No: 11 (TKR 2)
2014 / 2015
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepadaTuhan Yang MahaEsa karena atas berkat
rahmat beliau, saya dapat menyelesaikan penulisan laporan praktek dengan
judul“Gasoline direct injection (GDI)”. Laporan ini sebagai tindak lanjut dari
praktek yang telah saya lakukan pada tanggal 29 juli 2016.Selain itu laporan ini
saya harapkan dapat membantu untuk mempermudah mempelajari mekanisme
GDI
Saya mengucapkan terimakasih kepada bapak dan ibu guru yang membantu
memberikan informasi kepada saya, sayajuga mengucapkan terimakasih kapada
pihak lain yang telah membantu menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Saya juga memilik iketerbatasan sehingga makalah yang sudah tersusun ini
tidak luput dari kesalahan.Saya senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari
bapak dan ibu guru.Semoga makalah ini bisa bermanfaat kepada pembaca.
PenyusunLaporan
2
LEMBAR PENGESAHAN
HARI :
TANGGAL :
Menyetujui,
Pembimbing
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………...2
Lembar pengesahan………………………………………………………………….…...…..…..3
Daftar Isi……………………………………………………………………………..……….….4
LandasanTeori…………………………………………………………………………………....5
4
hLandasan Teori
Sejarah GDI
Sebenarnya teknologi Gasoline Direct Injection diperkenalkan pada pesawat udara ringan
produksi untuk Perang Dunia II, dibuat/didesain oleh Jerman (Daimler Benz) dan Uni Soviet
(KB Khimavtomatika).
Sedangkan teknologi GDI pertama untuk otomotif dikembangkan oleh Bosch, dan diperkenalkan
oleh Goliat dan Gutbrod pada tahun 1952.
Tahun 1955, Mercedes-Benz 300SL adalah mobil sport pertama yang menggunakan system
injeksi bensin langsung. Injektor ditempatkan lansung ke arah sisi silinder mesin seperti halnya
mesin diesel, tetapi menggunakan busi untuk membakar campuran udara-bensinnya dan busi
ditempatkan ditengah-tengah kepala silinder.
Namun kemudian hari aplikasi sistem ini tidak disukai karena injeksi tak langsung (injeksi
konvensional) seperti yang kita jumpai sekarang lebih murah dibandingkan sistem injeksi
langsung yang pertama kali diterapkan tersebut..
Selama tahun 1970-an, Ford Motor Company mengembangkan mesin yang mereka sebut dengan
"ProCo" (“Programmed Combustion” / pembakaran diprogramkan), menggunakan pompa
bertekanan tinggi yang unik lalu bensin disemprotkan langsung ke dalam silinder.
Seratus mobil Crown Victoria telah dibuat oleh Ford Atlanta di Hapeville-Georgia,
menggunakan mesin V8 ProCo. Lalu proyek ini dibatalkan begitu saja karena beberapa alasan,
diantaranya masalah sistem kontrol elektronis sebagai alasan utama.
Mulai saat itu adalah merupakan era awal dari sistem injeksi bensin langsung diaplikasikan pada
mobil, meskipun untuk membuat pompa dan injektornya diperlukan biaya yang sangat tinggi.
Masalah selanjutnya terjadi akibat pembakaran dengan perbandingan campuran udara bensin
yang sangat kurus yaitu emisi NOx yang tinggi dan melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh
EPA (Environment Protection Agency). Namun seiring dengan berjalannya waktu dan
diterapkannya 3 way catalytic converter untuk mereduksi HC, CO dan NOx, maka emisi NOx
yang dihasilkan oleh mesin GDI dapat direduksi sampai batas minimal.
Pada tahun 1996 sistem injeksi bensin langsung (GDI) muncul kembali di pasar otomotif.
Mitsubishi Motors adalah yang pertama merebut pasar Jepang dengan mesin GDI pada Galant /
Legnum, mesin seri 4G93 1.8 4L, yang kemudian dibawa ke pasar Eropa pada tahun 1997
dengan nama Mitsubishi Carisma,
Di tahun yang sama Mitsubishi Galant dengan dapur pacu 2.4L GDI juga dipasarkan di Eropa,
namun kedua mobil tersebut mengalami masalah pada emisi dan effisiensi konsumsi bahan
bakarnya tidak seperti yang diharapkan, karena waktu itu bensin di Eropa masih mengandung
5
sulfur yang cukup tinggi,
Meskipun demikian akhirnya Mitsubishi berhasil mengembang mesin GDI yang lebih baik pada
tahun itu juga yaitu mesin 6G74 3.5 L V6, Mitsubishi menerapkan teknologi ini secara luas serta
memproduksi lebih dari satu juta mesin GDI dalam berbagai tipe/variant.
Pada tahun 2001, PSA Peugeot Citroën dan Hyundai Motors menggunakan lisensi Mitsubishi
untuk menadopsi teknologi GDI
Lalu Daimler-Chrysler juga memproduksi mesin khusus GDI pada tahun 2000, pada umumnya
mesin GDI tersebut harus menggunakan bensin dengan sulfur yang rendah. Alhasil sampai saat
ini sudah banyak produsen mobil yang membuat mesin GDI, namun demikian produksi mesin
tersebut masih menjadi merek terdaftar pada Mitsubishi Motor.
Renault memperkenalkan mesin 2.0 IDE (Direct Injection Essense) tahun 1999,
dipakai untuk Renault Megane dan diteruskan pada Renault Laguna.
Toyota juga ikut-ikutan memperkenalkan GDI pada mesin bensin, tahun 2000, diaplikasikan
pada Toyota Avensis mesin 2GR-FSE V6
Toyota menggunakan kombinasi injeksi langsung dan tidak langsung, berarti sistem ini
menggunakan dua injeksi per silinder, injektor EFI biasa dikombinasikan dengan injektor GDI
yang baru.
Kemudian mesin GDI terus dikembangkan dan saat ini telah dipasarkan mesin GDI dengan
kinerja tinggi.
Volkswagen / Audi memperkenalkan mesin GDI pada tahun 2000, dengan nama Fuel Stratified
Injection (FSI), teknologi ini diadaptasi dari mobil balap prototype Le Mans Audi.
Lalu Alfa Romeo memperkenalkan JTS pertama mereka pada tahun 2002 dan BMW
memperkenalkan GDI pada mesin V12 BMW N73 tahun 2003. BMW pada awalnya
menggunakan injektor tekanan rendah, namumn akhirnya mereka memperkenalkan generasi
kedua yang disebut dengan sistem High Precision Injection N52 di perbaiki dan diperbaharui
terus sampai tahun 2006.
General Motors telah merencanakan untuk menghasilkan berbagai mesin GDI pada tahun 2002,
namun sejauh ini hanya tiga mesin GDI telah diperkenalkan pada tahun 2004, Sebuah versi
mesin 2.2 L Ecotec digunakan pada Opel Vectra tahun 2005, lalu mesin 2.0 L Ecotec dengan
teknologi VVT untuk Opel GT yang baru, setelah itu Pontiac Solstice GXP, Vauxhall GT, juga
Opel Speedster dan Saturn Sky Red Line tahun 2007 . Selanjutnya mesin 3,6 L LLT disediakan
untuk dapur pacu generasi kedua Cadillac CTS serta Cadillac STS.
6
Pada tahun 2004 Isuzu Motors juga tidak mau ketinggalan mereka membuat mesin GDI untuk
mobil Isuzu Rodeo yang dipasarkan di Amerika,
Mazda ikutan pula memakai mesin GDI pada tipe Mazda 6 versi Mazdaspeed / 6 MPS, Mazda
CX-7 SUV, mereka menyebutnya dengan istilah Direct Injection Spark Ignition (DISi).
Bertujuan meningkatkan effisiensi penggunaan BBM dan menghasil daya mesin yang lebih besar
meskipun ber-CC kecil, misalnya saat ini mesin GDI 1200 CC dapat membangkitkan daya lebih
dari 150Hp, maka tidaklah mengherankan bilamana GDI pada masa-masa mendatang akan cepat
menggantikan mesin injeksi konvensional yang kita geluti saat ini.
Gasoline Direct Injection (atau yang sering juga disebut GDI, Petrol Direct-Injection, Direct
Injection, dan lain sebagainya), adalah sebuah teknologi mesin yang mampu meningkatkan
power & efisiensi BBM di kendaraan bermotor. Teknologi ini awalnya terkenal dan banyak
digunakan di mesin bertipe diesel, hingga akhirnya banyak juga dipakai di produk automobiles
alias Roda 4.
Prinsip kerja Gasoline Direct Injection hampir sama dengan mesin 4-langkah pada umumnya,
Hanya berbeda di beberapa penempatan saja. Berbeda dengan Rotary Engine misalnya, yang
benar-benar beda secara part & mekanismenya. Jadi sesungguhnya, GDI Ini hanyalah
pengembangan dari prinsip kerja Fuel-Injection standar. Namun faktanya, perbedaan yang
sedikit tersebut mampu mengubah hasil akhir secara signifikan, Oleh karena itulah metode ini
begitu terkenal di kalangan pecinta mesin.
7
Perbedaan Gasoline Direct Injection & Injeksi Konvensional
Dalam proses kerja mesin standar, Campuran udara segar + Bahan Bakar (BBM) dilakukan di
Karburator/Fuel-Injection yang kemudian disuplai ke ruang bakar melalui intake port. Campuran
Udara & BBM yang homogen inilah yang jadi “makanan” mesin kita sehari-hari.
Ibarat tubuh manusia, Makanan tersebut dimasukkan ke dalam mulut terlebih dahulu untuk
dicampur enzim, kemudian dikunyah-kunyah dan dihaluskan. Setelah itu baru masuk ke perut
melalui kerongkongan… Selanjutnya sudah tahu kan ? Dalam bagian perut inilah (Lambung,
Pankreas, Usus, dll) akan terjadi proses pembentukan energi oleh makanan. Anggap saja
Makanan adalah BBM, Enzim adalah Udara, Kerongkongan adalah Intake, dan Perut adalah
Combustion Chamber alias Ruang Bakar
Dalam metode Gasoline Direct Injection, Terdapat perlakuan berbeda terhadap “makanan”
tersebut. BBM & Udara segar disuplai ke dalam mesin dari 2 jalur yang berbeda… Jika di mesin
konvensional BBM + Udara sama-sama melewati intake port, Di GDI ini hanya Udara segar saja
tuh yang disuplai lewat jalur tersebut. Perhatikan dengan seksama gambar skema Direct Injection
8
diatas. Pada GDI, BBM nya disuplai lewat jalur Injektor khusus yang langsung disemprotkan ke
dalam ruang pembakaran, yang punya pressure (tekanan) tersendiri. Dan di ruang bakarlah
keduanya (BBM & Udara) bertemu. Jika diibaratkan tubuh manusia, Makanannya masuk lewat
mulut seperti biasa, Namun enzimnya langsung disuntik ke perut
Katup throttle tidak dapat dibuka sepenuhnya karenakevakum tertentu harus selalu
ada untuk mengaktifkan sistem canister karbon dan juga resirkulasi gas buang.
9
2. Aliran udara.
Dalam silinder, gerakan masuk udara akan meningkat dengan bentuk khusus dari
mahkota piston.
3. Siklus injeksi.
Bahan bakar diinjeksikan selama sepertiga dari langkah
kompresi, dimulai sekitar 60 ° sebelum TMAdan berakhir sekitar 45 ° sebelum TMA.
posisi titik injeksi memiliki peran besar untuk atomisasicampuran di daerah busi.
10
Bahan bakar diinjeksikan ke arah ceruk bahan
bakar. Kemiringan injektor akan berpengaruh apakah campuranatomisasi tersebar sesuai
kebutuhan.
Bahan bakar yang diangkut menuju busi oleh ceruk bahan bakar dan digerakan ke
atas piston. Proses inidibantu oleh gerakan jatuh dari aliran udara, yang juga mengangkut bahan
bakar ke busi. Bahan bakarbercampur dengan udara dalam perjalanan ke busi.
11
Gambar 7. Area pembentukan campuran.
5. Proses pembakaran.
Siklus pengapian dimulai ketika campuran udara-bahan bakar diposisikan tepat
di daerah busi. Hanyacampuran yang teratomisasi terbakar, sedangkan gas-gas lain bertindak
sebagai selubung penyekat. Dengan demikian, kerugian panas melalui dinding
silinder berkurang dan efisiensi termal
mesin meningkat. Titikpengapian terletak dalam sudut dan waktu yang sempit untuk
pembentukan campuran pada akhir langkah kompresi.Dalam modus ini, torsi mesin hanya
ditentukan oleh kuantitas bahan bakar yang di injeksikan. Massa udara dan
sudut pengapian merupakan faktor minor .
12
Seperti dalam modus pengisian bertingkat, katup throttle dibuka selebar mungkin dan intake
manifold flapditutup. Ini bertujuan pertama mengurangi kerugian throttle dan,
kedua,menghasilkan aliran udara yang intensif di dalam silinder.
Siklus injeksi.
Bahan Bakar diinjeksikan langsung ke dalam silinder sekitar 300 °sebelum TMA selama langkah
isap. Jumlah injeksi diatur oleh unit kontrol mesinsedemikian rupa sehingga rasio udara-bahan
bakar adalah sekitar λ = 1,55.
13
Gambar 11. Proses pembentukan Campuran.
Proses pembakaran.
Seperti dalam mode pengisian homogen, titik pengapian dapat dipilih secara
bebas karena campuran udara dan bahan
bakar distribusi secara homogen. Proses pembakaran terjadi di seluruh ruang
pembakaran.
Kesimpulan :
Beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi proses pmasukan udara ke dalam silinder adalah
sebagai beriut :
Mesin berada pada beban dan kecepatan yang sesuai.
Tidak ada kesalahan emisi gas buang dalam sistem.
Suhu pendingin di atas 50 ° C.
Sensor NOx siap.
Suhu penyimpanan katalis NOx adalah antara 250 ° C sampai 500 ° C.
14
Siklus injeksi.
15
Kelebihan & Kekurangan Gasoline Direct Injection
Kelebihan
– Mesin Lebih Dingin : Lantaran injektor BBM nya menggunakan pressure (tekanan) yang
cukup tinggi, Otomatis kondisi BBM mampu berada dalam kondisi yang lebih dingin. Ini
mampu membuat panas mesin dalam ruang pembakaran berkurang signifikan. Efeknya, Power
terasa lebih mantap, dan Mesin yang menggunakan teknologi GDI ini mampu dijejali rasio
kompresi yang lebih tinggi.
– Memaksimalkan Asupan Udara : Memindahkan suplai BBM dari Jalur Intake ke Injektornya
tersendiri, Membuat asupan udara ke mesin bisa bertambah banyak dibanding sebelumnya. Ini
disebabkan karena Udara kini tak lagi harus “rebutan” menyesaki ruang Intake bersama BBM,
Seperti yang kita lihat di Fuel-Injeksi Konvensional. Efeknya, Udara bakal lebih kaya, banyak,
dan pastinya bakal lebih dingin – yang berarti More Compression + More Power !
Kekurangan
Butuh Sensor (Elektronik) Lebih Banyak : Kalau dibandingkan dengan sistem Injeksi
konvensional, GDI membutuhkan sensor yang lebih banyak, terutama untuk sensor output BBM,
tekanan BBM, dan Aliran Udara. Selama ini di sepeda motor yang ada di Indonesia, Sensor
pengatur udara hanya bisa kita temukan di bagian exhaust, yang kita kenal dengan nama o2
Sensor.
– Permasalahan Karbon : Salah satu kekurangan lain dari GDI adalah isu penumpukan karbon
di jalur Intake. Kita sudah ketahui bersama, kalau BBM biasanya sudah dilengkapi dengan
deterjen (pembersih) yang fungsinya untuk membersihkan area intake. Namun, Karena BBM
kini sudah berpindah ke jalurnya tersendiri, Maka tak ada lagi pembersih otomatis untuk Intake.
Oleh karena itu, Karbon pun menumpuk di area intake, dan menghalangi aliran udara, sehingga
power pun bakal menurun drastis. Beruntungnya, Beberapa alternatif untuk menghindari
permasalahan ini sudah ditemukan, Meskipun nantinya butuh lebih banyak part, yang berimbas
butuh biaya ekstra.
16
– GDI vs Oli : Karena biasanya lubang semprotan BBM berada di sekitar dinding silinder, Maka
problem selanjutnya berasal dari penghuni dinding silinder yang tak bisa diganggu-gugat
keberadaannya, Dalam kasus awal pengembangan Direct Injection, BBM yang disemprot
beresiko bercampur dengan oli yang kemudian mengakibatkan pengenceran oli, hingga bakal
masuk ke crankcase dan berakhir dengan Daya Tahan Mesin itu sendiri. Beruntung, Di era
modern ini sudah banyak metode dan teknologi khusus untuk menghilangkan masalah tersebut
– Sulit Diaplikasikan di Mesin RPM Tinggi :Karena makin cepat putaran mesin (RPM) nya,
Maka gerak naik-turun silinder pun makin cepat. Ini menyulitkan bagi para ahli mesin, Lantaran
interval yang dibutuhkan untuk mencampur Udara & BBM di ruang bakar terlalu singkat. Beda
dengan Fuel-Injection biasa, dimana BBM & Udara sudah dicampur via Intake
Spesifikasi Data
1. Mitsubishi Pajero 3.5 V6 GDI Elegance
17
Keterangan:
18
Airflow pada silinder (Sumber Mitsubishi)
Penyemprotan Bahan Bakar
Injektor putaran angin tekanan tinggi yang dikembangkan mampu menyediakan
percikan yang ideal dan mempola terhadap masing-masing gaya operasional yang
terjadi pada engine. Pada waktu yang sama, dengan menerapkan gerakan putaran
tinggi pada saat penyemprotan bahan bakar memungkinkan pengabutan bahan bakar
yang cukup dengan suatu tekanan bahan bakar yang rendah, kira-kira 50 kg/cm2
.
Bentuk penyemprotan bahan bakar pada GDI Engine (Sumber Mitsubishi)
19
Bentuk ruang pembakaran pada GDI Engine (Sumber Mitsubishi)
20
MPI, sehingga penggunaan panas yang diubah menjadi usaha pada GDI lebih dibanding
MPI.
2. Analisis Perhitungan Daya
Pada kurva perfomance engine, torsi maksimum pada
GDI lebih tinggi dibanding MPI. Data ini didukung dengan hasil perhitungan daya pada
kedua engine, dimana keseimbangan torsi yang terjadi pada GDI pada tiap tingkat putaran
lebih baik dibanding MPI. Ini disebabkan oleh keseimbangan daya efektif yang terjadi
pada tiap tingkat putaran pada GDI lebih baik dibanding MPI. Hal ini berdampak pada
keseimbangan tekanan efektif rata-rata tiap tingkat putaran pada GDI lebih baik
dibanding MPI.
Untuk keseimbangan daya indikator yang terjadi, GDI juga menunjukkan
performa yang lebih baik dibanding MPI, yang disebabkan daya efektif yang terjadi pada
GDI lebih baik dibanding MPI. Begitu juga dengan penggunaan bahan bakar dan nilai
pemakaian bahan bakar spesifik pada GDI lebih baik dibanding MPI, yang disebabkan
oleh perbandingan penggunaan bahan bakar dan daya indikator yang terjadi. Dari
penggunaan bahan bakar tersebut, juga dapat dilihat bahwa GDI memiliki efisiensi
volumetris yang lebih baik dibanding MPI.
21
Penutup
22
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/49364922/ANALISIS-KINERJA-GASOLINE-DIRECT-
INJECTION-ENGINE
https://id-id.facebook.com/KMTMSEBELASMARET/posts/1625006451052598:0
https://enoanderson.com/2015/08/28/gasoline-direct-injection-gdi-metode-meningkatkan-power-
efisiensi/
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/otomotif/1013-sugeng-
otomotif
23