Anda di halaman 1dari 255

Tujuan mata kuliah ELDAS

Mahasiswa dapat memahami konsep


dasar dari komponen-komponen
Elektronika dan penerapan dalam suatu
rangkaian.
POKOK BAHASAN
SUMBER REFERENSI
• Anoname. Elektronika Digital. Bina Sarana Informatika.
Jakarta.
• Malvino, Albert Paul. Terj. Hanapi Gunawan. 1979.
Prinsip-prinsip Elektronika. Edisi Kedua. Erlangga.
Jakarta.
• Malvino, Albert Paul. Terj. Barnawi. 1998. Prinsip-prinsip
Elektronika. Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.
• Malvino, Albert Paul. Terj. Alb. Paul Santoso. 2003.
Prinsip-prinsip Elektronika. Edisi Pertama. Salemba
Teknika. Jakarta.
RENCANA PEMBELAJARAN
Tugas Kelompok
 Buat Kelompok maximal 10 orang/kelompok
 Kumpulkan tugas kelompok tersebut pada akhir
semester (pertemuan 14 dan dipertemuan 15 dapat di
presentasikan)
 Nilai project akan menjadi nilai kelompok, kecuali bila
product tersebut di presentasikan maka akan ada
tambahan nilai keaktifan dan nilai penguasaan materi

Tugas Individu
 Rangkaian Flip-Flop dengan transistor ( pertemuan 2 )
• Tugas 1 : Bobot Nilai 25
Mahasiswa mengerjakan setiap tugas
yang diberikan setiap pertemuan.
• Tugas 2 : Bobot Nilai 25
Mahasiswa mengerjakan tugas individu
yang sudah ada di pertemuan 2.
• Tugas 3 : Bobot Nilai 25
Mahasiswa mengerjakan tugas kelompok
pembuatan alat menggunakan komponen-
komponen elektronika.
• Quiz UTS Essay : Bobot Nilai 25
Jadi Total Nilai TUGAS : 100
PERTEMUAN
STRUKTUR ATOM
Bohr membuat model atom yang ideal dimana sebuah inti atom
dikelilingi oleh elektron-elektron yang mengitarinya, inti atom
memiliki muatan positif yang menarik elektron-elektron
(Gambar 1-1).
Elektron-elektron akan jatuh ke dalam inti atom jika tidak
memiliki gaya sentrifugal pada gerakannya, agar sebuah
elektron bergerak didalam lintasan edar yang stabil, maka ia
harus mempunyai kecepatan tertentu agar supaya gaya
sentrifugal seimbang dengan gaya tarik inti

Gambar tiga dimensi seperti gambar 1-1


sukar untuk menunjukkan atom – atom
yang rumit, hal inilah yang menyebabkan
struktur atom dibuat dalam bentuk dua
dimensi .
Gambar 1-1
Atom Silikon terisolir yang memiliki 14 proton dalam intinya,dua
elektron bergerak pada orbit pertama, delapan elektron pada
orbit ke dua dan empat pada orbit terluar atau orbit valensi. 14
elektron yang berputar menetralkan muatan dari inti atom
sehingga dari luar atom ( secara listrik ) adalah netral ( Gb 1-2).

14P 32P

2–8-4 2 – 8 – 18 – 4
Gambar1-2a. Atom Silikon Gambar1-2b. Atom germanium
Gb.1-2 menunjukkan atom Germanium terisolir. Perhatikan 32 proton dalam
inti atom dan 32 elektron yang mengorbit. Yang penting khususnya adalah
orbit terluar yang terdiri dari 4 elektron,sama seperti Silikon. Oleh karena itu
,Silikon dan Germanium disebut elemen tentravalent ( mempunyai 4 elektron
valensi ).
JARI – JARI ORBITAL
Ada suatu pemikiran bahwa elektron dapat bergerak dalam orbit
dengan jari – jari yang berbeda sesuai dengan kecapatan yang
dimiliki. Tetapi hal tersebut bertentangan dengan pernyataan
fisika modern yang menyatakan sebaliknya bahwa hanya
ukuran orbit – orbit tertentu yang diizinkan, dengan perkataan
lain beberapa jari – jari tidak diizinkan
Sebagai contoh, orbit terkecil dalam atom hidrogen
mempunyai jari – jari r1 = 0,53(10˜¹º) m .
Orbit berikutnya yang dizinkan mempunyai jari –jari r2 =
2,12(10 ˜¹º) m .
Semua jari – jari r1 dan r2 terlarang tidal perduli berapapun
kecapatan elektron, sehingga eletron tidak akan terletak pada
orbit stabil jika jari – jarinya sebesar r1 dan r2.
LEVEL ENERGI
• Dalam Gb.1-3a, energi diperlukan untuk
memindahkan elektron dari orbit terendah ke
yang lebih tinggi karena adanya penarikan oleh
inti atom.
• Untuk mempermudah penggambaran dapat
dilihat pada Gb.1-3b dimana orbit pertama
menyatakan level energi pertama,orbit kedua
adalah level energi kedua dan
seterusnya,semakin tinggi tingkat level
energinya, makin besar energi elektron dan
makin besar orbitnya.
r3
Level energi ketiga
Orbit ketiga

Level energi kedua


r2
Orbit kedua
Level energi kesatu

Orbit kesatu r1 Pusat Inti

Inti

Gambar 1-3a Gambar 1-3b


KRISTAL
• Jika atom–atom bergabung membentuk padatan
(solid), mereka mengatur dirinya sendiri dalam pola
tataan tertentu yang disebut KRISTAL.
• Atom Silikon terisolir memiliki 4 elektron dalam orbit
valensinya dan untuk dapat membuat suatu ikatan agar
mempunyai 8 elektron dalam orbit valensinya,maka tiap
atom Silikon mendudukkan dirinya antara 4 atom Silikon
lainnya (Gb.1-4a).
• Dimana masing – masing tetangga membagi eletron
dengan atom pusat dengan jalan inilah maka atom pusat
mengabil 4 elektron dan membentuk 8 elektron dalam
orbit vaelnsinya dan hal inilah yang disebut dengan
ikatan kovalen.
Gb.1-4b melambangkan pembagian timbal balik dari
elektron.Tiap garis mewakili elektron yang terbagi
dimana tiap elektron terbagi membentuk ikatan antara
atom pusat dan tetangganya.
Jika energi dari luar mengangkat elekron valensi ke
level energi yang lebih tinggi ( orbit lebih besar ),
elektron yang keluar akan meninggalkan kekosongan
dalam orbit terluar ( Gb.1-4.c) dan kekosongan ini
dimanakan dengan hole. Hole ekovalen dengan ikatan
kovalen yang terputus dan dilambangkan dengan
(gambar 1-4d).
Pusat

Pusat

(a) (b) (c) (d)


Ikatan Kovalen Diagram Ikatan Hole Ikatan Putus

Gambar.1-4
Pita Energi ( Energy Bands )
(Gb.1-5) menunjukkan apa yang terjadi dengan level energi.
Semua elektron yang bergerak dalam orbit pertama mempunyai
level energi yang sedikit berbeda karena tidak ada dua yang
benar – benar terlihat mempunyai lingkungan muatan yang
sama. Karena ada bermiliyar – miliyar elektron pertama, level
energi sedikit berbeda membentuk kelompok atau pita. Sama
halnya bermilyaran elektron orbit kedua, semua dengan level
energi yang sedikit berbeda, membentuk pita energi kedua
seperti yang di tunjukkan pada gambar.

Gambar 1-5
KONDUKSI DALAM KRISTAL
(Gb.1-6a) menunjukkan sebatang silikon dengan logam
pada bagian ujung – ujungnya, tegangan luar akan
membentuk medan listrik antara ujung – ujung kristal.
Nol Mutlak
Pada suhu nol mutlak elektron tidak dapat bergerak
melalui kristal, semua elektron di pegang kuat oleh
atom – atom silikon.Elektron orbit terdalam terkubur
di dalam atom, sedangkan elektron orbit terluar me-
rupakan bagian dari ikatan kovalen dan tidak dapat
putus tanpa menerima energi dari luar. Oleh sebab itu
pada suhu nol mutlak, kristal silikon berlaku seperti
isolator yang sempurna.
(Gb.1-6b) menunjukkan diagram pita energi. Tiga pita
pertama terisi dan elektron tidak dapat bergerak
dengan mudah dalam pita – pita ini.Tetapi di atas pita
valensi terdapat pita konduksi ( conduction band ). Pita
ini mewakili kelompok jari – jari berikutnya yang lebih
besar yang memenuhi keadaan gelombang partikel dari
elektron.
Orbit – orbit dalam pita konduksi sangat besar
sehingga penarikan inti diabaikan, hal ini berakibat jika
elektron dapat di angkat ke pita konduksi maka
elektron tersebut dapat bergerak bebas dan elektron –
elektron yang berada di pita konduksi sering kali
disebut dengan elektron bebas ( free electron ).
Energi

Logam Logam Pita Konduksi

SILIKON MURNI
Pita Ketiga

Pita Kedua

Pita Pertama

(a)
(b)

Gambar 1-6
Di Atas Nol Mutlak
Dengan menaikkan suhu di atas nol mutlak akan
menyababkan terputusnya beberapa ikatan kovalen,
energi panas ini akan memukul elektron ke dalam pita
konduksi sehingga kita mendapatkan elektron pada
pita konduksi dalam jumlah terbatas yang
dilambangkan oleh tanda negatif (Gb.1-7a).
Diatas nol mutlak penggambaran pita energi seperti (Gb.1-7b),
dimana energi panas telah mengangkat beberapa elektron ke
dalam pita konduksi dimana mereka bergerak dalam orbit
dengan jari – jari yang lebih besar dari sebelumnya. Dalam
(Gb.1-7b), setiap kali elektron menembus ke dalam pita
konduksi, dihasilkan hole dalam pita valensi. Oleh sebab itu pita
valensi tidal lagi saturasi atau terisi dimana tiap hole mewakili rotasi
orbit yang tersedia.
Energi
Gerakan Elektron Pita Konduksi

Pita Ketiga/Pita valensi

Pita Kedua

Pita Pertama

(a)
(b)

Gambar 1-7
Arus Hole
• Pada (Gb.1-8) merupakan penggambaran hole
didalam atom. Dengan perubahan energi sedikit
maka elektron valensi pada A akan berpindah
menuju hole yang mengakibatkan akan muncul
hole baru pada posisi A. Hole baru ini akan
menarik
• Pada posisi A. Hole baru ini akan menarik
elektron valensi pada B, ketika elektron valensi
bergerak dari B ke A maka holepun bergerak
dari A ke B pergerakan eketron valensi ini akan
kontinu sepanjang jalan yang ditunjukkan oleh
tanda panah sedangkan hole bergerak ke arah
yang berlawanan.
• Energi thermal ( energi panas ) akan menyebabkan
elektron dari pita valensi berpindah ke dalam pita
konduksi dan akan menyebabkan terjadinya hole
pada pita valensi ( Gb.1-9).
• Dengan perubahan energi sedikit elektron valensi
pada A dapat bergerak ke dalam hole.
• Sehingga hole yang semula lenyap akan terjadi lagi
pada posisi A, kemudian elektron valensi pada B
akan bergerak ke dalam hole dan akan tercipta lagi
hole baru pada posisi B , proses ini akan terus
berlanjut sepanjang jalan yang ditunjukkan oleh
tanda panah.
Energi

Pita Konduksi

F D C A
HOLE
E B

Pita valensi

Gambar 1- 8 Gambar 1- 9
Jika kita memberikan tegangan dari luar pada kristal ,hal ini
akan memaksan elektron untuk bergerak. Pada (Gb.1-10a)
terdapat dua macam gerakan elektron yang dapat bergerak
yaitu elektron pita konduksi dan elektron valensi dimana
gerakan elektron valensi kekanan berarti hole sedang bergerak
ke kiri.

Hole berlaku seperti muatan positif dengan alasan inilah


maka hole disimbolkan dengan tanda positif (Gb.1-10b).
Dalam (Gb.1-10b), tiap tanda negatif adalah elektron pita
konduksi dalam orbit besar dan tiap tanda positif adalah
hole dalam orbit yang lebih kecil. Kadang – kadang orbit pita
konduksi dari atom dapat tumpang tindih dengan orbit hole
lainnya, hal inilah yang menyebabkan elektron pita konduksi
sering kali dapat jatuh kedalam hole.
Penggabungan antara elektron pita konduksi dan
hole disebut rekombinasi. Jika terjadi rekombinasi
maka hole tidak bergerak kemana – mana tetapi
akan lenyap.
Rekombinasi terjadi secara kontinu di dalam
semikonduktor dan energi panas yang datang
terus menerus menghasilkan pasangan elektron
dan hole baru. Umur hidup ( life time ) adalah
nama yang diberikan kepada waktu rata- rata
antara terciptanya dan lenyapnya pasangan
elektron – hole . Umur hidup berubah dari
beberapa nano detik sampai beberapa mikro detik
tergantung kesempurnaan struktur kristal dan
faktor – faktor lain.
Gerakan Elektron Gerakan Hole

++++++

Gambar 1-10
DOPING
Doping berarti penambahan atom – atom impuritas
( non tetravalent ) pada kristal untuk menambah
jumlah elektron bebas maupun hole. Jika kristal di
dop, disebut semi konduktor ekstrintik.

SEMIKONDUKTOR Tipe – N
Untuk mendapatkan tambahan elektron pita konduksi
maka dapat ditambahkan atom – atom pentavalent
dimana atom ini memiliki lima elektron dalam orbit
valensinya.
Dan sekarang dan seterusnya maka akan didapatkan
atom pentavalent diantara empat tetangganya seperti
ditunjukkan pada (Gb.1-11a).
Setelah membentuk ikatan kovalen dengan empat
tetangganya,atom pusat mempunyai kelebihan
elektron.Karena orbit valensi tidak dapat memegang
lebih dari delapan elektron, elektron sisa ini harus
bergerak dalam orbit pita konduksi.
(Gb.1-11b) menunjukkan kristal yang telah di dop oleh
impuritas pentavalent.Dengan di dop maka akan
diperoleh sejumlah besar elektron pita konduksi yang
dihasilkan oleh doping. Maka dapat disimpulkan
eletron sebagai pembawa mayoritas ( majority carrier )
dan hole sebagai pembawa minoritas
( minority carrier ). Silikon yang didop semacam ini
dikenal sebagai semikonduktor tipe – n ( negatif ).
Energi

Pita konduksi
Atom
Elektron
Silikon
Lebih

Atom
Atom Atom Pita valensi
Penta
Silikon Silikon
valent

Atom
Silikon

Gambar. 1-11
Semikonduktor Tipe-p
Untuk menambahkan hole pada kristal maka kita dapat mendop
kristal dengan menggunakan impuritas trivalent ( atom dengan
3 elektron dalam orbit terluarnya ).
Setelah penambahan ini akan diperoleh atom trivalent diantara
empat tetangganya seperti pada (Gb.1-12a).
Karena tiap atom trivalent membawa hanya tiga elektron pada
orbit valensinya,maka hanya tujuh elektron yang akan berjalan
dalam orbit valensinya dan hal ini akan menyababkan
munculnya hole dalam setiap atom trivalent.
• Semikonduktor yang didop oleh impuritas trivalent dikenal
sebagai semikonduktor tipe-p ( positif ). Seperti dalam
(Gb.1-12b), hole dari semikonduktor tipe –p jauh lebih besar
jumlahnya dari pita konduksi.
• Maka hole merupakan pembawa mayoritas dalam
semikonduktor tipe-p, sedangkan elektron pita konduksi
adalah pembawa minoritas.
Energi

Atom
Hole
Silikon Pita konduksi

Atom
Atom Atom
Penta
Silikon Silikon
valent
Pita valensi

Atom
Silikon

Gambar 1-12
Komponen Elektronika
Peralatan-peralatan elektronika seperti: Televisi, Radio, komputer dan
lain-lain dibangun dari komponen-komponen elektronika.
Berdasarkan sifatnya komponen dapat di kelompokan menjadi dua
jenis, yaitu:
1. Komponen aktif.
2. Komponen pasif

~ Komponen pasif : komponen yang tidak menyerap energi dari


sumber listrik untuk mengaktifkan kompnen tsb.
Yang termasuk jenis komponenpasif adalah:
Resistor,
Kapasitor
Induktor
Transpormator
~
Komponen Elektronika
•Komponen aktif : komponen yang menyerap energi dari sumber
listrik untuk mengaktifkan kompnen tsb.
Dioda
Transistor
Rangkaian terintegrasi (IC)
Merupakan komponen aktif.
Sebuah rangkaian atau jaringan listrik dapat terbentuk dari
elemen-elemen listrik.
Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang selalu digunakan
dalam setiap rangkaian elektronika karena dia berfungsi
sebagai pengatur arus listrik. Fungsi dasar resistor dalam
rangkaian Listrik adalah sebagai pembatas arus.
Induktor
Kumparan ( Induktor ) adalah sebuah elemen rangkaian yang
menyimpan energi selama satu periode waktu tertentu dan
pengembaliannya selama periode waktu yang lain sedemikian
rupa sehingga daya rata-rata adalah nol. Satuan dari nilai
induktor adalah Henry ( H ).
Capasitor
Kapasitor adalah elemen rangkaian yang juga seperti induktor
yang menyimpan dan mengembalikan energi, dimana di dalam
kapasitor penyimpanan berlangsung di dalam medan listrik.
Satuan dari nilai Kapasitor adalah Farad ( F ) .
DIODA merupakan Junction ( pertemuan ) semikonduktor
tipe-p dan tipe-n. Dioda junction adalah nama lain untuk
kristal tipe pn.

Dioda tanpa Bias (The Unbiased Diode)


Pada gambar menunjukkan dioda junction. Sisi p mempunyai
banyak hole dan sisi n banyak elektron pita konduksi. Dioda
pada gambar dibawah ini adalah tanpa bias yang berarti tidak
ada tegangan luar dikenakan kepadanya.
Tipe- P Tipe- N

+ + + + - - - -
+ + + + - - - -
+ + + + - - - -
Lapisan pengosongan ( The depletion layer )

Elektron pada sisi n cenderung untuk berdifusi (tersebar) ke segala


arah. Beberapa berdifusi melewati junction.
Jika elektron masuk daerah p, maka akan menjadi pembawa minoritas
dan memiliki umur hidup yang singkat , setelah memasuki daerah p
maka elektron akan jatuh ke dalam hole sehingga hole lenyap dan
elektron pita konduksi menjadi elektron valensi.

Setiap kali elektron berdifusi melalui


junction,maka akan tercipta
sepasang ion. Pada gambar
menunjukkan ion – ion ini pada
masing – masing sisi junction. Tanda
positif berlingkaran menandakan ion
positif dan tanda negatif berlingkaran
menandakan ion negatif. Ion tetap
dalam struktur kristal karena ikatan
kovalen dan tidak dapat berkeliling
seperti elektron pita konduksi
ataupun hole.
Tiap pasang ion positif dan negatif pada gambar disebut dipole.
Penciptaan dipole berarti satu elektron pita konduksi dan satu
hole telah dikeluarkan dari sirkulasi.
Jika terbentuk sejumlah dipole, daerah dekat junction
dikosongkan dari muatan – muatan yang bergerak dan daerah
yang kosong muatan ini disebut dengan lapisan pengosongan
( depletion layer ).
Lapisan Pengosongan
Tipe- P Tipe- N

+ + + - + - - -
+ + + - + - - -
+ + + - + - - -
Potensial Barier
Tiap dipole mempunyai medan listrik (lihat gambar) Anak
panah menunjukkan arah gaya pada muatan positif . Oleh
sebab itu jika elektron memasuki lapisan pengosongan,
medan listrik mencoba mendorong elektron kembali ke dalam
daerah- n.
Kekuatan medan bertambah dengan berpindahnya tiap
elektron sampai akhirnya medan menghentikan difusi elektron
yang melewati junction.
Lapisan Pengosongan

- +
- +
Tipe- P - + Tipe- N
• Hole yang memasuki daerah pengosongan akan didorong
oleh medan listrik kedalam daerah n.
• Hal ini sedikit mengurangi kekuatan medan listrik dan
membiarkan beberapa pembawa mayoritas berdifusi dari
kanan ke kiri untuk mengembalikan medan listrik pada
kekuatannya semula.
Adanya medan listrik diantara ion adalah ekivalen dengan
perbedaan potensial yang disebut potensial barier.
Pada 25o C, potensial berier kira-kira sama dengan 0,3 V
untuk dioda germanium dan 0,7V untuk dioda silikon.
Forward Bias
Gambar dibawah ini menunjukkan rangkaian bias maju,
dimana terminal negatif sumber dihubungkan dengan bahan
tipe-n, dan terminal positif dengan bahan tipe-p, hubungan ini
disebut dengan forward bias. Tipe- P Tipe- N
+ + + - + - - -
+ + + - + - - -
+ + + - + - - -
+ -
Pada hubungan ini arus listrik akan dengan mudah mengalir.
Jika elektron pita konduksi bergerak menuju junction, ujung kanan
kristal menjadi lebih positif. Hal ini terjadi karena elektron pada ujung
kanan kristal bergerak menuju junction dan meninggalkan atom
bermuatan negatif di belakang.
Atom bermuatan positif kemudian menarik elektron ke dalam
kristal dari terminal sumber negatif. Jika elektron pada sisi n
mendekati junction, mereka bergabung kembali dengan hole.
Penggabungan ini terjadi pada jarak yang berlainan dari
junction, tergantung pada berapa lama elektron pita konduksi
dapat menghindarkan kejatuhannya ke dalam hole.
Kebanyakan penggabungan terjadi dekat junction. Forward
bias merendahkan bukit energi (lihat gambar). Karenanya,
elektron pita konduksi mempunyai cukup energi untuk
menyerbu daerah p. Segera setelah memasuki daerah p, tiap –
tiap elektron jatuh ke dalam hole.
ENERGI

P A
B N
Reverse Bias
Tipe- P Tipe- N
Gambar berikut menunjukkan
rangkaian bias balik, dimana + + + - + - - -
terminal positif sumber
dihubungkan dengan bahan tipe-
+ + + - + - - -
n, dan terminal negatif dengan + + + - + - - -
bahan tipe-p, hubungan ini disebut
dengan Reverse Bias.
- +
Pada reverse bias (lihat gambar) lapisan pengosongan akan semakin
lebar karena hole dan elektron bergerak menuju ujung – ujung kristal
(menjauhi junction). Elektron pergi meninggalkan ion positif dan hole yang
pergi meninggalkan ion negatif , oleh sebab itu maka lapisan pengosongan
bertambah lebar.

Arus listrik mengalir dalam rangkaian luar ketika lapisan pengosongan


sedang disesuaikan menjadi lebarnya yang baru . Arus transisi ini menjadi
nol setelah lapisan pengosongan berhenti melebar.
Pada gambar dibawah ini menggambarkan bahwa jika pasangan elektron
– hole diciptakan di dalam lapisan pengosongan, medan listrik mendorong
elektron ke kanan , memaksa satu elektron untuk meninggalkan ujung
kanan kristal. Hole di dalam lapisan pengosongan didorong ke kiri.
Kelebihan hole pada sisi p mengizinkan satu elektron memasuki ujung kiri
kristal dan jatuh ke dalam hole. Karena energi thermal terus menerus
menghasilkan pasangan elektron – hole dekat junction, maka diperoleh
arus kontinu yang kecil dalam rangkaian luar.
Tipe- P Tipe- N
Arus reverse yang disebabkan oleh
pembawa minoritas disebut arus + + + - - - -
saturasi (IS) . Energi thernal ++ + + - - -
menghasilkan arus saturasi, makin + + + - - -
tinggi suhu maka makin besar arus
saturasinya. - +
Jika tegangan reverse diperbesar maka akhirnya akan mencapai tegangan
breakdown, tegangan ini merupakan batas dari kemampuan dioda untuk
menerima kenaikan tegangan reverse. Biasanya tegangan breakdown lebih
besar dari 50 V, tetapi dioda tidak diizinkan untuk mencapai tegangan
breakdownnya.
Dioda Penyearah

Pada gambar, sumber ac mendorong elektron ke


atas melalui resistor selama ½ periode positif tegangan
input dan turun melalui resistor selama ½ periode
negatif dan naik turunnya arus adalah sama.
Rangkaian pada gambar menunjukkan bahwa ½
periode positif dari tegangan input akan memberikan
bias forward pada dioda, sehingga dioda akan konduksi
selama ½ periode positif. Tetapi untuk ½ periode
negatif,dioda dibias reverse dan hanya arus reverse
kecil yang mengalir. Tanda panah besar munujukkan
aliran elektron ke atas dan yang kecil untuk aliran ke
bawah. Dioda telah menyearahkan arus ac berarti
mengubahnya dari arus bolak balik menjadi arus
searah.
Gambar berikut melambangkan sebuah dioda
penyearah. Sisi p disebut anoda dan sisi n disebut
katoda. Lambang dioda seperti anak panah yang
arahnya dari sisi p ke sisi n. Dan ini mengingatkan kita
bahwa arus konvensional mudah mengalir dari sisi p
ke sisi n.
Grafik Dioda
Gambar berikut menunjukkan sebuah
rangkaian yang dibuat di laboratorium. Karena
sumber dc mendorong arus konvensional searah
dengan anak panah dioda, dioda dibias forward.
Makin besar tegangan yang diberikan, makin besar
arus dioda. Dengan mengubah tegangan yang
diberikan maka dapat diukur arus dioda dan
tegangan dioda. Dengan menggambarkan
hubungan antara arus dan tegangan maka
didapatkan grafik arus dioda terhadap tegangan
dioda.
Tegangan Lutut ( Knee voltage)
Gambar berikut menunjukkan bagaimana bentuknya
grafik dioda silikon terbias forward. Bila diberikan forward
bias, dioda menjadi sangat tidak konduktif sebelum melalui
potensial barier. Hal ini yang menyebabkan mengapa arus
menjadi kecil untuk beberapa persepuluh volt yang pertama.
Bila telah mendekati potensial barier
( sekitar 0.7 V untuk dioda silikon ),
elektron pita konduksi dan hole mulai
melintasi junction dalam jumlah yang
besar. Inilah sebabnya arus mulai
bertambah dengan cepat. Diatas 0.7
V, setiap pertambahan 0.1 V
menghasilkan pertambahan arus
yang besar.
Tegangan dimana arus bertambah dengan capat disebut
tegangan lutut ( knee voltage ). Untuk dioda silikon, tegangan
lututnya sama dengan potensial barier kira – kira 0.7 V. Dioda
germanium mempunyai tegangan lutut sekitar 0.3 V.
Resistansi Bulk
Diatas tegangan lutut, arus dioda bertambah dengan
cepat,pertambahan tegangan sedikit pada dioda akan
menyebabkan pertambahan yang besar pada arus dioda.
Alasannya adalah setelah potensial barier
dilewati,yang menahan arus hanya tahanan
bulk atau tahanan ohm dari daerah p dan n.
Karena setiap konduktor mempunyai resistansi,maka
kedua daerah p dan n juga mempunyai resistansi. Jumlah
resistansi – resistansi ini disebut resistansi bulk dioda.
Arus FORWARD dc maksimum
Resistor yang ada dalam gambar disebut
resistor pembatas arus. Makin besar R maka arus
dioda makin kecil. Besarnya R tergantung pada apa
yang sedang dicoba pada rangkaian tersebut.Untuk
saat ini cukup diketahui bahwa dioda tergantung
pada R agar arus menjaga arus lebih kecil dari pada
maksimumnya.
Kurva Dioda
Jika sebuah dioda diberi reverse bias ( gambar a)
maka hanya akan mendapatkan arus yang kecil.
Dengan mengukur arus dan tegangan dioda maka
dapat digambarkan kurva reverse terlihat seperti pada
(gambar b). i

-8V
V

(b)
(a)
Arus dioda sangat kecil untuk semua tegangan reverse yang lebih
rendah daripada tegangan breakdown BV. Pada tegangan breakdown
arus bertambah dengan cepat untuk pertambahan tegangan yang
sedikit saja
Dengan menggunakan harga positif untuk arus dan tegangan
forward, dan harga negatif untuk arus dan tegangan reverse, maka
dapat digambarkan kurva foward dan reverse pada sebuah grafik
( gambar). Grafik ini menyimpulkan kerja dari sebuah dioda dan
menunjukkan berapa besar arus dioda yang mengalir untuk setiap
harga tegangan dioda. i
Maju (forward)

-8 V
V

Mundur(reverse)
Dioda Ideal
Secara ideal dioda berlaku seperti konduktor sempurna ( tegangan
nol ) jika dibias forward dan seperti isolator sempurna ( arusnya nol )
jika dibias reverse ( lihat gambar).
i
Tertutup

Tegangan
=
Forward NOL

V
Arus Reverse NOL

Dalam istilah rangkaian, dioda ideal berlaku seperti saklar


otomatis.Jika arus konvensional berusaha mengalir searah anak
panah dioda, saklar tertutup (lihat gambar). Jika arus konvensional
berusaha mengalir ke arah sebaliknya, saklar terbuka.
Tugas Individu
Rangkaian Flip-Flop dengan transistor, seperti di gambar ini.

Pada Papan PCB Tulis Nama dan Nim Masing/perorangan


Dioda Zener

Dioda zener merupakan jenis dioda yang berbeda


dengan dioda jenis lain yang dibuat oleh pabrik.
Karena dioda ini bekerjanya lebih baik pada daerah
breakdown.
Grafik I-V
(Gambar 4-1b) menunjukkan lambang skematis
dioda zener. Dengan mengubah –ubah derajat doping
dari dioda silikon,maka pabrik dapat menghasilkan
dioda zener dengan tegangan breakdown dari 2
sampai 200 V,dimana dioda ini dapat beroperasi pada
tiga daerah yaitu forward, bocor (leakage), atau
breakdown.
• (Gambar 4-1a) menunjukkan grafik I-V
dioda zener.
• Pada daerah maju dioda mulai
menghantar pada tegangan sekitar 0.7 V
dan pada daerah bocor ( antara nol dan
breakdown ) dioda hanya memiliki sedikit
arus bocor atau arus breakdown.
• Pada dioda zener lengkungan disekitar
titik breakdownnya berbentuk lutut yang
sangat tajam, diikuti olah kenaikan arus
yang hampir vertikal.
Batas Kemampuan Maksimum
Pembuangan daya pada dioda zener sama dengan
hasil kali tegangan dan arusnya P Z = VZ IZ
Selama PZ lebih kecil daripada batas kemampuan
daya,dioda zener dapat beroparasi di daerah
breakdown tanpa mengalami kerusakan
Lembar data kadang mencantumkan arus maksimum yang
dapat dilewati dioda zener tanpa melebihi batas kemampuan
dayanya.Arus maksimum ini berhubungan dengan batas
kemampuan daya sebagai berikut IZM = PZM / VZ
Dimana : IZM = batas kemampuan arus zener maksimum
PZM = batas kemampuan daya
Vz = tegangan zener
Resistansi Zener
Bila dioda zener sedang beroperasi di daerah
breakdown, kenaikan arus akan menghasilkan sedikit
kenaikan tegangan, hal ini berarti bahwa dioda zener
mempunyai resistansi ac yang kecil. Lembaran data
menentukan resistansi zener pada arus pengujian IZT
yang sama dengan yang digunakan untukmengukur VZ.
Resistansi zener pada arus pengujian ini ditandai dengan
RZT ( ZZT ).

Pengaturan tegangan (Voltage Regulation)


Dioda zener kadang – kadang disebut dioda pengatur
tegangan sebab dioda ini mempertahankan tegangan
keluaran yang tetap meskipun arus yang melaluinya
berubah.
• Untuk operasi yang biasa, dioda harus
diberi prategangan balik , seperti
ditunjukkan pada (gambar 4-2).
• Untuk menghasilkan keadaan breakdown
tegangan sumber VS harus lebih besar
daripada tegangan breakdown zener VZ.
• Tahanan seri RS selalu digunakan untuk
membatasi arus zener agar tidak melebihi
batas kemampuan arusnya ,jika tidal dioda
zener akan terbakar seperti alat lain yang
mengalami kelebihan penghamburan daya
( power dissipation ).
Tegangan melintas tahanan seri sama dengan
perbedaan dari tegangan sumber dan tegangan
zener, VS – VZ .
Jadi arus yang mengalir melalui tahanan adalah
IS = ( VS – VZ ) / RS
Karena rangkaian ini satu simpul maka arus zener
IZ sama dengan IS.
Tipe Lain Dari Dioda
Dioda Pemancar Cahaya ( LED )
Pada dioda biasa energi elektron yang jatuh dari
tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah
biasanya berbentuk energi panas, tetapi pada LED
( Light Emitting Diode ) energi yang dipancarkannya
berupa cahaya.
Dioda biasa dibuat dengan bahan silikon yaitu bahan
buram yang menghalangi pengeluaran cahaya. Tetapi
LED dengan menggunakan unsur – unsur seperti
galium, arsen dan fosfor maka dapat dibuat LED
yang dapat memancarkan cahaya merah ,hijau
,kuning , biru , jingga, atau infra merah.
LED yang menghasilkan pemancaran di daerah
cahaya tampak amat berguna dalam instrumen, alat
hitung, dan sebagainya.
LED infra merah pemakaiannya dijumpai dalam
sistem alarm, remote kontrol dan sebagainya.
Penampil Tujuh Segmen
(sevent segment)
(Gambar 4-3) memperlihatkan penampil tujuh segmen
yang terdiri dari tujuh LED segi empat ( A sampai G ).
Setiap LED disebut segmen karena LED ini
membentuk bagian dari karakter yang sedang
ditampilkan.

Gb 4-3. Seven Segment


Fotodioda
Fotodioda adalah suatu alat yang dibuat untuk
berfungsi paling baik berdasarkan kepekaan terhadap
cahaya.
Pada dioda ini sebuah jendela memungkinkan cahaya untuk
masuk melalui pembungkus dan mengenai persambungan.
Cahaya yang datang menghasilkan eletron bebas dan hole,
makin kuat cahayanya makin banyak jumlah pembawa
minoritas dan makin besar arus baliknya.
Fotodioda adalah salah satu
contoh fotodetektor,yaitu
sebuah alat optoelektronika
yang dapat mengubah
cahaya menjadi besaran
listrik.
Gambar. Foto Dioda
Dioda Schottky
Dioda schottky menggunakan logam emas
,perak atau platina pada salah satu sisi junction yang
di dop ( biasanya tipe-n ) pada sisi lain.
Dioda semacam ini adalah piranti unipolar karena
elektron bebas merupakan pembawa mayoritas pada
kedua sisi junction. Dioda Schottky tidal mempunyai
lapisan pengosongan atau penyimpanan muatan.

Sebagai akibatnya dioda ini dapat di switch nyala


dan mati lebih cepat daripada dioda bipolar. Sebagai
hasilnya piranti ini dapat menyearahkan frekuensi
diatas 300 MHz, jauh di atas kemampuan dioda
bipolar dengan pembatas waktu pulih reversenya.
Transformator

Pada setiap peralatan rangkaian komponen elektronika


pada umumnya menggunakan Transformator atau biasa
disebut dengan Trafo. Transformator atau trafo adalah
komponen elektronika yang berbentuk gulungan kawat dan
berfungsi memindahkan tenaga dari input ke output.
Pada dasarnya transformator terdiri atas dua buah kumparan
yang saling tersekat secara elektris dan dililitkan pada
sebuah bahan inti besi yang membentuk suatu sirkuit
magnetis tertutup, sehingga kedua kumparan tadi terhubung
secara berbalasan. Kumparan primer dihubungkan
kesumber tegangan bolak-balik (AC) dan kumparan
sekunder dilengkapi dengan terminal yang menghasilkan
tegangan bolak-balik..
Teori Travo

Keterangan gambar:
•Sisi pada terminal 1&4 pada gambar 2.5a disebut sisi primer
(P) dan pada terminal 5&8 disebut sisi skunder (S).
•Tegangan yang dipasang pada terminal 1&4 disebut tegangan
primer (VP), sedangkan tegangan yang dipasang pada terminal
5&8 disebut tegangan skunder (VS).
•Jumlah lilitan pada kumparan primer disimbolkan dengan NP
dan lilitan pada kumparan skunder disimbolkan dengan NS.
•Besarnya arus pada kumparan primer disebut IP dan arus pada
kumparan skunder disebut IS.
•Ratio perbandingan tegangan, jumlah kumparan dan arus pada
sebuah travo sebagai berikut :
~ VP x NP = VS x NS
~ VP xIP = VS x IS
PERTEMUAN
Rangkaian Penyearah Dioda
(Diode Rectifier)

Rangkaian Penyearah Dioda adalah suatu


rangkaian pengubah tegangan masukan ac
menjadi tegangan dc yang berdenyut, dengan
kata lain tegangan selalu positif atau nol.

Penyearah ½ Gelombang
Adalah rangkaian pada setengah siklus positif
tegangan jala-jala, dioda dibias forward, pada
setengah siklus negatif, dibias reverse. (Gb. 5-1).
- VM +

-
VM RL

Gambar 5-1. Rangkaian Penyearah Dioda ½ Gelombang


Gelombang Input AC

DIODA
AC RL

Gambar Rangkaian
Penyearah Dioda
Gelombang Output DC

Dengan mengabaikan
penurunan tegangan Vdc = 0.318 / V2(puncak)
pada dioda , nilai dc atau
nilai rata-rata dari sinyal
atau
setengah gelombang Vdc = V2(puncak) / π
adalah :
• Tegangan maksimum ini dikenal sebagai tegangan
inverse puncak ( peak inverse voltage = PIV ). Ini
mewakili tegangan maksimum yang harus ditahan
dioda selama bagian reverse dari siklus.
• Dalam lambang PIV = VM

Penyearah dengan Tap Tengah


Gambar.5.2 menunjukkan penyearah tap tengah
( center tap rectifier ). Selama setengah siklus positif
tegangan sekunder, dioda sebelah atas dibias forward
dan dioda sebelah bawah dibias reverse , maka arus
melalui dioda sebelah atas , resistor beban, setengah
lilitan atas ( Gambar 5-3)
D1

RL
AC

D2

Gambar 5-2
Gambar 5-3

Selama setengah siklus negatif, arus melalui


dioda bawah, resistor beban, dan setengah
lilitan bawah. Arus beban adalah dalam arah
yang sama. Inilah sebabnya mengapa
tegangan beban merupakan sinyal gelombang
penuh seperti ditunjukkan pada gambar 5-3.
Harga rata – rata atau dc sinyal gelombang penuh
adalah : VDC = 2VP / π
Dalam gambar 5-3, periode sinyal output adalah
setengah periode sinyal input.
Dengan perkataan lain tiap siklus input menghasilkan
dua siklus output. Inilah sebabnya mengapa frekuensi
output penyearah tap tengah adalah dua kali
frekuensi input :

fout = 2fin
Tegangan Inverse Puncak
• Gambar 5-3 menunjukkan rangkaian pada
saat tegangan sekunder mencapai harga
maksimumnya.
• VM adalah tegangan pada setengah lilitan
sekunder, tegangan reverse pada dioda
yang tidak konduksi adalah 2 VM atau

PIV = 2 VM
Penyearah Jembatan
Gambar (5.3a), menunjukkan penyearah jembatan yang
paling banyak digunakan. Selama siklus positif tegangan
sekunder , dioda D2 dan D3 dibias forward oleh sebab itu ,
arus beban ke arah kiri (gambar 5.3b). Selama setengah siklus
negatif , dioda D1 dan D4 dibias forward , dan arus beban ke
Arah kiri.

(a) (b)
Gambar. Penyearah Jembatan
Pada (gb 5-4c dan d), arus beban mempunyai
arah yang sama. Inilah sebabnya mengapa
tegangan beban adalah sinyal gelombang penuh
seperti ditunjukkan (gambar 5-4b).

Tegangan beban rata – ratanya adalah


VDC = 2VP / π

Juga frekuensi output adalah dua kali input


fout = 2fin
Tegangan inverse puncaknya PIV = VM
dimana VM adalah tegangan sekunder maksimum
(gambar 5-4c ).
Filter RC dan LC

Filter RC
(Gambar 5-5a) mununjukkan dua filter RC di antara kapasitor
masukkan dan tahanan baban.
Dengan rancangan yang seksama, pada frekuensi riak, R jauh
lebih besar daripada XC.
• Sehingga , tegangan riak menurun
melintas tahanan seri dan bukan melintas
tahanan beban.
• Lazimnya , R paling tidak 10 kali nilai XC,
artinya setiap bagian meredam riak
dengan unsur paling sedikit 10 kali.
• Kekurangan utama dari filter RC ialah
hilangnya tegangan dc melintas setiap R.
Ini berarti bahwa filter RC hanya cocok
untuk beban – beban ringan.
Filter LC
Bila arus beban besar,filter LC pada (gambar 5-5b)
merupakan susunan yang lebih baik digunakan
daripada filter RC. Gagasannya ialah menurunkan
riak tegangan melintas bagian-bagian seri yang dalam
hal ini adalah induktor.

Ini diselesaikan dengan membuat XL jauh lebih besar


dari pada XC pada frekuensi riak. Dengan cara ini, riak
dapat amat jauh dikurangi.Lagi pula, tegangan jatuh
dc melintas induktor jauh lebih kecil karena hanya
resistansi belitan saja yang terlibat.
Pengali Tegangan
Pengali tegangan ( voltage multiplier ) adalah dua
atau lebih penyearah puncak yang menghasilkan
tegangan dc sama dengan perkalian dari tegangan
puncak input (2 VP, 3 VP, 4 VP, dan seterusnya).
Voltage Doubler
(Gambar 6-1a) adalah voltage doubler ,
hubungan dari dua penyearah puncak. Pada puncak
dari setengah siklus negatif, D1 terbias forward dan
D2 terbias reverse. Ini akan mengisi C1 sampai
tegangan puncak VP dengan polaritas seperti yang
ditunjukkan pada (gambar 6-1b).
Pada puncak setengah siklus positif, D1 terbias
reverse dan D2 terbias forward. Karena sumber dan
C1 terpasang seri, C2 akan mencoba diisi sampai
dengan 2 VP. Setelah beberapa siklus, tegangan
pada C2 akan sama dengan 2 VP seperti ditunjukkan
pada (gambar 6.1c).
Dengan menggambarkan rangkaian kembali
dan menghubungkan resistansi bebas, maka dapat
diperoleh (gambar 6-1d). Selama RL besar,
tegangan output kira-kira sama dengan 2 VP.
Jika diberikan beban ringan , tegangan output dua
kali tegangan puncak input.
Voltage Tripler
Dengan menghubungkan seksi lain maka diperoleh
voltage tripler seperti gambar.6.2a. Dua penyearah
puncak pertama berlaku seperti doubler. Pada puncak
setengah siklus negatif, D3 terbias forward
Ini akan mengisi C3 sampai 2 VP dengan
polaritas seperti ditunjukkan pada (gambar 6-2b).
Output tripler terjadi pada C1 dan C3. Resistansi
beban dihubungkan pada output tripler. Selama
konstanta waktu panjang,output kira-kira sama
dengan 3 VP.
Clipper
Clipper positif
(Gambar 6-5)
menunjukkan clipper
positif yaitu rangkaian
yang membuang
bagian positif dari
sinyal. Seperti
ditunjukkan, tegangan
output bagian positifnya
semua dipotong.
Setelah setengah siklus
positif tegangan input,
dioda konduksi.
Tegangan pada hubungan singkat harus sama dengan
nol, oleh sebab itu tegangan output sama dengan nol
selama tiap – tiap setengah siklus positif. Selama
setengah siklus negatif dioda terbias reverse dan
kelihatan terbuka. Sebagai akibatnya, rangkaian
membentuk pembagi tegangan dengan output
Vout = ( RL/(R+RL) ) VP
Biasanya RL jauh lebih besar daripada R, sehingga
Vout ≅ - VP
Maka selama setengah siklus positif, dioda konduksi dan
seluruh tegangan jatuh pada R, hampir tidak ada tegangan
pada RL. Selama tiap setengah siklus negatif dioda off. Karena
RL jauh lebih besar dari R, hampir seluruh setengah siklus
negatif muncul pada RL.
(Gambar 6-5) menunjukkan bentuk gelombang output. Semua
sinyal diatas level 0 V telah dipotong. Clipper positif disebut
pembatas positif (positive limiter). Karena tegangan output
dibatasi maksimum 0 V.
Clipper di Bias
(Gambar 6-6) menunjuk clipper dibias. Agar dioda dapat
konduksi, tegangan input harus lebih besar daripada +V. Ketika
Vin lebih besar daripada +V,dioda berlaku seperti saklar tertutup
dan tegangan pada output sama dengan +V. Tegangan output
tetap pada +V selama tegangan input melebihi +V.
Ketika tegangan input kurang
dari +V, dioda terbuka dan
rangkaian kembali pada
pembagi tegangan. Sebagai-
mana biasanya, RL harus jauh
lebih besar daripada R, dengan
demikian hampir seluruh
tegangan input muncul pada
output. Bentuk gelombang
output pada (gbr 6-6)
menyimpulkan kerja rangkaian.
Clipper dibias membuang
semua sinyal diatas level +V.
Clipper Kombinasi
(Gambar 6-7) merupakan penggabungan antara clipper positif
dan negatif. Dioda D1 konduksi ketika tegangan input lebih besar dari
+V1. Oleh sebab itu, tegangan output sama dengan +V1 ketika Vin
lebih besar daripada +V1.
Sebaliknya, ketika Vin lebih negatif daripada –V2, dioda D2 konduksi.
Dengan D2 dihubung singkat, tegangan output sama dengan –V2
selama tegangan input lebih negatif dari –V2. Ketika Vin terletak
antara –V2 dan +V1,tidal ada dioda yang konduksi.Dengan RL jauh
lebih besar dari R, hampir seluruh tegngan input muncul pada output.
Jika sinyal input besar yaitu VP jauh lebih besar daripada level
pemotongan,sinyal output membentuk gelombang segi empat seperti
(gb 6-7)
PERTEMUAN
Pendahuluan
Transistor merupakan komponen yang dibuat dari bahan
Semikonduktor. Transitor dikenal sebagai komponen tiga lapis,
karena dibuat dengan cara menyisipkan bahan semikonduktor
ekstrinsik di dalam bahan semikonduktor ekstrinsik yang
berbeda.
• Jika diantara bahan semikonduktor tipe-N
ditempatkan bahan Semikonduktor tipe-P, maka
transistor ini dikenal dengan Transistor NPN.

Gambar 5.1 Transistor NPN


Pada lapisan Tipe- N ditempatkan logam yang
berfungsi sebagai terminal/kaki Colector (C) dan kaki
Emiter (E).
Sedangkan pada lapisan tipe- P Transistor
ditempatkan logam yang berfungsi sebagai
terminal/kaki Basis (B).
Lapisan Basis dibuat sangat tipis ± 2% dari
keselurahan bahan Pembuat Transistor.
B
C=48 % =2% E = 50%

Gambar 5.2 Perbandingan Lapisan PenyusunTransistor


• Jika diantara bahan semikonduktor tipe-P
ditempatkan bahan Semikonduktor tipe-N, maka
transistor ini dikenal dengan Transistor PNP.

Gambar 5.3 Transistor PNP

Transistor NPN dan PNP dikenal Bipolar junction transistor


(BJT), Karena pada megalir dua pembawa muatan berupa
elektron dan hole
Beberapa Jenis
Transistor

Gambar 5.4 Beberapa Jenis Transistor


Dioda Emiter dan Kolektor

Transistor mempunyai dua sambungan junction yaitu satu


diantara emiter dan basis dan lainnya di antara basis dan
kolektor, hal inilah maka transistor seperti dua buah dioda.
Dari gambar dapat dilihat pertemuan Basis Colector
membentuk Dioda Basis Colector dan pertemuan Basis
Emiter membentuk Dioda Basis Emiter

Gambar 5.5 Dioda Basis Colector dan Dioda


Basis Emiter
Transistor Tanpa Bias

Maksudnya adalah suatu Transitor tanpa


diberikan sumber tegangan untuk membuat agar
suatu transistor aktif .

Catatan:
Transistor BJT pertama ditemukan oleh William Schockly pada
tahun 1951.
Bias Pada Transistor
Maksudnya adalah cara pemberian tegangan pada
transistor yang terdiri dari dua cara yaitu:
Forward bias (Bias maju)
Reverse bias (Bias mundur)
Transistor Bias Maju

Gambar 5.6 Transistor di bias Maju


Transistor Bias Maju

Gambar 5.7 Transistor di bias Maju

Pada transistor NPN transistor bias maju dengan cara


kaki basis dan kaki kolektor di hubungkan dengan
sumber tegangan positif, sedangkan kaki emiter
dihubungkan ke sumber tegangan negatif.
Transistor Bias Mundur

Gambar 5.8 Transistor di bias mundur

Pada transistor NPN transistor bias mundur dengan


cara kaki basis dan kaki kolektor di hubungkan dengan
sumber tegangan negatif, sedangkan kaki emiter
dihubungkan ke sumber tegangan positif.
Alfa DC(α dc)
Mengandung pengertian bahwa lebih dari 95 % dari
elektron-elektron yang diinjeksikan mencapai kolektor,
dengan perkataan lain arus kolektor DC dibagi arus
emiter DC.
Karena arus kolector hampir sama dengan dengan
arus emiter maka α dc besarnya antara 0,95 s/d 0,99.

αdc = IC/IE
β dc)
Beta DC(β
Beta DC Dikenal sebagai gain arus (penguat arus)
karena arus basis yang kecil dapat menghasilkan arus
kolektor yang jauh lebih besar.
Penguatan arus ini berupakan keuntungan utama dari
transistor, sehingga transistor dapat digunakan
sebagai rangkaian penguat.
Beta DC dikenal juga dengan hfe

βdc = IC/IB
Besarnya Beta DC pada transistor berbeda-beda.
Biasaya pabrik yang memproduksi transistor
mencantumkan nilai beta DC pada data sheet (lembar
data).
– Untuk transistor daya rendah (dibawah 1 W) gain
arusnya 100 s/d 300.
– Untuk transistor daya tinggi (diatas 1 W) gain arusnya
20 s/d 100.

βdc = IC/IB
Hubungan Antara
∝dc dan βdc
Dengan menghubungkan arus kolektor
dan arus emiter maka akan didapat :
βdc = IC/IB
Hubungan Antara ∝dc dan βdc

βdc = ∝dc /(1- ∝dc)


∝dc= βdc / (β
βdc + 1 )
Contoh Soal
1.

Dari gambar diatas jika:


- Arus mengalir pada basis = 40 mikro Ampere
- Arus mengalir pada kolektor = 10 mili Ampere
Berapakah besarnya gain arus?
Contoh Soal

Jawaban
Diket:
IB = 40 mikro Ampere = 0,00004 A
IC = 10 mili Ampere = 0,001 A
βdc = IC/IB Diatanya = βdc
= 0,001A/0,00004A
= 250
Contoh Soal
2..

Dari gambar diatas jika:


- Arus mengalir pada kolektor = 250 mili Ampere
- Arus mengalir pada emiter = 260 mili Ampere
Berapakah besarnya alpha DC?
Contoh Soal

Jawaban
Diket:
IC = 250 mili Ampere
IE = 260 mili Ampere
αdc = IC/IE Diatanya = βdc
= 250 mA/260 mA
= 0,96
PERTEMUAN
Prinsip kerja Transistor
Aliran Elektron dan arus dalam Transistor

Gambar 6.1 Transistor di bias Maju


Jika sebuah transistor di bias maju :
- Basis dan kolektor dihubungkan dengan kutub positif sumber.
- Emiter dihubungkan dengan kutub negatif sumber.
Aliran Elektron Dalam Transistor
Menyebabkan:
Lapisan deplesi (deplation layer) antara basis dan
kolektor, serta deplesi (deplation layer) antara basis
dan emiter mengecil.
Dengan mengecilnya lapisan deplesi elektron dapat
bergerak dari emiter ke kolektor, elektron akan
terkumpul di kolektor.
Karena lapisan kolektor berfungsi sebagai pengumpul
elektron maka lapisan ini dikenal dengan colektor atau
pengumpul.
Arah aliran elektron

Arah aliran arus


Gambar 6.2 Aliran elektron dan arus di dalam
transistor

Dalam praktek tidak dikenal aliran elektron, tetapi


dikenal aliran arus listrik. Arah gerakan arus
berlawanan dengan gerakan elektron.
Jika elektron bergerak kebawah maka arus bergerak
kebawah
Dengan menghubungkan transistor seperti gambar 6.1 maka
transistor akan aktif, syaratnya tegangan tegangan basis(VBB)
> 0,7 Volt.
Aliran Arus dalam transistor
Ada tiga jenis arus yang mengalir di dalam transistor:
- Arus yang mengalir melalui lapisan Basis disebut
arus basis disingkat IB.
- Arus yang mengalir melalui lapisan Kolektor disebut
arus kolektor disingkat IC.
- Arus yang mengalir melalui lapisan Emiter disebut
arus emiter disingkait IE.
Hubungan Arus dalam transistor
Hubungan arus yang mengalir di dalam transistor:
- IC = IB x βdc
- IE = IC + IB
Karena IB<< IC terkandang dalam perhitungan nilai
IB bisa di abaikan.
Contoh soal:
Jika :
VBB = 5 Volt
VCC =10 Volt
RB = 100K, RC = 1K
βdc = 150

Hitunglah nilai :
1. Arus Basis
2. Arus Kolektor
3. Arus Emiter
4. Tehangan Kolektor Emiter
Contoh soal: Jawaban:
Diketahui:
VBB = VCC =10 Volt
RB = 10K, RC = 1K
βdc = 150
Ditanya:
IB = ….A
1. IB = VBB/RB IC = ….A
= 5 V/ 100 K IE = ….A
= 0,00005 Ampere VCE = …..Volt
2. IC = IB x βdc
= 0,00005 Ampere x 150
= 0,0075 A
Contoh soal:

3. IE = IC + IB
= 0,0075 A + 0,00005 A
= 0,00755 A
4. VCE = VCC – (IC x RC)
= 10V-(0,0075 A x 1 K)
= 10 V - 7,7 V
= 2,5 V
KARAKTERISTIK
TRANSISTOR
Kurva Kolektor
Data kurva CE dapat diperoleh dengan
membentuk suatu rangkaian seperti (gambar-
a) atau dengan menggunakan “transistor curve
tracer”.
Gagasan dari kedua cara tersebut, yaitu
dengan mengubah-ubah tegangan Vbb dan Vcc
untuk memperoleh tegangan dan arus
transistor yang berbeda-beda.
Untuk mendapatkan hasil yang baik , prosedur
yang biasa digunakan yaitu dengan menentukan
suatu nilai dari Ib dan menjaganya tetap konstan
sambil Vcc di ubah-ubah.

Dengan mengukur
Ic dan Vce , dapat
diperoleh data untuk
menggambar grafik
Ic versus Vce.
(Gambar-b)
Kurva Basis
Gambar (a) menunjukkan suatu grafik dari arus
basis versus tegangan basis emiter. Pada
tegangan kolektor yang lebih tinggi, kolektor
menangkap sedikit lebih banyak elektron hal ini
akan mengurangi arus basis dapat dilihat pada
gambar (b).
Kurva dengan Vce yang
lebih tinggi mempunyai
arus basis sedit lebih kecil
untuk suatu nilai Vbe yang
diberikan dan fenomena
ini disebut dengan
Pengaruh Early.
PERTEMUAN

RANGKAIAN BIAS
TRANSISTOR (LANJUTAN)
BIAS BASIS
(Gambar 11-1a) adalah contoh dari bias basis.
Sebuah sumber tegangan VBB membias
forward dioda emiter melalui resistor yang
membatasi arus RB. Hukum Kirchhoff
menyatakan tegangan pada RB adalah
VBB – VBE .
Hukum Ohm memberikan arus basis
IB = ( VBB – VBE ) / RB
dimana VBE = 0.7 V untuk tranmsistor silikon
dan 0.3 V untuk germanium.
Ic
Penjenuhan
Titik Sumbat
Q

0 Vcc Vce

(a) (b)
Garis Beban DC
Dalam rangkaian kolektor, sumber tegangan
VCC membias reverse dioda kolektor melalui RC.
Dengan hukum tegangan Kirchhoff,
VCE = VCC – ICRC
Dalam rangkaian yang diberikan, VCC dan RC adalah
konstan, VCE dan IC adalah variabel. Maka didapatkan
persamaan
IC = (-VCE/RC)+(VCC/RC)
(Gambar 11-1b) menunjukkan grafik dari persamaan diatas
memotong kurva – kurva dari kolektor.
Dalam rangkaian yang diberikan, VCC dan RC
adalah konstan, VCE dan IC adalah variabel. Maka
didapatkan persamaan :

IC = (-VCE/RC)+(VCC/RC)

(Gambar 11-1b) menunjukkan grafik dari persamaan


diatas memotong kurva – kurva dari kolektor.

Perpotongan vertikal adalah pada VCC/RC. Perpotongan


horizontal adalah pada VCC,dan kemiringannya adalah –
1/RC. Garis ini disebut Garis Beban dc karena garis ini
menyatakan semua titik operasi yang mungkin.
Perpotongan dari garis beban dc dengan arus basis
adalah Titik Operasi daripada Triansistor.
Cut Off dan Saturation
Titik dimana garis beban memotong kurva IB=0
disebut titik sumbat ( cut off ). Pada titik ini arus basis
adalah nol dan arus kolektor kecil sehingga dapat
diabaikan (hanya arus bocoran ICEO yang ada ). Pada
titik sumbat ,dioda emiter kehilangan forward bias, dan
kerja Transistor yang normal terhenti.
Untuk perkiraan yang aproksimasi tegangan kolektor
emitor adalah VCE(cutoff) = VCC
Perpotongan dari garis beban dan kurva IB = IB(sat)
disebut penjenuhan (saturation). Pada titik ini arus
basis sama dengan IB(sat) dan IC adalah maksimum.
Pada penjenuhan , dioda kolektor kehilangan reverse
bias dan kerja Transistor yang normal terhenti.
Untuk perkiraan yang aproksimasi, arus kolektor
pada penjenuhan adalah: IC(sat) ≅ (VCC / RC)

dan arus basis yang tepat menimbulkan penjenuhan


adalah : IB(sat)=(IC(sat)) / βdc
Tegangan kolektor emiter pada penjenuhan adalah
VCE = VCE(sat)
Dimana VCE(sat) diberikan pada lembar data secara
khusus beberapa persepuluh volt.
Daerah Aktif (Active Region)
Semua titik operasi antara Titik Sumbat
dan penjenuhan adalah Daerah Aktif dari
transistor. Dalam daerah aktif, dioda emiter
dibias forward dan dioda kolektor dibias
reverse
Dengan persamaan :
IB =(VBB-VBE) / RB
maka dapat ditentukan arus basis dalam setiap
rangkaian bias basis. Perpotongan dari arus
basis beban disebut Titik Stasioner ( Quiescent )
Q dalam (gambar 11-1b).
Jika arus basis lebih besar daripada IB(sat),
arus kolektor tidak dapat bertambah karena
dioda kolektor tidak dibias reverse.
Dengan kata lain, perpotongan dari garis beban
dan kurva basis yang lebih tinggi masih
menghasilkan titik penjenuhan yang sama
dalam (gambar 11-1b)
Bias Pembagi Tegangan
(Gambar 11-2) +
VCC
menunjuk -kan bias pembagi
R1 RC
tegangan, bias yang paling
banyak dipakai dalam
VCE
rangkaian-rangkaian diskrit
linier. Nama pembagi tega-
+ +
ngan (voltage divider) R2 V2 RE VE
berasal dari pembagi tega - -
ngan yang dibuat oleh R1 dan
R2. Tegangan pada R2
membias forward dioda Gambar 11-2
emiter dan catu VCC membias
reverse dioda kolektor.
Arus Emiter
Rangkaian bias pembagi tegangan yang khusus
bekerja sebagai berikut. Arus basis dalam (gambar
11-2) kecil sekali dibandingkan dengan arus dalam R1
dan R2. Maka bentuk persamaannya menjadi :
V2 ≅ ( R2 / (R1 + R2 ) ) VCC

Hukum tegangan Kirchhoff memberikan :


VE = V2 – VBE
Ini menyatakan tegangan pada resistor emiter sama
dengan tegangan pada R2 dengan jatuh tegangan
VBE. Karena itu, arus emiter adalah
IE = ( V2 – VBE ) / RE
Tegangan Kolektor – Emiter
Tegangan kolektor ke ground VC sama dengan
catu dikurangi jatuh tegangan pada resistor
kolektor VC = VCC – ICRC
Tegangan kolektor ke ground adalah
VE = IERE
Tegangan kolektor ke emiter adalah
VCE = VC – VE = VCC – ICRC – IERE atau
VCE ≅ VCC – IC ( RC + RE )

Karena IC dan IE hampir sama (ingat α dc)


Jika dalam (gambar 11-2) arus kolektor yang
mengalir terlalu banyak, transistor menuju ke
penjenuhan. Secara ideal ini berarti suatu
hubungan singkat antara terminal kolektor-emiter,
dengan arus penjenuhan sebesar
IC(sat) ≅ VCC / ( RC + RE )
Sebaliknya jika transistor beroperasi dalam
daerah titik sumbat ( cutoff ), tidak ada arus
kolektor yang mengalir, dan semua tegangan
catu muncul pada terminal kolektor emiter
VCE( Cutoff ) = VCC
Karena itu garis beban dc melewati
perpotongan vertikal sebesar

VCC / ( RC + RE )

melalui perpotongan horizontal pada VCC.


Titik Q akan terletak pada garis beban ini,
kedudukannya ditentukan dengan
persamaan diatas.
Bias Umpan Balik
Kolektor
Untuk menggerakkan resistor basis, maka
tidak digunakan tegangan catu yang tetap yang
dipasang pada resistor basis, tetapi menggunakan
tegangan kolektor. Ini memasukkan umpan balik
yang membantu mengurangi efek dari βdc
terhadap titik Q.
Kerja dari umpan balik adalah sebagai berikut :
Misalkan kenaikan temperatur menyebabkan βdc
dalam (gambar 11-3) bertambah. Hal ini akan
menyebabkan arus kolektor bertambah. Tetapi segera
setelah arus kolektor bertambah, tegangan kolektor
emiter berkurang.
Ini berarti tegangan yang lebih
kecil meng gerakkan resistor basis ,
yang menyebab kan arus basis
berkurang karena itu arus basis yang
lebih rendah, mengurangi
pertambahan arus kolektor yang
semula. Tanpa umpan balik, arus
kolektor berbanding lurus dengan βdc
, tetapi dengan umpan balik, arus
kolektor tidak bertambah dengan
cepat seperti βdc. Bagian yang
selanjutnya memastikan efek dari
perubahan dalam βdc.
Bias Emiter
(Gambar 11-4a) menunjukkan bias emiter, yang
populer jika terdapat catu yang terbagi. Nama ‘bias
emiter’ digunakan karena catu negatif VBE membias
forward dioda emiter melalui resistor RE.

RC +
VCC
-
VCE

+
RB RE
VEE
-

Gambar 11-4a
Arus Emiter
Kunci untuk menganalisa rangkaian bias
emiter yang tipikal adalah sebagai berikut :
Tegangan dari emiter ke ground lebih kecil
daripada 1 V. Karena VEE jauh lebih besar
daripada 1 V, maka dapat diperlakukan ujung
atas dari RE sebagai sebuah pertanahan
pendekatan.
(Gambar 11-4b) menekankan ide penting ini.
Karena pertanahan , sebenarnya semua
tegangan catu VEE muncul pada RE. Karena itu,
IE ≅ VEE / RE
Besaran-besaran Lain
Biasanya, untuk pendekatan IC sama
dengan IE. Karena emiter bekerja seperti sebuah
titik ground aproksimasi, tegangan kolektor emiter
sama dengan catu VCC dikurangi dengan jatuh
tegangan pada resistor kolektor :
VCE ≅ VCC – ICRC

Jika transistor dijenuhkan, terminal kolektor emiter


secara ideal bekerja terhubung singkat dan jumlah dari
tegangan catu muncul pada RC dan RE. Karena ini,
arus maksimum yang mungkin adalah
IC(sat) = ( VCC + VEE ) / ( RC + RE )
Rangkaian Bias PNP
(Gambar 11-5)
menunjukkan sebuah
transistor pnp. Karena
dioda emiter dan kolektor
menunjuk arah yang
berlawanan dengan arah
pada transistor npn, semua
arus dan tegangan dibalik
jika transistor pnp dibias
forward.
Untuk membias forward dioda emiter dari
transistor pnp, VBE mempunyai polaritas minus
plus seperti ditunjukkan dalam (gambar 11-5).
Untuk membias reverse dioda kolektor , VCB
harus mempunyai polaritas minus plus seperti
ditunjukkan.
Selanjutnya VCE adalah minus plus seperti
ditunjukkan. Karena dioda emiter menunjuk
kedalam , arus emiter konvensional mengalir ke
dalam transistor pnp, arus basis dan kolektor
mengalir ke luar.
Rangkaian – rangkaian
Pengimbang
Transistor pnp disebut pengimbang (complement )
dari transistor npn. Perkataan pengimbang
menentukan bahwa semua tegangan dan arus
berlawanan dengan pada transistor npn.
Setiap rangkaian npn mempunyai sebuah rangkaian
pnp pengimbang. Untuk mendapatkan rangkaian pnp
pengimbang, semua yang telah dilakukan adalah :
Ganti transistor npn dengan transistor pnp
Imbangi ( complement ) atau balikkan (reverse )
semua tegangan dan arus
Sebagai contoh, (gbr 11-6a) menunjukkan
bias umpan balik kolektor dengan menggunakan
transistor npn. Arus emiter mengalir ke bawah dan
tegangan kolektor adalah positif terhadap ground.
(Gbr 11-6b) menunjukkan rangkaian transistor pnp
pengimbang (complementary)
Menganalisa Rangkaian PNP

Jika digunakan besarnya ( magnitude ),


semua rumus yang diturunkan untuk rangkaian
– rangkaian npn berlaku rangkaian – rangkaian
pnp.
Contoh jika ingin mengetahui
arus emiter dalam (gbr 11-5c)
IE = IC
IC = ( VCC – VBE )/( RC – (RB/ββdc))
= ( 20 – 0.7 ) / ( 104 + (106/10 β
= 0.965 mA
PERTEMUAN

PERANCANGAN
RANGKAIAN
ELEKTRONIKA
Pengenalan Program Circuit Maker
A.Tampilan Window
Jika program Circuit maker sudah terinstal di dalam komputer
maka aplikasi dapat dijalankan dengan cara klic start menu
pilih program pilih circuit maker , maka pada monitor akan
terlihat jendela sbb:
Pendahuluan
Untuk memulai click pada file pada menu bar pilih new
sehingga akan tampil jendela sebagai berikut:
Gambar di bawah ini merupakan tampilan jendela pada circuit
maker
Fungsi –fungsi pada Jendela Circuit
maker
Pada jendela circuit maker terdapat:
Title bar
Menu bar
Tool bar
Scrool bar
Drawing windows
Analisis windows
Title bar
Berisikan nama aplikasi dan file yang sedang dibuka,
berisikan minimize, maximize dan close.

Menu bar
Berisikan perintah-perintah yang terdapat pada
circuit maker. Untuk menggaktifkan dapat dilakukan
dengan cara mengarahkan mouse dan click pada menu,
seperti: file berisikan new, open, reopen exit dll.
Tool bar
Merupakan kumpulan dari ikon-ikon yang
mewakili semua perintah-perintah yang mewakili menu
bar, contoh: perintah (new) mewakili perintah file –
new.
Scrool bar
Berfungsi untuk menampilkan bagian-bagian circuit
maker yang tidak terlihat.

Drawing windows
Merupakan lokasi/tempat membuat gambar
rangkaian (skematic diagram) pada aplikasi circuit maker.

Analisis windows
Merupakan lokasi/tempat tampilan analisa gambar
rangkaian (skematic diagram) pada aplikasi circuit maker.
B. Fungsi Tool Bar
New
New merupakan ikon untuk membuka jendela
baru pada aplikasi circuit maker.Ikon new
disimbolkan dengan:

Open
Open merupakan ikon untuk membuka contoh-
contoh (sampel) dari skematik diagram pada aplikasi
circuit maker.Ikon open disimbolkan dengan:

Save
Save merupakan ikon untuk menyimpan hasil
rancangan skematik diagram pada aplikasi circuit maker.Ikon
save disimbolkan dengan:
Print
Print merupakan ikon untuk mecetak hasil
rancangan skematik diagram pada aplikasi circuit
maker.Ikon Print disimbolkan dengan:

Arrow Tool
Arrow Tool merupakan ikon untuk memilih,
memindahkan atau mengedit komponen hasil rancangan
skematik diagram pada aplikasi circuit maker.Ikon Arrow Tool
disimbolkan dengan:

Wire Tool
Wire Tool merupakan ikon untuk menghubungkan
komponen (konduktor), pada rancangan (skematik
diagram) pada aplikasi circuit maker. Ikon Wire Tool
disimbolkan dengan:
Text Tool
Text Tool merupakan ikon untuk menambahkan
text (tulisan) pada skematik diagram pada aplikasi
circuit maker. Text Tool disimbolkan dengan:
Delete Tool
Delete Tool merupakan ikon untuk menghapus
komponen, wire atau text (tulisan) pada skematik
diagram pada aplikasi circuit maker. Delete Tool
disimbolkan dengan:
Zoom Tool
Zoom Tool merupakan ikon yang berfungsi
untuk memperbesar atau mengecilkan ukuran
rangkaian. Zoom Tool disimbolkan dengan:
Rotate
Rotate merupakan ikon yang berfungsi untuk
memutar posisi komponen sejauh 90º atau lebih dalam
jendela gambar. Rotate di simbolkan dengan:
Digital/Analog
Digital/analog ikon yang berfungsi untuk
membedakan sinyal digital atau analog dalam analisa
rangkaian. Digital/analog disimbolkan dengan:

Reset
Reset merupakan ikon yang berfungsi
untuk inisialisasi rangkaian sebelum atau sesudah
analisa. Ikon reset disimbolkan dengan:
Step
Step merupakan ikon yang berfungsi untuk
menjalankan analisa rangkaian secara bertahap. Ikon
step dalam circuit maker digambarkan dengan:
Run/stop
Run/stop merupakan ikon yang berfungsi untuk
menjalankan analisa rangkaian secara otomatis. Ikon
Run/stop dalam circuit maker digambarkan dengan:

Probe Tool
Probe Tool merupakan ikon yang berfungsi
untuk mengamati data komponen dalam
rangkaian. Probe Tool digambarkan dengan:
Parts
Parts merupakan ikon yang berfungsi untuk
memilih komponen dalam part browser. Parts
disimbolkan dengan:

Search
Ikon Search mempunyai fungsi yang sama
dengan Parts. Didalam circuit maker disimbolkan
dengan:
C. Mendesain Rangkaian
elektronika
Untuk membuat rangkaian pada circuit maker
lakukan langkah-langkah sbb:

– Buka jendela gambar.


– Pilih komponen-komponen yang di butuhkan
dengan cara klick pada Parts ikon.
– Hubungkan komponen-komponen dengan
cara click pada ikon Wire Tool.
– Jika diperlukan tulisan pada skematik
diagram dapat dibuat dengan bantuan Text
Tool
Contoh Aplikasi
1. Rangkaian penyearah gelombang penuh
D1
T1 BRIDGE
TRANS

Rangkaian diatas dapat dibuat dengan langkah-langkah


sbb:
~ Pilih transistor dan dioda dengan bantuan Parts ikon.
~ Hubungkan Komponen-komponen tersebut sehingga
menjadi rangkaian penyearah gelombang penuh dengan
bantuan ikon Wire Tool.
2. Rangkaian 555 astable
3. Rangkaian Lampu Lalu Lintas
Cara Menggunakan Sofware
PCB Layout (Diptrapce)

Lakukan Insttal Program

Setelah terinsttalasi, Klik Start ---- All Program ----


Klik PCB Layout.
Lembar Kerja Diptrace
Untuk Membuat Label Nama
jenis Rangkaian pada PCB
Layout

Untuk membuat tata


Untuk kembali kesemula
letak Jumper

Run untuk menfiniskan rangkaian


yang sudah di buat
Cara menggunakan : Klik jenis
komponen yang mau di ambil lalu klik
pada lembar kerja untuk meletakan
komponen tersebut.

Contoh tata letak komponen


Hasil pembuatan perakitan jalur rangkaian pada
PCB Layout
Klik File lalu pilih Printview
Hasil printview, untuk mendapatkan hasil yang
sesuai pada tata letak komponen di jalur circuit
layout jangan merubah tampilan 100%, baik besar
atau kecil ukuran tampilan
Klik Objects untuk menghilangkan tanda cek
klis agar bisa mengasikan jalur circut dan tata
letak komponen pada papan pcb

Hilangkan Cek klis pada Traces untuk


menghasilkan tata letak komponen
pada pcb, lalu cek klis pada Mirror
agar tidak terbalik.

Hilangkan Cek klis pada Silk untuk


Save Untuk menyimpan baik
menghasilkan jalur circuit berupa JPM atau BMP
Hasil Layout Circuit Rangkaian

Tata Letak Komponen di PCB


Layout Circuit Rangkaian
PERTEMUAN

ANALISA
RANGKAIAN
ELEKTRONIKA
Analisa Rangkaian
1. Analisa Rangkaian 555 astable
Lembar data (Data Sheet)
Analisa Rangkaian

a. Kaki 2 pada IC 555 merupakan kaki pemicu/trigger , pin


ini merupakan salah satu kaki input comparator 1 yang
terdapat dalam rangkaian dalam IC 555.(lihat blok
diagram)
b. Karena adanya proses pengisian dan pengosongn C1
(lihat gambar 11.1) maka level tegangan yang masuk lewat
pin ini selalu berubah, tegangan ini akan dibandingkan oleh
comparator 1 dengan V3 yang dihasilkan oleh rangkaian
pembagi tegangan di dalan NE 555.
c. Kaki 6 pada IC 555 merupakan kaki voltage threshold
(tegangan ambang) , pin ini merupakan salah satu kaki input
comparator 2 yang terdapat dalam rangkaian dalam IC
555.(lihat blok diagram)
Analisa Rangkaian

d. Pin 6 terhubung ke kutub positif C1, karena adanya proses


pengisian dan pengosongn C1 (lihat gambar 11.1) maka
level tegangan yang masuk lewat pin ini selalu berubah,
tegangan ini akan dibandingkan oleh comparator 2 dengan
V2 yang dihasilkan oleh rangkaian pembagi tegangan di dalan
NE 555.
e. Output kedua comparator diatas menjadi input Flip-Flop
yang terdapat di dalam NE 555.
f. Output dari Flip-Flop Pin 3 NE 555 merupakan fulsa dimana
besar periodanya dtentukan oleh:
~T = Tm+ T= 0.7× ( R1+ 2R2)× C1
~ Tm = 0.7× ( R1+ R2)× C1
~T = 0.7× R2× C1
~ f = 1/T
T = Perioda (detik)
F = frekensi ( hz)
Analisa Rangkaian

Catatan :
R1 Minimal 1kΩ
R1 dan R2 maksimum 1MΩ

g. Dari rangkaian di atas kondisi LED akan hidup dan mati


bergantian.
H. R3 pada rangkaian diatas berfungsi sebagai pembatas
arus yang mengalir ke LED
2. Analisa Rangkaian Lampu Lalu Lintas
Lembar Data (Data sheet)
Lembar Data (Data sheet)
Analisa Rangkaian

a. Output yang dihasilkan oleh IC NE 555 (pin 3)


berbentuk pulsa.
b. Pulsa ini berfungsi sebagai pulsa pengerak rangkaian
dalam IC CMOS 4017 (pin 14 clock) .
c. IC 4017 merupakan IC pencacah/pembagi dengan
10 keluran.
d. Pada saat rangkaian diaktifkan maka keluaran 4017
(Q0) akan aktif tinggi selama satu perioda pulsa
masukan, pada saat (Q0) berubah dari aktif tinggi
menjadi aktif rendah (Q1) berubah jadi aktif tinggi
selama satu perioda pulsa masukan, pada saat (Q1)
berubah dari aktif tinggi menjadi aktif rendah (Q2)
berubah jadi aktif tinggi selama satu perioda pulsa
masukan dan seterusnya sampai (Q9).
Analisa Rangkaian

e. Pada saat (Q0) berubah dari aktif tinggi menjadi aktif


rendah (Q1) berubah jadi aktif tinggi selama satu
perioda pulsa masukan.

f. Karena output (Q5), (Q6), (Q7),(Q8) diparalel dan


dihubungkan dengan Led hijau , output (Q4) ,(Q9)
diparalel dihubungkan dengan Led Kuning dan (Q10)
dihubungkan dengan Led merah.

g. Led-led di atas akan menyala secara bergantian


menyerupai lampu pengatur lalu lintas.
PERTEMUAN
Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur
komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere,
volt dan ohm meter.

Umumnya sebuah multimeter elektronik mengandung elemen-elemen


berikut :
 Penguat dc jembatan setimbang (balanced bridge dc amplifier)
dan alat pencatat.
 Pelemah masukan atau saklar rangkuman (RANGE), guna
membatasi tegangan masukkan pada nilai yang diinginkan.
 Rangkaian penyearah, untuk mengubah tegangan masukkan
ac ke dc yang sebanding.
 Batere internal dan rangkaian tambahan, guna melengkapi
kemampuan pengukuran tahanan.
 Saklar fungsi (FUNGSI), untuk memilih berbagai fungsi
pengukuran dari instrument tersebut.
Disamping itu umumnya instrument mempunyai sebuah sumber daya sudah
terpasang untuk operasi jala-jala ac dan dalam kebanyakan hal, satu atau lebih
batere yang telah terpasang untuk dipakai sebagai instrument uji yang portable
I. MULTIMETER ANALOG
Multimeter analog terdiri dari bagian-
bagian penting, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Papan skala
2. Jarum penunjuk skala
3. Pengatur jarum skala
4. Knop pengatur nol ohm
5. Batas ukur ohm meter
6. Batas ukur DC volt (dcv)
7. Batas ukur AC volt (acv)
8. Batas ukur ampere meter DC
9. Saklar pemilih (dcv, acv, ohm,
ampere dc)
10. Test pin positif (+)
11. Test pin negatif (-)
Adapun cara menggunakan multitester ini ialah sebagai berikut :

a. Jika saklar menunjuk pada ohm meter dapat digunakan mengukur:


Transistor, Tahanan, Potensiometer, VR (Variabel Resistor),
Kondensator, LS, Kumparan dan trafo, mengukur Kabel, dsb.

b. Jika saklar menunjuk pada DC Volt (dcv) dapat digunakan mengukur :


Mengukur (menguji) accu atau batere

c. Jika saklar menunjuk pada AC Volt (acv) dapat dipakai untuk


mengukur kuat tegangan AC, ada dan tidaknya arus listrik.

d. Jika saklar menunjuk pada DC ampere dapat dipakai untuk mengukur


berapa banyak ampere pada accu maupun batere atau catu daya
(adaptor).
MENGUJI RESISTOR
Resistor atau tahanan bisa putus. Jika putus maka suatu rangkaian
tak akan bisa bekerja atau setidak-tidaknya mengalami keadaan cacat.

Nilai resistor berdasarkan kode warna.


Langkah-langkah pengujian resistor dengan multitester adalah
sebagai berikut :
a. Putar saklar pemilih pada posisi ohm meter.
b. Tempelkan probe masing-masing pada kawat resistor.
Pengukuran jangan sampai tangan menyentuh kawat (salah satu
kawat boleh tersentuh asal tidak keduanya).
c. Perhatikan jarum pada papan skala. Jika bergerak berarti resistor
baik, jika diam berarti resistor putus

MENGUJI TRANSISTOR PNP


a. Pastikan kaki kolektor, basis dan emitornya
(anda harus mengetahui secara pasti)
b. Saklar pemilih pada multitester harus
menunjuk pada ohm meter
c. Probe positif (berwarna merah) ditempelkan
pada B (basis).
Probe negatif (hitam) ditempelkan pada E (Emitor), jika jarum
bergerak maka pindahkan probe negatif pada kolektor. Jika pengukuran
pertama dan kedua, jarum bergerak berarti transistor baik. Jika salah satu
pengukuran, jarum tidak bergerak berarti transistor rusak
MENGUJI TRANSISTOR NPN
a.Pastikan kaki-kaki transistor, yang terdiri dari kolektor, emitor dan
basis.
b.Putar saklar pemilih pada posisi ohm meter.
c. Tempelkan probe negatif (hitam) pada basis. Probe positif pada
kolektor. Jika bergerak berarti antara kolektor dan basis baik.
d.Pindahkan probe negaif pada kaki emitor. Jika bergerak maka emitor
dan basis baik. Jika salah satu pengukuran (atau keduanya) jarum tidak
bergerak berarti transistor putus.
MENGUJI KONDENSATOR ELCO
a. Putar saklar pemilih pada posisi ohm meter.
b. Perhatikan tanda negatif atau positif yang ada pada badan elco dan
lurus pada salah satu kaki.
C. Probe hitam ditempel pada kaki
positif (+) dan probe merah
ditempel pada kaki negatif (-).
Perhatikan gerakan jarum.
D. Jika jarum bergerak ke kanan
kemudian kembali ke kiri berarti
kondensator ELCO baik.
E. Jika jarum bergerak ke kanan
kemudian kembali ke kiri namun
tidak penuh berarti kondensator
ELCO agak rusak.
F. Jika jarum bergerak ke kanan
kemudian tidak kembali ke kiri
(berhenti) kondensator ELCO bocor.
G. Jika jarum tak bergerak sama sekali
berarti kondensator ELCO putus.
MENGUJI TEGANGAN PLN
Multitester juga dapat dipakai untuk menguji atau mengukur tegangan
listrik dari jaringan PLN, langkah-langkahnya :
A. Putarlah saklar pemilih pada posisi ACV (perkirakan berapa volt yang
diukur). Misalnya anda memperkirakan 220 v maka saklar pemilih harus
lebih tinggi yaitu 250 v.
B. Masing-masing probe di tempelkan pada lubang stop kontak.
Selanjutnya amati gerakan jarum pada papan skala. Anda akan tahu
seberapa besar tegangan listrik yang anda ukur.

MENGUJI DIODA
A. Putar saklar pemilih ke posisi ohm.
B. Probe merah (+) ditempelkan pada
kutub katoda dan probe hitam (-)
ditempelkan pada kutub anoda. Jika jarum
pada papan skala bergerak berarti dioda
baik, jika diam berarti putus.
Selanjutnya dibalik : Probe hitam (-) ditempelkan pada kutub
katoda dan probe merah (+) ditempelkan pada kutub anoda. Jika jarum
diam, berarti dioda dalam kondisi baik, jika bergerak berarti dioda rusak.
MENGUKUR DC VOLT
 Perkirakan seberapa besar DC Volt yang anda ukur. Misalnya jika 10 volt,
maka saklar penunjuk harus menunjuk angka lebih besar (50 DC)
 Probe merah ditempelkan pada kutub positif dan probe hitam
ditempelkan pada kutub negatif.

MENGUKUR AMPERE METER DC


Besarnya arus listrik (DC) yang mengalir dalam
suatu rangkaian bisa diketahui dengan
menggunakan multitester.

Terlebih dahulu perkirakan seberapa besar


ampere yang diukur, baru kemudian saklar
pemilih diposisikan pada angka yang lebih
besar.
II. MULTIMETER DIGITAL
Multimeter digital terdiri
dari bagian-bagian
penting, diantaranya
adalah sebagai berikut :

1. Layar
2. Saklar penahan mode
3. Saklar penahan range
4. Saklar penahan data
5. Saklar power dan saklar
pemilih (DCV, ACV, ohm,
ampere DC)
2.1. Bagian Layar
MENGUKUR TEGANGAN AC DAN DC

DCV : tegangan maksimum 600 vdc


ACV ~ : tegangan maksimum 600 vac
Aplikasi
DCV : Mengukur baterai dan sirkuit dc
ACV : Mengukur tegangan ac
Batas pengukuran
DCV : 5 batas dari 320 mv sampai 600 v
ACV : 4 batas dari 3.2 mv sampai 600 v
Prosedur pengukuran
1. atur saklar fungsi pada “V” dan pilih antara DCV atau ACV ~ dengan saklar
Mode.
2. gunakan penunjuk pin merah dan hitam pada sirkuit untuk pengukuran. Untuk
tegangan DC penunjuk pin merah untuk positif (+) dan penunjuk hitam
negative (-), sedangkan tegangan AC boleh bolak-balik.
3. baca nilainya pada layar multimeter.
4. lepaskan penunjuk merah dan hitam setelah pengukuran selesai.
MENGUKUR RESISTOR
1. Aplikasi
Mengukur resistansi dari resistor dan pengukuran sirkuit.
2. Batas pengukuran
6 batas dari 320 Ω sampai dengan 32 MΩ
3. Prosedur pengukuran
- atur saklar fungsi pada dan pilih saklar mode pada Ω.
- gunakan penunjuk pin merah dan hitam pada objek yang diukur.
- baca hasil pengukuran pada layar multimeter.
4. Lepaskan penunjuk merah dan hitam setelah pengukuran selesai.
MENGECEK KABEL (TERPUTUS/TIDAK)
1. atur saklar fungsi pada dan pindahkan saklar mode ke
2. tempatkan penunjuk pin merah dan hitam pada sirkuit atau konduktor
untuk diukur/dicek.
3. kabel yang terhubung dapat di periksa dengan ada bunyi atau tidak.
4. setelah pengukuran lepaskan penunjuk pin merah dan hitam.
 Besarnya tahanan suara pada saat resistansi dalam sirkuit yang diukur adalah
kurang dari 20 Ω.
 Input terminal melepaskan tegangan sekitar 1.3 V.

MENGECEK DIODA
1. atur saklar fungsi pada , pindahkan saklar mode ke
2. tempatkan penunjuk pin merah pada anoda dan hitam pada katoda.
3. yakinkan bahwa gambar yang ditunjukkan adalah dioda forward bias.
4. tempatkan penunjuk pin merah pada anoda dan hitam pada katoda.
4. Pastikan hasil pada layar adalah sama seperti saat penunjuk pin test
dilepaskan.
5. Setelah pengukuran lepaskan penunjuk pin merah dan hitam dari
objek
yang diukur.

Input terminal melepaskan tegangan sekitar 3 V


MENGUKUR ARUS
DCmA : tegangan maksimum 320 ma dc

ACmA ~ : tegangan maksimum 320 ma ac


1.Aplikasi
DCmA : pengukuran arus pada batere dan sirkuit d.c.
ACmA ~ : pengukuran arus pada sirkuit a.c.
2.Batas pengukuran
2 batas dari 32 ma sampai 320 ma ( arus d.c dan a.c )
3.Prosedur pengukuran
1. atur saklar fungsi pada “mA” dan pilih antara DC mA
atau ACmA ~ dengan saklar mode.
2. Bedakan bagian yang ditandai dengan X pada sirkuit untuk pengukuran dan
gunakan pin merah dan hitam pada gambar yang ditandai dengan tulisan load.
Untuk DCmA pin hitam pada posisi negatif dan pin merah pada posisi
positif, sedangkan untuk pengukuran ACmA ~ pinnya boleh bolak-balik.
3. Baca nilainya pada layar.
4. Setelah pengukuran lepaskan penunjuk pin merah dan hitam dari objek yang
diukur.
PENGETESAN KOMPONEN PADA RANGKAIAN

Cara pengetesan komponen pada rangkaian ada 2 jenis, yaitu:


1. Pengukuran pada rangkaian aktif (on), yang dapat diukur
adalah tegangan, arus pada rangkaian (PCB)
2. Pengukuran pada rangkaian pasif (catu daya off), yang
dapat diukur adalah resistansi yang langsung di PCB atau
dilepas dari PCB.
ESSAY :
1. Suatu alat yang digunakan untuk menguji atau mengukur
komponen dan mengukur besar suatu tegangan maupun
arus, disebut ?

2. Untuk membatasi tegangan masukan pada nilai yang


diinginkan, pada multimeter digunakan elemen ?

3. Resistor dengan kode warna : coklat, hitam, hijau dan


emas bernilai ?
4. Pada pengujian kondensator ELCO dengan multimeter
analog, apabila jarum bergerak ke kanan kemudian
kembali ke kiri tapi tidak penuh, berarti ELCO ?

5. Satuan Internasional untuk kuat arus listrik adalah ?

6. Satuan untuk hambatan dalam sistem satuan Internasional


adalah ?
PERTEMUAN
Bentuk gelombang (Sinyal) Listrik
GELOMBANG SINUS
 Gelombang sinus adalah gelombang yang berbentuk fungsi
sinus seperti yang digunakan dalam trigonometri.
1. Perioda (T) : Waktu yang dibutuhkan satu
siklus pengulangan secara lengkap. Perioda
dapat diukur dengan cara mengukur waktu
interval antara dua puncak gelombang yang
berdekatan.
2. Frekuensi (f) : Jumlah siklus (gelombang)
dalam satu detik, satuannya dinyatakan
dalam hertz, Hz. 1 Hz = 1 siklus per detik. Bila
diketahui perioda, maka dapat dihitung
frekuensinya dengan persamaan:
Frekuensi sinyal yang digunakan dapat bervariasi
dari sekitar 0.1 Hz, kilohertz (kHz), atau orde
megahertz (MHz)
3. Amplitudo adalah tingginya puncak gelombang sinus.
 Amplitudo ini dapat dinyatakan dengan beberapa cara. Amplitudo
puncak (Vp), diukur dari sumbu X, 0 volt ke puncak tertinggi
(terendah) dari gelombang.
 Amplitudo puncak ke puncak (Vpp), diukur dari puncak tertinggi ke
puncak terendah. Dalam praktek, mengukur Vpp lebih mudah dari
pada mengukur Vp. Besarnya Vpp tepat 2 kali Vp.
 Walaupun Vpp pada osciloscop lebih mudah diukur, tetapi
mengukur amplitudo rms lebih disukai karena tegangan rms
menggambarkan tegangan efektif, yang biasa dicantumkan dalam
informasi arus bolak-balik. Amplitudo rms dapat ditulis:

atau

atau
4. Fasa : Gelombang sinus dibagi-bagi dalam sudut fasanya
(dalam derajat) seperti berikut:
 Bila dua buah gelombang sinus mempunyai frekuensi yang sama dan terjadi
pada saat yang sama, maka kedua gelombang tersebut dikatakan se-fasa (in
phase):

Sebaliknya, bila kedua gelombang tersebut terjadi pada waktu yang berbeda, maka
dikatakan kedua gelombang tersebut tidak se-fasa (out of phase). Bila ini terjadi,
perbedaan fasa tersebut dinyatakan dalam sudut fasa (Є). Pada gambar B di atas,
beda sudut fasa kedua gelombang tersebut = 90°.
GELOMBANG KOTAK (SQUARE)
 Gelombang kotak merupakan bentuk umum gelombang yang lain. Pada
dasarnya gelombang kotak adalah tegangan yang dihidupkan dan
dimatikan (kondisi high dan low) pada interval yang teratur. Rangkaian
elektronik digital, seperti pada komputer, TV, radio, dll, seringkali
menggunakan gelombang kotak sebagai sinyal pewaktuan (timing
signals).
 Seperti gelombang sinus, gelombang kotak juga diuraikan dalam
perioda, frekuensi dan amplitudo:
 Amplitudo puncak (Vp), amplitido puncak ke puncak (Vpp), diukur
seperti pada gelombang sinus. Tetapi, amplitudo rms gelombang kotak
adalah lebih besar dari amplitudo rms gelombang sinus.
 Walaupun gelombang kotak dapat berubah dengan cepat dari posisi
minimum ke posisi maksimum, perubahan ini tetap memerlukan waktu.
Didefinisikan rise time (waktu naik) suatu sinyal adalah waktu yang
dibutuhkan nilai tegangan berubah dari 10% ke 90% nilai maksimumnya.
Rise time ini biasanya sangat pendek, dalam orde nanoseconds (1 ns =
10-9 s), atau microseconds (1 µs = 10-6 s), seperti terlihat pada gambar
di atas.
 Gelombang persegi (rectangular) menyerupai gelombang kotak, hanya
interval waktu kondisi high dan low tidak memiliki panjang yang sama.
Kedua gelombang tersebut cukup penting untuk menganalisa rangkaian
elektronik
GELOMBANG PULSA
 Gelombang pulsa mirip dengan gelombang kotak kecuali bahwa gelombang pulsa
semuanya terletak di atas sumbu X. Pada awalnya, tegangan berubah mendadak
dari level Low, dekat sumbu X, ke level High, biasanya dekat dengan tegangan
catu daya

 Adapun istilah 'frekuensi' pulsa didefinisikan sebagai laju pengulangan (repetition


rate), yaitu jumlah siklus per detik (hertz, Hz). Waktu keadaan High dari pulsa
gelombang disebut mark, dan waktu Low disebut space. Perbandingan kedua
besaran tersebut disebut mark space ratio:
Mark space ratio = 1.0 berarti waktu Low = waktu High.
Cara lain yang popular untuk menyatakan perbandingan waktu
High dengan perioda gelombang adalah yang disebut duty
cycle, yaitu:

Bila duty cycle kurang dari 50%, maka waktu High-nya lebih
rendah waktu Low.
GELOMBANG SEGITIGA DAN GIGI GERGAJI
 Tegangan Ramp adalah tegangan yang naik atau turun seperti
ditunjukkan pada gambar berikut :
 Ramp rate dinyatakan dalam volt per detik, V/s.

Gelombang segitiga terdiri dari gelombang ramp yang berubah-ubah dari


positif ke negatif secara bergantian. Pada gelombang segitiga, laju
perubahan tegangan dari ramp positif dan ramp negatif dalam tiap siklus
sama besar, sedangkan pada gelombang gigi gergaji tidak sama besar.
Pengertian Osiloskop
• Osciloscop adalah perlengkapan uji lengkap, terutama
digunakan untuk mengukur dan menampilkan penunjukkan
tegangan. Sebagai tambahan, osciloscop dapat memberikan
informasi mengenai bentuk, periode waktu, dan frekuensi
bentuk gelombang voltasenya.
Contoh beberapa kegunaan osciloscop :
• Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya
terhadap waktu.
• Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
• Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian
listrik.
• Membedakan arus AC dengan arus DC.
• Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan
hubungannya terhadap waktu.
• Pada gambar di bawah ini ditunjukkan bahwa pada sumbu vertikal (Y)
merepresentasikan tegangan V, pada sumbu horisontal (X) menunjukkan
besaran waktu t.
• Layar osciloscop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10
kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah
tombol pada osciloscop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.
• Osciloscop 'Dual Trace' dapat memperagakan dua buah sinyal
sekaligus pada saat yang sama. Cara ini biasanya digunakan untuk
melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang berbeda dalam suatu
rangkaian elektronik.
• Sinyal osciloscop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu
vertikal (Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal
(X) menunjukkan besaran waktu t. Sumbu Z merepresentasikan
intensitas tampilan osciloscop. Tetapi bagian ini biasanya
diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.
ANALOG DAN DIGITAL
• Osciloscop dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan
cara kerjanya, yaitu: osciloscop analog dan osciloscop
digital.
• Osciloscop analog menggunakan tegangan yang diukur
untuk menggerakkan berkas elektron dalam tabung gambar
ke atas atau ke bawah sesuai dengan bentuk gelombang yang
diukur. Pada layar osciloscop dapat langsung ditampilkan
bentuk gelombang tersebut.
• Sebaliknya, osciloscop digital mencuplik bentuk gelombang
yang diukur dan dengan menggunakan ADC (Analog to Digital
Converter) untuk mengubah besaran tegangan yang dicuplik
menjadi besaran digital. Isyarat digital ini kemudian direka-
ulang menjadi bentuk gelombang seperti aslinya yang
hasilnya dapat ditampilkan pada layar.
Oscilosco
p analog
Goodwill
seri 622 G

Osciloscop
Digital
CARA KERJA OSILOSKOP
• Pada saat osciloscop dihubungkan dengan sirkuit, sinyal
tegangan bergerak melalui probe ke sistem vertikal. Pada gambar
ditunjukkan diagram blok sederhana suatu osciloscop analog.
• Bergantung kepada pengaturan skala vertikal (volts/div),
attenuator akan memperkecil sinyal masukan sedangkan
amplifier akan memperkuat sinyal masukan.
• Selanjutnya sinyal tersebut akan bergerak melalui keping
pembelok vertikal dalam CRT (Cathode Ray Tube). Tegangan
yang diberikan pada pelat tersebut akan mengakibatkan titik
cahaya bergerak (berkas elektron yang menumbuk fosfor
dalam CRT akan menghasilkan pendaran cahaya). Tegangan
positif akan menyebabkan titik tersebut naik sedangkan
tegangan negatif akan menyebabkan titik tersebut turun.
• Sinyal akan bergerak juga ke bagian sistem trigger untuk
memulai sapuan horizontal (horizontal sweep). Sapuan
horizontal ini menyebabkan titik cahaya bergerak melintasi
layar.
• Jadi, jika sistem horizontal mendapat trigger, titik cahaya melintasi
layar dari kiri ke kanan dengan selang waktu tertentu. Pada
kecepatan tinggi titik tersebut dapat melintasi layar hingga 500.000
kali per detik.
• Secara bersamaan kerja sistem penyapu horizontal dan
pembelok vertikal akan menghasilkan pemetaan sinyal pada
layar. Trigger diperlukan untuk menstabilkan sinyal berulang.
Untuk meyakinkan bahwa sapuan dimulai pada titik yang sama
dari sinyal berulang, hasilnya bisa tampak pada gambar berikut :
Pada saat menggunakan osciloscop perlu diperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:

• Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi


tombol Volt/Div pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya
diperkirakan cukup besar, gunakan skala Volt/Div yang besar. Jika
sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan
attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div
dipasang pada posisi paling besar.
• Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi
sinyal masukan.
• Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal
keluaran yang stabil.
• Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
• Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya
sangat/kurang terang.
SUMBER SINYAL
• Makna umum dari sebuah pola yang berulang terhadap waktu
disebut gelombang, termasuk didalamnya gelombang suara, otak
maupun listrik.
• Satu siklus dari sebuah gelombang merupakan bagian dari
gelombang yang berulang. Sebuah bentuk gelombang (waveform)
merupakan representasi grafik dari sebuah gelombang.
• Bentuk gelombang tegangan menunjukkan waktu pada sumbu
horizontal dan amplitudo tegangan pada sumbu vertikal.
• Sebuah bentuk gelombang dapat menunjukkan berbagai hal
tentang sebuah sinyal.
• Naik-turunnya gelombang menunjukkan perubahan tegangan.
Sebuah garis yang datar menunjukkan bahwa tidak terjadi
perubahan pada jangka waktu tersebut. Garis diagonal
menunjukkan perubahan linear-meningkat atau menurunnya
tegangan dengan laju tetap. Sudut yang tajam menunjukkan
perubahan mendadak.
ESSAY :
1. Saklar putar yang digunakan untuk memilih lebar
display pada CRO adalah ?
2. Saklar yang digunakan untuk mengatur kecerahan bentuk
gelombang atau jejak yang ditampilkan adalah ?
3. Kontrol yang digunakan untuk memilih atau menentukan
frekuensi yang tepat didalam range yang dipilih oleh range
switch adalah :
4. Pada osciloscop bagian yang digunakan untuk mengatur
kecerahan bentuk gelombang yang ditampilkan adalah ?
5. Fungsi trigger controls adalah ?
6. Sebutkan bentuk gelombang yang dapat ditampilkan
dalam osciloscop ?
PERTEMUAN
FUNGSI PANEL OSILOSKOP

PANEL KENDALI
• Bagian ini dibagi atas 3 bagian lagi yang diberi nama
Vertical, Horizontal, and Trigger.
PENGATUR INTENSITAS DAN FOKUS
Pada umumnya pengendali tampilan terdiri dari
beberapa bagian, yaitu :
 Pengendali intensitas digunakan untuk mengatur
intensitas cahaya gambar gelombang yang
ditampilkan pada monitor osciloscop. Bila
ditambahkan kecepatan sapuan (sweep speed)
pada osciloscop analog, maka harus
meningkatkan pula tingkat intensitas.
 Pengendali fokus digunakan untuk mengatur
ketajaman gambar gelombang. Pengendali ini
hanya terdapat pada osciloscop analog.

PENGENDALI VERTIKAL
Pengendali ini digunakan untuk merubah posisi
dan skala gelombang secara vertikal.
Osciloscop memiliki pula pengendali untuk
mengatur masukan coupling dan kondisi
sinyal lainnya.
TOMBOL VOLTS/DIV

 Tombol Volts/div mengatur skala tampilan pada arah vertikal. Misalkan


tombol Volts/Div diputar pada posisi 5 Volt/Div, dan layar monitor terbagi
atas 8 kotak (divisi) arah vertikal. Berarti, masing-masing divisi (kotak)
akan menggambarkan ukuran tegangan 5 volt dan seluruh layar dapat
menampilkan 40 volt dari dasar sampai atas.

 Jika tombol tersebut berada pada posisi 0.5 Volts/dDiv, maka layar dapat
menampilkan 4 volt dari bawah sampai atas, dan seterusnya.

 Tegangan maksimum yang dapat ditampilkan pada layar adalah nilai skala
yang ditunjukkan pada tombol Volts/Div dikali dengan jumlah kotak
vertikal. Jika probe yg digunakan menggunakan faktor pelemahan 10 kali,
maka tegangan yang terbaca harus dikalikan 10.

 Seringkali skala Volts/Div dilengkapi dengan tombol variabel penguatan


(variable gain) atau fine gain control. Tombol ini digunakan untuk
melakukan kalibrasi tegangan.
ALTERNATE AND CHOP DISPLAY
 Pada osciloscop analog, misal dua kanal, ada dua cara untuk menampilkan
sinyal gelombang secara bersamaan. Mode bolak-balik (alternate) menggambar
setiap kanal secara bergantian. Mode ini digunakan dengan kecepatan sinyal dari
medium sampai dengan kecepatan tinggi, ketika skala times/div di set pada 0.5 ms
atau lebih cepat.
 Mode chop menggambar bagian-bagian kecil pada setiap sinyal ketika terjadi
pergantian kanal. Karena pergantian kanal terlalu cepat untuk diperhatikan,
sehingga bentuk gelombang tampak kontinu. Untuk mode ini biasanya digunakan
dengan sinyal lambat dengan kecepatan sweep 1ms per bagian atau kurang.
MASUKAN COUPLING
 Coupling merupakan metoda yang digunakan untuk menghubungkan sinyal
elektrik dari suatu sirkuit ke sirkuit yang lain. Masukan coupling merupakan
penghubung dari sirkuit yang sedang di tes dengan osciloscop. Coupling dapat
ditentukan/diset ke DC, AC, atau ground.
 Coupling AC menghalangi sinyal komponen DC sehingga terlihat bentuk
gelombang terpusat pada 0 volts.
 Coupling AC berguna ketika seluruh sinyal (arus bolak balik dan searah) terlalu
besar sehingga gambarnya tidak dapat ditampilkan secara lengkap.

Masukan coupling
AC dan DC
PENGENDALI HORIZONTAL
 Digunakan untuk mengatur posisi dan skala pada bagian
horizontal gelombang.
 Tombol posisi horizontal menggerakkan gambar
gelombang dari sisi kiri ke kanan atau sebaliknya

TOMBOL TIME / DIV ( TIME BASE CONTROL)


 Tombol kontrol Time/div memungkinkan untuk
mengatur skala horizontal. Sebagai contoh, jika skala
dipilih 1 ms, berarti tiap kotak (divisi) menunjukkan 1 ms
dan total layar menunjukkan 10 ms (10 kotak horizontal).
Jika satu gelombang terdiri dari 10 kotak, berarti
periodanya adalah 10 ms atau frekuensi gelombang
tersebut adalah 100 Hz.
 Mengubah Time/div dapat melihat interval sinyal lebih
besar atau lebih kecil dari semula, pada layar
osciloscop, gambar gelombang akan ditampilkan lebih
rapat atau renggang.
 Skala Time/Div dilengkapi dengan tombol variabel (fine
control) untuk mengatur skala horizontal. Tombol ini
digunakan untuk melakukan kalibrasi waktu.
MEMPERSIAPKAN DAN MENGGUNAKAN OSCILOSCOP
Pentanahan
 Grounding (pentanahan) osciloscop dibutuhkan untuk keamanan dari
kejutan listrik dan melindungi rangkaian dari kerusakan. Kotak
osciloscop, yang biasanya terbuat dari logam, seringkali dihubungkan
dengan bagian netral dari jala-jala listrik.
Probe
 Probe adalah kabel penghubung yang ujungnya diberi penjepit, dengan
penghantar berkualitas, dapat meredam sinyal-sinyal gangguan, seperti
sinyal radio atau noise yang kuat. Probe didesain untuk tidak
mempengaruhi rangkaian yang diukur. Hambatan keluaran dari
osciloscop mungkin saja membebani rangkaian yang akan diukur.
Untuk meminimumkan pengaruh pembebanan, perlu menggunakan
probe peredam (pasif) 10 kali. Probe pasif berguna sebagai alat untuk
tujuan pengujian tertentu dan troubleshooting.
 Amplitudo tegangan sinyal yang masuk akan diredam 10 kali,
besarnya tegangan yang terukur oleh osciloscop harus dikalikan 10.
 Probe 10 kali dan osciloscop membentuk rangkaian pembagi tegangan,
sedangkan di bawah ini ditunjukkan probe dengan tipikal pasif dan
beberapa aksesoris yang digunakan bersama probe.
KALIBRASI
 Pada umumnya, tiap
osciloscop sudah dilengkapi
sumber sinyal acuan untuk
kalibrasi. Sebagai contoh,
osciloscop GW tipe tertentu
mempunyai acuan
gelombang persegi dengan
amplitudo 2V peak to peak
dengan frekuensi 1 KHz.

 Misalkan kanal 1 yang akan


dikalibrasi, maka BNC probe
dihubungkan ke terminal
masukan kanal 1, seperti
ditunjukkan pada gambar
berikut :
 Gambar di atas menggunakan probe satu kali, dengan ujung probe yang
merah dihubungkan ke terminal kalibrasi. Capit buaya yang hitam tidak
perlu dihubungkan ke ground osiloscop karena sudah terhubung secara
internal. Pada layar osciloscop akan nampak gelombang persegi. Lalu
atur tombol kontrol VOLTS/DIV dan TIME/DIV sampai diperoleh gambar
yang jelas dengan amplitudo 2 V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz,
seperti ditunjukkan pada gambar berikut:
Cara pembacaan Grafik Hasil
Pengukuran
Layar osciloscop dibagi atas 8
kotak skala besar dalam arah
vertikal

Layar osciloscop dibagi atas10 kotak dalam arah


horizontal

Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil, satu kotak dibagi menjadi 5 skala vertikal
dan horizontal.
 Gambar di di bawah merupakan grafik atau gambar hasil pengukuran osiloskop.
 Jika sebelum pengukuran pengaturan panel osiloskop sbb:
1. Volt/div = 2V
2. Time/div = 2mS
 Pembacaan grafik :
1. Tegangan = 3 kotak = 3x5 skala =15 skala
2. Perioda (T) = 2 kotak = 2x5 skala = 10 skala

Maka besarnya :
1..Tegangan(V) = Hasil Pembacaan
grafik dikali Volt/div

V = 15 Skala x 2 volt/5 Skala


= 6 Volt
2. Perioda (T) = Hasil Pembacaan
grafik dikali Time/div

T = 10 Skala x 2 mS/5 Skala


= 4 mS
f = 1/T = 1/ 4ms = 1/4(10³ S)
= 0.24X1000 HZ = 250 Hz
ESSAY :
1. Saklar putar yang digunakan untuk memilih lebar
display pada CRO adalah ?
2. Saklar yang digunakan untuk mengatur kecerahan bentuk
gelombang atau jejak yang ditampilkan adalah ?
3. Kontrol yang digunakan untuk memilih atau menentukan
frekuensi yang tepat didalam range yang dipilih oleh range
switch adalah :
4. Pada osciloscop bagian yang digunakan untuk mengatur
kecerahan bentuk gelombang yang ditampilkan adalah ?
5. Fungsi trigger controls adalah ?
6. Sebutkan bentuk gelombang yang dapat ditampilkan
dalam osciloscop ?

Anda mungkin juga menyukai