Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua orang memiliki tujuan dalam hidupnya. Namun keterbatasan yang

mereka miliki antara satu dengan yang lainnya adalah menjadi alasan mereka

untuk membentuk suatu organisasi. Dimana semua orang berkumpul dalam suatu

wadah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan.

Dalam setiap organisasi harus memiliki pemipin agar berjalan dengan baik.

Tanpa adanya pemimpin tentu sangat sulit dan tidak mudah dalam menjalankan

semua elemen dan komponen yang ada dalam organisasi tersebut. Seorang

pemimpin tidak begitu saja dipiliih dan ditentukan. Ada kriteria-kriteria tertentu

yang harus dimiliki olehnya. Segenap kemampuan dalam berpikir dan berbuat

menjadi pertimbangan yang sangat urgen diperhatikan.

Beragam kepemimpinan yang dibuat oleh setiap pemimpin di dunia ini. Cara

dan pandangan mengenai suatu permasalahan menjadi daya dari kepemimpinan

seseorang. Maka tidak bisa dielakkan lagi kalau menjadi seorang pemimpin

memiliki tanggung jawab dan peran yang sangat berat. Tetapi itu semua bisa

diatasi bila ia memiliki cara dan strategi yang baik dan sesuai dengan kondisinya.

Maka penyusun mencoba menguraikan materi kepemimpinan dalam makalah ini.

1.2 Identifikasi Masalah

Agar makalah ini tidak melenceng dari materi yang diberikan yaitu

kepemimpinan dalam organisasi, oleh sebab itu penulis membatasi masalah yang

akan dibahas pada makalah ini. Yaitu:

1
1. Apa pengertian dari pemimpin?

2. Apa pengertian dari Kepemimpinan?

3. Tipologi Kepemimpinan?

4. Fungsi dan sifat kepemimpinan?

5. Batasan Kepemimpinan?

6. Pendekatan teori kepemimpinan ?

1.3 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan pada makalah ini, yaitu :

1.3.1 Maksud

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen

1.3.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pemimpin

2. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan

3. Untuk mengetahui tipologi kepemimpinan

4. Untuk mengetahui fungsi dan sifat kepemmpinan

5. Untuk mengetahui batasan kepemimpinan

6. Untuk mengetahui pendekatan teori kepemimpinan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemimpin

Pemimpin berasal dari kata asing leader dan kepemimpinan leadership,

adalah seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga dia memiliki

kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakan orang lain melakukan usaha

bersama guna mencapai sasaran tertentu. Sedangkan Kouzes menjelaskan

bahwa pemimpin adalah vionir sebagai orang yang bersedia melangkah kedalam

situasi yang tidak diketahui, pemimpin yang mempunya visi yang jelas dapat

menjadi penuntun dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai

pemimpin.

2.1.1 Pengertian pemimpin menurut para ahli :

1. Menurut Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam

Kepimpinan Pendidikan (1999) Menyatakan bahwa pemimpin

adalah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat

(pengikutnya) ke arah mencapai matlamat yang ditetapkan.

2. Menurut Miftha Thoha dalam bukunya Prilaku Organisasi (1983 :

255) Menyatakan bahwa Pemimpin adalah seseorang yang memiliki

kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk

mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan

bentuk alasannya.

3. Kartini Kartono (1994 : 33) Menyatakan bahwa Pemimpin adalah

seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya

3
kecakapan dan kclebihan disatu bidang, sehingga dia mampu

mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa

tujuan.

4. C. N. Cooley (1902) Menyatakan bahwa Pemimpin itu selalu

merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan pada

kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau diamati secara cermat

akan akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat.

5. Henry Pratt Faiechild dalam Kartini Kartono (1994 : 33) Menyatakan

bahwa Pemimpin dalam pengertian ialah seorang yang dengan jalan

memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan,

mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui

prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian yang terbatas,

pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin dengan

bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/ penerimaan

secara sukarela oleh para pengikutnya.

6. Sam Walton Menyatakan bahwa Pemimpin besar akan berusaha

menanamkan rasa percaya diri pada para pendukung. Jika orang

memiliki percaya diri tinggi, maka kita akan terkejut pada hasil luar

biasa yang akan mereka raih.

7. Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan

Pendidikan (1999) Menyatakan bahwa Pemimpin adalah individu

4
manusia yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke

arah mencapai matlamat yang ditetapkan.

8. Rosalynn Carter Menyatakan bahwa “Seorang pemimpin biasa

membawa orang lain ke tempat yang ingin mereka tuju”. Seorang

pemimpin yang luar biasa membawa para pendukung ke tempat yang

mungkin tidak ingin mereka tuju, tetapi yang harus mereka tuju.

9. John Gage Allee Menyatakan bahwa Leader a guide;a conductor; a

commander” (pemimpin itu ialah pemandu, penunjuk, penuntun;

komandan).

10. Jim Collin Menyatakan bahwa pemimpin memiliki beberapa

tingkatan, terendah adalah pemimipin yang andal, kemudian

pemimpin yang menjadi bagian dalam tim, lalu pemimpin yang

memiliki visi, tingkat yang paling tinggi adalah pemimpin yang

bekerja bukan berdasarkan ego pribadi, tetapi untuk kebaikan

organisasi dan bawahannya.

11. Modern Dictionary Of Sociology (1996) Menyatakan bahwa

Pemimpin (leader) adalah seseorang yang menempati peranan sentral

atau posisi dominan dan pengaruh dalam kelompok (a person who

occupies a central role or position of dominance and influence in a

group).

12. C.N. Cooley dalam “ The Man Nature and the Social Order’

Menyatakan bahwa Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari

suatu kecenderungan, dan sebaliknya, semua gerakan sosial, kalau

5
diamat-amati secara cermat, akan ditemukan didalamnya

kecenderungan-kecenderungan yang mempunyai titik pusat.

13. I. Redl dalam “Group Emotion and Leadership” Menyatakan bahwa

Pemimpin adalah seorang yang menjadi titik pusat yang

mengintegrasikan kelompok.

14. J.I. Brown dalam “ Psychology and the Social Order” Menyatakan

bahwa Pemimpin tidak dapat dipisahkan dengan kelompok, tetapi

dapat dipandang sebagai suatu posisi yang memiliki potensi yang

tinggi dibidangnya.

15. Kenry Pratt Fairchild dalam “Dictionary of Sociologi and Related

Sciences”. Pemimpin dapat dibedakan dalam 2 arti :

1) Pemimpin arti luas, seorang yang memimpin dengan cara


mengambil inisiatif tingkah laku masyarakat secara

mengarahkan, mengorganisir atau mengawasi usaha-usaha orang

lain baik atas dasar prestasi, kekuasaan atau kedudukan.

2) Pemimpin arti sempit, seseorang yang memimpin dengan alat-


alat yang menyakinkan, sehingga para pengikut menerimanya

secara suka rela.

16. Dr. Phil. Astrid S. Susanto

Menyatakan bahwa Pemimpin adalah orang yang dianggap

mempunyai pengaruh terhadap sekelompok orang banyak.

17. Ensiklopedia Administrasi (disusun oleh staf Dosen Balai Pembinaan

Administrasi Universitas Gadjah Mada)Menyatakan bahwa

6
Pemimpin (Leader) adalah orang yang melakukan kegiatan atau

proses mempengaruhi orang lain dalam suatu situasi tertentu, melalui

proses komunikasi, yang diarahkan guna mencapai tujuan/tujuan-

tujuan tertentu.

18. Menurut Robbert D Stuart (2002: 352) Menyatakan bahwa

pemimpin adalah seorang yang diharapkan mempunyai kemampuan

untuk mempengaruhi, memberi petunjuk dan juga mampu

menentukan individu untuk mencapai tujuan organisasi.

19. Seiring dengan itu James P. Spillane (2006: 10) menyatakan bahwa

pemimpin itu agen perubahan dengan kegiatan mempengaruhi orang-

orang lebih daripada pengaruh orang-orang tersebut kepadanya

Kita dapat saja berbeda dari beberapa pandangan di atas dalam

memaknai konsep pemimpin, namun yang dapat penulis simpulkan

bahwa dari rumusan diatas secara umum, pemimpin adalah

seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi

individu dan/atau sekelompok orang lain untuk bekerja sama

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2.2 Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah sebuah proses dimana seorang pemimpin

memengaruhi dan memberikan contoh kepada pengikutnya dalam upaya

mencapai tujuan. Pemimpinan yang baik bukan dilihat dari seberapa banyak orang

yang menjadi pengikutnya,bukan juga dilihat dari seberapa lama ia memimpin.

7
2.2.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli

1. George R. Terry (kutipan Sutarto, 1998:17) Menyatakan bahwa

Kepemimpinan adalah hubungan yang ada pada diri pada seseorang

atau pemimpin, mempengaruhi orang lai untuk bekerja secara sadar

dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang dinginkan.

2. Ordway Tead (1929) Menyatakan bahwa Kepemimpinan sebagai

perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu

mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.

3. Rauch & Behling (1984) Menyatakan bahwa Kepemimpinan adalah

proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang

diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.

4. Katz & Kahn (1978) Menyatakan bahwa Kepemimpinan adalah

peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas

kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin

organisasi.

5. Hemhill & Coon (1995) Menyatakan bahwa Kepemimpinan adalah

perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas

suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared

goal).

6. William G.Scott (1962) Menyatakan bahwa Kepemimpinan adalah

sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam

kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah

ditentukan.

8
7. Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977) Menyatakan bahwa

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk

melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk

mengerjakannya.

8. Dr. Thomas Gordon “ Group Centered Leadership”. A way of

releasing creative power of groups. Menyatakan bahwa

Kepemimpinan dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu interaksi

antara seseorang dengan suatu kelompok, tepatnya antara seorang

dengan anggota-anggota kelompok setiap peserta didalam interaksi

memainkan peranan dan dengan cara-cara tertentu peranan itu harus

dipilah-pilahkan dari suatu dengan yang lain. Dasar pemilihan

merupakan soal pengaruh, pemimpin mempengaruhi dan orang lain

dipengaruhi.

9. Tannenbaum, Weschler,& Massarik (1961) Menyatakan bahwa

Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan

dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi,

kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.

10. P. Pigors (1935) Menyatakan bahwa Kepemimpinan adalah suatu

proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari

perbedaan perbedaan individu, mengontrol daya manusia dalam

mengejar tujuan bersama.

11. Kartini Kartono (1994 : 48) Menyatakan bahwa Kepemimpinan itu

sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab

9
dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu,

dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus.

Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan

fungsi dari situasi khusus.

12. G. U. Cleeton dan C.W Mason (1934) Menyatakan bahwa

Kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-

orang dan mencapai hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih

baik dibandingkan dengan penggunaan kekuasaan.

13. Locke & Associates (1997) Menyatakan bahwa Kepemimpinan

dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing) orang-orang

lain untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama

14. John W. Gardner (1990) Menyatakan bahwa Kepimpinan sebagai

proses Pemujukan di mana individu-individu meransang

kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpin

dan dikongsi bersama oleh pemimpin dan pengikutnya.

15. Theo Haiman & William G.Scott (1974) Menyatakan bahwa

Kepemimpinan adalah proses orang-orang diarahkan ,dipimpin, dan

dipengaruhi dalam pemilihan dan pencapaian tujuan.

16. Duben (1954) Menyatakan bahwa Kepemimpinan adalah aktifitas

para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan.

17. F.A.Nigro(1965) Menyatakan bahwa Inti kepemimpinan adalah

mempengaruhi kegiatan orang-orang lain.

10
18. Reed (1976) Menyatakan bahwa Kepimpinan adalah cara

mempengaruhi tingkah laku manusia supaya perjuangan itu dapat

dilaksanakan mengikut kehendak pemimpin.

19. G.L.Feman & E.K.aylor (1950) Menyatakan bahwa Kepemimpinan

adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai

tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari

tiap-tiap individu

20. James M. Black (1961) Menyatakan bahwa Kepemimpinan adalah

kemampuan yang sanggup meyakinkan orang lain supaya

bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk

mencapai tujuan tertentu.

21. Harold Koontz (1989) Menyatakan bahwa Pengaruh, seni,atau

proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka akan berusaha

mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusiasme.

22. R.K. Merton “ The Social Nature of Leadership”, American Journal

of Nuns, 1969. Menyatakan bahwa Kepemimpinan sebagai suatu

hubungan antar pribadi dalam mana pihak lain mengadakan

penyesuaian karena mereka berkeinginan untuk itu, bukannya karena

mereka harus berbuat demikian.

23. P. Pigors “Ledearship and Domination” Menyatakan bahwa

Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong yang

mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama, melalui

interaksi yang berhasil dari perbedaan-perbedaan individual.

11
24. Keth Davis “Human Relations at Work” Menyatakan bahwa

Kepemimpinan sebagai faktor manusiawi yang mengikat suatu

kelompok menjadi satu dengan memotivasinya kearah tujuan-tujuan.

25. Ordway Tead “ The Technigue of Creative Leadershif in Human

Nature and Management” Menyatakan bahwa Kepemimpinan

sebagai kombinasi perangai-perangai yang memungkinkan seseorang

mampu mendorong orang-orang lain untuk menyelesaikan tugas-

tugas tertentu.

26. E.S. Bogardus “Leader and Leadership” Menyatakan bahwa

Kepemimpinan sebagai kepribadian yang beraksi dalam kondisi-

kondisi kelompok. Tidak saja kepemimpinan itu suatu kepribadian

dan suatu gejala kelompok; ia juga merupakan suatu proses sosial

yang melibatkan sejumlah orang dalam kontak mental dalam mana

seseorang mendominasi orang-orang lain.

27. F.I. Munson “ The Management of Man”. Menyatakan bahwa

Kepemimpinan sebagai kemampuan/kesanggupan untuk menangani

atau menggarap orang-orang sedemikian rupa untuk mencapai hasil

yang sebesar-besarnya dengan sekecilnya mungkin pergesekan dan

sebesar-besarnya (sebesar mungkin) kerja sama.

28. C.M. Bundel “Is Leadership losing its importance ” Menyatakan

bahwa Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi

orang-orang lain untuk mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang

pemimpin untuk dikerjakannya.

12
29. W.G. Bennis “Leadership Theory and Administration Behavior”

Menyatakan bahwa Kepemimpinan sebagai proses dengan mana

pemimpin mendorong, mempengaruhi bawahan untuk berprilaku

seperti yang dikehendaki.

30. J.B. NASH “Leadership” Menyatakan bahwa Kepemimpinan

mencakup kegiatan mempengaruhi perubahan dalam perbuatan

orang-orang.

3.1 Tipologi kepemimpinan

Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang

beberapa tipe kepemimpinan di antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997).

1. Tipe Otokratis.

Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki

kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai

pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan

organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak

mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada

kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering

mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan

bersifat menghukum.

2. Tipe Militeristis

Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari

seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin

organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah

13
seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam

menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering

dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung

kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-

lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar

menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara

untuk berbagai keadaan.

3. Tipe Paternalistis.

Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang

paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut :

menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa,

bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan

kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang

memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil

inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk

mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha

tahu.

4. Tipe Karismatik.

Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-

sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya

diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang

amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang

jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak

14
dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu.

Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang

menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan

bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib

(supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat

dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang

yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat,

John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma

meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden

Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan

sebagai orang yang ‘ganteng”.

5. Tipe Demokratis.

Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe

pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi

modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki

karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan

selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk

yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan

kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan

pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan

bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan

kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas

memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk

15
berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak

lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat

kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya

lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri

pribadinya sebagai pemimpin.

Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe

demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang

demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua

petergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demokratis bukanlah

hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang

paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi

seorang pemimpin yang demokratis.

4.1 Fungsi dan sifat kepemimpinan

4.1.1 Fungsi Instruktif.

Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan

apa (isiperintah), bagaimana (caramengerjakanperintah), bilamana

(waktumemulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan

dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat

diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin

hanyalah melaksanakan perintah.

4.1.2 Fungsi konsultatif.

16
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai

komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin

dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan

pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang

dipimpinnya.

4.1.3 Fungsi Partisipasi.

Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha

mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam

pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap

anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk

berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan

daritugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.

4.1.4 Fungsi Delegasi

Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan

pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan.

Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan sesorang pemimpin

kepada orang yang diberikepercayaan untuk pelimpahan wewenang

dengan melaksanakannya secara bertanggung jawab. Fungsi

pendelegasian ini, harus diwujudkankarena kemajuan dan

perkembangan kelompok tidakmungkin diwujudkan oleh seorang

pemimpin seorang diri.

4.1.5 Fungsi Pengendalian.

17
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang

efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah

dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan

tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan

fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan

bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.

4.2 Sifat Kepemimpinan

Menurut Edwin Ghiselli mengemukakan Sifat Kepemimpinan mengenain

Kemampuan dalam kedudukan sebagai pengawas (supervisory abiliti) atau

pelaksana fungsi dasar manajeman.

1. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencangkup tanggung

jawab dan keinginan sukses

2. Kecerdasan, mencangkup kebijakan, pemikiran kreatif, dan daya

pikir

3. Ketegasan, atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan

dan menyelesaikan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.

4. Kepercayaan diri, atau pandangan kepada diri sendiri sehingga

mampu menghadapi masalah yang ada.

5. Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak atau tidak tergantung pada

apapun.

5.1 Batasan Kepemimpinan

Banyak ilmuwan dan ahli penelitian perilaku telah memberikan batasan

mengenai kepemimpinan. Salah satu ilmuwan dan ahli peneliti perilaku yang telah

18
memberikan batasan mengenai kepemimpinan, yaitu Ralph M.Stogdill (1971).

Batasan yang diajukan adalah Managerial leadership as the process of directing

and influencing the task related activities of group member. Kepemimpinan

manajerial sebagai proses pengarahan dan mempengaruhi aktivitas yang

dihubungkan dengan tugas dari para anggota kelompok. Berdasarkan batasan di

atas, terdapat tiga implikasi penting yang perlu mendapat perhatian yaitu :

1. Kepemimpinan harus melibatkan orang lain atau bawahan. Karena

kesanggupan mereka untuk menerima pengarahan dari manajer, para

bawahan membantu menegaskan eksistensi manajer dan

memungkinkan proses kepemimpinan.

2. Kepemimpinan mencakup distribusi otoritas yang tidak mungkin

seimbang diantara manajer dan bawahan. Manajer memiliki otoritas

untuk mengarahkan beberapa aktivitas para bawahan, yang tidak

mungkin dengan cara yang sama mengarahkan aktivitas manajer.

3. Di samping secara legal mampu memberikan para bawahan berupa

perintah, atau pengarahan, manajer juga dapat mempengaruhi

bawahan dengan berbagai sifat kepemimpinannya.

6.1 Teori Pendekatan Kepemimpinan

6.1.1 Pendekatan Sifat

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa kepemimpinan

mempunyai beberapa sifat kepribadian yang sama dibawa sejak lahir.

Didalam uraian tentang konsep-konsep kepemimpinan terutama

konsep yang pertama telah dikemukakan bahwa keberhasilan atau

19
kegagalan seseorang pemimpin banyak ditentukan atau dipengaruhi

oleh sifat – sifat yang dimiliki oleh pribadi pemimpin. Sifat – sifat itu

ada pada seseorang karena pembawaan atau keturunan. Jadi, menurut

pendekatan ini, seseorang menjadi pemimpin karena sifat – sifatnya

yang dibawa sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih. Seperti

dikatakan oleh Thierauf pendekatan keturunan yang menyatakan

bahwa pemimpin adalah dilahirkan bukan dibuat – bahwa pemimpin

tidak dapat memperoleh kemampuan untuk memimpin, tetapi

mewarisi.

Banyak ahli yang telah berusaha meneliti dan

mengemukakan pendapatnya mengenai sifat – sifat baik manakah

yang diperlukan bagi seorang pemimpin agar dapat sukses dalam

kepemimpinannya. Ghizeli dan Stogdil, misalnya mengemukakan

adanya lima sifat yang perlu dimiliki seorang pemimpin, yaitu

kecerdasan, kemampuan mengawasi, inisiatif, ketenangan diri, dan

kepribadian. Thierauf dan teman – teman mengemukakan 16 sifat

kepemimpinan yang baik, yaitu kecerdasan, inisiatif, daya khayal,

bersemangat, optimesme, individualisme, keberanian, keaslian,

kesediaan menerima, kemampuan berkomunikasi, rasa perlakuan

yang wajar terhadap sesame, kepribadian, keuletan, manusiawi,

kemampuan mengawasi, dan ketenangan diri. Meskipun telah

banyak peneliti tentang sifat- sifat kepemimpinan, hingga kini para

peneliti tidak berhasil menemukan satu atau jumlah sifat yang

20
dapat dipakai sebagai ukuran untuk membedakan pemimpin dan

bukan pemimpin.

6.1.1 Pendekatan Prilaku

Tingkah laku tidak sama dengan sifat dapat dipelajari

pendekatan ini mengikuti aliran bahwa individu yang dilatih dalam

tingkah laku kepemimpinan. Pendekatan prilaku (behavioral

approach) merupakan pendekatan yangberdasarkan pemikiran

keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh sikap dan

gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin yang

bersangkutan. Sikap dan gaya kepemimpinan itu tampak dalam

kegiatan sehari-hari, dalam hal bagaimana cara pemim pin memberi

perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara berkomonikasi,

cara mendorong semangat kerja bawahan, cara member bimbingan

dan pengawasan, cara membina disiplin kerja bawahan, cara

menyelenggarakan dan memimpin rapat anggota, cara mengambil

keputusan, dan sebagainya.

Pendekatan prilaku inilah yang selanjutnya melahirkan

berbagai tentang teori tentang tipe atau gaya kepemimpinan.

Beberapa teori yang berdasarkan pendekatan prilaku akan

dikemukakan dalam uraian berikut :

1. Teori Tannebaum dan schmid

Robert tennabaum dan warren A. Schmid mengemukakan

bermacam-acam gaya kepemimpinan yangdapat dilukiskan

21
sebagai suatu kontinum.kontinum tersebut tersebut tersebar

diantara dua gaya kepemimpiana yang ekstrem , yaitu gaya

kepemimpinan yang otokratis dan gaya kepemimpinan laissez

faire.jika kontinum dapat diumpamakan sebagai suatu garis ,

maka ujung garis yang satu terletak pada gaya kepemimpinan

otokratis dan ujung garis satunya terletak pada gaya

kepemimpian demokratis.

2. Studi kepemimpinan Universitas Ohio

Universitas negeri ohio (ohio state university)

mengembangkan instrument yang disebut leader behavior

description questionnaire (LBDQ) dan leader opinion

questionnaire (LOQ) untik mempelajari bagaimana seorang

pemimpin menjalankan tugasnya.

3. Studi Kepemimpinan Universitas Micghigan

Pusat penelitian survei universitas michigan melakukan

penelitian untuk mempelajarimasalah kepemimpinan. Dari

hasil penelitiannya ditemukan adanya dua macam prilaku

kepemimmpinan, yaitu the jo- centered (terpusat pada

pekerjaan) dan employyed centered(terpusat pada pekerjaan

/bawahan) .

4. Jaringan manajerial (Managerial grid)

Teori atau pendekatan jaringan manajerial ini

dikembangkan oleh Robert K.Bbake dan james S. Mouton.

22
Dalam pendekatan ini dikenal adanya dua macam perilaku

kepemimpinan,yaitu perhatian terhadap produksi (concern for

production) dan perhatian terhadap orang (concern for peo-ple).

Pada perinsipnya kedua perilaku kepemimpinan tersebut sama

dengan yang telah dibicarakan terdahulu pada subpasal b dan c.

6.1.2 Pendekatan Situasional

Pendekatan ini biasa disebut juga pendekatan Kontingensi,

pendekatan yang berdasarkan atas asumsi bahwa keberhasilan

kepemimpinan suatu organisasi atau lembaga tidak hanya tergantung

pada atau dipegaruhi oleh prilaku dan sifat pemimpin saja. Menurut

pendapat Hersey dan Blanchard bahwa pendekatan situasional ini

merupakan suatu teori yang berusaha mencari jalan tengah antara

pandangan yang mengatakan bahwa adanya asas-asas organisasi dan

manajemen yang bersifat Universal, pandangan yang berpendapat

bahwa tiap organisasi adalah unik dan memiliki situasi yang

berbeda-beda sehingga harus dihadapi dengan gaya kepemimpinan

tertentu.

Salah satu factor yang menunjukan adanyan perbedaan situasi

organisasi adalah tingkat kematangan dan perilaku kelompok atau

bawahan. Tinggi rendahnya tingkat kematangan kelompok turut

menentukan kemana kecenderungan gaya kepemimpinan harus

diarahkan.

23
Demikian betapa banyaknya factor yang dapat menimbulkan

adanya perbedaan-perbedaan situasi tiap organisasi atau lembaga,

yang selanjutnya dapat mempengaruhi prilaku kepemimpinan, dalam

hubungan ini Sutarto mengemukakan sebagai berikut:

“berbagai factor yang dapat mempengaruhi pemilihan gaya

kepemimpinan antara lain sifat pribadi pemimpin, sifat pribadi

bawahan, sifat pribadi sesame pemimpin, struktur organisasi,

kegiatan yang dilakukan, motivasi kerja, harapan pemimpin maupun

bawahan, pengalaman pemimpin maupun bawahan, adat, kebiasaan,

tradisi, budaya lingkungan kerja, tingkat pendidikan pemimpin

maupun bawahan, lokasi organisasi dikota besar, kota kecil, atau

desa kebijaksanaan atasan, teknologi, peraturan perundang-undangan

yang berlaku ekonomi, politik keamanan yang sedang berlangsung

disekitarnya.”

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam suatu organisasi tidak dapat dilepaskan dengan seorang pemimpin.

Seorang pemimpin pasti memiliki suatu hal yang istimewa dibandingkan dengan

anggota yang lain yang ada pada organisasi itu. Kelebihan-kelebihan inilah yang

kemudian menjadi suatu penilaian dari para anggotanya. Tidak semua orang

memiliki kelebihan-kelehihan itu karena ia tidak dapat dibeli melainkan dari

pendidikan dan pengalamam.

Seorang pemimpin harus mampu menjalankan tugasnya secara baik. Semua

anggota merasa diperdayakan dan diberikan haknya secara maksimal. Semua

rencana dijalankan dengan prosedur yang baik. Itulah beratnya menjadi seorang

pemimpin dimana semua tumpuan dan harapan berada di tanganya.

3.2 Saran

Untuk memnyempurnkan dan memperbaiki isi dan sistematis dalam penulisan

dan penyajian maka kami dari penyusun mengharapkan kritik dan saran dari

semua pihak yang menghasilkan perbaikan pada masa yang akan datang.

25
DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=sebutkan+batasan+
kepemimpinan&btnG=

https://www.gomarketingstrategic.com/2016/04/pengaruh-kepemimpinan-dalam-
organisasi.html?m=1

https://www.slideshare.net/mobile/Hennov/kepemimpinan-dalam-organisasi-
publik

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=tipologi+kepemim
pinan+dalam+organisasi&btnG=

https://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Google_Books

https://yunit4m4l1aa.wordpress.com/2012/04/17/makalah-kepemimpinan-2/

https://books.google.co.id/books?id=TJGMNwAACAAJ&dq=Batasan+kepemim
pinan+dalam+organisasi&hl=id&sitesec=reviews

https://scholar.google.co.id/scholar?start=50&q=batasan+kepemimpinan&hl=id&
as_sdt=0,5

https://scholar.google.co.id/scholar?start=10&q=tipologi+kepemimpinan+dalam+
organisasi&hl=id&as_sdt=0,5

https://books.google.co.id/books?id=r6UV2sL0cTcC&dq=Batasan%20kepemimp
inan%20dalam%20organisasi&hl=id&source=gbs_similarbooks

https://scholar.google.co.id/scholar?start=10&q=fungsi+dan+sifat+kepemimpinan
&hl=id&as_sdt=0,5

26

Anda mungkin juga menyukai