tampang lintang berbentuk trapesium: lebar dasar 160 meter, talud (V:H) 1:1,
debit aliran 660 m3/s, kedalaman aliran 2.9 meter,
kecepatan aliran di permukaan air 1.6 m/s,
material dasar sungai berupa butir sedimen non-kohesif seragam: diameter 1.5 mm,
rapat massa 2650 kg/m3,
rapat massa air 1000 kg/m3,
temperatur air 20°C, viskositas air 10−6 m2/s,
percepatan gravitasi 9.81 m/s2.
Dengan data di atas, hitunglah:
Penyelesaian
Diketahui:
b = 160 m, m = 1
Q = 660 m3/s, h = 2.9 m,
uz=h = 1.6 m/s
h 1
tair = 20°C ⇒ ν = 10−6 m2/s
z
ρw = 1000 kg/m3
m
ρs = 2650 kg/m3
d = 1.5 mm
b g = 9.81 m/s2
Dimensi tampang lintang telah diketahui, sehingga luas tampang, A, keliling basah, P, dan
radius hidraulik tampang sungai, 𝑅ℎ , dapat dihitung.
𝐴 472.41
𝑅ℎ = = = 2.81 m
𝑃 168.2024
Kecepatan aliran rata-rata di tampang sungai dihitung dengan mudah karena debit aliran
dan dimensi tampang lintang telah diketahui. Kecepatan aliran rata-rata adalah debit
aliran dibagi dengan luas tampang, 𝑈 = 𝑄 ⁄𝐴.
Dengan demikian, ada dua kecepatan aliran yang diketahui, yaitu kecepatan aliran rata-
rata, U, dan kecepatan aliran di permukaan, uz=h. Dari dua informasi ini, dapat dihitung
kecepatan geser, 𝑢∗ , dan kekasaran dasar saluran, ks, dengan menggunakan persamaan
distribusi kecepatan aliran. Dengan asumsi bahwa dasar sungai secara hidraulis
digolongkan sebagai dasar kasar, maka persamaan kecepatan aliran adalah:
33ℎ 33 × 2.9
𝑢𝑧=ℎ = 5.75𝑢∗ log ( ) ⇒ 1.6 = 5.75𝑢∗ log ( )
𝑘𝑠 𝑘𝑠
12𝑅ℎ 12 × 2.81
𝑈 = 5.75𝑢∗ log ( ) ⇒ 1.4 = 5.75𝑢∗ log ( )
𝑘𝑠 𝑘𝑠
Istiarto − DTSL FT UGM − http://istiarto.staff.ugm.ac.id/
Nilai kekasaran dasar sungai dan kecepatan geser diperoleh melalui manipulasi matematis
kedua persamaan di atas:
−1.6 log 𝑘𝑠 + 1.4 log 𝑘𝑠 = 1.4 log(33 × 2.9) − 1.6 log(12 × 2.81)
Karena kekasaran dasar sungai jauh lebih besar daripada diameter butir material dasar
sungai, 𝑘𝑠 = 0.0227 m ≫ 𝑑 = 1.5 mm, maka dasar sungai tidak rata.
33ℎ 1.6
𝑢𝑧=ℎ = 5.75𝑢∗ log ( ) ⇒ 𝑢∗ = = 0.0768 m/s
𝑘𝑠 5.75{log(33 × 2.9) − log 0.0227}
Hitungan kekasaran dasar sungai dan kecepatan geser di atas didasarkan pada asumsi
bahwa dasar sungai secara hidraulis termasuk dasar kasar. Ini perlu diperiksa melalui
pemeriksaan nilai angka Reynolds dasar sungai:
𝑢∗ 𝑘𝑠 0.0768 × 0.0227
= = 1743.36 > 70 ⇒ dasar kasar
𝜈 0.000001
Kestabilan butir material dasar sungai diperiksa dengan memakai diagram Shields. Nilai
absis pada diagram Shields adalah angka Reynolds butir material dasar sungai (boundary
Reynolds number).
𝑢∗ 𝑑 0.0768 × 0.0015
𝑅𝑒∗ = = = 115
𝜈 10−6
Dengan memakai nilai di atas sebagai nilai absis diagram Shields, diperoleh nilai ordinat
diagram Shields 𝜏𝑐 ∗ = 0.042. Tegangan geser kritis di dasar sungai, dengan demikian
adalah:
𝜏𝑐
= 0.042 ⇒ 𝜏𝑐 = 0.042 × (2650 − 1000) × 9.81 × 0.0015 = 1.0197 N/m2
(𝜌𝑠 − 𝜌𝑤 )𝑔𝑑
Tampak bahwa tegangan kritis ini lebih kecil daripada tegangan di dasar sungai yang
ditimbulkan oleh gaya aliran:
Karena butir material dasar sungai bergerak, maka terjadi transpor sedimen. Kuantitas
transpor sedimen (bed load) dihitung dengan tiga cara, masing-masing dengan memakai
persamaan Meyer-Peter dan Muller, Frijlink, dan Einstein.
12𝑅ℎ 12 × 2.81
𝐶 = 18 log ( ) = 18 log ( ) = 57 𝐶 3⁄2 57 3⁄2
𝑘𝑠 0.0227
𝜉𝑀 = ( ) =( ) = 0.62
12𝑅ℎ 12 × 2.81 𝐶𝑑90 78
𝐶𝑑90 = 18 log ( ) = 18 log ( ) = 78}
𝑑 0.0015
𝑈2 1.42
𝑈 = 𝐶√𝑅ℎ 𝑆𝑒 ⇒ 𝑆𝑒 = = = 0.00021
𝐶 2 𝑅ℎ 572 × 2.81
′ )2/3
(𝑔𝑠𝑏
0.25 × 10001⁄3
(2650 − 1000) × 9.81 × 0.0015
1000 × 9.81 × 0.62 × 2.81 × 0.00021
= − 0.047
(2650 − 1000) × 9.81 × 0.0015
′ )2/3
(𝑔𝑠𝑏 ′
= 0.7105 ⇒ 𝑔𝑠𝑏 = 1.0095 kg/s/m
Debit sedimen:
𝑞𝑠𝑏 ρ𝑠 − ρ𝑤 d𝑚
= 5 exp [−0.27 ( ) ]
𝑑𝑚 √𝑔𝜉𝑀 𝑅ℎ 𝑆𝑒 ρ𝑤 ξ𝑀 𝑅ℎ 𝑆𝑒
𝑞𝑠𝑏
0.0015 × √9.81 × 0.62 × 2.81 × 0.00021
2650 − 1000 0.0015
= 5 × exp [−0.27 × ( )× ]
1000 0.62 × 2.81 × 0.00021
(𝑠𝑠 − 1)𝑑35
Ψ∗ =
ξ𝑀 𝑅ℎ 𝑆𝑒
𝑞𝑠𝑏 Grafik Φ∗ 𝑣𝑠 Ψ ∗
Φ∗ =
√(𝑠𝑠 − 1)𝑔𝑑35 3
}
𝑞𝑠𝑏 = Φ⋆ √(𝑠𝑠 − 1)𝑔𝑑35 3 = 0.35 × √(2.65 − 1) × 9.81 × (0.0015)3 = 8.2 × 10−5 m3 ⁄s⁄m
-o0o-