Anda di halaman 1dari 4

Urgensi Kontribusi Sosial sebagai Penerima Bidikmisi

Negara Indonesia memiliki kekayaan SDM yang sangat besar. Mahasiswa penerima
bidikmisi memiliki peranan penting dalam mengusahakan kesejahteraan sosial dengan
kondisi kita sebagai mahasiswa penerima bidikmisi sekalipun. Program kontribusi sosial
mendorong setiap mahasiswa penerima bidikmisi untuk kembali merenungi kesempatan
emas yang kita miliki.

Sebagai makhluk sosial, sudah sepatutnya kita membalas jasa setiap orang yang
telah berperan dalam kehidupan kita. Dana bidikmisi merupakan dana rakyat yang
dipercayakan kepada setiap mahasiswa penerima bidikmisi terbaik bangsa ini agar baik
dalam kondisi sebagai mahasiswa penerima bidikmisi maupun sebagai alumni nantinya,
kita dapat memberikan kontribusi penting bagi bangsanya. Kegiatan kontribusi sosial ini
mendorong setiap mahasiswa penerima bidikmisi untuk saling bersosialisasi dan bekerja
sama dalam tim yang melatih kemampuan setiap mahasiswa penerima bidikmisinya untuk
mencari permasalahan dan mencari solusi yang ada di tengah masyarakat saat ini bersama-
sama dalam peranannya sebagai mahasiswa penerima bidikmisi wakil rakyat.

Mahasiswa penerima bidikmisi adalah aset utama dari sebuah bangsa yang tidak
dipisahkan dalam hal apapun. Mahasiswa penerima bidikmisi merupakan generasi
terdidik, diharapkan mempu membuat perubahan yang jauh lebih baik bagi masyarakat
luas. Sehingga perubahan itu dapat benar-benar terjadi, dan mampu dirasakan manfaatnya
bagi masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman lebih dalam tentang Peran
Mahasiswa penerima bidikmisi dalam Masyarakat.

Mahasiswa penerima bidikmisi memiliki kesempatan untuk terus melatih diri dalam
kehidupan sosial agar kelak kita mampu menjalankan kehidupan bermasyarakat dengan
baik. Mahasiswa penerima bidikmisi adalah individu yang seharusnya sudah mampu
bersosialilasi dengan baik. Oleh karena itu, segala hal yang dilakukannya diharapkan
memberikan dampak positif terhadap segala permasalahan kehidupan sosial dalam
masyarakat.

Sebagai mahasiswa penerima bidikmisi, mahasiswa penerima bidikmisi memiliki


peran yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Ada banyak hal penting yang harus dipahami
agar kita tidak hanya menjadi sekedar mahasiswa penerima bidikmisi biasa, namun dapat
menjadi mahasiswa penerima bidikmisi yang luar biasa hebat. Selain peran diatas,
mahasiswa penerima bidikmisi juga memiliki peran yang jauh lebih kompleks, antara lain:

1. Direct of Change, mahasiswa penerima bidikmisi diharapkan mampu menjadi


penggerak perubahan yang secara langsung dapat dirasakan manfaatnya melalui
pendidikan seperti yang disampaikan oleh Nelson Mandela: “Pendidikan adalah
senjata paling mematikan di dunia, karena dengan itu Anda dapat mengubah dunia”.
Mari kita melihat masalalu, dimana ada begitu banyak aktivis mahasiswa penerima
bidikmisi dari seluruh Indonesia yang bersatu untuk menurunkan Presiden
Soeharto, dan kita berhasil melakukannya. Mahasiswa penerima bidikmisi sudah
seharusnya dapat berkontribusi secara langsung kepada masyarakat, dengan cara
yang benar tentunya. Oleh karena itu, jadilah mahasiswa penerima bidikmisi yang
aktif untuk sama-sama membangun negeri menuju kehidupan yang jauh lebih baik.
2. Agent Of Change, mahasiswa penerima bidikmisi diharapkan mampu menghadirkan
perubahan yang lebih baik melalui berbagai penelitiannya sebagai jawaban atas
berbagai permasalahan kehidupan masyarakat. Ilmu yang diajarkan tidak boleh
hanya sekedar dipelajari saja, namun kembangkan semua itu sebagai kontribusi
kepada masyarakat.

Mahasiswa penerima bidikmisi merupakan agen intelektual yang menjadi wakil


masyarakat di komunitas. Mahasiswa penerima bidikmisi punya tanggung jawab moral
dikarenakan kegiatan kampus secara tidak langsung sebagian dibiayai oleh negara yang
notabene adalah uang rakyat. Maka kewajiban kitalah untuk memberikan upaya terbaik di
sela-sela waktu kuliah kita untuk mengupayakan perbaikan masyarakat di sekitar kita.
Sebenarnya yang masyarakat butuhkan dari mahasiswa penerima bidikmisi bukanlah
bantuan materil, akan tetapi sumbangsih tenaga dan pemikiran yang bisa membantu
menyelesaikan akar permasalahan atau mengurangi dampak dari permasalahan tersebut.
Mahasiswa penerima bidikmisi juga bisa menjembatani antara pihak-pihak yang mau
mensponsori suatu program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
prinsip terbuka, jelas, dan bertanggung jawab.

Prinsip edukasi masyarakat merupakan program yang dapat dilakukan oleh


mahasiswa penerima bidikmisi dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ada di
masyarakat. Prinsip edukasi disesuaikan dengan permasalahan apa yang hendak dihadapi.
Permasalahan yang pertama adalah potensi kepanikan warga saat bencana alam (gempa,
dll) dan tindakan yang harus dilakukan warga saat menanggulangi bencana non-alam
(kebakaran). Mahasiswa penerima bidikmisi dapat mempelajari metode-metode apa saja
yang harus dilakukan oleh suatu komunitas dalam menanggulangi hal tersebut untuk
meminimalkan dampak dan memaksimalkan pencegahan dan tindak lanjut (apabila
terjadi). Sebagai contoh, di Indonesia ini pemerintah telah membuat Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) yang memiliki situs di www.BNPB.go.id yang berisi
banyak hal mengenai bencana alam dan penanggulangannya. Akan tetapi, masyarakat yang
membutuhkan informasi tersebut justru tidak (antara tidak punya atau tidak menyadari)
bisa menerima informasi tersebut sehingga pesan yang hendak disampaikan ke
masyarakat mengenai peringatan dini maupun tips-tips yang harus dilakukan ketika
musibah itu terjadi tidak bisa dilakukan oleh masyarakat. Disinilah peran mahasiswa
penerima bidikmisi bisa masuk dalam penanggulangan masalah tersebut. Mahasiswa
penerima bidikmisi bisa menganalisa pola kehidupan suatu masyarakat, menemukan pola-
pola penanggulangan bencana yang cocok, menyampaikan tips-tips dan peringatan dari
pemerintah dengan metode yang tepat sasaran, mengadakan edukasi ke komunitas (balai
desa dan sekolah-sekolah misalnya), mengadakan koordinasi dengan RT/RW/Kelurahan
setempat untuk membuat program-program seperti sosialisasi warga, latihan saat terjadi
kebakaran, maupun menentukan langkah-langkah komunitas tersebut apabila bencana
terjadi (sumber air dari mana, nomor telepon yang harus dihubungi berapa, dll).
Mahasiswa penerima bidikmisi pun dapat berkontribusi dalam menanggulangi
permasalahan kekurangan listrik dan akses yang terbatas kepada fasilitas
kesehatan. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kewajiban perusahaan yang
diatur dalam UU no.40/2007 sehingga seluruh perusahaan yang tersebut dalam peraturan
tersebut, wajib melakukan kegiatan untuk komunitas sekitarnya. Seringkali dana untuk itu
telah tersedia di perusahaan-perusahaan tersebut akan tetapi sasarannya tidak tepat dan
cenderung untuk hal-hal yang mudah dikonsumsi sehingga tidak kena pada sasaran utama
dari akar permasalahan. Melalui www.kompas.co.id kita bisa melihat banyak kegiatan CSR
itu berupa sunatan masal padahal daerah tersebut lebih membutuhkan akses listrik dan
ketersediaan dokter yang layak. Ada kemungkinan bahwa perusahaan-perusahaan
tersebut membutuhkan bantuan dari mahasiswa penerima bidikmisi untuk melakukan
studi pemetaaan berupa survey langsung di masyarakat, membuat program-program tepat
guna, dan lainnya untuk memaksimalkan dana yang telah tersedia di perusahaan-
perusahaan tersebut agar tepat waktu. Survey dan studi yang telah dilakukan juga akan
berguna apabila mahasiswa penerima bidikmisi ingin membuat suatu program
pemberdayaan masyarakat yang bekerja sama dengan sponsor-sponsor untuk pembiayaan,
kemudian dikirimkan ke instansi-instansi pemerintah terkait untuk bertukar informasi
(dan harapannya, memberitahu kita apabila ada kekurangan dari program kita), dan juga
dikirimkan ke media cetak dan elektronik sebagai informasi bagi masyarakat Indonesia
yang harapannya bisa memberikan inspirasi untuk para mahasiswa penerima
bidikmisi/masyarakat lain untuk berbuat hal yang sama.

Untuk masalah pengangguran, peran mahasiswa penerima bidikmisi yang bisa


diambil adalah peran studi dan koordinasi. Untuk masalah pengangguran di kota-kota
besar disebabkan oleh lapangan pekerjaan yang tersedia lebih sedikit dibandingkan para
pencari kerja, oleh sebab itu mahasiswa penerima bidikmisi bisa membantu melalui
beberapa hal. Hal pertama adalah melakukan studi di suatu komunitas mengenai sebaran
jenjang pendidikan bagi para pencari kerja, kemudian melalui koneksi informasi yang
dimiliki (melalui ikatan alumni, atau koneksi dengan perusahaan-perusahaan dan instansi
pemerintahan) dapat menyebarkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan para pencari
kerja. Hal tersebut akan memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak, dimana para
pencari kerja akan mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan para pemilik lowongan
kerja akan mendapatkan banyak opsi pekerja yang kita butuhkan. Hal lain juga bisa dengan
memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai peluang-peluang wirausaha yang ada
dan juga bisa menghadirkan pihak perbankan dan mungkin pemerintah (diwakili
kementerian koperasi dan UKM) dalam sesi sharing tersebut yang berguna untuk
memberikan informasi mengenai Sumber dana yang mungkin (kredit usaha rakyat, dll) dan
apa yang harus dilakukan warga agar mendapatkan dana yang dibutuhkan untuk memulai
usaha. Tidak dipungkiri, resistansi warga terhadap wirausaha adalah karena kurangnya
informasi termaksut bagaimana mendapatkan dana.

Kemacetan (terutama di kota-kota besar) merupakan masalah yang sangat sulit


diselesaikan, terbukti siapapun yang memimpin, kecenderungan kemacetan akan semakin
parah. Pemerintah selalu berdalih bahwa laju peningkatan kendaraan yang berada di atas
laju ketersediaan jalan yang membuat hal tersebut cenderugn mustahil dilakukan. Peran
mahasiswa penerima bidikmisi dalam hal ini adalah mengkaji sesuai dengan cabang
keilmuannya, potensi solusi yang dapat menyelesaikan masalah kemacetan di suatu
daerah, dan kemudian hasil studi tersebut dapat dimasukkan ke dalam media cetak/online
dan juga disampaikan kepada dinas setempat. Intinya adalah pencerdasan masyarakat
sekitar untuk memahami dasar masalah yang ada sebelumnya. Mahasiswa penerima
bidikmisi juga bisa mengambil contoh para pegawai beberapa perusahaan besar sebagi
salah satu contoh studi, dimana para karyawannya sering terlambat dikarenakan macet
atau three in one, sehingga akhirnya bisa mengajukan beberapa solusi hasil studi misalnya
pihak perusahaan dapat mengajukan transport bersama (shuttle transport) yang akan
mengantar dan menjemput para karyawan tersebut di titik penjemputan dan
pemberhentian, sehingga para karyawan akan senang karena menghemat biaya
transportasi, dan perusahaan akan meningkat produktivitasannya.

Hal terakhir untuk ketersediaan air bersih dan sanitasi di masyarakat, mahasiswa
penerima bidikmisi dapat melakukan studi di komunitas tersebut dan mengajukan solusi-
solusi tepat guna yang dapat diaplikasikan di masyarakat (bekerja sama dengan sponsor
maupun dengan pemerintah lokal) seperti penampungan air hujan yang akan langsung
memberikan akses air bersih (sangat bergantung pada komunitasnya), membuat sumur
resapan dan biopori di area tangkapan hujan, implementasi saringan pasir, dll. Untuk
masalah sanitasi, solusi-solusi tepat guna seperti penggunaan kolam lele untuk mengolah
kotoran manusia (dimana lelenya dapat bermanfaat) sehingga tidak khawatir mencemari
sumur-sumur untuk akses air bersih juga diperlukan.

Mahasiswa penerima bidikmisi dapat bertindak sesuai dengan kapasitasnya dalam


menghadapi berbagai permasalahan di masyarakat dewasa ini, tidak perlu harus
mengorbankan identitasnya sebagai mahasiswa penerima bidikmisi, akan tetapi
mengoptimalkan perannya sebagai mahasiswa penerima bidikmisi itu sendiri.

Sebagai mahasiswa yang telah menikmati pendidikan dengan menggunakan uang


rakyat, kita adalah wakil rakyat. Jadi kita harus mewujudkan prinsip dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Salam Mahasiswa !

Penulis

Lelianto Eko Pradana

Anda mungkin juga menyukai