Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH PEMATAHAN DORMANSI SECARA FISIK DAN KIMIA

TERHADAP KEMAMPUAN BERKECAMBAH BENIH MUCUNA


(Mucuna bracteata D.C)
Tanaman Mucuna bracteata termasuk salah satu tanaman kacangan penutup
tanah. Karakteristik mucuna sebagai tanaman penutup tanah lebih menguntungkan
bila dibandingkan dengan jenis penutup tanah lainnya, dinilai relatif lebih mampu
menekan pertumbuhan gulma pesaing.
Mucuna bracteata memiliki Taksonomi sebagai berikut:
Kingdom: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Subdivisio: Angiospermae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Genus: Mucuna
Species: Mucuna bracteata D.C.
Struktur Benih Mucuna

Mucuna bracteata memiliki perakaran tunggang yang berwarna


putih kecoklatan, dan memiliki bintil akar berwarna merah muda
segar dan sangat banyak, pada nodul dewasa terdapat kandungan
leghaemoglobin yaitu hemeprotein monomerik yang terdapat pada
bintil akar leguminosae yang terinfeksi oleh bakteri Rhizobium. Laju
pertumbuhan akar relatif cepat pada umur di atas tiga tahun

dimana pertumbuhan akar utamanya dapat mencapai 3 meter ke


dalam tanah (Harahap dan Subronto, 2004).
Batang tanaman ini berwarna hijau kecoklatan umumnya
batang tumbuh menjalar, merambat dan membelit. Diameter
batang dewasa dapat mencapai 0,4 - 1,5 cm dan pada umumnya
memiliki buku-buku dengan panjang dapat mencapai 25 - 35 cm.
Batang Mucuna bracteata pada umumnya tidak berbulu, bertekstur
cukup lunak, lentur dan mengandung serat dan berair (Mugnisjah
dan Setiawan, 1991).
Daun berbentuk oval berwarna hijau dan muncul di setiap
ruas batang. Jika suhu meningkat maka helaian daun dapat
menutup sehingga mengurangi respirasi pada permukaan daun
(Harahap et al., 2001). Bunga tanaman Mucuna bracteata berbentuk
tandan menyerupai anggur. Panjang tangkai bunga dapat mencapai
20 - 35 cm dan termasuk ke dalam jenis monoceous. Bunga
berwarna

biru

terong

dan

dapat

mengeluarkan

bau

yang

menyengat sehingga dapat menarik perhatian kumbang penyerbuk


(Harahap dan Subronto, 2004).
Polong Mucuna pada awalnya berwarna hijau dengan bulubulu kecoklatan yang dapat menyebabkan gatal pada kulit, polong
yang siap di panen adalah polong yang sudah berubah menjadi
coklat tua. Polong siap dipanen sekitar 50 hari setelah terbentuk
dari bakal polong (Edy et al., 2007).
Biji berbentuk bulat oval berwarna hitam dan pada umumya
memiliki kulit biji yang tebal sehingga perbanyakan melalui biji
dapat dilakukan dengan perlakuan benih melalui skarifikasi dan
penggunaan larutan kimia. Bobot biji
dapat mencapai 0,5 - 1 g/biji (Purwanto, 2007).
Masa Dormansi Yang Lama

Tanaman mucuna termasuk tanaman dari famili leguminosae yang memiliki


masa dormansi yang cukup lama. Dormansi ini disebabkan oleh keadaan fisik dari
kulit biji. Lapisan kulit yang keras menghambat penyerapan air dan gas ke dalam biji
sehingga proses perkecambahan tidak terjadi. Selain itu, kulit benih juga menjadi
penghalang munculnya kecambah pada proses perkecambahan (Subronto, 2002).
Menurut Siregar (2010) perkecambahan biji Mucuna bracteata tanpa
diberikan perlakuan pematahan dormansi hanya sebesar 18,33%.

Menurut Sari

(2012)persentase daya kecambah Mucuna bracteata tanpa perlakuan pematahan


dormansi sebesar 0,91%
Perlakuan Pematahn Dormansi
Fisik
Pengguntingan kulit

Kimia
Asam Sulfat
KNO2
Giberelin

Hasil analisis menunjukkan bahwa pematahan dormansi secara fisik dan kimia
berpengaruh nyata terhadap:
Pertambahan kadar air biji,
Daya berkecambah,
Kecepatan tumbuh benih , dan
Intensitas dormansi.
1. Pertambahan Kadar Air Biji (%)
Kadar air biji merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kemampuan perkecambahan. Kadar air biji tertinggi terdapat pada perlakuan
perendaman KNO3 1% selama 24 jam sebesar 38,06%. Hal ini menunjukkan
Bahwa penggunaan KNO3 mampu melunakkan kulit keras biji mucuna
sehingga biji mampu berimbibisi.

2. Daya Berkecambah
Daya berkecambah biji Mucuna bracteata D.C. yang terbaik adalah
perlakuan perendaman dengan H2SO4 1% selama 10 menit, perendaman
KNO3 1% selama 24 jam, dan perendaman dengan GA3 selama 5 jam dengan
masing-masing daya berkecambah sebesar 91,67%, 91,67% dan 86,67%.
Karena menghasilkan daya berkecambah > 80%, dan biji yang berkecambah >
80% merupakan biji yang mempunyai vigor yang baik.
3. Kecepatan Tumbuh Benih (%/etmal)
Kecepatan tumbuh tertinggi terdapat pada perlakuanpengguntingan
kulit kemudian perendaman air 30 menit yaitu sebesar 13,50 %/etmal. Hal ini
sesuai dengan literatur Gardner et.al (1991) yang menyatakan bahwa
pengguntingan kulit biji dilakukan dengan cara menggunting salah satu sisi
biji dengan gunting kuku sehingga kulit terkupas dan air dapat dengan mudah
masuk ke dalam biji.
4. Intensitas Dormansi (%)
Pada intensitas dormansi (%) hasil yang menunjukkan dormansi
terendah merupakan perlakuan pematahan dormansi yang terbaik. Pematahan
dormansi pada biji dikatakan berhasil apabila nilai Intensitas dormansi < 20%.
Dari nilai tersebut perlakuan yang mampu mematahkan dormansi biji yang
terbaik adalah pada perlakuan pengguntingan biji yaitu dapat menurunkan
intensitas dormansinya hingga 0%. Hal ini menunjukkan bahwa dormansi
pada biji tersebut sudah mampu terpecahkan dan merupakan perlakuan yang
dapat digunakan untuk mematahkan dormansi biji mucuna.

Anda mungkin juga menyukai