Sifat pergeseran bola voli tsb? a. Bangun yang digeser (ditranslasikan) tidak Penyelesaian mengalami perubahan bentuk dan ukuran. 1. Gambar formasi cara berdiri keempat anak b. Bangun yang digeser (ditranslasikan) dan guru mereka mengalami perubahan posisi. Definisi Misalkan 𝑥, 𝑦, 𝑎, dan 𝑏 adalah bilangan real. Translasi titik 𝐴(𝑥, 𝑦) dengan 𝑇(𝑎, 𝑏) menggeser absis 𝑥 sejauh 𝑎 dan menggeser ordinat 𝑦 sejauh 𝑏, sehingga diperoleh titik 𝐴′(𝑥 + 𝑎, 𝑦 + 𝑏), secara notasi ditulis: 2. Formasi pada system koordinat kartesius, 𝑎 anggap guru sebagai titik pusat O(0,0) 𝑥 𝑇(𝑏 ) 𝑥+𝑎 𝐴 (𝑦) → 𝐴′ (𝑦 + 𝑏) Permasalahan Empat orang anak dan seorang guru olahraga sedang berlatih mengover bola voli di lapangan olahraga. Mereka membuat formasi sebagai berikut: keempat anak berdiri di empat penjuru (utara, selatan, timur, dan barat) sedangkan guru mereka berdiri di pusat penjuru. Tiap-tiap 3. Gambar formasi dalam bidang koordinat anak berjarak 4 meter ke guru olahraga mereka. kartesius dengan posisi guru adalah titik Aturan latihan sebagai berikut: pusat P(1,3) 1. Guru mengirim bola ke anak yang di utara Langkah 1: letakkan titik P(1,3) di dan anak tersebut anakan mengirimnya koordinat kartesius kembali ke gurunya, kemudian Langkah 2: buatlah garis berarah di empat 2. Guru langsung mengirim bola ke anak yang penjuru (utara, timur, selatan, dan barat) di timur dan anak tersebut akan mengirim dengan titik P sebagai titik pusatnya kembali ke gurunya, Langkah 3: bergeraklah 4 satuan ke 3. Demikian seterusnya, bola selalu dikirim ke masing-masing penjuru dan letakkan gurunya dan guru mengirim bola secara sebuah titik serta beri nama titik A, B, C, siklis dari utara ke timur, ke selatan, ke dan D barat, dan kembali ke utara. Langkah 4: tentukaan koordinat keempat Masalah: titik tersebut 1. Gambar formasi cara berdiri keempat anak 4. Perhatikan tabel berikut dan guru mereka 2. Seandainya mereka dianggap sebagai titik, gambarkan formasi dalam system koordinat kartesius. Anggap guru olahraga adalah titik pusat O(0,0) 3. Seandainya posisi guru dianggap sebagai titik P(1,3), gambarkan formasi mereka pada koordinat kartesius 4. Jika guru mengintruksikan kepada siswa Jika titik 𝐴(𝑥, 𝑦) ditranslasi oleh 𝑇(𝑎, 𝑏) untuk bebas mengover bola ke teman- maka koordinat hasil translasinya 𝐴′(𝑥 + 𝑎, 𝑦 + 𝑏) Contoh b. Pencerminan terhadap sumbu 𝑥 Sebuah titik A(10,-8) ditranslasikan berturut- Jika titik 𝐴(𝑎, 𝑏) dicerminkan terhadap turut dengan T1(-1,2) dilanjutkan T2(1,-12) sumbu 𝑥 (garis 𝑦 = 0) maka bayangannya kemudian dilanjutkan lagi dengan T3(-5,-6). adalah 𝐴′(𝑎, −𝑏). Tentukan koordinat titik bayangan A. 𝑎 𝐶𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑥 𝑎 Dituliskan , 𝐴 ( ) → 𝐴′ ( ) Penyelesaian 𝑏 −𝑏 𝑎 1 0 𝑎 dengan ( ) = ( )( ) −𝑏 0 −1 𝑏 c. Pencerminan terhadap garis 𝑦 = ℎ Jika titik 𝐴(𝑎, 𝑏) dicerminkan terhadap garis 𝑦 = ℎ maka bayangannya adalah 𝐴′(𝑎, 2ℎ − 𝑏). d. Pencerminan terhadap sumbu 𝑦 Jika titik 𝐴(𝑎, 𝑏) dicerminkan terhadap sumbu 𝑦 (garis 𝑥 = 0) maka bayangannya adalah 𝐴′(−𝑎, 𝑏). 𝑎 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑦 −𝑎 Dituliskan , 𝐴 ( ) → 𝐴′ ( ) 𝑏 𝑏 −𝑎 −1 0 𝑎 dengan ( ) = ( )( ) 𝑏 0 1 𝑏 e. Pencerminan terhadap garis 𝑥 = 𝑘 Jika titik 𝐴(𝑎, 𝑏) dicerminkan terhadap garis 𝑥 = 𝑘 maka bayangannya adalah 𝐴′(2𝑘 − 𝑎, 𝑏). f. Pencerminan terhadap garis 𝑦 = 𝑥 Jadi koordinat bayangan titik A(10,-8) adalah Jika titik 𝐴(𝑎, 𝑏) dicerminkan terhadap garis A’’’(5,-24) 𝑦 = 𝑥 maka bayangannya adalah 𝐴′(𝑏, 𝑎). 𝑎 𝐶𝑦=𝑥 𝑏 Dituliskan , 𝐴 ( ) → 𝐴′ ( ) B. Refleksi 𝑏 𝑎 𝑏 0 1 𝑎 dengan ( ) = ( )( ) 𝑎 1 0 𝑏 g. Pencerminan terhadap garis 𝑦 = −𝑥 Jika titik 𝐴(𝑎, 𝑏) dicerminkan terhadap garis 𝑦 = −𝑥 maka bayangannya adalah 𝐴′(−𝑏, −𝑎). 𝑎 𝐶𝑦=−𝑥 −𝑏 Dituliskan , 𝐴 ( ) → 𝐴′ ( ) 𝑏 −𝑎 −𝑏 0 −1 𝑎 dengan ( ) = ( )( ) Sifat −𝑎 −1 0 𝑏 a. Bangun (objek) yang dicerminkan h. Matriks pencerminan terhadap (direfleksikan) tidak mengalamiperubahan −1 0 (1) Titik 𝑂(0,0) ( ) 0 −1 bentuk dan ukuran. 1 0 b. Jarak bangun (objek) dari cermin (cermin (2) Sumbu 𝑥 ( ) 0 −1 datar) adalah sama dengan jarak bayangan −1 0 (3) Sumbu 𝑦 ( ) dengan cermin tersebut. 0 1 0 1 Definisi (4) Garis 𝑦 = 𝑥 ( ) 1 0 a. Pencerminan terhadap titik asal (0,0) 0 −1 (5) Garis 𝑦 = −𝑥 ( ) Jika titik 𝐴(𝑎, 𝑏) dicerminkan terhadap titik −1 0 asal (0,0) maka bayangannya adalah Contoh: Tentukan bayangan titik A(1,-2) setelah 𝐴′(−𝑎, −𝑏). dicerminkan terhadap sumbu x 𝑎 𝐶𝑜(0,0) −𝑎 Dituliskan , 𝐴 ( ) → 𝐴′ ( ) 𝑏 −𝑏 −𝑎 −1 0 𝑎 dengan ( ) = ( )( ) −𝑏 0 −1 𝑏 C. Rotasi Sifat a. Bangun yang diperbesar atau diperkecil (dilatasi) dengan skala 𝑘 dapat mengubah ukuran atau tetap ukurannya tetapi tidak mengubah bentuk. Jika 𝑘 > 1 maka bangun akan diperbesar dan terletak searah terhadap pusat dilatasi dengan bangun semula. b. Bangun yang diperbesar atau diperkecil (dilatasi) dengan skala 𝑘 dapat mengubah ukuran tetapi tidak mengubah bentuk. Jika Sifat 𝑘 = 1 maka bangun tidak mengalami a. Bangun yang diputar (rotasi) tidak perubahan ukuran dan letak. mengalami perubahan bentuk dan ukuran. c. Bangun yang diperbesar atau diperkecil b. Bangun yang diputar (rotasi) mengalami (dilatasi) dengan skala 𝑘 dapat mengubah perubahan posisi. ukuran tetapi tidak mengubah bentuk. Jika Definisi 0 < 𝑘 < 1 maka bangun akan diperkecil a. Matriks rotasi dengan pusat 𝑂(0,0) dan dan terletak searah terhadap pusat dilatasi sudut dengan bangun semula. 0 1 d. Bangun yang diperbesar atau diperkecil (1) 270° → ( ) −1 0 −1 0 (dilatasi) dengan skala 𝑘 dapat mengubah (2) 180° → ( ) ukuran atau tetap ukurannya tetapi tidak 0 −1 0 −1 mengubah bentuk. Jika −1 < 𝑘 < 0 maka (3) 90° → ( ) 1 0 bangun akan diperkecil dan terletak 0 1 (4) −90° → ( ) berlawanan arah terhadap pusat dilatasi −1 0 −1 0 dengan bangun semula (5) −180° → ( ) e. Bangun yang diperbesar atau diperkecil 0 −1 0 −1 (dilatasi) dengan skala 𝑘 dapat mengubah (6) −270° → ( ) 1 0 ukuran atau tetap ukurannya tetapi tidak b. Rotasi dengan matriks 𝑀𝑅 dan pusat 𝑃(𝑝, 𝑞) mengubah bentuk. Jika 𝑘 < −1 maka Jika titik A(𝑎, 𝑏) dirotasi dengan matriks bangun akan diperbesar dan terletak rotasi 𝑀𝑅 dan pusat 𝑃(𝑝, 𝑞) adalah A’(𝑎’, 𝑏’) berlawanan arah terhadap pusat dilatasi 𝑎’ 𝑎−𝑝 𝑝 Dituliskan ( ) = 𝑀𝑅 (𝑏 − q) + (𝑞 ) dengan bangun semula 𝑏’ Definisi D. Dilatasi a. Dilatasi dengan pusat 𝑂(0,0) dan faktor skala 𝑘 𝑎 𝐷[𝑂,𝑘] 𝑎 𝐴( ) → 𝐴′ (𝑎′) dimana (𝑎′) = 𝑘 ( ) 𝑏 𝑏′ 𝑏′ 𝑏 b. Dilatasi dengan pusat 𝑃(𝑝, 𝑞) dan faktor skala 𝑘 𝑎 𝐷[𝑃(𝑝,𝑞),𝑘] 𝐴( ) → 𝐴′ (𝑎′) dimana (𝑎′) = 𝑏 𝑏′ 𝑏′ 𝑎−𝑝 𝑝 𝑘 (𝑏 − 𝑞 ) + (𝑞 )
Sumber: Sinaga, Bornok, dkk. 2014. Matematika SMA/MA/SMK/MK Kelas XI Semester 2. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.