Mekanika Tanah
Mekanika Tanah
MEKANIKA TANAH
1. TANAH
Para ahli teknik sipil harus mempelajari sifat-sifat dasar dari tanah,
seperti: asal usul tanah, penyebaran ukuran butiran, kemampuan
mengalirkan air, sifat pemampatan (compressibility) bila dibebani,
kekuatan geser, kapasitas daya dukung, dan lain-lain.
Ilmu Mekanika Tanah (Soil Mechanics) adalah salah satu cabang dari
ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat fisik tanah dan kelakuan
(karakteristik) massa tanah, apabila tanah tersebut menerima
gaya/beban.
2. PARTIKEL TANAH
Ukuran dari partikel tanah sangat beragam dengan variasi yang cukup
besar. Tanah umumnya dapat disebut sebagai kerikil ( gravel), pasir
(sand), lanau (silt) atau lempung (clay), tergantung dari ukuran partikel
paling dominan pada tanah tsb.
1
Mekanika Tanah
Tabel 1
Klasifikasi Butiran Tanah
Pada kondisi kering, tanah terdiri dari dua bagian, yakni butir-butir tanah
dan pori-pori udara.
Berat Vol
Wa = 0 Udara Va
Vv
Ww Air Vw
W V
Butiran
Ws Vs
a b
Gambar 1
Diagram Fase Tanah
2
Mekanika Tanah
Pada kondisi jenuh air, tanah terdiri dari dua bagian, yakni butir-butir
tanah dan air pori.
Pada kondisi tidak jenuh air (natural), tanah terdiri dari tiga bagian,
yakni butir-butir tanah, pori-pori udara dan air pori.
Gambar 1a memperlihatkan elemen tanah yang mempunyai berat total
W dan volume V. Sedangkan Gambar 1b memperlihatkan hubungan
antara berat dan volume tanah.
W = W s + Ww ………………………. (1)
V = Vs + Vw + Va ……………………….. (2)
Vv = Vw + Va …………………..…… (3)
Keterangan:
Ws = berat butiran padat
Ww = berat air
Vs = volume butiran padat
Vw = volume air
Va = volume udara
Berat udara dianggap sama dengan nol, karena udara dianggap tidak
mempunyai pengaruh teknis, sedang air sangat mempengaruhi sifat-sifat
teknis tanah.
3
Mekanika Tanah
Berat volume atau berat volume natural/alami atau berat volume basah
() adalah perbandingan antara berat butiran tanah termasuk air dan
udara (W) dan volume total (V) tanah.
W
………………………… (7)
V
s
Gs ………………………… (10)
w
Vw
S(%) 100 ………………………… (11)
Vv
n
e ………………………… (12)
1n
e
n ………………………… (13)
1e
G s . w (1 w)
………………………… (14)
1e
w (G s e )
sat ………………………… (15)
1e
G s . w
d ………………………… (16)
1 w
e. Bila tanah terendam air, berat volume dinyatakan sebgai ’, dengan:
G s . w w (G 1). w
' atau ' s ……………… (17)
1e 1e
sat w bila w = 1, maka ' sat 1
'
€€……………… (18)
Contoh Soal:
Soal 1.
Pada kondisi asli di lapangan, sampel tanah mempunyai volume (V) 10 cm 3
dan berat (W) 18 gram. Setelah dikeringkan di dalam oven, sampel tanah
beratnya menjadi 16 gram. Jika berat jenis tanah (G s) 2,71. Hitung kadar
air (w), berat volume (), berat volume kering (d), angka pori (e), porositas
(n), dan derajat kejenuhan (S).
Jawab:
Ww W Ws 18 16
a. Kadar air: w 12,5%
Ws Ws 16
W 18
b. Berat volume: 1,80 gr/cm3
V 10
Ws 16
d 1,60
c. Berat volume kering: V 10 gr/cm3
5
Mekanika Tanah
Vv Ws
d. Angka pori: e Vs dan Vv V Vs jadi:
Vs G s . w
V Vs V G . .V 2,71.1.10
e 1 s w 1 1 0,69
Vs Vs Ws 16
e 0,69
e. Porositas: n 1 e 1 0,69 0,41
Vw Ww
f. Derajat Kejenuhan: S Vw jadi:
Vv w
Ww G W Ws 2,71.2
S s X100% 49%
Vv . w V.G s . w Ws 10.2,71.1 16
Soal 2.
Tanah mempunyai angka pori (e) = 0,70, kadar air (w) = 20% dan berat
jenis (Gs) = 2,65. Hitung: porositas (n), berat volume, berat volume kering
(d) dan derajat kejenuhan.
Jawab:
e 0,70
a. Porositas : n 1 e 1 0,70 0,41
Soal 3.
Tanah pada kondisi porositas (n) = 0,45, kadar air (w) = 12% dan berat
jenis (Gs) = 2,68. Tentukan berat air yang harus ditambahkan untuk 12 m 3
tanah, supaya menjadi jenuh.
Jawab:
(1 w).G s . w
a. Berat Volume : (1 w).G s . w .(1 n)
1e
6
Mekanika Tanah
Tabel 2
Saringan Standar Amerika
Diameter Diameter
Ayakan Ayakan
Lubang Lubang
Nomor Nomor
(mm) (mm)
3 6,350 40 0,425
4 4,750 50 0,300
6 3,350 60 0,250
8 2,360 70 0,210
10 2,000 100 0,150
16 1,180 140 0,106
20 0,850 200 0,075
30 0,600 270 0,053
7
Mekanika Tanah
b. Analisis Hidrometer
Distribusi ukuran tanah berbutir halus atau bagian berbutir halus dari
tanah berbutir kasar, dapat ditentukan dengan cara sedimentasi.
Keterangan:
v = kecepatan (L/t)
w = berat volume air (gr/cm3) w = 1 gr/cm3.
s = berat volume butiran padat (gr/cm3) s = Gs. w
= kekentalan air absolut (gr.det/cm2)
D = diameter butiran tanah (mm)
(21)
Pengujian Hidrometer
8
Mekanika Tanah
Gambar 2
Alat Pengujian Hidrometer
9
Mekanika Tanah
Gambar 3
Kurva Distribusi Ukuran Butiran
Contoh 1:
10
Mekanika Tanah
Gambar C.1
Kurva Distribusi Ukuran Butiran Tanah A, B dan C
Tabel C.1.
Data hasil Perhitungan Cu dan Cc Tanah A, B dan C
Keterangan :
D 60 (D 30 ) 2
Rumus C u dan C c
D10 D 60 .D10
Indikator bergradasi baik: Cu > 4,0 (kerikil) dan > 6,0 (pasir)
Cc antara 1,0 sampai 3,0
Contoh 2:
11
Mekanika Tanah
Jawab:
12
Mekanika Tanah
D 60 0,26
Cu 1,73 6,0
D10 0,15
(D30 )2 (0,18)2
Cc 0,83 1,0
D60 .D10 0,26.0,15
5. KONSISTENSI TANAH
Semi
Padat Platis Cair
Padat
Kadar Air
Bertambah
Batas cair atau liquid limit atau disingkat dengan LL yaitu batas
(transisi) kadar air antara keadaan plastis dengan keadaan cair.
14
Mekanika Tanah
Gambar 5
Skema Alat Pengujian Batas Cair
Untuk mengatur kadar air pada waktu celah menutup pada 25 kali
pukulan sulit, maka percobaan dilakukan beberapa kali (minimal 4
kali percobaan), yaitu dengan kadar air yang berbeda dengan
jumlah pukulan berkisar antara 15 sampai 35.
15
Mekanika Tanah
(m m2 ( v 1 v 2 ). w
SL 1 X100% ………………… (22)
m 2 m 2
Keterangan:
m1 = berat tanah basah dalam cawan (gram)
m2 = berat tanah kering oven (gram)
v1 = volume tanah basah dalam cawan (cm3)
v2 = volume tanah kering oven (cm3)
w = berat jenis air (gram/cm3)
Gambar 6
Variasi Volume dan Kadar Air pada Kedudukan LL, PL dan SL
16
Mekanika Tanah
Tabel 3
Nilai Indek Plastisitas dan Macam Tanah
Kadar air tanah asli relatif pada kedudukan plastis dan cair dapat
didefinisikan sebagai indek cair (liquidity index) atau LI
WN PL WN PL
LI …………………
LL PL PI
(23)
Keterangan:
WN adalah kadar air asli.
Jika WN = LL, maka LI = 1, sedangkan jika WN = PL, maka LI = 0.
Untuk lapisan tanah asli dalam kedudukan plastis, nilai LL>W N>PL.
Nilai LI bervariasi antara 0 sampai 1
Lapisan tanah asli dengan WN > LL akan mempunyai LI > 1
Contoh Soal:
Soal 1.
Tabel C.2
Data Hasil Uji Laboratorium
Uraian Percobaan
17
Mekanika Tanah
1 2 3 4
Jumlah pukulan 12 17 23 28
Berat tanah + cawan (gram) 28,15 23,22 23,20 23,18
Berat tanah kering + cawan (gram) 24,20 20,80 20,89 20,90
Berat cawan (gram) 15,30 15,10 15,20 15,00
Tentukan batas cair (LL), indeks plastisitas (PI) dan indeks cair (LI) tanah
tersebut. Diasumsikan PL = 20% dan WN = 38%.
Jawab:
28,15 24 ,20
Kadar air: w1 = 24,20 15,30 X100% 44,38%
23,22 20,80
w2 = 20,80 15,10 X100% 42,46%
23,20 20,89
w3 = 20,89 15,20 X100% 40,60%
23,18 20,90
w4 = 20,90 15,00 X100% 38,64%
Kadar Air, w (%)
Gambar C.2
Hubungan kadar air dengan jumlah pukulan
Hasil kadar air (w) dan jumlah pukukan digambarkan pada diagram batas
cair (gambar C.2). Dari gambar, pada 25 kali pukulan diperoleh kadar air
39%. Jadi batas cair (LL) = 39%.
Indeks plastisitas (PI) = LL – PL = 39% – 20% =19%
W PL 38 20
Indeks cair (LI) = N 94 ,74%
PI 19
Soal 2
Data hasil uji batas susut di laboratorium sebagai berikut: berat tanah
dalam cawan mula-mula 47 gram dengan volume 16,25 cm 3. Setelah di
18
Mekanika Tanah
Tanah
Tanah
Gambar C.3
(m m2 ( v 1 v 2 ). w
SL 1 X100%
m2 m2
Soal 3
Jawab:
Batas susut adalah batas kadar air dimana tanah tidak mengalami
perubahan volume lagi, maka tinggi kubus setelah kering akan diperhi-
tungkan pada kadar air batas susutnya yakni pada kadar air 12%.
Ww
Kadar air (w) = 20% 0,2 Ww = 0,2 Ws
Ws
Ws
Berat Jenis (Gs) = 2,70 Ws = 2,70 Vs
Vs . w
Ww = Vw = 0,2 X 2,7 Vs = 0,54 Vs
19
Mekanika Tanah
1
Volume padat: Vs 1 0,54 X 1,0 m3 = 0,65 m3
0,54
Volume air: Vw1 X 1,0 m3 = 0,35 m3
1 0,54
Ww
Kadar air (w) = 12% 0,12 Ww = Vw = 0,12 Ws
Ws
Ww = Vw = 0,2 X 2,7 Vs = 0,32 Vs
Kondisi sebelum dan sesudah dikeringkan, Vs tetap sama, maka:
Volume air Vw2 = 0,32 X 0,65 = 0,21 m3.
Perubahan volume air Vw1 – Vw2 = 0,14 m3
Volume tanah setelah kering 1 – 0,14 = 0,86 m3.
6. KLASIFIKASI TANAH
20
Mekanika Tanah
Gambar 7
Klasifikasi berdasarkan tekstur (USDA)
Contoh Soal:
Soal 1.
Jika diketahui distribusi ukuran butir tanah A terdiri dari 30% pasir, 40%
lanau dan 30% lempung, tentukan klasifikasi tanah A berdasarkan
tekstur!.
Jawab:
Soal 2.
Jika diketahui distribusi ukuran butir tanah B terdiri dari 20% kerikil,
10% pasir, 30% lanau dan 40% lempung, tentukan klasifikasi tanah B
berdasarkan tekstur!.
Jawab:
22
Mekanika Tanah
23
Mekanika Tanah
Contoh Soal:
Soal 1.
Data hasil uji laboratorium diperoleh sbb: batas platis (PL) = 16% dan
batas cair (LL) = 42%, sedang dari analisis saringan diperoleh:
Jawab:
24
Mekanika Tanah
Soal 2.
Distribusi ukuran butiran dua contoh tanah (A dan B) di berikan dalam
gambar C.4. Batas cair (LL) dan batas plastis (PL) tanah yang lolos
saringan nomor 40, untuk tanah A sebesar LL = 30 dan PL = 22,
sedangkan tanah B sebesar 26 dan 20. Klasifikasikan tanah A dan B
tersebut dengan USCS.
Gambar C.4
Ditribusi ukuran butiran tanah A dan B
Jawab:
Tanah A
Sekitar 8% dari tanah lolos saringan nomor 200 (0,075 mm)
tanah berbutir kasar.
100% dari tanah, lebih halus (lolos) saringan nomor 4 (4,75 mm)
tanah berpasir.
25
Mekanika Tanah
(D 30 ) 2 (0,120) 2
Cc 1,25 > 1,0
D10 .D 60 0,085.0,135
Tanah B
Sekitar 61% dari tanah lolos saringan nomor 200 (0,075 mm)
tanah berbutir halus.
PI = LL – PL = 26 – 20 = 6 Jika di plot di diagram plastisitas,
nilai tersebut masuk ke dalam daerah yang di arsir, jadi klasifikasi
tanah B adalah CL – ML.
A–1, A–2 dan A–3 adalah tanah berbutir (kurang dari 35% lolos
saringan nomor 200).
A–4, A–5, A–6 dan A–7 tanah lanau–lempung (lebih dari 35%
lolos saringan nomor 200).
Contoh Soal:
26
Mekanika Tanah
Soal 1.
Hasil analisis butiran dari tanah anorganik diperoleh data sbb:
Jawab:
Soal 2.
Soal 3.
95% berat suatu tanah lolos saringan No. 200 dan mempunyai batas cair
(LL) 60 dan indeks plastisitas (PI) 40. Klasifikasikan tanah tersebut
dengan cara AASTHO.
27
Mekanika Tanah
Jawab:
28
Mekanika Tanah
Gambar 8
Klasifikasi berdasarkan USCS
29
Mekanika Tanah
Gambar 9
Klasifikasi berdasarkan AASTHO
010809/SSH/Edisi-3
Daftar Bacaan
Hardiyatmo, Hary Christady., Mekanika Tanah II, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 1992.
Lambe, T.W. dan Whitman, R.V., Soil Mechanics, John Wiley and Son, Inc.,
New York, 1969.
31