Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mirna Winarti

NPM : F1A022047

HASIL PENGAMATAN PENJUALAN TAKJIL DI

LINGKUNGAN BENGKULU ( Desa Taba Penanjung Dan Desa

Surau Kabupaten Bengkulu Tengah)

1. Teks Deskripsi

Gambar 1. Berburu Takjil Di Desa Taba Penanjung

Desa yang pertama kali saya kunjungi adalah desa Taba Penanjung kabupaten

Bengkulu Tengah. Di hamparan jalan yang terletak di desa Taba Penanjung


Kabupaten Bengkulu Tengah, terdapat deretan penjual takjil yang menawarkan

berbagai macam hidangan lezat untuk berbuka puasa. Di antara jajanan tradisional

yang terpampang cantik di meja-meja kecil adalah kolak pisang yang manis dengan

kuah santan yang kental, bubur sumsum yang lembut dengan taburan kelapa parut,

serta es buah segar yang menggugah selera. Aroma harum bumbu rempah dan

manisnya gula merambat di udara, mengundang siapapun yang melintas untuk

mencicipi nikmatnya takjil di bulan Ramadan. Warung-warung kecil yang berjejer di

sisi jalan menarik perhatian dengan tumpukan kurma yang berwarna-warni dan

manisan tradisional yang menggoda selera. Suasana riuh rendah terdengar, dengan

suara penjual yang ramah menawarkan takjil favorit mereka kepada para pengunjung.

Di tengah hiruk-pikuk, terdapat juga kelompok anak-anak yang bersemangat memilih

takjil kesukaan mereka, tertawa riang dan berbagi kebahagiaan. Hamparan jalan di

desa Taba penanjung kabupaten Bengkulu Tengah ini menjadi tempat berkumpulnya

masyarakat, saling berbagi kelezatan takjil dan kehangatan dalam bulan Ramadan

yang penuh berkah.

2. Teks Narasi

Di Desa Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, suasana ramai dan

bersemangat menyambut bulan suci Ramadan. Salah satu pemandangan yang tak

terlewatkan adalah kegiatan penjualan takjil di sepanjang jalan desa. Setiap sore

menjelang waktu berbuka, warung-warung kecil dan penjual keliling mulai

membuka lapak mereka, menampilkan beragam takjil tradisional yang menggugah

selera. Dari es buah segar hingga kolak pisang yang lezat, semua tersedia untuk

memenuhi kebutuhan berbuka puasa penduduk setempat. Para penjual dengan ramah
melayani pembeli, memberikan rekomendasi dan menjelaskan bahan-bahan serta cara

penyajian takjil mereka. Mereka berinteraksi dengan tetangga dan pengunjung yang

datang dari desa sekitar, menciptakan ikatan sosial yang erat di antara mereka.

Suasana penuh kehangatan dan keceriaan terasa di sepanjang jalan desa saat orang-

orang berkumpul untuk membeli takjil dan bertukar cerita. Meskipun sederhana,

kegiatan penjualan takjil ini menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Ramadan di

Desa Taba Penanjung, memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas di antara

penduduknya.

3. Teks eksposisi

Penjualan takjil di Desa Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, tidak

hanya sekadar kegiatan ekonomi, tetapi juga merupakan bagian integral dari tradisi

Ramadan dan kehidupan sosial masyarakat setempat. Di sepanjang jalan desa,

warung-warung kecil dan penjual keliling membuka lapak mereka, menawarkan

beragam takjil tradisional yang mencerminkan kekayaan kuliner lokal Bengkulu.

Selain memberikan kontribusi ekonomi bagi para penjual, kegiatan ini juga menjadi

sarana untuk mempererat hubungan sosial antara penduduk desa. Interaksi hangat

antara penjual dan pembeli menciptakan atmosfer kebersamaan yang khas dalam

menyambut bulan suci Ramadan. Melalui penjualan takjil, warisan budaya dan

kuliner tradisional Desa Taba Penanjung tetap terjaga dan dilestarikan, menjaga

identitas dan kearifan lokal di tengah arus modernisasi yang terus berkembang.
4. Teks Argumentasi

Gambar 2. Berburu Takjil Di Desa Surau

Tempat kedua yang saya kunjungi adalah desa Surau Kabupaten Bengkulu

Tengah. Penjualan takjil di Desa surau, Kabupaten Bengkulu Tengah, memiliki

beberapa argumen yang mendukung pentingnya kegiatan ini dalam konteks sosial,

budaya, dan ekonomi masyarakat setempat. Pertama, dari segi sosial, penjualan takjil

menciptakan kesempatan bagi penduduk desa untuk berinteraksi dan memperkuat

hubungan sosial. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang sering kali

mengurangi waktu untuk berkumpul, kegiatan ini memberikan momen berharga bagi
penduduk desa untuk saling bertegur sapa, bertukar cerita, dan memperkuat

solidaritas antar warga. Kedua, dari sudut pandang budaya, penjualan takjil

merupakan bagian dari tradisi Ramadan yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Melalui kegiatan ini, generasi muda dapat belajar dan mempertahankan nilai-nilai

kearifan lokal serta kekayaan kuliner tradisional Bengkulu. Dengan demikian,

penjualan takjil tidak hanya sekadar kegiatan ekonomi, tetapi juga merupakan upaya

pelestarian budaya yang penting bagi identitas masyarakat desa. Ketiga, dari aspek

ekonomi, penjualan takjil memberikan manfaat nyata bagi para penjual, terutama bagi

mereka yang bergantung pada pendapatan tambahan selama bulan Ramadan.

Pendapatan dari penjualan takjil juga dapat membantu memenuhi kebutuhan sehari-

hari dan memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi keluarga.

Dengan mempertimbangkan argumen-argumen di atas, dapat disimpulkan

bahwa penjualan takjil di Desa Surau memiliki peran yang signifikan dalam

memperkuat jaringan sosial, melestarikan budaya lokal, dan memberikan manfaat

ekonomi bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, dukungan dan perhatian

terhadap kegiatan ini sangatlah penting untuk menjaga keberlangsungan dan

keberagaman dalam kehidupan desa.

Anda mungkin juga menyukai