Anda di halaman 1dari 2

PENGERTIAN SAJA’AH

Saja’ah (keberanian) adalah salah satu ciri yang dimiliki orang yang
istiqamah di jalan Allah, selain ciri-ciri berupa al-ithmi’nan (ketenangan) dan
at-tafaul (optimisme).Jadi orang yang istiqamah akan senantiasa berani, tenang
dan optimis karena yakin berada di jalan yang benar dan yakinpula akan
dekatnya pertolongan Allah.
Macam-macam saja’ah
Syaja’ah atau pemberani atau kesatria tentu saja berbeda dengan bersikap
nekat, “ngawur” atau tanpa perhitungan dan pertimbangan saja’ah adalah
keberanian yang didasari pertimbangan matang dan penuh perhitungan karena
ingin meraih ridha Allah. Dan untuk meraih ridha Allah, tentu saja diperlukan
ketekunan kecermatan dan kerapian kerja (itqan). Buka keberanian yang tanpa
perhitungan, namun juga bukan terlalu perhitungan dan pertimbangan yang
melahirkan ketakutan paling tidak ada beberapa macam bentuk saja’ah yakni:

1.Memillliki daya tahan besar


Seseorang dapat dikatakan memiliki sifat berani jika ia memiliki daya
tahan yang besar untuk menghadapi kesulitan, penderitaan dan mungkin saja
bahaya dan penyiksaan karena ia berada di jalan Allah.

2.Berterus terang dalam kebenaran


Qulil haq walau kaana muuran (katakan yang benar meskipun itu pahit)
dan berkata benar di hadapan penguasa yang zhalim adalah juga salah satu
bentuk jihad bil lisan. Jelas saja dibutuhkan keberanian menanggung segala
resiko bila kita senantiasa berterus terang dalam kebenaran
4.Kemampuan berterusterang
Orang yang berani adalah orang yang bekerja dengan baik, cermat dan
penuh perhitungan terutama dalam persiapan jihad menghadapi musuh-musuh
Islam. Kemampuan merencanakan dan mengatur strategi termasuk di dalamnya
mampu menyimpan rahasia adalah merupakan bentuk keberanian yang
bertanggung jawab.
4. Mengakui kesalahan
Salah satu orang yang memiliki sifat pengecut adalah tidak mau
mengakui kesalahan, mencari kambing hitam dan bersikap “lempar batu,
sembunyi tangan”
Sebaliknya orang yang memiliki sifat syaja’ah berani mengakui kesalahan, mau
meminta maaf, bersedia mengoreksi kesalahan dan bertanggung jawab.
5. Bersikap objektip pada diri sendiri
Ada orang yang cenderung bersikap over estimasi terhadap dirinya,
menganggap dirinya baik, hebat, mumpuni dan tidak memiliki kelemahan serta
kekurangan. Sebaliknya ada yang bersikap under estimasi terhadap dirinya
yakni menganggap dirinya bodoh, tidak mampu berbuat apa-apa dan tidak
memiliki kelebihan apapun. Kedua sikap tersebut jelas tidak proporsional dan
tidak obyektif. Orang yang berani akan bersikap obyektif, dalam mengenali
dirinya yang memiliki sisi baik dan sisi buruk
6. Menahan nafsu di saat marah
Seseorang dikatakan berani bila ia tetap mampu bermujahadah li nafsi,
melawan nafsu dan amarah. Kemudian ia tetap dapat mengendalikan diri dan
menahan tangannya padahal ia punya kemampuan dan peluang untuk
melampiaskan amarahnya.
Contoh Figur Sahabat dan Sahabiyah yang Memiliki Sifat saja’ah. Berani
karena benar dan rela mati demi kebenaran. Slogan tersebut pantas dilekatkan
pada diri sahabat-sahabat dan sahabiyah-sahabiyah Rasulullah saw. karena
keagungan kisah-kisah perjuangan mereka.

Anda mungkin juga menyukai