Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen suatu hal yang harus ada dalam sebuah organisasi karena
dengan manajemen yang baik suatu strategi atau rencana yang telah di susun
dalam jangka pendek maupun jangka panjang akan berjalan dengan lancar.
Manajemen dapat diterapkan pada profesi apapun termasuk profesi
keperawatan.
Memanajemeni bearti mencapai tujuan-tujuan dari kelompok melalui
sumber daya yang efektif dan efisien. (Swanburg, 2000: 2)
Menjalankan manajemen keperawatan dalam profesi tidak semudah
membalikkan telapak tangan, semua harus melalui tahapan-tahapan yang
benar agar proses keperawatan yang dilakukan dapat berjalan secara efektif
dan efesien.
Tahapan-tahapan yang harus ada dalam manajemen keperawatan
meliputi: planning, organizing, staffing, actuating dan controlling atau bisa
disingkat menjadi POSAC. Semua tahapan ini saling berhubungan antara
yang satu dengan yang lain, apabila salah satu tahapan ini tidak berjalan
dengan lancar maka proses manajemen keperawatan akan mengalami
hambatan.
Manager atau pemimpin yang baik harus bisa melakukan POSAC dalam
melaksanakan proses manajemen keperawatan agar tidak terjadi hambatan-
hambatan yang tidak diinginkan sehingga dapat merugikan klien atau pasien
ketika mendapat perawatan baik di rumah sakit maupun di klinik.
Berdasarkan latar belakang di atas saya mencoba menganalisis fungsi
manajemen POSAC dalam keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah analisis fungsi manajemen POSAC dalam keperawatan?

1
2

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Menganalisis fungsi manajemen POSAC dalam keperawatan
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Menganalisis fungsi manajemen planning dalam keperawatan
1.3.2.2 Menganalisis fungsi manajemen organitation dalam
keperawatan
1.3.2.3 Menganalisis fungsi manajemen staffing dalam keperawatan
1.3.2.4 Menganalisis fungsi manajemen actuating dalam keperawatan
1.3.2.5 Menganalisis fungsi manajemen controlling dalam keperawatan
3

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Manajemen Keperawatan


Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional
(Gillies dalam Nursalam, 2013:49)
Menurut Swanburg (2000:2) dalam keperawatan, manajemen
berhubungan dengan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengaturan staf (staffing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian
(controlling) aktifitas-aktifitas upaya keperawatan atau divisi departemen
keperawatan dan dari sub unit departemen.
2.2 Fungsi Manajemen
Henri Fayol (1925) pertama kali mengidentifikasikan fungsi manajemen
perencanaan, organisasi, perintah, koordinasi dan pengendalian. Luther
Gulick (1937) memperluas fungsi manajemen Fayol dalam pendahuluan
“tujuh aktifitas manajemen” – perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), personalia (staffing), pengarahan (directing), pengoordinasian
(coordinating), pelaporan (reporting), dan pembiayaan (budgeting) – yang
disingkat sebagai POSDCORB. Meskipun sering dimodifikasi (juga dengan
memasukkan keperonaliaan sebagai fungsi manajemen atau menamakan
kembali elemen), fungsi atau aktifitas ini dapat di ubah sewaktu-waktu.
Akhirnya, teori mulai merujuk pada fungsi ini sebagai proses manajemen.

Gambar 1.1 Proses Manajemen

3
4

Penjelasan singkat tentang lima fungsi setiap fase proses manajemen


adalah sebagai berikut:
2.2.1 Perencanaan meliputi penentuan filosofi, tujuan umum, tujuan khusus,
kebijakan, prosedur, dan peraturan; termasuk proyeksi jangka panjang
dan jangka pendek; menentukan tindakan fiskal; dan mengelola
perubahan terencana.
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai upaya memutuskan apa yang
akan dilakukan; siapa yang melakukan; dan bagaimana, kapan dan
dimana hal tersebut dilakukan. Oleh karena itu, semua perencanaan
menuntu individu untuk menentukan pilihan di antara beberapa
alternatif.
Fungsi manajemen dalam sebuah perencanaan untuk mencapai suatu
tujuan adalah sebagai berikut:
2.2.1.1 Mampu memahami faktor hukum, politik, ekonomi dan sosial
yang mempengaruhi perencanaan pelayanan kesehatan
2.2.1.2 Memahami dan menggunakan teknik yang tepat dalam
perencanaan individu dan organisasi
2.2.1.3 Memberikan kesempatan kepada bawahan, kolega, pesaing,
lembaga yang mengatur, dan masyarakat untuk berpartisifasi dalam
perencanaan
2.2.1.4 Mengordinasikan perencanaan tingkat unit agar sejalan dengan
tujuan organisasi
2.2.1.5 Secara periodik mengkaji hambatan dan aset unit untuk
menentukan sumber daya yang tersedia untuk perencaaan
2.2.1.6 Membuat dan menuliskan filosofi suatu unit yang
mencerminkan filosofi organisasi
2.2.1.7 Membuat dan menuliskan tujuan umum dan tujuan khusus unit
yang merepeksikan filosofi unit
2.2.1.8 Membuat dan menuliskan kebijakan, prosedur dan aturan unit
yang mengoperasionalkan tujuan khusus unit
5

2.2.1.9 Secara periodik mengkaji ulang filosofi, tujuan umum,


kebijakan, prosedur dan aturan serta memperbaikinya agar dapat
memenuhi perubahan kebutuhan unit
2.2.1.10 Secara aktif berpartisipasi dalam perencaan strategis organisasi
dengan menjelaskan dan melaksanakan rencana strategis tersebut di
tingkat unit
2.2.2 Pengorganisasian meliputi membentuk struktur untuk melaksanakan
rencana, menentukan jenis pemberian asuhan pasien yang paling tepat,
dan mengelompokkan aktivitas mencapai tujuan untuk fungsi lain
meliputi bekerka dalam struktur organisasi dan memahami serta
menggunakan kekuatan dan otoritas secara tepat.
Fungsi manajemen dalam sebuah organisasi adalah sebagai berikut:
2.2.2.1 Memiliki pengetahuan tentang struktur organisasi, termasuk
personal dan tanggung jawab personal dan departemaen dalam struktur
tersebut
2.2.2.2 Menyediakan bagan unit organisasi yang akurat dan membantu
menginterpretasikan bagan tersebut bagi staf
2.2.2.3 Mempertahankan kesatuan komando jika memungkinkan
2.2.2.4 Mengklarifikasi kesatuan komando jika ada kebingungan
2.2.2.5 Menyampaikan dengan tepat keluhan bawahan ke atas melalui
rantai komando
2.2.2.6 Menetapkan rentang kendali yang tepat
2.2.2.7 Memiliki pengetahuan tentang budaya organisasi
2.2.2.8 Menggunakan organisasi informal untuk mencapai tujuan
organisasi
2.2.2.9 Menggunakan struktur komite untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas pekerjaan yang telah berhasil diselesaikan
2.2.3 Fungsi kepersonaliaan meliputi merekrut, mewawancara, mengontrak,
dan mengorientasikan staf, penjadwalan, pengembangan staf, sosialisasi
karyawan, dan team building terkadang juga termasuk dalam fungsi
kepersonaliaan
6

Fungsi manajemen dalam kepersonaliaan (sttafing) adalah sebagai


berikut:
2.2.3.1 Memastikan bahwa terdapat tenaga kerja yang cukup terampil
untuk memenuhi tujuan organisasi
2.2.3.2 Membagi tanggung jawab untuk perekrutan staf
2.2.3.3 Merencanakandan membuat struktur kegiatan wawancara
dengan tepat
2.2.3.4 Menggunakan teknik yang meningkatkan validitas dan
reliabilitas proses wawancara tersebut
2.2.3.5 Menjalakan persyaratan legal wawancara dan penyeleksian
untuk memastikan bahwa organisasi adil dalam praktik pencarian
pegawainya
2.2.3.6 Menyusun ketentuan kriteria penyeleksian
2.2.3.7 Menggunakan pengetahuan mengenai kebutuhan organisasi dan
kekuatan pegawai untuk menentukan keputusan penempatan
2.2.3.8 Menginterpretasikan informasi dalam buku saku pegawai dan
memberikan masukan pada revisi buku saku
2.2.3.9 Terlibat secara aktif dalam orientasi pegawai
2.2.4 Pengarahan kadang-kadang meliputi beberapa fungsi kepersonaliaan
namun, fungsi fase ini biayasa termasuk dalam tanggung jawab
manajemen sumber daya manusia, seperti memotivasi, mengatasi
kinflik, mendelegasikan, mengkomunikasikan dan memfasilitasi
koloborasi
Fungsi manajemen dalam pengarahan adalah sebagai berikut:
2.2.4.1 Menggunakan kewenangan ligimitasi untuk memberikan sistem
penghargaan formal
2.2.4.2 Menggunakan umpan balik positif untuk menghargai pegawai
individu
2.2.4.3 Menyusun tujuan unit yang memadukan kebutuhan organisasi
dan pegawai
7

Memelihara lingkungan unit yang menghilangkan atau mengurangi


ketidakpuasan para pegawai terhadap pekerjaan
Meningkatkan lingkungan unit yang berfokus pada hal-hal yang dapat
memotivasi pegawai
2.2.4.6 Menciptakan tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan
produktifitas dan mendorong kepuasan kerja bawahan
Mengkomunikasikan ekspektasi dengan jelas kepada pegawai
Menunjukan dan mengkomunikasikan rasa hormat yang tulus,
perhatian, rasa percaya, dan rasa memiliki terhadap pegawai
Memberi tugas kerja yang sesuai dengan kemampuan pegawai dan
performa sebelumnya untuk meningkatkan rasa berprestasi pegawai
2.2.4.10 Mengidentifikasi kebutuhan prestasi, afiliasi atau kekuasaan
pegawai, dan meyusun strategi motivasi yang tepat untuk memenuhi
kebutuhan tersebut
2.2.5 Fungsi pengendalian meliputi penilaian kinerja, langsung gugat fiskal,
pengawasan mutu, pengawasan hukum dan etika, dan pengawasan
hubungan profesional dan kolegial
Fungsi manajemen dalam pengendalian adalah sebagai berikut:
2.2.5.1 Bersama personel lain dalam organisasi, membuat standar
asuhan yang dapat diukur dan mudah dipahami serta menentukan
metode yang paling tepat untuk mengukur jika standar itu telah
terpenuhi
2.2.5.2 Memilih dan menggunakan proses, kriteria hasil dan audit
struktur dengan tepat sebagai alat kendali mutu
2.2.5.3 Mendapatkan akses ke sumber informasi yang tepat dalam
pengumpulan data untuk kendali mutu
2.2.5.4 Menentukan ketidaksesuaian antara asuhan yang diberikan
dengan standar di unit dan mencari informasi lebih lanjut mengapa
standar tidak terpenuhi
8

2.2.5.5 Menggunakan temuan kendali mutu sebagai ukuran kinerja dan


penghargaan pekerja; membimbing, memberikan konseling,atau
mendisiplinkan pekerja dengan tepat
2.2.5.6 Tetap mengikuti pemerintahan yang sekarang, mengakreditasi
diri, dan melisensi peraturan yang memengaruhi kendali mutu
2.2.5.7 Secara aktif berpartisipasi dalam pengukuran standar negara dan
nasional dan inisiatif “praktik terbaik” (Marquis, 2010)
9

BAB III
ANALISIS PEMBAHASAN

POSAC dalam manajemen keperawatan sangat berpengaruh terhadap


pelayanan keperawatan yang akan diberikan kepada orang-orang yang
membutuhkan perawatan, pada bab ini saya mencoba membahas fungsi
manajemen POSAC dalam pelayanan keperawatan sesuai dengan referensi
menurut para ahli.
3.1 Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan titik awal dalam proses pelayanan keperawatan,
kenapa perencanaan ada pada titik awal karena perencanaan sangat
berpengaruh terhadap kualitas pemberian suatu asuhan keperaawatan, apabila
perencanaan yang dilakukan baik maka akan berdampak positif terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan begitu juga sebaliknya apabila perencanaan
tidak disusun dengan baik maka akan berdampak negativ terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan.
Perencanaan bukan hanya sekedar kewajiban untuk melaksanankan tugas
pekerjaan sebagai maneger keperawatan saja tanpa ada tindak lanjutnya,
tetapi perencanaan merupakan suatu kesatuan yang berkelanjutan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan agar asuhan keperawatan yang
diberikan dapat optimal.
Analisis di atas sesuai dengan teori yang telah dikemukankan Fayol
dalam Swanburg (2000: 15) Elemen pertama dari manajemen adalah
perencanaan. Ia mendefinisi hal ini sebagai membuat rencana tindakan untuk
memberikan pandangan kedepan. Rencana kegiatanini harus merupakan
kesatuan, berkelanjutan, fleksibel dan dibuat dengan teliti.
3.2 Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian merupakan tahap kedua dalam fungsi manajemen,
pelayanan keperawatan yang baik harus memiliki pengorgnisasian karena
dengan pengorganisasianlah asuhan keperawatan yang diberikan kepada

9
10

pasien berjalan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang


dimiliki oleh pemberi pelayanan baik itu rumah sakit maupun klinik.
Pada tahap pengorganisasian inilah struktur organisasi dibuat untuk
menerangkan tugas dari masing-masing individu yang ada disuatu organisasi
agar memudahkan dalam pelaksanaan tugas untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan.
Difase pengorganisasian inilah hubungan ditetapkan, prosedur diuraikan,
perlengkapan disiapkan dan tugas diberikan. (Marqius, 2013: 174)
Menurut Fayol (1949) dalam Marquis (2013: 174) oragnisasi diperlukan
karena dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan daripada yang dapat
dilakukan oleh individu.
3.3 Kepersonalian (staffing)
Staffing merupakan tahap ke tiga dalam fungsi manajemen, staffing
dalam pelayanan keperawatan berfungsi untuk melakukan perekrutan tenaga
kerja yang dibutuhkan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapakan. Staffing
tidak berpusat pada perekrutan tenaga kerja yang dibutuhkan tetapi juga
bertanggung jawab terhadap peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
sudah ada baik dalam bentuk pelatihan atau pendidikan (sekolah).
Kepersonaliaan adalah fase penting proses manajemen di organisasi
perawatan kesehatan karena bersifat labor intensive (yaitu, membutuhkan
banyak pekerja untuk mencapai tujuannya). Selain itu, tenaga kerja yang
besar ini harus terdiri atas para profesional yang sangat terampil dan
kompeten. (Marquis, 2013: 264)
Jadi, orang-orang yang berada dikepersonaliaan adalah orang-orang yang
berkompeten atau ahli dalam hubungan antar manusia dalam artian bebas dari
kepentingan apapun agar tujuan organisasi berjalan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
3.4 Pengarahan (directing/actuating)
Pengarahan merupakan tahap ke empat dalam fungsi manajemen,
pengarahan dalam pelayanan keperawatan bearti melakukan atau
11

melaksanakan proses asuhan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah


ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengarahan dilakukan untuk memberikan dukungan, tekanan yang
diperlukan dan fedback (umpat balik) kepada pegawai atau sejawat yang
berada dalam kewengangan kita saat mengimplementasikan rencana asuhan
keperawatan.
Fase ini adalah fase “kerja” manajemen, yang membutuhkan
keterampilan kepemimpinan dan manajemen untuk mencapa tujuan
organisasi. (Marquis, 2013: 364)
3.5 Pengendalian (controlling)
Pengendalian merupakan tahap kelima dalam fungsi manajemen,
pengendalian dalam pelayanan keperawatan berfungsi untuk mengevaluasi
atau menilai asuhan keperawatan yang telah diberikan apakah itu telah sesuai
dengan tujuan organisasi atau tidak.
Dalam proses pengendalian diperlukan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan agar bisa menilai sesuatu yang telah dikerjakan, kalo perlu kerja
sama dengan pihak tertentu untuk melakukan pengendalian ini sehingga
apapun hasil penilaian dapat dijadikan masukkan bagi organisasi khususnya
dalam pelayanan keperawatan.
Selama fase pengendalian pada proses manajemen, kinerja diukur
menggunakan standar yang telah ditentukan sebelumnya dan tindakan
diambil untuk mengkoreksi ketidakcocokan antara standar ini dan kinerja
yang sebenarnya. (Marquis, 2013: 514)
12

BAB IV

PENUTUP

4.1 Saran
Fungsi manajemen sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan yang optimal bagi pasien sehingga
perlu kepada setiap perawat untuk mengetahui fungsi-fungsi manajemen.
4.2 Kesimpulan
Pelayanan keperawatan yang baik adalah pelayanan keperawatan yang
bisa menerapkan fungsi-fungsi manajemen secara benar mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan
pengendalian.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Marquis, B.L., & Huston, C.J. 2013. Kepemimpinan Dan Manajemen


Keperawatan Edisi 4. Jakarta: EGC

Nursalam. 2013. Manajemen Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika

Swanburg, Russel C. 2000. Pengantar Kepemimpinan & Manajemen


Keperawatan Untuk Perawat Klinis. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai