Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HYPEREMESIS GRAVIDARUM

ERNI M. PITAY
1420118011R

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA KUPANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Permasalahan pada Wanita Hamil


Judul : Hyperemesis Gravidarum
Sasaran : Pasien, Keluarga, Masyarakat
Tempat : Rumah
Hari/Tanggal : 20 Juli 2021
Waktu : 45 menit

A. LATAR BELAKANG
Mual (nusea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada kehamilan trimester 1. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat
pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu
setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60 multi gravida. Satu
diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat.
Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen
dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik
kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan
lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan
ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4
bulan. Pekerjaan sehari-sehari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.
Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan
fisiologis menentukan berat ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002)
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada
kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50-70% wanita hamil dalam 16 minggu
pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual-mual dan
44% mengalami muntah-muntah. Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan
dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis
berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum dan
memerlukan perawatan dirumah sakit. Perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum
4 : 1000 kehamilan. (Sastrawinata, 2004)
Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira-kira 5%
dari ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi
ketidakseimbangan elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi selama trimester
pertama dan paling mudah disebabkan oleh peningkatan jumlah HCG. Mual juga
dihubungkan dengan perubahan dalam indra peniuman dan perasaan pada awal
kehamilan (Walsh, 2007)
Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak
terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar
3,5 per 1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring
perjalanan waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil akan menjalani rawat inap.
Hiperemesis gravidarum umumnya hilang dengan sendirinya (self-limiting), tetapi
penyembuhan berjalam lambat dan relaps sering umum terjadi. Kondisi sering terjadi
diantara wanita primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya.
(Lowdermik, 2004).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, terjadi peningkatan pengetahuan dan
pemahaman pasien, keluarga, dan masyarakat tentang Hyperemesis Gravidarum.

2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, pasien, keluarga, dan masyarakat dapat :
a. Menjelaskan pengertian Hyperemesis Gravidarum.
b. Menjelaskan penyebab Hyperemesis Gravidarum.
c. Menyebutkan jenis-jenis dari Hyperemesis Gravidarum.
d. Menjelaskan penatalaksanaan Hyperemesis Gravidarum.

C. SASARAN
Pasien, keluarga, dan masyarakat

D. METODE
 Ceramah
 Tanya jawab

E. MEDIA
 Lembar balik
 Leaflet

F. KEGIATAN PENYULUHAN
No. TAHAP WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1. Pembukaan 5 menit Pembukaan :
 Memperkenalkan diri  Menyambut salam dan
mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari  Mendengarkan
penyuluhan.
 Melakukan kontrak waktu  Mendengarkan
 Menyebutkan nutrisi  Mendengarkan
penyuluhan yang akan
diberikan
2. Penatalaksaan 20 menit Menjelaskan materi tentang :  Mendengarkan dan
1. Pengertian Hyperemesis memperhatikan.
Gravidarum.
2. Penyebab Hyperemesis
Gravidarum.
3. Jenis-jenis dari Hyperemesis
Gravidarum.
4. Penatalaksanaan
Hyperemesis Gravidarum.
3. Evaluasi 15 menit  Memberikan kesempatan  Bertanya
pada pasien dan keluarga
untuk bertanya.
 Menanyakan pada pasien dan  Menjawab dan
keluarga tentang materi yang menjelaskan
diberikan. pertanyaan
 Memberikan reinforcement
kepada pasien dan keluarga
bila dapat menjawab &
menjelaskan kembali
pertanyaa/ materi.
4. Penutup 5 menit  Menyimpulkan materi Mendengarkan dan
 Mengucapkan terimakasih membalas salam
kepada pasien dan keluarga
 Mengucapkan salam

G. EVALUASI
1. Kriteria struktur :
 Peserta hadir ditempat yang telah ditentukan
 Penyelengaraan penyuluhan dilakukan ditempat yang telah ditentukan dan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan pula.
 Perorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan.
 Media telah siap
2. Kriteria proses :
 Pasien, keluarga, dan masyarakat antusias terhadap materi penyuluhan.
 Pasien, keluarga, dan masyarakat konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
 Pasien, keluarga, dan masyarakat mangajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan secara lengkap dan benar.
3. Kriteria hasil :
Pasien dan keluarga mampu :
a. Menjelaskan pengertian Hyperemesis Gravidarum.
b. Menjelaskan penyebab Hyperemesis Gravidarum.
c. Menyebutkan jenis-jenis dari Hyperemesis Gravidarum..
d. Menyebutkan penatalaksaan Hyperemesis Gravidarum.
MATERI PENYULUHAN

HYPEREMESIS GRAVIDARUM

A. PENGERTIAN
Kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi,
migrasi, spermatozoa, ovum, konsepsi, pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai atern
(Manuaba, 2010 dalam Kundarti dkk, 2015).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena
terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).

B. PENYEBAB
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor
yang telah ditemukan yaitu :
1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda
akibat peningkatan kadar HCG.
2. Factor organic, masuknya vili khoroales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolic
3. Faktor psikologi : keretakan rumah tangga , kehilangan pekerjaan , rasa takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab, dll
4. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dll (Nurarif, 2015: 98).

C. JENIS-JENIS HIPEREMESIS
Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi kedalam 3 (tiga)
tingkatan, yaitu :
1. Tingakt I
Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan
minuman, berat-badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar
makanan, lendir dan sedikit empedu kemudian hanya lendir, cairan empedu dan
terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100 kali per menit sistole menurun.
Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin masih normal.
2. Tingkat II
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus
hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih 100-140 kali per menit, tekanan darah sistole
kurang 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus ada, aseton ada,
bilirubin ada dan berat-badan cepat menurun.
3. Tingkat III
Gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti,
ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin ada, dan protenuria.

D. PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan Tradisional
Dengan membuat wedang jahe
 Menyiapkan alat-alat yang diperlukan 200 gram gula merah
 400 gram jahe, bakar terlebih dahulu kemudian memarkan
 2 lembar daun pandan
 ¼ sendok teh garam dapur
 2 batang serai, geprek dan memarkan 2 gelas air putih

2. Diet
 Diet hiperemesis I
Diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan berupa roti kering dan
buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam
sesudahnya. Makanan ini kurang dalam zat-zat gizi kecuali vitamin C karena
itu hanya diberikan selama beberapa hari.
 Diet hiperemesis II
Diberikan bila ras mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai
diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan
bersama makanan. Makanan ini rendah semua zat-zat gizi kecuali vitamin A
dan D.
 Diet hiperemesis III
Diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut
kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan.
Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.

3. Syarat DIIT
 Porsi kecil & sering, karena lapar memperburuk mual
 Hindari cairan 1-2 jam sebelum & setelah makan
 Makanan tidak berlemak dapat menyebabkan menunda pengosongan lambung
sehingga dapat meningkatkan mual
 Disarankan dari tepung-tepungan (roti panggang, biskuit, kentang dll)
 Makanan berempah dan pedas cenderung menyebabkan mual
 Hindari masakan berbau merangsang sehingga pada saat memasak makanan,
ventilasi cukup dan tutup panci untuk memasak

4. Bahan Makanan Yang Dianjurkan


 Roti panggang, biscuit, krekers
 Buah segar, sari buah
 Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, the dan kopi encer

5. Bahan Makanan Yang Tidak Dianjurkan


Makanan yang merangsang saluran cerna. Makanan yang berbumbu tajam.
Bahan makanan yang mengandung alcohol, kopi dan yang mengandung zat
tambahan makanan (pengawet, pewarna dan bahan penyedap).
6. Contoh Menu Sehari-hari Hiperemesis Gravidarum
a. Pagi
 Roti panggang isi + telur rebus

Snak I

Selada buah

b. Siang
 Nasi + Perkedel daging panggang + tahu bacem + setup bayam + pepaya

Snak II

Selada buah + biskuit

c. Malam
 Nasi + ayam & tempe bumbu semur + setup wortel + Pisang

Snak III

Roti panggang isi + teh

Anda mungkin juga menyukai