pembantu pembentukan
rantai DNA baru yang merupakan suatu polimer. Lain halnya dengan protein, protein membantu
membuka pilinan rantai DNA. Selain itu beberapan jenis protein mampu mengenali titik-titik
tertentu di sepanjang rantai DNA.Berikut adalah 3 cara replikasi DNA :
Semikonserfatif
Yaitu dua rantai DNA lama tetap tidak berubah. Dua pita spiral dari double helix memisahkan
diri. Tiap pita tunggal dari double helix parental ini berlaku sebagai pencetak
dalam pembentukan pita pasangan yang baru.
Konserfatif
Yaitu dua rantai DNA lama terpisah dan rantai baru disintetis dengan prinsip komplementasi
pada masing-masing rantai DNA lama. Double helix parental tetap utuh tetapi keseluruhannya
dapat mencetak double helix baru.
Disfersif
Yaitu beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama digunakan untuk sintesis rantai DNA baru.
Kedua buah pita dari double helixparental terpurus-putus. Segmen-segmen DNA parental dan
segmen-segmen DNA yang dibentuk baru saling bersambungan dan menghasilkan dua double
helix baru.
Di antara ketiga cara replikasi DNA yang diusulkan tersebut, hanya cara
semikonservatif yang dapat dibuktikan kebenarannya melalui percobaan yang dikenal
dengan nama sentrifugasi seimbang dalam tingkat kerapatan atau equilibrium
density-gradient centrifugation. Percobaan ini dilaporkan hasilnya pada tahun 1958 oleh M.S.
Meselson dan F.W. Stahl.
Pada proses replikasi DNA, ada beberapa komponen vital yang harus ada:
2. Sintesis Primer
Sintesis baru, untai komplementer DNA menggunakan untai yang ada sebagai template
yang dibawa oleh enzim yang dikenal sebagai DNA polimerase. Selain replikasi mereka juga
memainkan peran penting dalam perbaikan DNA dan rekombinasi. Namun, DNA polimerase
tidak dapat memulai sintesis DNA secara independen, dan membutuhkan 3′ gugus hidroksil
untuk memulai penambahan nukleotida komplementer. Ini disediakan oleh enzim yang disebut
DNA primase yang merupakan jenis DNA dependent-RNA polimerase. Ini mensintesis
bentangan pendek RNA ke untai DNA yang ada. Ini segmen pendek disebut primer, dan terdiri
dari 9-12 nukleotida. Hal ini memberikan DNA polimerase platform yang diperlukan untuk
mulai menyalin sebuah untai DNA. Setelah primer terbentuk pada kedua untai, DNA polimerase
dapat memperpanjang primer ini menjadi untai DNA baru.
Di sini, DNA polimerase III (DNA pol III) mengenali 3′ OH ujung RNA primer, dan
menambahkan nukleotida komplementer baru. Saat garpu replikasi berlangsung, nukleotida baru
ditambahkan secara terus menerus, sehingga menghasilkan untai baru.
6. Ligasi
Setelah penghapusan primer
selesai untai tertinggal masih
mengandung celah antara
fragmen Okazaki berdekatan.
Enzim ligase mengidentifikasi
dan menyumbat celah tersebut
dengan menciptakan ikatan
fosfodiester antara 5 ‘fosfat
dan 3’ gugus hidroksil
fragmen yang berdekatan.
7. Terminasi (pemutusan)
Replikasi ini terhenti di lokasi
terminasi khusus yang terdiri
dari urutan nukleotida yang
unik. Urutan ini diidentifikasi
oleh protein khusus yang
disebut tus yang mengikat ke
situs tersebut, sehingga secara
fisik menghalangi jalur
helikase. Ketika helikase
bertemu protein tus itu jatuh
bersama dengan untai tunggal
protein pengikat terdekat.