Anda di halaman 1dari 30

ISBN : 978-602-6969-10-1

PETUNJUK TEKNIS

PADI
JAJAR LEGOWO SUPER

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua


Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementerian Pertanian
2016
ISBN : 978-602-6969-10-1

Petunjuk Teknis

PADI
JAJAR LEGOWO SUPER MERAUKE
Penyusun :
Muhammad Nur
Septi Wulandari
Heppy Suci Wulanningtyas
Sitti Raodah Garuda
Sudarsono
Musrifah
Sujarwo
Arifuddin Kasim
Martina Sri Lestari

Editor :
Yuliantoro Baliadi
Niki E. Lewaherilla
Pandu Laksono
Galih Priyo Dominanto

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua


Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementerian Pertanian
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas


limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan
Petunjuk Teknis“Padi Jajar Legowo Super” dapat
diselesaikan.
Seiring dengan Perkembangan Teknologi Pertanian
semakin maju dan pesat maka semakin dituntut pula
mengembangkan pola pikir yang dimiliki oleh setiap insan
pertanian dalam mentranfer teknologi yang dikaji
berdasarkan keadaan spesifik lokasi di lapangan.
Pemerintah tiada henti melakukan terobosan inovasi
mendukung program upaya khusus (upsus) peningkatan
produksi pangan yang diharapkan dapat diterapkan di
tingkat petani secara luas. Saat ini telah dihasilkan teknologi
Balitbangtan yang terbukti mampu mendongkrak produksi
padi melalui Teknologi Jajar Legowo Super.
Petunjuk Teknis Padi Jajar Legowo Super ini di susun
sebagai acuan bagi para pihak yang akan menerapkan
teknologi tersebut khususnya di Papua. Petunjuk teknis ini
diharapkan dapat bermanfaat dan kepada semua pihak yang
telah menyumbangkan pemikiran dalam penyusunan
petunjuk teknis ini diucapkan terima kasih.

Sentani,
Desember 2016
Kepala Balai,

Dr. Ir. Yuliantoro Baliadi, MS

i
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................ ii
PENDAHULUAN ................................................................... 1
TEKNOLOGI JAJAR LEGOWO SUPER ................................. 3
KEUNGGULAN JAJAR LEGOWO SUPER .............................. 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 21
LAMPIRAN DESKRIPSI PADI VUB JAJAR LEGOWO
SUPER ................................................................................. 22

ii
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
I. PENDAHULUAN

Provinsi Papua saat ini baru bisa memenuhi


kebutuhan beras 57% sedangkan 43% kekurangannya
didatangkan dari luar yaitu Jawa dan Sulawesi. Sentra
produksi beras di Provinsi Papua adalah Kabupaten Merauke,
Nabire, dan Jayapura, produksi beras Papua 85-88% berasal
dari Kabupaten Merauke. Produksi padi di Kabupaten
Merauke tahun 2016 mencapai 136.500 ton dengan luasan
panen 52.000 ha dan hasilnya dikirim ke beberapa
kabupaten di Papua hingga provinsi lain. Hal ini
membuktikan bahwa Kabupaten Merauke merupakan
penyumbang produksi padi sebesar 85% (Suwandi, 2016).
Target produksi padi Provinsi Papua tahun 2014
sebesar 188.179 ton, tahun 2015 sebesar 206.562 ton, dan
tahun 2016 sebesar 224.945 ton (Dinas TPH, 2014).
Produksi padi Provinsi Papua sebagian besar disuplai dari
Kabupaten Merauke. Menurut BPS (2015), produksi padi
Kabupaten Merauke tahun 2014 sebesar 204.687,18 ton.
Dalam rangka mempertahankan produksi beras
sekaligus meningkatkan pendapatan petani, maka berbagai
upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi
antara lain melalui pemupukan berimbang dan penggunaan
komponen organik, SL-PTT, VUB Padi, sistem tanam jajar
legowo bahkan sampai saat ini jajar legowo super yang
mampu meningkatkan produksi padi secara nyata dengan
dikombinasikan penggunaan pupuk hayati Agrimeth,
Bioprotektor dan M-Dec.

1
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Pendahuluan

Penerapan Teknologi Jajar Legowo Super di


Kabupaten Merauke secara utuh oleh petani mampu
memberikan hasil minimal 8,5 ton GKP/ha per musim,
sementara hasil padi yang diusahakan dengan sistem tegel
atau sebar hanya 4-5 GKP/ha per musim.
Petunjuk teknis ini menyajikan budidaya padi sawah
tadah hujan dengan Teknologi Jajar Legowo Super, mulai
dari persiapan lahan sampai panen.

2
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
II. TEKNOLOGI JAJAR LEGOWO SUPER

Pengertian
Teknologi Jajar Legowo Super adalah teknologi
budidaya terpadu padi sawah irigasi berbasis tanam jajar
legowo (jarwo) 2:1. Teknologi super ini dihasilkan oleh
Balitbangtan setelah melalui penelitian dan pengkajian pada
berbagai lokasi di Indonesia. Selain menggunakan sistem
tanam jarowo 2:1 sebagai basis penerapan di lapangan,
bagian penting dari teknologi Jajar Legowo Super adalah:
a. Varietas Unggul Baru (VUB) potensi hasil tinggi,
b. Biodekomposer, diberikan sebelum pengolahan tanah,
c. Pupuk hayati sebagai perlakuan benih dan pemupukan
berimbang berdasarkan Perangkat Uji Tanah Sawah
(PUTS),
d. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
menggunakan pestisida nabati dan pestisida anorg anik
berdasarkan ambang kendali, dan
e. Alat dan mesin pertanian, khususnya untuk tanam ( jarwo
transplanter) dan panen (combine harvester) .

VUB Biodekomposer Pupuk Hayati


Sumber : dokumen pribadi

3
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Teknologi Jajar Legowo Super

PUTS Jarwo Transplanter


Sumber : dokumen pribadi

Komponen Teknologi Jajar Legowo Super


Keberhasilan penerapan teknologi Jarwo Super
ditentukan oleh komponen teknologi dan teknik budidaya
yang digunakan. Komponen teknologi jarwo super adalah
sebagai berikut :

1. Varietas Unggul
Varietas unggul merupakan salah satu komponen
utama teknologi yang terbukti mampu meningkatkan
produktivitas dan produksi padi serta pendapatan petani.
Kementan telah melepas sekitar 200 varietas unggul padi,
sehingga petani dapat lebih leluasa memilih varietas padi
yang sesuai dengan teknik budidaya dan kondisi lingkungan
setempat. Ketersediaan berbagai alternatif pilihan varietas
unggul pada suatu wilayah akan berdampak terhadap
stabilitas produksi sebagai representasi dari keunggulan
adaptasi dan ketahanan atau toleransi terhadap cekaman
biotik dan abiotik di wilayah tersebut. Varietas unggul yang
digunakan adalah yang memiliki potensi hasil tinggi.

4
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Teknologi Jajar Legowo Super

2. Benih Bermutu
Benih bermutu adalah benih dengan tingkat
kemurnian dan vigor yang tinggi. Benih yang digunakan
berasal dari Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS)
Balitbangtan di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi,
Sukamandi dengan kelas benih Stock Seed (SS). Benih yang
digunakan adalah : (a) Varietas Inpari 30 Ciherang Sub-1
dengan potensi hasil 9,6 ton/ha. Cocok untuk ditanam di
sawah dataran rendah sampai ketinggian 400 m dpl (di atas
permulaan laut), didaerah luapan sungai, cekungan dan
rawan banjir, (b) Inpari 32 HDB dengan potensi hasil 8,42
ton/ha, tahan penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB) patotipe
III, IV, VIII, tahan blas ras 033, agak tahan blas 073 serta
agak tahan tungro ras Lanrang, cocok ditanam di ekosistem
tanah dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl, dan (c)
Inpari 33 potensi hasil 9,8 ton/ha, cocok ditanam di
ekosistem tanah dataran rendah sampai ketinggian 600 m
dpl.

Benih bermutu, varietas unggul dan bibit sehat yang


dihasilkan
Sumber : dokumen pribadi

5
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Teknologi Jajar Legowo Super

3. Aplikasi Pupuk Hayati

Pupuk hayati adalah pupuk berbasis mikroba non-


patogenik yang dapat menghasilkan fitohormon (zat pemacu
tumbuh tanaman), penambat nitrogen dan pelarut fosfat
yang berfungsi meningkatkan kesuburan dan kesehatan
tanah. Pupuk hayati Agrimeth memiliki aktivitas enzimatik
dan fitohormon yang berpengaruh positif terhadap
pengambilan hara makro dan mikro tanah, memacu
pertumbuhan, pembungaan, pemasakan biji, pematahan
dormansi, meningkatkan vigor dan viabilitas benih, efisien
penggunaan pupuk NPK anorganik dan produktivitas serta
produksi tanaman.
Aplikasi pupuk hayati Agrimeth dilakukan pada pagi
hari (sebelum jam 08.00 pagi) atau sore hari (pukul 15.00-
17.00) dan tidak terjadi hujan. Pupuk hayati hanya
diaplikasikan sekali, yakni pada saat benih akan disemai
dengan cara perlakuan benih. Benih yang telah tercampur
pupuk hayati segera disemai, upayakan tidak ditunda lebih
dari 3 jam, dan tidak terkena paparan langsung sinar
matahari agar tidak mematikan mikroba yang telah melekat
pada benih. Sisa pupuk hayati disebarkan di lahan
pesemaian.

Aplikasi pupuk hayati Agrimeth pada benih padi


Sumber : dokumen pribadi
6
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Teknologi Jajar Legowo Super

4. Aplikasi Biodekomposer
Biodekomposer adalah komponen teknologi
perombak bahan organik, diaplikasikan 4 bungkus (2 kg/ha)
yang dicampur secara merata dengan 400 liter air bersih.
Setelah itu larutan biodekomposer disiramkan atau
disemprotkan merata pada tunggul jerami pada petakan
sawah, kemudian digelebeg dengan traktor, tanah dibiarkan
dalam kondisi lembab dan tidak tergenang minimal 7 hari.
Biodekomposer M-Dec mampu mempercepat pengomposan
jerami secara insitu dari 2 bulan menjadi 3-4 minggu.
Pengomposan jerami dengan aplikasi biodekomposer
mempercepat residu organik menjadi bahan organik tanah
dan membantu meningkatkan ketersediaan hara NPK di
tanah, sehingga meningkatkan efisiensi pemupukan dan
menekan perkembangan penyakit tular tanah.

Pembuatan dan aplikasi biodekomposer M-Dec pada lahan


Sumber : dokumen pribadi

7
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Teknologi Jajar Legowo Super

Teknik Budidaya Jajar Legowo Super


1. Pesemaian
Penerapan teknologi Jarwo Super, dianjurkan
menggunakan pesemaian sistem dapog karena bibit ditanam
menggunakan alat tanam mesin Indojarwo transplanter .
Pesemaian dengan sistem dapog diawali dengan pemeraman
benih selama dua hari kemudian ditiriskan, lalu dicampur
dengan pupuk hayati Agrimeth dengan takaran 500 gram/25
kg benih, atau setara untuk 1 ha lahan. Benih disebar pada
kotak dapog berukuran 18 cm x 56 cm dengan jumlah benih
sekitar 100-125 gram/kotak, kemudian benih disebar merata
pada pesemaian dapog.
Dapog juga dapat dibuat secara insitu menggunakan
plastik lembaran dengan media tanam yang terdiri atas
campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan
3:2.

Pesemaian dengan sistem dapog


Sumber : dokumen pribadi

Pada saat bibit berumur 14-17 hari setelah semai


(HSS), atau tanaman sudah tumbuh dengan tinggi 10-15 cm
dan memiliki 2-3 helai daun, bibit dari pesemaian dapog
ditanam ke sawah menggunakan alat mesin Indojarwo

8
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Teknologi Jajar Legowo Super

transplanter . Kebutuhan bibit antara 200-230 dapog untuk


setiap hektar lahan.
Bila menggunakan pesemaian biasa dan cara tanam
manual, benih diperam dua hari kemudian ditiriskan dan
setelah dicampur dengan pupuk hayati Agrimeth langsung
disebar merata di pesemaian. Bibit ditanam saat berumur
15-18 HSS.

2. Penyiapan Lahan
Kegiatan utama dari penyiapan lahan adalah
pelumpuran tanah hingga kedalaman lumpur minimal 25 cm,
pembersihan lahan dari gulma, pengaturan pengairan,
perbaikan struktur tanah, dan peningkatan ketersediaan
hara bagi tanaman. Pada tanah yang sudah terolah dengan
baik, penanaman bibit lebih mudah dan pertumbuhannya
menjadi optimal.

Olah Tanah Basah


Lima tahapan penyiapan lahan dengan cara basah
adalah: (a) lahan sawah digenangi air setinggi 2-5 cm di
atas permukaan selama 2-3 hari sebelum tanah dibajak, (b)
pembajakan tanah pertama sedalam 15-20 cm
menggunakan traktor bajak singkal, kemudian tanah
diinkubasi selama 3-4 hari, (c) perbaikan pematang yang
dibuat lebar untuk mencegah terjadinya rembesan air dan
pupuk; sudut petakan dan sekitar pematang dicangkul
sedalam 20 cm; lahan digenangi selama 2-3 hari dengan
kedalaman air 2-5 cm, (d) pembajakan tanah kedua
bertujuan untuk pelumpuran tanah, pembenaman gulma dan
aplikasi biodekomposer; dan (e) perataan tanah
menggunakan garu atau papan yang ditarik tangan, sisa

9
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Teknologi Jajar Legowo Super

gulma dibuang, tanah dibiarkan dalam kondisi lembap dan


tidak tergenang.

Olah Tanah Kering


Olah tanah kering menggunakan traktor roda empat yang
dilengkapi dengan bajak piringan ( disk plow) dan garu
piringan (disk harrow). Tahapan penyiapan lahan dengan
cara kering adalah tanah dibajak sedalam 20 cm, kemudian
digaru untuk menghancurkan bongkahan tanah dan
diratakan pada saat air tersedia.

3. Tanam
Kerapatan tanam merupakan salah satu komponen
penting dalam teknologi budidaya untuk memanipulasi
tanaman dan mengoptimalkan hasil. Sistem tanam Jarwo 2:1
merupakan sistem tanam pindah antara dua barisan
tanaman terdapat lorong kosong memanjang sejajar dengan
barisan tanaman dan dalam barisan menjadi setengah jarak
tanam antar baris. Sistem tanam Jarwo bertujuan untuk
peningkatan populasi tanaman per 8 satuan luas, pengaruh
tanaman pinggir, dan mempermudah pemeliharaan
tanaman.
Penerapan sistem tanam Jarwo 2:1 dengan jarak
tanam 25 cm x 12,5 cm x 50 cm meningkatkan populasi
tanaman menjadi 213.333 rumpun/ha atau meningkat
33,3%, dibandingkan sistem tegel 25 cm x 25 cm dengan
populasi 160.000 rumpun/ha.
Penanaman dapat menggunakan mesin tanam
Indojarwo transplanter atau secara manual. Kondisi air pada
saat tanam macak-macak untuk menghindari selip roda dan
memudahkan pelepasan bibit dari alat tanam. Jika
diperlukan, populasi tanaman dapat disesuaikan dengan cara
10
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Teknologi Jajar Legowo Super

mengatur jarak tanam dalam barisan dan jarak antar


legowo.

Penanaman menggunakan Indojarwo transplanter


Sumber : dokumen pribadi

Penanaman secara manual dilakukan dengan


bantuan caplak. Pencaplakan dilakukan untuk membuat
“tanda” jarak tanam yang seragam dan teratur. Ukuran
caplak menentukan jarak tanam dan populasi tanaman per
satuan luas. Jarak antar baris dibuat 25 cm, kemudian antar
dua barisan dikosongkan 50 cm. Jarak tanam dalam barisan
dibuat sama dengan setengah jarak tanam antar baris (12,5
cm). Tanam dengan cara manual menggunakan bibit muda
(umur 15-18 hari setelah sebar), ditanam 2-3
batang/rumpun.

4. Penyulaman
Jumlah rumpun tanaman optimal menghasilkan lebih
banyak malai per satuan luas dan berperan besar untuk
mendapatkan target hasil lebih tinggi. Pertumbuhan
tanaman sehat dan seragam akan mempercepat penutupan
muka tanah, dapat memperlambat pertumbuhan gulma dan
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap OPT.
Apabila terjadi kehilangan rumpun tanaman akibat
serangan OPT maupun faktor lain, maka dilakukan

11
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Teknologi Jajar Legowo Super

penyulaman untuk mempertahankan populasi tanaman pada


tingkat optimal. Penyulaman harus selesai 2 minggu setelah
tanam atau sebelum dilakukan pemupukan dasar.

5. Pengairan
Tata kelola air berhubungan langsung dengan
penguapan air tanah dan tanaman, sekaligus untuk
mengurangi dampak kekeringan. Pengelolaan air dimulai dari
pembuatan saluran pemasukan dan pembuangan. Tinggi
muka air 3-5 cm harus dipertahankan mulai dari
pertengahan pembentukan anakan hingga satu minggu
menjelang panen untuk mendukung periode pertumbuhan
aktif tanaman. Saat pemupukan, kondisi air macak-macak.

6. Penyiangan
Pengendalian gulma menjadi sangat penting pada
periode awal sampai 30 Hari Setelah Tanam (HST). Pada
periode tersebut, gulma harus dikendalikan secara manual,
gasrok, maupun herbisida. Gulma yang sering dijumpai di
lahan sawah antara lain Echinochloa crusgalli (Jajagoan),
Cyperus difformis, C. iria, Ageratum conyzoides (wedusan),
Mimosa pudica (putri malu), Cynodon dactylon (rumput
grinting).Pada lahan sawah irigasi, penyiangan gulma
dilakukan pada saat tanaman berumur 21 HST dan 42 HST,
baik secara manual maupun dengan gasrok, terutama bila
kanopi tanaman belum menutup. Penyiangan dengan gasrok
dapat dilakukan pada saat gulma telah berdaun 3-4 helai,
kemudian digenangi selama 1 hari agar akar gulma mati.
Aplikasi herbisida selektif digunakan untuk
pengendalian gulma jenis tertentu. Herbisida yang
digunakan di lokasi Demfarm adalah jenis herbisida

12
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Teknologi Jajar Legowo Super

pratumbuh berbahan aktif pendimethalin dan metil


metsulfuron.

Penyiangan gulma menggunakan garsok dan secara manual

Sumber : dokumen pribadi

7. Pemupukan
PertanamanDenfarmJarwo Super 2:1 di Kampung
Nggutibob, dipupuk dengan dosis urea 200 kg/ha, NPK
Phonska 300 kg/ha dan SP-36 50 kg/ha. Penerapan
teknologi penanaman padi sistem Jarwo Super mempuny ai
target produksi yang tinggi, untuk mencapainya, sistem ini
cocok untuk tanah sawah irigasi dengan kadar P dan K
sedang sampai tinggi, serta mempunyai KTK (kapasitas tukar
kation) kategori sedang sampai tinggi.
Pemupukan dilakukan tiga kali yaitu 1/3 pada umur
7-10 HST, 1/3 bagian pada umur 25-30 HST, dan 1/3 bagian
pada umur 40-45 HST. Kecukupan N dikawal dengan bagan
warna daun (BWD) setiap 10 hari hingga menjelang
berbunga. Perbaikan dan peningkatan kesuburan lahan,
selain dengan pupuk kimia juga dapat diaplikasikan pupuk
kandang yang telah matang sempurna dengan dosis 2 t/ha
atau pupuk organik Petroganik dengan dosis 1 t/ha, yang
diberikan pada saat pengolahan tanah kedua.

13
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Teknologi Jajar Legowo Super

Pemupukan pertama pada umur 10 HST


Sumber : dokumen pribadi

8. Pegendalian Hama dan Penyakit Terpadu


Perubahan iklim berdampak pada peningkatan OPT
atau hama penyakit yang menyerang tanaman padi. Hama
utama tanaman padi yang menyerang adalah wereng batang
coklat, wereng hijau, penggerek batang, walang sangit dan
keong mas. Penyakit utama yang menyerang adalah blas,
HDB, dan tungro. Komponen pengendalian hama dan
penyakit tanaman padi adalah sebagai berikut :
1. Tanam serempak dan pergiliran varietas
2. Penggunaan varietas berpotensi hasil tinggi dan tahan
hama penyakit antara lain Inpari 30 Ciherang Sub 1,
Inpari 32 HDB, dan Inpari 33
3. Mempertahankan keberadaan dan meningkatkan peran
musuh alami di lingkungan setempat
4. Pemantauan populasi hama atau serangan penyakit
secara rutin
5. Pengendalian hama penggerek batang, wereng batang
coklat, dan wereng hijau sedini mungkin sejak
dipesemaian,
6. Penggunaan pupuk N sesuai anjuran (tidak berlebihan),

14
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Teknologi Jajar Legowo Super

7. Pengendalian dengan insektisida rekomendasi secara


tepat (dosis, sasaran, waktu, cara dan bahan aktif dan
masih berlaku masa edarnya),
8. Penyebaran penyakit tungro dapat dihambat melalui
penekanan aktivitas pemencaran wereng hijau, dengan
modifikasi sebaran tanaman dengan tanam jajar legowo
dan mengatur pengairan (menggenangi sawah yang
terserang tungro),
9. Sanitasi lingkungan untuk menghilangkan sumber
inokulum penyakit dan memutus siklus hidup hama
melalui eradikasi ratun/singgang.
10. Pestisida nabati yang digunakan pada demfarm jarwo
super adalah BioProtector yang berbahan aktif senyawa
eugenol, sitronelol, dan geraniol. Aplikasi BioProtector
sebaiknya dilakukan sekitar seminggu setelah bibit
tanaman padi dipindahkan ke lapang. Aplikasi
BioProtector selanjutnya diulang dua kali dengan selang
waktu 7-10 hari kemudian. Aplikasi terakhir dilakukan
satu atau dua kali saat tanaman padi sudah memasuki
fase generatif dimana bulir-bulir padi mulai terisi.
Aplikasi ini sekalian digunakan untuk mengendalikan
populasi walang sangit sekaligus untuk menyediakan
hara setelah bahan organik tanaman yang berperan
sebagai bahan aktif pestisida terurai terkena sinar
matahari.

15
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Teknologi Jajar Legowo Super

Aplikasi pestisida BioProtector


Sumber : dokumen pribadi

11. Pengendalian hama tikus dilakukan sebagai berikut :


a. Di daerah endemik tikus, penerapan TBS ( Trap
Barrier System) dan tanaman perangkap dilakukan 3
minggu lebih awal untuk monitoring dan
pengendalian. TBS berukuran 25 m x 25 m dapat
mengamankan tanaman padi dari serangan tikus
seluas 8-10 ha di sekelilingnya
b. LTBS berupa bentangan pagar plastik/terpal setinggi
60 cm, ditegakkan dengan ajir bambu setiap jarak 1
m, dilengkapi bubu perangkap setiap jarak 20 m
dengan pintu masuk berselang-seling arah. LTBS
dipasang di perbatasan daerah tikus atau pada saat
ada migrasi tikus. Pemasangan LTBS dipindahkan
setelah tidak ada tangkapan tikus atau sekurang-
kurangnya dipasang selama 3 malam berturut-turut.

16
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Teknologi Jajar Legowo Super

Tabel. Metode pengendalian tikus


Metode StadiaTanaman Padi
Pengendalian Br OT Sm Tnm Tns Btg Mtg
Tanam + + +
serempak
Sanitasi habitat + ++ + +
Gropyok + ++ +
massal
Fumigasi ++ ++
LTBS ++ + + ++
TBS ++ +
Rodentisida +
Ket : + = dillakukan; ++ =difokuskan; Br = bera; OT = Olah tanah; Sm=
Semai; Tnm= Tanam; Tns= Tunas; Btg= Bunting; Mtg= Matang

9. Panen dan Pasca Panen


a. Penentuan umur panen
Panen dilakukan pada saat tanaman matang fisiologis
yang dapat diamati secara visual pada hamparan sawah,
yaitu 90-95% bulir telah menguning atau kadar air
gabah berkisar 22-27%. Padi yang dipanen pada kondisi
tersebut menghasilkan gabah berkualitas dengan
rendemen giling yang tinggi.
b. Panen
Panen dilakukan menggunakan alat dan mesin panen.
Mengatasi keterbatasan tenaga kerja di pedesaan, telah
dikembangkan mesin pemanen seperti combine
harvester. Combine harvester merupakan alat pemanen
produk Balitbangtan yang didesain khusus untuk kondisi
sawah di Indonesia. Kapasitas kerja mesin ini 5
ha/hektar dan ground pressure 0,13 kg/cm2,
dioperasikan oleh 1 orang operator dan 2 asisten
operator, sehingga mampu menggantikan tenaga kerja
panen sekitar 50 HOK/ha (BB Mektan, 2013).
17
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Teknologi Jajar Legowo Super

Penggunaan combine harvester menekan kehilangan


hasil gabah kurang dari 2%, sementara kehilangan hasil
jika dipanen secara manual rata-rata 10% (BB Padi,
2014).
c. Pengangkutan
Gabah perlu dikemas untuk menghindari tercecernya
gabah selama pengangkutan. Pengangkutan gabah
menggunakan gerobak, truk, dan sepeda motor.
d. Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan di bawah sinar matahari
langsung atau dengan mesin pengering. Penjemuran
sebaiknya beralas terpal dengan tebal lapisan gabah 5-7
cm dan dilakukan pembalikan setiap 2 jam sekali.
Penjemuran dihentikan setelah kadar air gabah
mencapai 14% GKG. Suhu pengeringan benih jika
menggunakan mesin pengering tidak melebihi 40-45oC,
sedangkan untuk gabah konsumsi tidak melebihi 50-
55oC.
e. Pengemasan
Gabah dikemas dalam karung atau kantung plastik yang
berfungsi sebagai wadah, melindungi gabah dari
kontaminasi dan mempermudah pengangkutan.
f. Penyimpanan
Ruang penyimpanan sebaiknya bebas dari hama dan
penyakit. Fumigasi dan pemasangan kawat berperan
penting untuk menghindari kerusakan gabah dari
serangan tikus, burung dan kutu. Ruang penyimpanan
membutuhkan ventilasi yang cukup agar tidak lembap.
Gabah atau benih yang telah dikemas dalam kantung
atau karung disusun dan ditempatkan diatas palet kayu.

18
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Teknologi Jajar Legowo Super

Panen dan pascapanen padi

Sumber : dokumen pribadi

19
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
III. KEUNGGULAN TEKNOLOGI JAJAR LEGOWO
SUPER

Teknologi Jarwo Super mempunyai keunggulan antara lain :


a. Kerapatan tanaman
Kerapatan tanaman menjadi komponen penting dalam
teknologi budidaya untuk memanipulasi kerapatan
tanaman dan mengoptimalkan hasil,
b. Pemberian biodekomposer pada saat pengolahan tanah
kedua mampu mempercepat pengomposan jerami,
c. Pemberian pupuk hayati sebagai perlakuan benih yang
dapat menghasilkan fitohormon (pemacu tumbuh
tanaman), penambat nitrogen dan pelarut fosfat serta
peningkatan kesuburan dan kesehatan tanah,
d. Pestisida nabati yang efektif dalam pengendalian hama
tanaman padi seperti wereng batang coklat, dan
e. Penggunaan alat mesin pertanian untuk penghematan
biaya tenaga kerja serta pengurangan kehilangan hasil
panen.

20
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
DAFTAR PUSTAKA

BPS Kabupaten Merauke. 2015. Merauke dalam angka. Biro


Pusat Statistik Kabupaten Merauke.
Dinas TPH Provinsi Papua. 2014. Rancangan Renstra Dinas
Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2014-2018.
Dinas TPH Provinsi Papua.
Jamil, A., S. Abdulrachman., P. Sasmita., Z. Zaini., Wiratno.,
R. Rachmat., R. Saraswati., L.R. Widowati., E. Pratiwi.,
Satoto., Rahmini., D.D. Handoko., L.M. Zarwazi., M.Y.
Samaullah, A.M. Yusup., A.D. Subagio. 2016. Petunjuk
Teknis Budidaya Padi Jajar Legowo Super. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian
Pertanian. Jakarta.
Purnamaningsih, R dan I. Mariska., 2005. Seleksi In Vitro
Tanaman Padi untuk Sifat Ketahanan Terhadap
Aluminium. Jurnal Bioteknologi Pertanian Vol. 10 (2).
Suwandi, D. 2016. Produksi Beras Merauke capai 136.500
ton. www. Antara Papua.com. Diakses tanggal 1
Pebruari 2017.

21
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
22
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Lampiran Deskripsi Padi VUB Jajar Legowo Super Merauke

INPARI 30 CIHERANG SUB 1

Nomor Seleksi : IR09F436


Asal Persilangan : Ciherang/IR64Sub1/Ciherang
Golongan : Cere
Umur Tanaman : 111 Hari
Bentuk Tanaman : Tegak
Tinggi Tanaman : 101cm
Bentuk Gabah : Panjang ramping
Warna Gabah : Kuning bersih
Kerontokan : Sedang
Kerebahan : Sedang
Tekstur Nasi : Pulen
Kadar Amilosa : ± 22,40%
Berat 1000 butir : ± 27 gram
Rata-rata Hasil : 7,2 ton/ha
Potensi Hasil : 9,6 ton/ha
Ketahanan Hama : Agak rentan terhadap WBC
biotipe 1 dan 2.
Rentan terhadap WBC biotipe
3.
Ketahanan Penyakit : Agak rentan terhadap HDB
patotipe III
Rentan terhadap HDB patotipe
IV dan VIII
Anjuran Tanam : Sawah irigasi rendah sampai
ketinggian 400 mdpl
Tahun Dilepas : 2012
SK Menteri Pertanian : 2292.1/Kpts/SR.120/6/2012

23
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Lampiran Deskripsi Padi VUB Jajar Legowo Super Merauke

INPARI 32 HDB

Nomor Seleksi : BP10620F-BB4-14-BB8


Asal Persilangan : Ciherang/IRBB64
Golongan : Cere
Umur Tanaman : ±1 20 Hari Setelah Sebar
Bentuk Tanaman : Tegak
Tinggi Tanaman : ± 97 cm
Bentuk Gabah : Medium
Warna Gabah : Kuning bersih
Kerontokan : Sedang
Kerebahan : Agak Tahan
Tekstur Nasi : Sedang
Kadar Amilosa : ± 23,46 %
Berat 1000 butir : ± 27,1 gram
Rata-rata Hasil : 6,3 ton/ha GKG
Potensi Hasil : 8,42 ton/ha GKG
Ketahanan Hama : Agak rentan terhadap
wereng batang coklat biotipe
1, 2, dan 3
Ketahanan Penyakit : Tahan terhadap HDB patotipe 3
Agak tahan HDB patotipe IV
dan VIII
Tahan blas ras 033
Agak tahan blas ras 073
Agak tahan tungro ras Lanrang
Anjuran Tanam : Tanah Dataran rendah sampai
ketinggian 600 mdpl
Tahun Dilepas : 2013
SK Menteri Pertanian : 4996/Kpts/SR.120/12/2013

24
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Lampiran Deskripsi Padi VUB Jajar Legowo Super Merauke

INPARI 33

Nomor Seleksi : B11742-RS*2-3-MR-5-5-1-Si-1-3


Asal Persilangan : BP/360E-MR-79-PN-2/IR71218-38-
4-3//BP360E-MR-79-PN-2
Golongan : Cere
Umur Tanaman : ±107 Hari setelah sebar
Bentuk Tanaman : Tegak
Tinggi Tanaman : ± 93 cm
Bentuk Gabah : Panjang Ramping
Warna Gabah : Kuning bersih
Kerontokan : Sedang
Kerebahan : Agak Tahan
Tekstur Nasi : Sedang
Kadar Amilosa : ± 23,42%
Berat 1000 butir : ± 28,6gram
Rata-rata Hasil : 6,6 ton/ha GKG
Potensi Hasil : 9,8 ton/ha GKG
Ketahanan Hama : Tahan terhadap HDB patotipe 3
Agak tahan HDB patotipe VIII
Agak tahan blas ras 033
Tahan blas ras 073
Rentan tungro
Ketahanan Penyakit : Hawar Daun BakteriPatotipe III
dan VII. Blas 033,07,tungro
Anjuran Tanam : Sawah irigasi rendah sampai
ketinggian400 mdpl
Tahun Dilepas : 2013
SK Menteri Pertanian : 4997/Kpts/SR.120/12/2012

25
Petunjuk Teknis
Padi Jajar Legowo Super
Untuk Informasi Lebih Lanjut Silahkan Hubungi :
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua
Jl. Yahim No. 49 Sentani-Papua 99352
Telp (0967) 592179; Fax (0967) 592179
Email : bptppappua@yahoo.com
Web : www.papua.litbang.pertanian.go.id

Anda mungkin juga menyukai