Anda di halaman 1dari 5

KOMISI AMDAL PROVINSI GORONTALO

Jl. Jamaludin Malik No. 41 Kota Gorontalo


Telp. (0435) 828626
Fax. (0435) 828626

SARAN / MASUKAN
Jenis Dokumen : KA-ANDAL

Nama Rencana Usaha/


Kegiatan : Diversifikasi Perkebunan Karet dan Pembangunan Pabrik
Pengolahan Karet PT. Pabrik Gula Gorontalo

Lokasi Proyek : Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo

1. Desa : --
2. Kecamatan : --
3. Kabupaten / Kota : Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo
4. Provinsi : Gorontalo

PRESENTASE TANGGAL : 19 Desember 2016

Tanggap dari :

1. Nama : NASRUDIN YASIN, ST

2. Instansi : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gorontalo

3. Telepon / Fax :

No. Halaman Saran/Masukan


1 Bab I Pendahuluan
1. Kesesuaian RTRW harus dituangkan dalam bentuk surat sebagai bentuk
pengesahan/justifikasi letak lokasi yang tidak bertentangan dengan
RTRW setempat.
2. Harap dilengkapi dengan peta lokasi yang sesuai dengan kaidah
kartografi serta skala memadai. Untuk lokasi ini skala yang digunakan
pada peta Rupa Bumi Indonesia minimal skala 1:50.000
Yang namanya peta harus memuat beragam informasi, minimal nama
tempat seperti nama desa, nama sungai, gunung, ketinggian dan lain-
lain. Alangkah lebih baik lagi jika memuat batas administrasi hingga ke
tingkat desa. Peta yang dilampirkan belum menunjukkan hal tersebut
1
3. Peta yang ada tidak mencantumkan atau menggambarkan berapa luas
dari HGU yang diperuntukkan untuk rencana perkebunan karet, batas-
batas dan letaknya. Sebaiknya dibuatkan dengan skala yang lebih
memadai sehingga dapat memuat dan menggambarkan letak, batas
dan luas setiap spot pada HGU yang diperuntukkan bagi tanaman karet.
Dengan demikian akan sangat jelas daerah mana perkebunan tebu dan
mana perkebunan karet sehingga tidak terjadi tumpang tindih.
4. Harap dilengkapi dengan Peta Administrasi, Peta Tata Guna Lahan serta
Peta Wilayah Studi dengan skala minimal 1:50.000.

2 Bab II Pelingkupan
Hal 7 1. Luas lahan bersertifikat HGU di Kabupaten Boalemo adalah 3.252 ha
dan di Kabupaten Gorontalo adalah 587 ha sehingga total luas adalah
3.839 ha. Untuk HGU di Kabupaten Gorontalo statusnya adalah
permohonan perpanjangan. Sedangkan lahan yang diklaim sebagai
rencana plasma perkebunan karet statusnya masih dalam tahap
permohonan dan pengecekan lokasi, belum sampai pada tahapan
penerbitan izin. Oleh karenanya tidak bisa dimasukkan dalam luasan
yang dimohonkan dan dikaji dalam dokumen Amdal.
2. Berdasarkan SE Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
2/SE/XII/2012 disebutkan bahwa setiap perusahaan perkebunan yang
mengajukan perpanjangan perpanjangan HGU wajib membangun
kebun plasma minimal 20% dari total luas areal kebun yang diusahakan
perusahaan dan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan
(CSR). Oleh karenanya harus melampirkan peta bidang tanah yang
menunjukkan luas dan letak lokasi kebun plasma yang dilengkapi
dengan daftar masyarakat petani calon penerima kebun plasma. Selain
itu wajib pula dilampirkan surat pernyataan direksi perusahaan
mengenai kesanggupan membangun kebun plasma dalam bentuk akta
notaris.
3. Apa dasar hukum dan pertimbangan teknis pihak perusahaan
mengklaim lahan dan tanah masyarakat di luar sertifikat HGU yang
dipegang managemen sebagai lahan rencana kebun plasma?
4. Luas lahan untuk pembangunan pabrik pengolahan karet adalah 5.000
ha. Apakah memang seluas itu yang dibutuhkan untuk pabrik
pengolahan? Apakah lahan yang digunakan untuk kawasan pabrik
pengolahan itu termasuk dalam lahan bersertifikat HGU?

3 Hal 10 Pada Surat Rekomendasi yang diterbitkan oleh Pemkab Boalemo Nomor
52521/SETDA/20/I/2016 tanggal 26 Januari 2016 pada poin (5)
menyebutkan bahwa PT. PG Gorontalo wajib membangun pabrik
pengolahan hasil produksi tanaman karet di Kabupaten Boalemo
berdasarkan surat pernyataan General Manager PT. PG Gorontalo tanggal
11 Januari 2016.

2
Akan tetapi pada peta yang dilampirkan, letak pabrik berada di Kabupaten
Gorontalo. Hal ini harus diperjelas agar tidak menjadi konflik kepentingan di
kemudian hari.

4 Sosialisasi dan Konsultasi Publik


Wakil masyarakat pada konsultasi publik tanggal 5 November 2016 bukan
merupakan representasi dari seluruh masyarakat yang akan terkena dampak
langsung dari kegiatan. Masyarakat Boalemo yang sebagian besar lahannya
menjadi calon lokasi rencana kegiatan tidak terwakili pada konsultasi publik
tersebut.

5 Hal 11 Tahapan perizinan sebaiknya diubah, dimulai dari sertifikat HGU, Izin
Lingkungan hingga Izin Usaha Perkebunan Karet

6 Hal 17 Infrastruktur Jalan


Karena sudah menyinggung tentang pembuatan jalan hingga spesifik pada
type dan panjang jalan maka harus dilengkapi pula dengan peta rencana
pembangunan jalan di seluruh lokasi calon perkebunan karet, jalur
transportasi hingga ke lokasi pabrik. Tahapan rencana dan jadwal
pembuatan hingga rencana anggaran biaya sebagai bukti keseriusan
perusahaan.

7 Hal 27 Tahap Operasional


Hal 28 Air digunakan sejak tahap pemeliharaan tanaman belum menghasilkan
Hal 33 hingga ke tahapan pengadaan dan pemanfaatan air proses
Hal 34 1. Berapa volume air yang akan dipergunakan untuk setiap tahapan?
2. Metode apa yang digunakan untuk menghitung kebutuhan air
untuk setiap tahapan tersebut?

8 Hal 37 Fisiografi dan Geologi


Rencana diversifikasi perkebunan karet diprioritaskan pada daerah dengan
kemiringan lereng di atas 15%
Ada hubungan antara topografi perbukitan dengan jenis satuan litologi.
Harap dilengkapi dengan peta geologi sehingga klaim topografi perbukitan
tersebut ada korelasinya dengan jenis dan batas litologi. Karena tidak
selamanya bentuk topografi tertentu merupakan suatu batas litologi.

9 Kegiatan Lain yang Terkait


Harap dicantumkan pula kegiatan perkebunan sawit dan hutan tanaman
industri

10 Hal 42 Kualitas Air


1. Uji kualitas air tidak mencantumkan koordinat lokasi.
2. Apa alasan pengambilan sampel uji kualitas air hanya dilakukan pada

3
sungai yang ada di Kabupaten Gorontalo saja sedangkan luas wilayah
rencana perkebunan karet sebagian besar berada di Kabupaten
Boalemo? Apakah data dari ketiga lokasi di Kabupaten Gorontalo ini
sudah mewakili keseluruhan dampak yang akan diterima oleh
lingkungan di kedua daerah tersebut? Kami menyarankan agar titik uji
kualitas air ditambah lagi 2 (dua) titik pada dua sungai yang berada di
daerah Boalemo.
3. Apa alasan pengambilan sampel uji kualitas air di Sungai Paguyaman?
Diketahui bahwa S. Paguyaman merupakan akumulasi dari seluruh
kegiatan yang ada di hulu dan di sepanjang sungainya, antara lain
kegiatan pertanian, tambang illegal serta perkebunan. Bagaimana cara
membedakan dampak mana yang diakibatkan oleh perkebunan karet
dari uji kualitas air tersebut?

11 Hal 60 Harap dikoreksi penomoran pada Tabel 22

12 Hal 64 Harap dikoreksi dan dicocokkan antara Tabel 22 dengan bagan alir setiap
tahapan kegiatan. Ada beberapa yang tidak cocok satu sama lain
13 Hal 80 Peta Wilayah Studi TIDAK ADA!

14 Hal 81 Harap diperhatikan dan dikoreksi penomoran pada Tabel 26

15 Hal 89 Tabel 26 Ringkasan Proses Pelingkupan


Pada kolom No. 4
Pembukaan lahan, dampak potensial adalah meningkatnya kebisingan,
evaluasi dampak potensial disebutkan lahan yang akan dibersihkan adalah
lahan datar sehingga tidak membutuhkan alat berat. Sementara kondisi riil
di lapangan lahan yang akan dibersihkan adalah perbukitan dengan
kelerengan di atas 15% bagaimana bisa dikatakan sebagai datar? Jadi ada
ketidak konsistenan dengan penjelasan dalam pelingkupan.

16 Hal 94 Tabel 26 Ringkasan Proses Pelingkupan


Pada kolom No. 8
Pembangunan pabrik pengolahan, dampak potensial berupa peningkatan
kadar debu dan kebisingan, evaluasi dampak disebutkan bahwa lokasi
pabrik pengolahan karet berada jauh dari pemukiman, sementara dalam
peta letaknya tidak jauh dari pemukiman. Ada ketidak konsistenan antara
tabel dan peta
Pada halaman 105 kolom No. 6
Pengolahan karet, di kolom evaluasi dampak potensial disebutkan bahwa
lokasi pabrik pengolahan karet berada tidak jauh dari pemukiman karyawan
dan pemukiman penduduk.

17 Hal 118 Tabel 33 Metode Pengumpulan dan Analisis Data Fisiografi dan Geologi
Untuk kemiringan lereng jika telah menggunakan metode interpretasi peta
topografi maka tidak perlu lagi menggunakan alat Clinometer. Clinometer
4
digunakan untuk pengukuran langsung di lapangan.

18 Hal 119 Penentuan Formasi Geologi tidak bisa menggunakan metode interpretasi
peta geologi, akan tetapi menggunakan data sekunder sebagai rujukan,
semisal peneliti terdahulu.

19 Hidrogeologi
Mohon dijelaskan hubungan antara hidrogeologi termasuk pengukuran
resistivitas dengan rencana kegiatan perkebunan karet.

20 Hal 136 Tabel 41


Metode pengumpulan dan analisis komponen sosial-ekonomi-budaya –
kependudukan, lokasi masih mencantumkan Kecamatan Tilongkabila dan
Kabupaten Bone Bolango

21 Hal 155 Tabel 52


Ringkasan metode studi Amdal diversifikasi perkebunan karet dan
pembangunan pabrik pengolahan karet PT. PG Gorontalo
No. 7 dampak peningkatan pendapatan, analisis deskriptif dengan
membandingkan UMR Kab. Bone Bolango

KESIMPULAN :
“ Pada dasarnya menerima Kerangka Acual ANDAL Kegiatan Diversifikasi Perkebunan
Karet dan Pembangunan Pabrik Pengolahan Karet PT. Pabrik Gula Gorontalo dengan
syarat luas lahan yang dilingkup dalam Amdal dan yang akan diterbitkan Izin

Lingkungannya sesuai dengan rekomendasi pemerintah daerah masing-masing,


yakni Kabupaten Boalemo seluas 3.252 ha dan Kab. Gorontalo seluas sertifikat HGU
587 ha.”

Anda mungkin juga menyukai