2003). Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada jenis bahan dan cara
berupa abu. Mineral yang terdapat dalam satu bahan dapat merupakan dua macam
garam yaitu garam organik dan garam anorganik. Garam organik terdiri dari garam-
garam asam malat, oksalat, asetat, dan pektat, sedangkan garam anorganik antara lain
dalam bentuk garam fosfat, karbonat, klorida, sulfat, dan nitrat. Mineral juga biasanya
Penentuan kadar mineral dalam bentuk asli sulit dilakukan, oleh karena itu biasanya
dalam proses analisis kadar abu suatu bahan. Pada tahap ini menggunakan tanur.
Terdapat 3 jenis pengabuan, yaitu pembakaran dalam tanur, pembakaran api terbuka,
dan wet combustion. Pada analisis kadar abu dan serat seringkali digunakan jenis
pengabuan dalam tanur (Khopkar 2003). Penentuan kadar abu dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu pengabuan cara langsung (cara kering) dan pengabuan cara tidak
langsung (cara basah). Prinsip pengabuan cara langsung yaitu semua zat organik
dioksidasi pada suhu tinggi, yaitu sekitar 500-600 C, kemudian zat yang tertinggal
pengabuan (Apriantono & Fardian 1989). Oleh karena itu sangat penting untuk
mengetahui metode yang dapat mengukur dan menetapkan kadar abu suatu bahan
mengetahui cara penentuan kadar abu dalam suatu bahan dan setiap mahasiwa dapat
tersedia di pustaka. Penentuan kadar abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan,
antara lain untuk menentukan baik atau tidaknya suatu pengolahan, mengetahui jenis
bahan yang digunakan, dan sebagai penentu parameter nilai gizi suatu bahan
makanan. Adanya kandungan abu yang tidak larut dalam asam yang cukup tinggi
Penetapan kadar sari adalah metode kuantitatif untuk jumlah kandungan senyawa dalam
simplisia yang dapat tersari dalam pelarut tertentu. Penetapan ini dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu kadar sari yang larut dalam air dan kadar sari yang larut dalam etanol. Kedua cara ini
didasarkan pada kelarutan senyawa yang terkandung dalam simplisia.
Ada beberapa teknik isolasi senyawa bahan alam yang umum digunakan seperti maserasi,
perkolasi, dan ekstraksi kontinu. Tetapi pada penelitian ini yang digunakan adalah maserasi.
Maserasi merupakan metode perendaman sampel dengan pelarut organik, umumnya digunakan
pelarut organik dengan molekul relatif kecil dan perlakuan pada temperatur ruangan, akan
mudah pelarut terdistribusi ke dalam sel tumbuhan.