Tugas Individu
Rangkaian Flip-Flop dengan transistor ( pertemuan 2 )
• Tugas 1 : Bobot Nilai 25
Mahasiswa mengerjakan setiap tugas
yang diberikan setiap pertemuan.
• Tugas 2 : Bobot Nilai 25
Mahasiswa mengerjakan tugas individu
yang sudah ada di pertemuan 2.
• Tugas 3 : Bobot Nilai 25
Mahasiswa mengerjakan tugas kelompok
pembuatan alat menggunakan komponen-
komponen elektronika.
• Quiz UTS Essay : Bobot Nilai 25
Jadi Total Nilai TUGAS : 100
PERTEMUAN
STRUKTUR ATOM
Bohr membuat model atom yang ideal dimana sebuah inti atom
dikelilingi oleh elektron-elektron yang mengitarinya, inti atom
memiliki muatan positif yang menarik elektron-elektron
(Gambar 1-1).
Elektron-elektron akan jatuh ke dalam inti atom jika tidak
memiliki gaya sentrifugal pada gerakannya, agar sebuah
elektron bergerak didalam lintasan edar yang stabil, maka ia
harus mempunyai kecepatan tertentu agar supaya gaya
sentrifugal seimbang dengan gaya tarik inti
14P 32P
2–8-4 2 – 8 – 18 – 4
Gambar1-2a. Atom Silikon Gambar1-2b. Atom germanium
Gb.1-2 menunjukkan atom Germanium terisolir. Perhatikan 32 proton dalam
inti atom dan 32 elektron yang mengorbit. Yang penting khususnya adalah
orbit terluar yang terdiri dari 4 elektron,sama seperti Silikon. Oleh karena itu
,Silikon dan Germanium disebut elemen tentravalent ( mempunyai 4 elektron
valensi ).
JARI – JARI ORBITAL
Ada suatu pemikiran bahwa elektron dapat bergerak dalam orbit
dengan jari – jari yang berbeda sesuai dengan kecapatan yang
dimiliki. Tetapi hal tersebut bertentangan dengan pernyataan
fisika modern yang menyatakan sebaliknya bahwa hanya
ukuran orbit – orbit tertentu yang diizinkan, dengan perkataan
lain beberapa jari – jari tidak diizinkan
Sebagai contoh, orbit terkecil dalam atom hidrogen
mempunyai jari – jari r1 = 0,53(10˜¹º) m .
Orbit berikutnya yang dizinkan mempunyai jari –jari r2 =
2,12(10 ˜¹º) m .
Semua jari – jari r1 dan r2 terlarang tidal perduli berapapun
kecapatan elektron, sehingga eletron tidak akan terletak pada
orbit stabil jika jari – jarinya sebesar r1 dan r2.
LEVEL ENERGI
• Dalam Gb.1-3a, energi diperlukan untuk
memindahkan elektron dari orbit terendah ke
yang lebih tinggi karena adanya penarikan oleh
inti atom.
• Untuk mempermudah penggambaran dapat
dilihat pada Gb.1-3b dimana orbit pertama
menyatakan level energi pertama,orbit kedua
adalah level energi kedua dan
seterusnya,semakin tinggi tingkat level
energinya, makin besar energi elektron dan
makin besar orbitnya.
r3
Level energi ketiga
Orbit ketiga
Inti
Pusat
Gambar.1-4
Pita Energi ( Energy Bands )
(Gb.1-5) menunjukkan apa yang terjadi dengan level energi.
Semua elektron yang bergerak dalam orbit pertama mempunyai
level energi yang sedikit berbeda karena tidak ada dua yang
benar – benar terlihat mempunyai lingkungan muatan yang
sama. Karena ada bermiliyar – miliyar elektron pertama, level
energi sedikit berbeda membentuk kelompok atau pita. Sama
halnya bermilyaran elektron orbit kedua, semua dengan level
energi yang sedikit berbeda, membentuk pita energi kedua
seperti yang di tunjukkan pada gambar.
Gambar 1-5
KONDUKSI DALAM KRISTAL
(Gb.1-6a) menunjukkan sebatang silikon dengan logam
pada bagian ujung – ujungnya, tegangan luar akan
membentuk medan listrik antara ujung – ujung kristal.
Nol Mutlak
Pada suhu nol mutlak elektron tidak dapat bergerak
melalui kristal, semua elektron di pegang kuat oleh
atom – atom silikon.Elektron orbit terdalam terkubur
di dalam atom, sedangkan elektron orbit terluar me-
rupakan bagian dari ikatan kovalen dan tidak dapat
putus tanpa menerima energi dari luar. Oleh sebab itu
pada suhu nol mutlak, kristal silikon berlaku seperti
isolator yang sempurna.
(Gb.1-6b) menunjukkan diagram pita energi. Tiga pita
pertama terisi dan elektron tidak dapat bergerak
dengan mudah dalam pita – pita ini.Tetapi di atas pita
valensi terdapat pita konduksi ( conduction band ). Pita
ini mewakili kelompok jari – jari berikutnya yang lebih
besar yang memenuhi keadaan gelombang partikel dari
elektron.
Orbit – orbit dalam pita konduksi sangat besar
sehingga penarikan inti diabaikan, hal ini berakibat jika
elektron dapat di angkat ke pita konduksi maka
elektron tersebut dapat bergerak bebas dan elektron –
elektron yang berada di pita konduksi sering kali
disebut dengan elektron bebas ( free electron ).
Energi
SILIKON MURNI
Pita Ketiga
Pita Kedua
Pita Pertama
(a)
(b)
Gambar 1-6
Di Atas Nol Mutlak
Dengan menaikkan suhu di atas nol mutlak akan
menyababkan terputusnya beberapa ikatan kovalen,
energi panas ini akan memukul elektron ke dalam pita
konduksi sehingga kita mendapatkan elektron pada
pita konduksi dalam jumlah terbatas yang
dilambangkan oleh tanda negatif (Gb.1-7a).
Diatas nol mutlak penggambaran pita energi seperti (Gb.1-7b),
dimana energi panas telah mengangkat beberapa elektron ke
dalam pita konduksi dimana mereka bergerak dalam orbit
dengan jari – jari yang lebih besar dari sebelumnya. Dalam
(Gb.1-7b), setiap kali elektron menembus ke dalam pita
konduksi, dihasilkan hole dalam pita valensi. Oleh sebab itu pita
valensi tidal lagi saturasi atau terisi dimana tiap hole mewakili rotasi
orbit yang tersedia.
Energi
Gerakan Elektron Pita Konduksi
Pita Kedua
Pita Pertama
(a)
(b)
Gambar 1-7
Arus Hole
• Pada (Gb.1-8) merupakan penggambaran hole
didalam atom. Dengan perubahan energi sedikit
maka elektron valensi pada A akan berpindah
menuju hole yang mengakibatkan akan muncul
hole baru pada posisi A. Hole baru ini akan
menarik
• Pada posisi A. Hole baru ini akan menarik
elektron valensi pada B, ketika elektron valensi
bergerak dari B ke A maka holepun bergerak
dari A ke B pergerakan eketron valensi ini akan
kontinu sepanjang jalan yang ditunjukkan oleh
tanda panah sedangkan hole bergerak ke arah
yang berlawanan.
• Energi thermal ( energi panas ) akan menyebabkan
elektron dari pita valensi berpindah ke dalam pita
konduksi dan akan menyebabkan terjadinya hole
pada pita valensi ( Gb.1-9).
• Dengan perubahan energi sedikit elektron valensi
pada A dapat bergerak ke dalam hole.
• Sehingga hole yang semula lenyap akan terjadi lagi
pada posisi A, kemudian elektron valensi pada B
akan bergerak ke dalam hole dan akan tercipta lagi
hole baru pada posisi B , proses ini akan terus
berlanjut sepanjang jalan yang ditunjukkan oleh
tanda panah.
Energi
Pita Konduksi
F D C A
HOLE
E B
Pita valensi
Gambar 1- 8 Gambar 1- 9
Jika kita memberikan tegangan dari luar pada kristal ,hal ini
akan memaksan elektron untuk bergerak. Pada (Gb.1-10a)
terdapat dua macam gerakan elektron yang dapat bergerak
yaitu elektron pita konduksi dan elektron valensi dimana
gerakan elektron valensi kekanan berarti hole sedang bergerak
ke kiri.
++++++
Gambar 1-10
DOPING
Doping berarti penambahan atom – atom impuritas
( non tetravalent ) pada kristal untuk menambah
jumlah elektron bebas maupun hole. Jika kristal di
dop, disebut semi konduktor ekstrintik.
SEMIKONDUKTOR Tipe – N
Untuk mendapatkan tambahan elektron pita konduksi
maka dapat ditambahkan atom – atom pentavalent
dimana atom ini memiliki lima elektron dalam orbit
valensinya.
Dan sekarang dan seterusnya maka akan didapatkan
atom pentavalent diantara empat tetangganya seperti
ditunjukkan pada (Gb.1-11a).
Setelah membentuk ikatan kovalen dengan empat
tetangganya,atom pusat mempunyai kelebihan
elektron.Karena orbit valensi tidak dapat memegang
lebih dari delapan elektron, elektron sisa ini harus
bergerak dalam orbit pita konduksi.
(Gb.1-11b) menunjukkan kristal yang telah di dop oleh
impuritas pentavalent.Dengan di dop maka akan
diperoleh sejumlah besar elektron pita konduksi yang
dihasilkan oleh doping. Maka dapat disimpulkan
eletron sebagai pembawa mayoritas ( majority carrier )
dan hole sebagai pembawa minoritas
( minority carrier ). Silikon yang didop semacam ini
dikenal sebagai semikonduktor tipe – n ( negatif ).
Energi
Pita konduksi
Atom
Elektron
Silikon
Lebih
Atom
Atom Atom Pita valensi
Penta
Silikon Silikon
valent
Atom
Silikon
Gambar. 1-11
Semikonduktor Tipe-p
Untuk menambahkan hole pada kristal maka kita dapat mendop
kristal dengan menggunakan impuritas trivalent ( atom dengan
3 elektron dalam orbit terluarnya ).
Setelah penambahan ini akan diperoleh atom trivalent diantara
empat tetangganya seperti pada (Gb.1-12a).
Karena tiap atom trivalent membawa hanya tiga elektron pada
orbit valensinya,maka hanya tujuh elektron yang akan berjalan
dalam orbit valensinya dan hal ini akan menyababkan
munculnya hole dalam setiap atom trivalent.
• Semikonduktor yang didop oleh impuritas trivalent dikenal
sebagai semikonduktor tipe-p ( positif ). Seperti dalam
(Gb.1-12b), hole dari semikonduktor tipe –p jauh lebih besar
jumlahnya dari pita konduksi.
• Maka hole merupakan pembawa mayoritas dalam
semikonduktor tipe-p, sedangkan elektron pita konduksi
adalah pembawa minoritas.
Energi
Atom
Hole
Silikon Pita konduksi
Atom
Atom Atom
Penta
Silikon Silikon
valent
Pita valensi
Atom
Silikon
Gambar 1-12
Komponen Elektronika
Peralatan-peralatan elektronika seperti: Televisi, Radio, komputer dan
lain-lain dibangun dari komponen-komponen elektronika.
Berdasarkan sifatnya komponen dapat di kelompokan menjadi dua
jenis, yaitu:
1. Komponen aktif.
2. Komponen pasif
+ + + + - - - -
+ + + + - - - -
+ + + + - - - -
Lapisan pengosongan ( The depletion layer )
+ + + - + - - -
+ + + - + - - -
+ + + - + - - -
Potensial Barier
Tiap dipole mempunyai medan listrik (lihat gambar) Anak
panah menunjukkan arah gaya pada muatan positif . Oleh
sebab itu jika elektron memasuki lapisan pengosongan,
medan listrik mencoba mendorong elektron kembali ke dalam
daerah- n.
Kekuatan medan bertambah dengan berpindahnya tiap
elektron sampai akhirnya medan menghentikan difusi elektron
yang melewati junction.
Lapisan Pengosongan
- +
- +
Tipe- P - + Tipe- N
• Hole yang memasuki daerah pengosongan akan didorong
oleh medan listrik kedalam daerah n.
• Hal ini sedikit mengurangi kekuatan medan listrik dan
membiarkan beberapa pembawa mayoritas berdifusi dari
kanan ke kiri untuk mengembalikan medan listrik pada
kekuatannya semula.
Adanya medan listrik diantara ion adalah ekivalen dengan
perbedaan potensial yang disebut potensial barier.
Pada 25o C, potensial berier kira-kira sama dengan 0,3 V
untuk dioda germanium dan 0,7V untuk dioda silikon.
Forward Bias
Gambar dibawah ini menunjukkan rangkaian bias maju,
dimana terminal negatif sumber dihubungkan dengan bahan
tipe-n, dan terminal positif dengan bahan tipe-p, hubungan ini
disebut dengan forward bias. Tipe- P Tipe- N
+ + + - + - - -
+ + + - + - - -
+ + + - + - - -
+ -
Pada hubungan ini arus listrik akan dengan mudah mengalir.
Jika elektron pita konduksi bergerak menuju junction, ujung kanan
kristal menjadi lebih positif. Hal ini terjadi karena elektron pada ujung
kanan kristal bergerak menuju junction dan meninggalkan atom
bermuatan negatif di belakang.
Atom bermuatan positif kemudian menarik elektron ke dalam
kristal dari terminal sumber negatif. Jika elektron pada sisi n
mendekati junction, mereka bergabung kembali dengan hole.
Penggabungan ini terjadi pada jarak yang berlainan dari
junction, tergantung pada berapa lama elektron pita konduksi
dapat menghindarkan kejatuhannya ke dalam hole.
Kebanyakan penggabungan terjadi dekat junction. Forward
bias merendahkan bukit energi (lihat gambar). Karenanya,
elektron pita konduksi mempunyai cukup energi untuk
menyerbu daerah p. Segera setelah memasuki daerah p, tiap –
tiap elektron jatuh ke dalam hole.
ENERGI
P A
B N
Reverse Bias
Tipe- P Tipe- N
Gambar berikut menunjukkan
rangkaian bias balik, dimana + + + - + - - -
terminal positif sumber
dihubungkan dengan bahan tipe-
+ + + - + - - -
n, dan terminal negatif dengan + + + - + - - -
bahan tipe-p, hubungan ini disebut
dengan Reverse Bias.
- +
Pada reverse bias (lihat gambar) lapisan pengosongan akan semakin
lebar karena hole dan elektron bergerak menuju ujung – ujung kristal
(menjauhi junction). Elektron pergi meninggalkan ion positif dan hole yang
pergi meninggalkan ion negatif , oleh sebab itu maka lapisan pengosongan
bertambah lebar.
-8V
V
(b)
(a)
Arus dioda sangat kecil untuk semua tegangan reverse yang lebih
rendah daripada tegangan breakdown BV. Pada tegangan breakdown
arus bertambah dengan cepat untuk pertambahan tegangan yang
sedikit saja
Dengan menggunakan harga positif untuk arus dan tegangan
forward, dan harga negatif untuk arus dan tegangan reverse, maka
dapat digambarkan kurva foward dan reverse pada sebuah grafik
( gambar). Grafik ini menyimpulkan kerja dari sebuah dioda dan
menunjukkan berapa besar arus dioda yang mengalir untuk setiap
harga tegangan dioda. i
Maju (forward)
-8 V
V
Mundur(reverse)
Dioda Ideal
Secara ideal dioda berlaku seperti konduktor sempurna ( tegangan
nol ) jika dibias forward dan seperti isolator sempurna ( arusnya nol )
jika dibias reverse ( lihat gambar).
i
Tertutup
Tegangan
=
Forward NOL
V
Arus Reverse NOL
Keterangan gambar:
•Sisi pada terminal 1&4 pada gambar 2.5a disebut sisi primer
(P) dan pada terminal 5&8 disebut sisi skunder (S).
•Tegangan yang dipasang pada terminal 1&4 disebut tegangan
primer (VP), sedangkan tegangan yang dipasang pada terminal
5&8 disebut tegangan skunder (VS).
•Jumlah lilitan pada kumparan primer disimbolkan dengan NP
dan lilitan pada kumparan skunder disimbolkan dengan NS.
•Besarnya arus pada kumparan primer disebut IP dan arus pada
kumparan skunder disebut IS.
•Ratio perbandingan tegangan, jumlah kumparan dan arus pada
sebuah travo sebagai berikut :
~ VP x NP = VS x NS
~ VP xIP = VS x IS
PERTEMUAN
Rangkaian Penyearah Dioda
(Diode Rectifier)
Penyearah ½ Gelombang
Adalah rangkaian pada setengah siklus positif
tegangan jala-jala, dioda dibias forward, pada
setengah siklus negatif, dibias reverse. (Gb. 5-1).
- VM +
-
VM RL
DIODA
AC RL
Gambar Rangkaian
Penyearah Dioda
Gelombang Output DC
Dengan mengabaikan
penurunan tegangan Vdc = 0.318 / V2(puncak)
pada dioda , nilai dc atau
nilai rata-rata dari sinyal
atau
setengah gelombang Vdc = V2(puncak) / π
adalah :
• Tegangan maksimum ini dikenal sebagai tegangan
inverse puncak ( peak inverse voltage = PIV ). Ini
mewakili tegangan maksimum yang harus ditahan
dioda selama bagian reverse dari siklus.
• Dalam lambang PIV = VM
RL
AC
D2
Gambar 5-2
Gambar 5-3
fout = 2fin
Tegangan Inverse Puncak
• Gambar 5-3 menunjukkan rangkaian pada
saat tegangan sekunder mencapai harga
maksimumnya.
• VM adalah tegangan pada setengah lilitan
sekunder, tegangan reverse pada dioda
yang tidak konduksi adalah 2 VM atau
PIV = 2 VM
Penyearah Jembatan
Gambar (5.3a), menunjukkan penyearah jembatan yang
paling banyak digunakan. Selama siklus positif tegangan
sekunder , dioda D2 dan D3 dibias forward oleh sebab itu ,
arus beban ke arah kiri (gambar 5.3b). Selama setengah siklus
negatif , dioda D1 dan D4 dibias forward , dan arus beban ke
Arah kiri.
(a) (b)
Gambar. Penyearah Jembatan
Pada (gb 5-4c dan d), arus beban mempunyai
arah yang sama. Inilah sebabnya mengapa
tegangan beban adalah sinyal gelombang penuh
seperti ditunjukkan (gambar 5-4b).
Filter RC
(Gambar 5-5a) mununjukkan dua filter RC di antara kapasitor
masukkan dan tahanan baban.
Dengan rancangan yang seksama, pada frekuensi riak, R jauh
lebih besar daripada XC.
• Sehingga , tegangan riak menurun
melintas tahanan seri dan bukan melintas
tahanan beban.
• Lazimnya , R paling tidak 10 kali nilai XC,
artinya setiap bagian meredam riak
dengan unsur paling sedikit 10 kali.
• Kekurangan utama dari filter RC ialah
hilangnya tegangan dc melintas setiap R.
Ini berarti bahwa filter RC hanya cocok
untuk beban – beban ringan.
Filter LC
Bila arus beban besar,filter LC pada (gambar 5-5b)
merupakan susunan yang lebih baik digunakan
daripada filter RC. Gagasannya ialah menurunkan
riak tegangan melintas bagian-bagian seri yang dalam
hal ini adalah induktor.
Catatan:
Transistor BJT pertama ditemukan oleh William Schockly pada
tahun 1951.
Bias Pada Transistor
Maksudnya adalah cara pemberian tegangan pada
transistor yang terdiri dari dua cara yaitu:
Forward bias (Bias maju)
Reverse bias (Bias mundur)
Transistor Bias Maju
αdc = IC/IE
β dc)
Beta DC(β
Beta DC Dikenal sebagai gain arus (penguat arus)
karena arus basis yang kecil dapat menghasilkan arus
kolektor yang jauh lebih besar.
Penguatan arus ini berupakan keuntungan utama dari
transistor, sehingga transistor dapat digunakan
sebagai rangkaian penguat.
Beta DC dikenal juga dengan hfe
βdc = IC/IB
Besarnya Beta DC pada transistor berbeda-beda.
Biasaya pabrik yang memproduksi transistor
mencantumkan nilai beta DC pada data sheet (lembar
data).
– Untuk transistor daya rendah (dibawah 1 W) gain
arusnya 100 s/d 300.
– Untuk transistor daya tinggi (diatas 1 W) gain arusnya
20 s/d 100.
βdc = IC/IB
Hubungan Antara
∝dc dan βdc
Dengan menghubungkan arus kolektor
dan arus emiter maka akan didapat :
βdc = IC/IB
Hubungan Antara ∝dc dan βdc
Jawaban
Diket:
IB = 40 mikro Ampere = 0,00004 A
IC = 10 mili Ampere = 0,001 A
βdc = IC/IB Diatanya = βdc
= 0,001A/0,00004A
= 250
Contoh Soal
2..
Jawaban
Diket:
IC = 250 mili Ampere
IE = 260 mili Ampere
αdc = IC/IE Diatanya = βdc
= 250 mA/260 mA
= 0,96
PERTEMUAN
Prinsip kerja Transistor
Aliran Elektron dan arus dalam Transistor
Hitunglah nilai :
1. Arus Basis
2. Arus Kolektor
3. Arus Emiter
4. Tehangan Kolektor Emiter
Contoh soal: Jawaban:
Diketahui:
VBB = VCC =10 Volt
RB = 10K, RC = 1K
βdc = 150
Ditanya:
IB = ….A
1. IB = VBB/RB IC = ….A
= 5 V/ 100 K IE = ….A
= 0,00005 Ampere VCE = …..Volt
2. IC = IB x βdc
= 0,00005 Ampere x 150
= 0,0075 A
Contoh soal:
3. IE = IC + IB
= 0,0075 A + 0,00005 A
= 0,00755 A
4. VCE = VCC – (IC x RC)
= 10V-(0,0075 A x 1 K)
= 10 V - 7,7 V
= 2,5 V
KARAKTERISTIK
TRANSISTOR
Kurva Kolektor
Data kurva CE dapat diperoleh dengan
membentuk suatu rangkaian seperti (gambar-
a) atau dengan menggunakan “transistor curve
tracer”.
Gagasan dari kedua cara tersebut, yaitu
dengan mengubah-ubah tegangan Vbb dan Vcc
untuk memperoleh tegangan dan arus
transistor yang berbeda-beda.
Untuk mendapatkan hasil yang baik , prosedur
yang biasa digunakan yaitu dengan menentukan
suatu nilai dari Ib dan menjaganya tetap konstan
sambil Vcc di ubah-ubah.
Dengan mengukur
Ic dan Vce , dapat
diperoleh data untuk
menggambar grafik
Ic versus Vce.
(Gambar-b)
Kurva Basis
Gambar (a) menunjukkan suatu grafik dari arus
basis versus tegangan basis emiter. Pada
tegangan kolektor yang lebih tinggi, kolektor
menangkap sedikit lebih banyak elektron hal ini
akan mengurangi arus basis dapat dilihat pada
gambar (b).
Kurva dengan Vce yang
lebih tinggi mempunyai
arus basis sedit lebih kecil
untuk suatu nilai Vbe yang
diberikan dan fenomena
ini disebut dengan
Pengaruh Early.
PERTEMUAN
RANGKAIAN BIAS
TRANSISTOR (LANJUTAN)
BIAS BASIS
(Gambar 11-1a) adalah contoh dari bias basis.
Sebuah sumber tegangan VBB membias
forward dioda emiter melalui resistor yang
membatasi arus RB. Hukum Kirchhoff
menyatakan tegangan pada RB adalah
VBB – VBE .
Hukum Ohm memberikan arus basis
IB = ( VBB – VBE ) / RB
dimana VBE = 0.7 V untuk tranmsistor silikon
dan 0.3 V untuk germanium.
Ic
Penjenuhan
Titik Sumbat
Q
0 Vcc Vce
(a) (b)
Garis Beban DC
Dalam rangkaian kolektor, sumber tegangan
VCC membias reverse dioda kolektor melalui RC.
Dengan hukum tegangan Kirchhoff,
VCE = VCC – ICRC
Dalam rangkaian yang diberikan, VCC dan RC adalah
konstan, VCE dan IC adalah variabel. Maka didapatkan
persamaan
IC = (-VCE/RC)+(VCC/RC)
(Gambar 11-1b) menunjukkan grafik dari persamaan diatas
memotong kurva – kurva dari kolektor.
Dalam rangkaian yang diberikan, VCC dan RC
adalah konstan, VCE dan IC adalah variabel. Maka
didapatkan persamaan :
IC = (-VCE/RC)+(VCC/RC)
VCC / ( RC + RE )
RC +
VCC
-
VCE
+
RB RE
VEE
-
Gambar 11-4a
Arus Emiter
Kunci untuk menganalisa rangkaian bias
emiter yang tipikal adalah sebagai berikut :
Tegangan dari emiter ke ground lebih kecil
daripada 1 V. Karena VEE jauh lebih besar
daripada 1 V, maka dapat diperlakukan ujung
atas dari RE sebagai sebuah pertanahan
pendekatan.
(Gambar 11-4b) menekankan ide penting ini.
Karena pertanahan , sebenarnya semua
tegangan catu VEE muncul pada RE. Karena itu,
IE ≅ VEE / RE
Besaran-besaran Lain
Biasanya, untuk pendekatan IC sama
dengan IE. Karena emiter bekerja seperti sebuah
titik ground aproksimasi, tegangan kolektor emiter
sama dengan catu VCC dikurangi dengan jatuh
tegangan pada resistor kolektor :
VCE ≅ VCC – ICRC
PERANCANGAN
RANGKAIAN
ELEKTRONIKA
Pengenalan Program Circuit Maker
A.Tampilan Window
Jika program Circuit maker sudah terinstal di dalam komputer
maka aplikasi dapat dijalankan dengan cara klic start menu
pilih program pilih circuit maker , maka pada monitor akan
terlihat jendela sbb:
Pendahuluan
Untuk memulai click pada file pada menu bar pilih new
sehingga akan tampil jendela sebagai berikut:
Gambar di bawah ini merupakan tampilan jendela pada circuit
maker
Fungsi –fungsi pada Jendela Circuit
maker
Pada jendela circuit maker terdapat:
Title bar
Menu bar
Tool bar
Scrool bar
Drawing windows
Analisis windows
Title bar
Berisikan nama aplikasi dan file yang sedang dibuka,
berisikan minimize, maximize dan close.
Menu bar
Berisikan perintah-perintah yang terdapat pada
circuit maker. Untuk menggaktifkan dapat dilakukan
dengan cara mengarahkan mouse dan click pada menu,
seperti: file berisikan new, open, reopen exit dll.
Tool bar
Merupakan kumpulan dari ikon-ikon yang
mewakili semua perintah-perintah yang mewakili menu
bar, contoh: perintah (new) mewakili perintah file –
new.
Scrool bar
Berfungsi untuk menampilkan bagian-bagian circuit
maker yang tidak terlihat.
Drawing windows
Merupakan lokasi/tempat membuat gambar
rangkaian (skematic diagram) pada aplikasi circuit maker.
Analisis windows
Merupakan lokasi/tempat tampilan analisa gambar
rangkaian (skematic diagram) pada aplikasi circuit maker.
B. Fungsi Tool Bar
New
New merupakan ikon untuk membuka jendela
baru pada aplikasi circuit maker.Ikon new
disimbolkan dengan:
Open
Open merupakan ikon untuk membuka contoh-
contoh (sampel) dari skematik diagram pada aplikasi
circuit maker.Ikon open disimbolkan dengan:
Save
Save merupakan ikon untuk menyimpan hasil
rancangan skematik diagram pada aplikasi circuit maker.Ikon
save disimbolkan dengan:
Print
Print merupakan ikon untuk mecetak hasil
rancangan skematik diagram pada aplikasi circuit
maker.Ikon Print disimbolkan dengan:
Arrow Tool
Arrow Tool merupakan ikon untuk memilih,
memindahkan atau mengedit komponen hasil rancangan
skematik diagram pada aplikasi circuit maker.Ikon Arrow Tool
disimbolkan dengan:
Wire Tool
Wire Tool merupakan ikon untuk menghubungkan
komponen (konduktor), pada rancangan (skematik
diagram) pada aplikasi circuit maker. Ikon Wire Tool
disimbolkan dengan:
Text Tool
Text Tool merupakan ikon untuk menambahkan
text (tulisan) pada skematik diagram pada aplikasi
circuit maker. Text Tool disimbolkan dengan:
Delete Tool
Delete Tool merupakan ikon untuk menghapus
komponen, wire atau text (tulisan) pada skematik
diagram pada aplikasi circuit maker. Delete Tool
disimbolkan dengan:
Zoom Tool
Zoom Tool merupakan ikon yang berfungsi
untuk memperbesar atau mengecilkan ukuran
rangkaian. Zoom Tool disimbolkan dengan:
Rotate
Rotate merupakan ikon yang berfungsi untuk
memutar posisi komponen sejauh 90º atau lebih dalam
jendela gambar. Rotate di simbolkan dengan:
Digital/Analog
Digital/analog ikon yang berfungsi untuk
membedakan sinyal digital atau analog dalam analisa
rangkaian. Digital/analog disimbolkan dengan:
Reset
Reset merupakan ikon yang berfungsi
untuk inisialisasi rangkaian sebelum atau sesudah
analisa. Ikon reset disimbolkan dengan:
Step
Step merupakan ikon yang berfungsi untuk
menjalankan analisa rangkaian secara bertahap. Ikon
step dalam circuit maker digambarkan dengan:
Run/stop
Run/stop merupakan ikon yang berfungsi untuk
menjalankan analisa rangkaian secara otomatis. Ikon
Run/stop dalam circuit maker digambarkan dengan:
Probe Tool
Probe Tool merupakan ikon yang berfungsi
untuk mengamati data komponen dalam
rangkaian. Probe Tool digambarkan dengan:
Parts
Parts merupakan ikon yang berfungsi untuk
memilih komponen dalam part browser. Parts
disimbolkan dengan:
Search
Ikon Search mempunyai fungsi yang sama
dengan Parts. Didalam circuit maker disimbolkan
dengan:
C. Mendesain Rangkaian
elektronika
Untuk membuat rangkaian pada circuit maker
lakukan langkah-langkah sbb:
ANALISA
RANGKAIAN
ELEKTRONIKA
Analisa Rangkaian
1. Analisa Rangkaian 555 astable
Lembar data (Data Sheet)
Analisa Rangkaian
Catatan :
R1 Minimal 1kΩ
R1 dan R2 maksimum 1MΩ
MENGUJI DIODA
A. Putar saklar pemilih ke posisi ohm.
B. Probe merah (+) ditempelkan pada
kutub katoda dan probe hitam (-)
ditempelkan pada kutub anoda. Jika jarum
pada papan skala bergerak berarti dioda
baik, jika diam berarti putus.
Selanjutnya dibalik : Probe hitam (-) ditempelkan pada kutub
katoda dan probe merah (+) ditempelkan pada kutub anoda. Jika jarum
diam, berarti dioda dalam kondisi baik, jika bergerak berarti dioda rusak.
MENGUKUR DC VOLT
Perkirakan seberapa besar DC Volt yang anda ukur. Misalnya jika 10 volt,
maka saklar penunjuk harus menunjuk angka lebih besar (50 DC)
Probe merah ditempelkan pada kutub positif dan probe hitam
ditempelkan pada kutub negatif.
1. Layar
2. Saklar penahan mode
3. Saklar penahan range
4. Saklar penahan data
5. Saklar power dan saklar
pemilih (DCV, ACV, ohm,
ampere DC)
2.1. Bagian Layar
MENGUKUR TEGANGAN AC DAN DC
MENGECEK DIODA
1. atur saklar fungsi pada , pindahkan saklar mode ke
2. tempatkan penunjuk pin merah pada anoda dan hitam pada katoda.
3. yakinkan bahwa gambar yang ditunjukkan adalah dioda forward bias.
4. tempatkan penunjuk pin merah pada anoda dan hitam pada katoda.
4. Pastikan hasil pada layar adalah sama seperti saat penunjuk pin test
dilepaskan.
5. Setelah pengukuran lepaskan penunjuk pin merah dan hitam dari
objek
yang diukur.
atau
atau
4. Fasa : Gelombang sinus dibagi-bagi dalam sudut fasanya
(dalam derajat) seperti berikut:
Bila dua buah gelombang sinus mempunyai frekuensi yang sama dan terjadi
pada saat yang sama, maka kedua gelombang tersebut dikatakan se-fasa (in
phase):
Sebaliknya, bila kedua gelombang tersebut terjadi pada waktu yang berbeda, maka
dikatakan kedua gelombang tersebut tidak se-fasa (out of phase). Bila ini terjadi,
perbedaan fasa tersebut dinyatakan dalam sudut fasa (Є). Pada gambar B di atas,
beda sudut fasa kedua gelombang tersebut = 90°.
GELOMBANG KOTAK (SQUARE)
Gelombang kotak merupakan bentuk umum gelombang yang lain. Pada
dasarnya gelombang kotak adalah tegangan yang dihidupkan dan
dimatikan (kondisi high dan low) pada interval yang teratur. Rangkaian
elektronik digital, seperti pada komputer, TV, radio, dll, seringkali
menggunakan gelombang kotak sebagai sinyal pewaktuan (timing
signals).
Seperti gelombang sinus, gelombang kotak juga diuraikan dalam
perioda, frekuensi dan amplitudo:
Amplitudo puncak (Vp), amplitido puncak ke puncak (Vpp), diukur
seperti pada gelombang sinus. Tetapi, amplitudo rms gelombang kotak
adalah lebih besar dari amplitudo rms gelombang sinus.
Walaupun gelombang kotak dapat berubah dengan cepat dari posisi
minimum ke posisi maksimum, perubahan ini tetap memerlukan waktu.
Didefinisikan rise time (waktu naik) suatu sinyal adalah waktu yang
dibutuhkan nilai tegangan berubah dari 10% ke 90% nilai maksimumnya.
Rise time ini biasanya sangat pendek, dalam orde nanoseconds (1 ns =
10-9 s), atau microseconds (1 µs = 10-6 s), seperti terlihat pada gambar
di atas.
Gelombang persegi (rectangular) menyerupai gelombang kotak, hanya
interval waktu kondisi high dan low tidak memiliki panjang yang sama.
Kedua gelombang tersebut cukup penting untuk menganalisa rangkaian
elektronik
GELOMBANG PULSA
Gelombang pulsa mirip dengan gelombang kotak kecuali bahwa gelombang pulsa
semuanya terletak di atas sumbu X. Pada awalnya, tegangan berubah mendadak
dari level Low, dekat sumbu X, ke level High, biasanya dekat dengan tegangan
catu daya
Bila duty cycle kurang dari 50%, maka waktu High-nya lebih
rendah waktu Low.
GELOMBANG SEGITIGA DAN GIGI GERGAJI
Tegangan Ramp adalah tegangan yang naik atau turun seperti
ditunjukkan pada gambar berikut :
Ramp rate dinyatakan dalam volt per detik, V/s.
Osciloscop
Digital
CARA KERJA OSILOSKOP
• Pada saat osciloscop dihubungkan dengan sirkuit, sinyal
tegangan bergerak melalui probe ke sistem vertikal. Pada gambar
ditunjukkan diagram blok sederhana suatu osciloscop analog.
• Bergantung kepada pengaturan skala vertikal (volts/div),
attenuator akan memperkecil sinyal masukan sedangkan
amplifier akan memperkuat sinyal masukan.
• Selanjutnya sinyal tersebut akan bergerak melalui keping
pembelok vertikal dalam CRT (Cathode Ray Tube). Tegangan
yang diberikan pada pelat tersebut akan mengakibatkan titik
cahaya bergerak (berkas elektron yang menumbuk fosfor
dalam CRT akan menghasilkan pendaran cahaya). Tegangan
positif akan menyebabkan titik tersebut naik sedangkan
tegangan negatif akan menyebabkan titik tersebut turun.
• Sinyal akan bergerak juga ke bagian sistem trigger untuk
memulai sapuan horizontal (horizontal sweep). Sapuan
horizontal ini menyebabkan titik cahaya bergerak melintasi
layar.
• Jadi, jika sistem horizontal mendapat trigger, titik cahaya melintasi
layar dari kiri ke kanan dengan selang waktu tertentu. Pada
kecepatan tinggi titik tersebut dapat melintasi layar hingga 500.000
kali per detik.
• Secara bersamaan kerja sistem penyapu horizontal dan
pembelok vertikal akan menghasilkan pemetaan sinyal pada
layar. Trigger diperlukan untuk menstabilkan sinyal berulang.
Untuk meyakinkan bahwa sapuan dimulai pada titik yang sama
dari sinyal berulang, hasilnya bisa tampak pada gambar berikut :
Pada saat menggunakan osciloscop perlu diperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:
PANEL KENDALI
• Bagian ini dibagi atas 3 bagian lagi yang diberi nama
Vertical, Horizontal, and Trigger.
PENGATUR INTENSITAS DAN FOKUS
Pada umumnya pengendali tampilan terdiri dari
beberapa bagian, yaitu :
Pengendali intensitas digunakan untuk mengatur
intensitas cahaya gambar gelombang yang
ditampilkan pada monitor osciloscop. Bila
ditambahkan kecepatan sapuan (sweep speed)
pada osciloscop analog, maka harus
meningkatkan pula tingkat intensitas.
Pengendali fokus digunakan untuk mengatur
ketajaman gambar gelombang. Pengendali ini
hanya terdapat pada osciloscop analog.
PENGENDALI VERTIKAL
Pengendali ini digunakan untuk merubah posisi
dan skala gelombang secara vertikal.
Osciloscop memiliki pula pengendali untuk
mengatur masukan coupling dan kondisi
sinyal lainnya.
TOMBOL VOLTS/DIV
Jika tombol tersebut berada pada posisi 0.5 Volts/dDiv, maka layar dapat
menampilkan 4 volt dari bawah sampai atas, dan seterusnya.
Tegangan maksimum yang dapat ditampilkan pada layar adalah nilai skala
yang ditunjukkan pada tombol Volts/Div dikali dengan jumlah kotak
vertikal. Jika probe yg digunakan menggunakan faktor pelemahan 10 kali,
maka tegangan yang terbaca harus dikalikan 10.
Masukan coupling
AC dan DC
PENGENDALI HORIZONTAL
Digunakan untuk mengatur posisi dan skala pada bagian
horizontal gelombang.
Tombol posisi horizontal menggerakkan gambar
gelombang dari sisi kiri ke kanan atau sebaliknya
Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil, satu kotak dibagi menjadi 5 skala vertikal
dan horizontal.
Gambar di di bawah merupakan grafik atau gambar hasil pengukuran osiloskop.
Jika sebelum pengukuran pengaturan panel osiloskop sbb:
1. Volt/div = 2V
2. Time/div = 2mS
Pembacaan grafik :
1. Tegangan = 3 kotak = 3x5 skala =15 skala
2. Perioda (T) = 2 kotak = 2x5 skala = 10 skala
Maka besarnya :
1..Tegangan(V) = Hasil Pembacaan
grafik dikali Volt/div