Anda di halaman 1dari 3

Nama: Sonia Berliana

NIM :165040207111018

“Keramahan Sosial di Kampung Warna-Warni Jodipan Kota Malang”

Kampung Jodipan Malang yang saat ini dikenal dengan kampung wisata
warna-warni yang digemari oleh banyak Warga Malang maupun Luar Malang.
Hal tersebut disebabkan karena kampung tersebut warna-warni dan bergambar
dimana hal tersebut menjadi daya tarik dari kampung tersebut. Kampung tersebut
bermula pada 20 Agustus 2016 dimana terdapat sekelompok mahasiswa yang
berinisiatif untuk membuat kampung tersebut menjadi warna-warni dan lebih
menarik. Karena adanya perubahan tersebut, kampung warna-warni Jodipan
mempunyai banyak pengunjung yang tertarik untuk melihat kampung tersebut.
Berubahnya kampungJodipan, menunjukkan adanya kemajuan di kampung
tersebut. Kampung Jodipan menjadi lebih menarik untuk dikunjungi karena
banyak gambar-gambar menarik yang dapat digunakan untuk berfoto serta banyak
warga yang memanfaatkan adanya kampung wisata tersebut dengan berjualan di
depan rumahnya. Saat ini disebut dengan Kampung Warna Jodipan atau KWJ.

Dari salah satu warga yang saya wawancarai yang bernama Ibu Nur bahwa
dengan adanya perubahan dari kampung kumuh menjadi Kampung Warna-warni
penghasilan mereka meningkat secara drastis pada saat awal peresmian pertama
kali sedangkan pada saat ini penghasilan menurun dikarenakan sudah banyak
warga kampung tersebut yang ikut berjualan sehingga menjadi pesaing bagi Ibu
Nur. Semenjak adanya kampung wisata warna-warni atau yang biasa disebut
dengan KWJ tersebut perekonomian semakin meningkat sehingga tidak ada
pengangguran lagi seperti sebelum dijadikan tempat wisata. Tidak hanya itu
kesehatan bagi warga terjamin. Di KWJ tidak ada bantuan Pemerintah dalam
menyediakan fasilitas dan prasarana ataupun bantuan berupa uang. Hasil uang
tiket masuk sebesar Rp 3.000,00 dan uang parkir sebesar Rp 2.000,00 inilah yang
menjadi uang untuk memperbaiki dan memperbarui fasilitas di KWJ sehingga
lebih terawat.

Tingkat keramahan sosial di KWJ meningkat karena masyarakat semakin


pintar dan lebih peduli dengan sesama. Adanya perkumpulan Tahlil dan PKK
menjadi salah satu faktor dalam merekatkan masyarakat. Mereka saling
membantu satu sama lain dan menjaga kampung mereka. Pada saat awal
terbentuknya Kampung Warna-warni anak-anak di Kampung tersebut tidak ramah
bahkan usil terhadap pengunjung yang datang, tetapi seiring berjalannya waktu
mereka saat ini senang dan bahkan sudah biasa. Di Jodipan Keramahan kepada
pengunjung wajib diterapkan agar para pengunjung senang dan hal ini merupakan
hal yang wajib dilakukan dikarenakan tempat wisata harus ditunjang dengan
fasilitas dan keramahan dari masyarakat asli tersebut. Warga asli kampung warna
warni sangat terbuka jika ada sponsur produk makanan yang akan masuk tetapi
yang berjualan hanya orang asli kampung warna-warni bukan orang luar
dikarenakan ingin mensejahterakan warga asli. Mereka juga saat ramah dan
menerima baik jika terdapat mahasiswa yang ingin memberikan penyuluhan
ataupun sekedar bertanya dan melakukan wawancara. Dari masyarakat asli
Kampung warna-warni tingkat keramahan sosial tinggi, bisa kita lihat bahwa saat
berjualan sangat ramah dan bisa dilihat dari awal memasuki kampung wisata
tersebut, terdapat tukang parkir dan penjaga tiket yang ramah.

Dari segi pengunjung yang datang mereka ada yang membuang sampah
sembarang seolah tidak peduli dengan larangan membuang sampah pada
tempatnya. Sehingga bersikapacuh tak acuh terhadap aturan yang ada terlebih lagi
banyak yang tidak mebayar tiket masuk dikarenakan merasa itu adalah kampung.
Tingkat keramahan tinggi, fasilitas baik tetapi terkadang pengunjung tidak
menyadarinya dan bersikap semena-mena.

Anda mungkin juga menyukai