Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

I. PENGANTAR

Hari/Tanggal : 20 November 2013

Jam : 09.00 WIB

Waktu : 09.00-09.45 ( 45 Menit )

Topik : Antenatal Care

Subtopik : Hiperemesis Gravidarum

Sasaran : Ibu Hamil

Tempat Penyuluhan : Desa Sukoharjo.

II. IDENTIFIKASI MASALAH


Dari data epidemiologi, mual dan muntah dalam kehamilan, atau sering disebut
nausea dan emesis gravidarum adalah hal yang wajar dan sering ditemukan dalam
kehamilan terutama dalam trimester pertama kehamilan,sedangkan Hiperemesis
Gravidarum adalah mual dan muntah yang berkelanjutan sehingga menganggu
kehidupan sehari-hari dan menimbulkan kekurangan cairan dan terganggunya
keseimbangan elektrolit. Emesis maupun Hiperemesis merupakan keadaan yang
fisiologis terjadi pada setiap kehamilan. Kurangnya informasi dan pengetahuan
mengenai emesis dan hiperemesis dapat mempengaruhi kesiapan kondisi fisik
maupun psikis seorang ibu hamil.Karena dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada
ibu dan janin,seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik
ibu menjadi lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa,
penumoni aspirasi, robekan mukosa pada hubungan gastroesofagi yang menyebabkan
perdarahan ruptur eso fagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan
memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi
yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan,yang mengakibatkan
peredaraan darah janin berkurang, oleh karenanya perlu adanya peningkatan
informasi dan pengetahuan terutama bagi ibu-ibu hamil mengenai emesis dan
hiperemesis gravidarum, hal inilah yang mendorong pengkaji untuk memberikan
penyuluhan sebagai upaya peningkatan informasi.

III. TUJUAN UMUM


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui
secara spesifik mengenai emesis dan hiperemesis gravidarum serta tatalaksana
yang harus dilakukan.

IV. TUJUAN KHUSUS


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ibu-ibu dapat menjelaskan kembali :
1. Pengertian emesis dan hiperemesis gravidarum.
2. Menjelaskan penyebabnya.
3. Menyebutkan klasifikasinya, gejala klinis, dan komplikasinya.
4. Menyebutkan Pencegahannya.
5. Menyebutkan Penatalaksanaannya.

V. MATERI (TERLAMPIR)
1. Pengertian emesis dan hiperemesis gravidarum.
2. Penyebabnya Emesis dan Hiperemesis Gravidarum
3. Klasifikasi, gejala klinis, komplikasi Emesis dan Hiperemesis Gravidarum.
. 4. Pencegahan yang dilakukan
5. Penatalaksanaan Emesis dan Hiperemesis Gravidarum

VI. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

VII. Media
1. Materi SAP
2. Leaflet
VIII. Kegiatan Pembelajaran

KEGIATAN PENYULUH AUDIENCE MEDIA METODE

Pembukaan 5 menit Mengucapkan salam dan Menjawab salam Mikrofon Ceramah


memperkenalkan diri dan mendengarkan
Menjelaskan Tujuan Umum dan
Tujuan Khusus
Menjelaskan cakupan materi
yang akan disampaikan

Penyajian materi 20 Menjelaskan pengertian emesis Menyimak dan Materi Ceramah


menit dan hiperemesis gravidarum. mendengarkan SAP,
Tanya jawab 15 Menjelaskan penyebab emesis Bertanya secara mikrofon
menit dan hiperemesis gravidarum. aktif
Menjelaskan klasifikasi, gejala
klinis, dan komplikasi emesis dan
hiperemesis gravidarum.
Menjelaskan pencegahan
hiperemesis gravidarum.
Menjelaskan penatalaksanaan
emesis dan hiperemesis
gravidarum.
Menjawab pertanyaan

Penutup 10 menit Menyimpulkan kegiatan Menjawab salam Mikrofon Ceramah


penyuluhan yang telah
dilaksanakan
Mengucapkan terimakasih dan
permohonan maaf bila ada
kesalahan
Memberi salam
IX. PENGESAHAN

Mojokerto,……………… 2013

Sasaran Pemberi Materi Penyuluh

Ibu-ibu……………………… Mahasiswa PKL Smester V

Mengetahui:

Kepala Pedukuhan………… Pembimbing PKL

X. Evaluasi
 Jenis : Tanya Jawab
 Teknik : Lisan
 Jumlah : ……. buah
LAMPIRAN MATERI

EMESIS DAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

A. Pengertian Emesis dan Hiperemesis Gravidarum.


Mual dan muntah dalam kehamilan, atau sering disebut nausea dan emesis gravidarum
adalah hal yang wajar dan sering ditemukan dalam kehamilan terutama dalam trimester
pertama kehamilan. Menurut penelitian, 60% sampai 80% dari wanita yang pertama
kali mengandung (primigravida) dan 40% sampai 60% dari wanita yang sudah pernah
mengandung (multigravida) mengaku mengalami masalah mual muntah ini.
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berkelanjutan sehingga
menganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan kekurangan cairan dan
terganggunya keseimbangan elektrolit.
B. Etiologi dan Patofisiologi
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti, tetapi ada
beberapa faktor prodisposisi yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
a. Faktor adaptasi dan hormonal
Pada waktu hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi Hiperemesis
Gravidarum dapat dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita hamil
dengan anemia, wanita primigravida overdistensi rahim, ganda dan hamil mola
hidatidosa. Sebagai kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon
estrogen dan koreonik gonadotropin , sedangkan pada hamil ganda dan mola hidahdosa
jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadinya
Hiperemesis Gravidarum
b. Faktor Psikologis
Hubungan faktor psikologis dengan kejadian Hiperemesis Gravidarum belum
jelas, jelas besar kemungkinan bahwa wanita yang mendadak kehamilan, takut
kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami, takut terhadap tanggung
jawab sebagai ibu dan sebagainya, diduga dapat menjadi faktor kejadian Hiperemesis
Gravidarum. Dengan perubahan suasana dan masuk rumah sakit penderitanya dapat
berkurang sampai menghilang.
c. Faktor Alergi
Pada kehamilan, dimana diduga terjadi invasi jaringan vili karralis yang masuk
kedalam peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap dapat menyebabkan
terjadinya Hiperemesis Gravidarum.
d. Patofisiologi
Peranan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus
menerus dapat menyebabkan clehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, penurunan klorida
urine, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan
dan menyebabkan tertimbun nya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak
mennyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna sehingga terjadi ketosis hipokalemia
akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah
dan merusak hepar selaput lendir esophagus dan lambung dapat robek (sindrom malory
weiss) sehingga terjadi perdarahan gastro Intestinal (Mans joer, 2001,259).
C. Kalsifikasi dan gejala klinis
Berdasarkan berat ringanya, gejala, Hiperemesis dapat dibagi dalam 3 (tiga)
tingkatan yaitu :
a. Tingkat I (Hiperemesis Gravidarum ringan)
b. Tingkat II (Hiperemesis Gravidarum sedang)
c. Tingkat III (Hiperemesis Gravidarum berat)
(Manuba, 1998,210)
Gambaran gejala Hiperemesis Gravidarum secara klinis sesuai dengan
tingkatan Hiperemesis Gravidarum, yaitu :
a. Hiperemesis Gravidarum tingkat I : Ringan
1) Muntah terus menerus lebih dari 10 x / hari
2) Keadaan umum lemah
3) Tidak mau makan
4) Berat badan menurun
5) nyeri di darah epigastrium
6) Turgor kulit mengunang / tonusnya lemah
7) nadi meningkat sekitar 100 x / menit dan tekanan darah menurun.
8) lidah mengering dan mata cekung.
b. Hiperemesis Gravidarum tingkat II sedang
1) Mual dan muntah yang hebat
2) Keadaan umum lebih lembah dan apatis
3) Turgor kulit lebih berkembang
4) Lidah menyaring dan tampak kotor
5) Nadi kecil dan cepat serta tekanan darah turun.
6) Suhu kadang-kadang naik.
7) Mata sedikit ikterik / ikterik ringan
8) Berada badan turun.
9) Hiperemesis Gravidarum, oliguria dan konstipasi.
10) Nafas berbau aseton.
c. Hiperemesis Gravidarum tingkat III berat
1) Muntah berkurang atau berlebih
2) Keadaan umum makin menurun, tekanan darah turun, nadi kecil dan cepat, suhu
meningkat, keadaan dihidarasi makin jelas
3) Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus.
4) Gangguan kesadaran dalam bentuk, samnolen sampai koma
(Manuaba, 1998, 210-211).
d. Komplikasi
Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan
kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah
dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, penumoni aspirasi, robekan mukosa
pada hubungan gastroesofagi yang menyebabkan perdarahan ruptur eso fagus,
kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak
sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaraan darah janin berkurang.
D. Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengubah emesis agar tidak terhadi Hiperemesis :
a. Penerangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses psikologis.
b. Makan sedikit-sedikit tetapi sering, berikan makanan selingan super biskuit, roti
kering dengan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur. Hindari makanan
berminyak dan berbau, makanan sebaik disajikan dalam keadaan hangat.
c. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah,
difekasi hendaknya diusahakan terakhir.
E. Penatalaksanaan
Konsep pengobatan yang dapat diberikan sebagai berikut :
a. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran udara yang baik, alat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan
perawat yang boleh masuk kedalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan
penderita mau makan tidak diberikan makan atau minum selama 24 jam kadang-
kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang / hilang tanpa pengobatan.
b. Terapi psikologik
Perlu di yakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, norma dan
fisiologis jadi tidak perlu takut dan khawatir, hilangkan rasa takut oleh karena
kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang
kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c. Cairan Parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup ekektrolit, karbohidrat dan proten
dengan glukosa % dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila
perlu dapat ditambah kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dan
vitamin C bila ada kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan keluar, air kencing perlu
diperiksa terhadap protein. Astion, khorida dan bilirubin, suhu dan udara perlu
diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 x sehari. Dilakukan pemeriksaan
hemaltrokrit. Pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila dalam 24 jam
pertama penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat di coba
untuk memberikan minuman dan lambat laun minuman dapat ditambah dengan
makanan.
d. Obat yang dapat diberikan
Memberikan obat pada Hiperemesis Gravidarum sebaiknya berkomunikasi
dengan dokter, sehingga dapat dipilih obat yang tidak bersifat teratogenik (susunan
obat) yang dapat diberikan adalah :
1) Sedativa ringan
a) Phenobarhal (luminal) 30 mgr
b) Valium
2) Inti Alergi
a) Medramer
b) Dramamin
c) Avemim
3) Obat anti mual-muntah
a) Mediamer B6
b) Emetrole
c) Stimetil
d) Avopreg
4) Vitamin
a) Terutama vitamin B kompleks
b) Vitamin C
e. Mengentikan kehamilan
Pada sebagian kecil kasus, keadaan tidak menjadi baik bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirrum, kebutaan,
takhikardi, iklerus, anuriq, dan perdarahan merupakan monifestasi komplikasi organik dalam
keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk
melakukan abortus terputik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh
dilakukan terlalu cepat tetapi dalam pihak tidak boleh menunggu sampai menjadi gejala
irreversibel pada organ vital (Prawirohardjo, 1992)

Anda mungkin juga menyukai