HIPEREMESIS GRAVIDARUM
di Ruang GINEKOLOGI RSUD POSO
Oleh :
Mahasiswa Profesi Ners
3. MATERI
a. Pengertian Hiperemesis Gravidarum
b. Penyebab Hiperemesis Gravidarum
c. Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum
d. Penatalaksanaan dan pengobatan Hiperemesis Gravidarum
e. Diet pada ibu hamil yang mengalami Hiperemesis Gravidarum.
4. METODE
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
5. MEDIA
Leaflet
6. PLAN OF ACTION (POA)
kontrak waktu
Pelaksanaan :
Evaluasi
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A. Definisi
1. Kehamilan
Kehamilan adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim wanita
sampai bayinya dilahirkan.
Kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan seksual pada masa
ovulasi. Telur yang telah dibuahi sperma kemudian akan menempel pada dinding rahim,
lalu tumbuh dan berkembang selama kira-kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim pada
kehamilan normal (Suririnah, 2008).
2. Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi
memburuk, karena terjadi dehidrasi (Esti, 2009).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai usia kehamilan 20 minggu,
begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga
mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun,
dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit (Maidun, 2009).
Salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan atau penyakit yang bisa
meningkatkan derajat kesakitan adalah terjadinya gestosis pada masa kehamilan atau
penyakit yang khas terjadi pada masa kehamilan, dan salah satu gestosis dalam
kehamilan adalah hiperemesis gravidarum (Rukiyah, 2010).
Mual dan muntah tampaknya disebabkan oleh kombinasi hormon estrogen dan
progesteron, walaupun hal ini tidak diketahui dengan pasti dan hormon HCG (human
chorionic gonadotropin) juga berperan dalam menimbulkan mual dan muntah (Sarwono,
2008).
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering terjadi pada kehamilan
trimester I, kurang lebih pada 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu
(Mansjoer, 2001).
B. Etiologi
Sebab pasti belum diketahui frekuensi kejadian 2 per 1000 kehamilan.
Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan
biokimia. Perubahan – perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan
oleh kekurangan vitamin serta zat – zat lain akibat inanisi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor
lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut :
1. faktor predisposisi :
a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG dan wanita yang sebelum hamil sudah menderita gangguan
lambung spesifik (Sarwono, 2005).
b) Overdistensi rahim : hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola
hidatidosa
2. Faktor organik :
a) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi materna
b) Perubahan metabolik akibat hamil
c) Resistensi yang menurun dari pihak ibu.
d) Alergi
3. Faktor psikologis :
a) Rumah tangga yang kurang harmonis
b) Hamil yang tidak diinginkan
c) takut terhadap kehamilan dan persalinan
d) takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu
e) Kehilangan pekerjaan
4. Faktor endokrin lainnya hipertiroid, diabetes (Esti, 2009).
Hormon yang terbentuk dalam tubuh ibu saat minggu-minggu awal kehamilan membuat
ibu merasa menderita saat hormon-hormon tersebut mempengaruhi perut, selera makan
dan pusat khusus diotak yang dapat memicu respon muntah (Esti, 2009).
D. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum alntara lain:
1. Komplikasi ringan:
Kehilangan berat badan, dehodrasi, asidosis dari kekurangan gizi, alkalosis, hipokalemia,
kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik, tetani, dan gangguan psikologis.
2. Komplikasi yang mengancam kehidupan:
Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat, encephalophaty wernicke’s,
mielinolisis pusat pontine, retinal haemorage, kerusakan ginjal, pneumomediastinum secara
spontan, keterlambatan pertumbuhan didalam kandungan, dan kematian janin.
E. Pencegahan
Prinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak menjadi hiperemesis adalah :
1. Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologi
2. Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering) seperti roti
3. Hindari makanan berminyak dan berbau
4. Pengobatan bach flower gunakan rescue remedy jika anda merasa cemas, khususnya jika
kecemasan tersebut membuat mual dan muntah semakin parah.
5. Aromaterapi minyak esensial seperti minyak sitrus (jeruk, jeruk mandarin, limau) aman
dan lembut digunakan pada saat ini.
6. Defekasi teratur
1. Lismawati Eva, satuan acara penyuluhan hiperemesis gravidarum, 14 april 2014, Diakses
tanggal 12 maret 2018, jam 20.00 Wita, dari, https://evalismawatiblog.wordpress.com/satuan-
acara-penyuluhan/
2. Sintia, SAP Hiperemesisi gravidarum, 12 maret 2013, diakses tanggal 12 maret 2018, jam
20.00 Wita, http://midwifesintia.blogspot.co.id/2013/03/sap-hyperemesis-gravidarum.html
3. Ijammeru, makalah emesis gravidarum, 11 desember 2011, diakses tanggal 12 maret 2018,
jam 20.00 Wita. http://ijammeru.blogspot.co.id/2011/12/makalah-emesis-dan.html.
DAFTAR HADIR
NO NAMA PARAF
LEMBAR NOTULEN