Anda di halaman 1dari 3

SINOPSIS 17

NAMA : DIANA NOVITASARI


NIM :150311600598
OFFERING A

TRANSFORMASI

A. Translasi temannya, dapatkah ditemukan pola


 Sifat pergeseran bola voli tsb?
a. Bangun yang digeser (ditranslasikan) tidak Penyelesaian
mengalami perubahan bentuk dan ukuran. 1. Gambar formasi cara berdiri keempat anak
b. Bangun yang digeser (ditranslasikan) dan guru mereka
mengalami perubahan posisi.
 Definisi
Misalkan 𝑥, 𝑦, 𝑎, dan 𝑏 adalah bilangan real.
Translasi titik 𝐴(𝑥, 𝑦) dengan 𝑇(𝑎, 𝑏)
menggeser absis 𝑥 sejauh 𝑎 dan menggeser
ordinat 𝑦 sejauh 𝑏, sehingga diperoleh titik
𝐴′(𝑥 + 𝑎, 𝑦 + 𝑏), secara notasi ditulis: 2. Formasi pada system koordinat kartesius,
𝑎 anggap guru sebagai titik pusat O(0,0)
𝑥 𝑇(𝑏 ) 𝑥+𝑎
𝐴 (𝑦) → 𝐴′ (𝑦 + 𝑏)
 Permasalahan
Empat orang anak dan seorang guru olahraga
sedang berlatih mengover bola voli di lapangan
olahraga. Mereka membuat formasi sebagai
berikut: keempat anak berdiri di empat penjuru
(utara, selatan, timur, dan barat) sedangkan
guru mereka berdiri di pusat penjuru. Tiap-tiap
3. Gambar formasi dalam bidang koordinat
anak berjarak 4 meter ke guru olahraga mereka.
kartesius dengan posisi guru adalah titik
Aturan latihan sebagai berikut:
pusat P(1,3)
1. Guru mengirim bola ke anak yang di utara
Langkah 1: letakkan titik P(1,3) di
dan anak tersebut anakan mengirimnya
koordinat kartesius
kembali ke gurunya, kemudian
Langkah 2: buatlah garis berarah di empat
2. Guru langsung mengirim bola ke anak yang
penjuru (utara, timur, selatan, dan barat)
di timur dan anak tersebut akan mengirim
dengan titik P sebagai titik pusatnya
kembali ke gurunya,
Langkah 3: bergeraklah 4 satuan ke
3. Demikian seterusnya, bola selalu dikirim ke
masing-masing penjuru dan letakkan
gurunya dan guru mengirim bola secara
sebuah titik serta beri nama titik A, B, C,
siklis dari utara ke timur, ke selatan, ke
dan D
barat, dan kembali ke utara.
Langkah 4: tentukaan koordinat keempat
Masalah:
titik tersebut
1. Gambar formasi cara berdiri keempat anak
4. Perhatikan tabel berikut
dan guru mereka
2. Seandainya mereka dianggap sebagai titik,
gambarkan formasi dalam system koordinat
kartesius. Anggap guru olahraga adalah
titik pusat O(0,0)
3. Seandainya posisi guru dianggap sebagai
titik P(1,3), gambarkan formasi mereka
pada koordinat kartesius
4. Jika guru mengintruksikan kepada siswa
Jika titik 𝐴(𝑥, 𝑦) ditranslasi oleh 𝑇(𝑎, 𝑏)
untuk bebas mengover bola ke teman-
maka koordinat hasil translasinya 𝐴′(𝑥 +
𝑎, 𝑦 + 𝑏)
 Contoh b. Pencerminan terhadap sumbu 𝑥
Sebuah titik A(10,-8) ditranslasikan berturut- Jika titik 𝐴(𝑎, 𝑏) dicerminkan terhadap
turut dengan T1(-1,2) dilanjutkan T2(1,-12) sumbu 𝑥 (garis 𝑦 = 0) maka bayangannya
kemudian dilanjutkan lagi dengan T3(-5,-6). adalah 𝐴′(𝑎, −𝑏).
Tentukan koordinat titik bayangan A. 𝑎 𝐶𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑥 𝑎
Dituliskan , 𝐴 ( ) → 𝐴′ ( )
Penyelesaian 𝑏 −𝑏
𝑎 1 0 𝑎
dengan ( ) = ( )( )
−𝑏 0 −1 𝑏
c. Pencerminan terhadap garis 𝑦 = ℎ
Jika titik 𝐴(𝑎, 𝑏) dicerminkan terhadap garis
𝑦 = ℎ maka bayangannya adalah
𝐴′(𝑎, 2ℎ − 𝑏).
d. Pencerminan terhadap sumbu 𝑦
Jika titik 𝐴(𝑎, 𝑏) dicerminkan terhadap
sumbu 𝑦 (garis 𝑥 = 0) maka bayangannya
adalah 𝐴′(−𝑎, 𝑏).
𝑎 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑦 −𝑎
Dituliskan , 𝐴 ( ) → 𝐴′ ( )
𝑏 𝑏
−𝑎 −1 0 𝑎
dengan ( ) = ( )( )
𝑏 0 1 𝑏
e. Pencerminan terhadap garis 𝑥 = 𝑘
Jika titik 𝐴(𝑎, 𝑏) dicerminkan terhadap garis
𝑥 = 𝑘 maka bayangannya adalah
𝐴′(2𝑘 − 𝑎, 𝑏).
f. Pencerminan terhadap garis 𝑦 = 𝑥
Jadi koordinat bayangan titik A(10,-8) adalah Jika titik 𝐴(𝑎, 𝑏) dicerminkan terhadap garis
A’’’(5,-24) 𝑦 = 𝑥 maka bayangannya adalah 𝐴′(𝑏, 𝑎).
𝑎 𝐶𝑦=𝑥 𝑏
Dituliskan , 𝐴 ( ) → 𝐴′ ( )
B. Refleksi 𝑏 𝑎
𝑏 0 1 𝑎
dengan ( ) = ( )( )
𝑎 1 0 𝑏
g. Pencerminan terhadap garis 𝑦 = −𝑥
Jika titik 𝐴(𝑎, 𝑏) dicerminkan terhadap garis
𝑦 = −𝑥 maka bayangannya adalah
𝐴′(−𝑏, −𝑎).
𝑎 𝐶𝑦=−𝑥 −𝑏
Dituliskan , 𝐴 ( ) → 𝐴′ ( )
𝑏 −𝑎
−𝑏 0 −1 𝑎
dengan ( ) = ( )( )
 Sifat −𝑎 −1 0 𝑏
a. Bangun (objek) yang dicerminkan h. Matriks pencerminan terhadap
(direfleksikan) tidak mengalamiperubahan −1 0
(1) Titik 𝑂(0,0) ( )
0 −1
bentuk dan ukuran. 1 0
b. Jarak bangun (objek) dari cermin (cermin (2) Sumbu 𝑥 ( )
0 −1
datar) adalah sama dengan jarak bayangan −1 0
(3) Sumbu 𝑦 ( )
dengan cermin tersebut. 0 1
0 1
 Definisi (4) Garis 𝑦 = 𝑥 ( )
1 0
a. Pencerminan terhadap titik asal (0,0) 0 −1
(5) Garis 𝑦 = −𝑥 ( )
Jika titik 𝐴(𝑎, 𝑏) dicerminkan terhadap titik −1 0
asal (0,0) maka bayangannya adalah  Contoh: Tentukan bayangan titik A(1,-2) setelah
𝐴′(−𝑎, −𝑏). dicerminkan terhadap sumbu x
𝑎 𝐶𝑜(0,0) −𝑎
Dituliskan , 𝐴 ( ) → 𝐴′ ( )
𝑏 −𝑏
−𝑎 −1 0 𝑎
dengan ( ) = ( )( )
−𝑏 0 −1 𝑏
C. Rotasi  Sifat
a. Bangun yang diperbesar atau diperkecil
(dilatasi) dengan skala 𝑘 dapat mengubah
ukuran atau tetap ukurannya tetapi tidak
mengubah bentuk. Jika 𝑘 > 1 maka bangun
akan diperbesar dan terletak searah terhadap
pusat dilatasi dengan bangun semula.
b. Bangun yang diperbesar atau diperkecil
(dilatasi) dengan skala 𝑘 dapat mengubah
ukuran tetapi tidak mengubah bentuk. Jika
 Sifat 𝑘 = 1 maka bangun tidak mengalami
a. Bangun yang diputar (rotasi) tidak perubahan ukuran dan letak.
mengalami perubahan bentuk dan ukuran. c. Bangun yang diperbesar atau diperkecil
b. Bangun yang diputar (rotasi) mengalami (dilatasi) dengan skala 𝑘 dapat mengubah
perubahan posisi. ukuran tetapi tidak mengubah bentuk. Jika
 Definisi 0 < 𝑘 < 1 maka bangun akan diperkecil
a. Matriks rotasi dengan pusat 𝑂(0,0) dan dan terletak searah terhadap pusat dilatasi
sudut dengan bangun semula.
0 1 d. Bangun yang diperbesar atau diperkecil
(1) 270° → ( )
−1 0
−1 0 (dilatasi) dengan skala 𝑘 dapat mengubah
(2) 180° → ( ) ukuran atau tetap ukurannya tetapi tidak
0 −1
0 −1 mengubah bentuk. Jika −1 < 𝑘 < 0 maka
(3) 90° → ( )
1 0 bangun akan diperkecil dan terletak
0 1
(4) −90° → ( ) berlawanan arah terhadap pusat dilatasi
−1 0
−1 0 dengan bangun semula
(5) −180° → ( ) e. Bangun yang diperbesar atau diperkecil
0 −1
0 −1 (dilatasi) dengan skala 𝑘 dapat mengubah
(6) −270° → ( )
1 0 ukuran atau tetap ukurannya tetapi tidak
b. Rotasi dengan matriks 𝑀𝑅 dan pusat 𝑃(𝑝, 𝑞)
mengubah bentuk. Jika 𝑘 < −1 maka
Jika titik A(𝑎, 𝑏) dirotasi dengan matriks bangun akan diperbesar dan terletak
rotasi 𝑀𝑅 dan pusat 𝑃(𝑝, 𝑞) adalah A’(𝑎’, 𝑏’) berlawanan arah terhadap pusat dilatasi
𝑎’ 𝑎−𝑝 𝑝
Dituliskan ( ) = 𝑀𝑅 (𝑏 − q) + (𝑞 ) dengan bangun semula
𝑏’
 Definisi
D. Dilatasi a. Dilatasi dengan pusat 𝑂(0,0) dan faktor
skala 𝑘
𝑎 𝐷[𝑂,𝑘] 𝑎
𝐴( ) → 𝐴′ (𝑎′) dimana (𝑎′) = 𝑘 ( )
𝑏 𝑏′ 𝑏′ 𝑏
b. Dilatasi dengan pusat 𝑃(𝑝, 𝑞) dan faktor
skala 𝑘
𝑎 𝐷[𝑃(𝑝,𝑞),𝑘]
𝐴( ) → 𝐴′ (𝑎′) dimana (𝑎′) =
𝑏 𝑏′ 𝑏′
𝑎−𝑝 𝑝
𝑘 (𝑏 − 𝑞 ) + (𝑞 )

Sumber:
Sinaga, Bornok, dkk. 2014. Matematika SMA/MA/SMK/MK Kelas XI Semester 2. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai