Penerbit :
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISSN 1693 - 7309
ARTIKEL PENELITIAN
1. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN 1–8
PERILAKU MEROKOK PESERTA DIDIK LAKI-LAKI DI MTs NEGERI
TAMBAK
Sjamsul Huda
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan diterbitkan tiga kali dalam setahun (April,
Agustus dan Desember) oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Jurnal ini merupakan sarana penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, riset dan
pengabdian masyarakat serta pemikiran ilmiah dalam bidang kedokteran, keperawatan,
kebidanan, analis kesehatan dan kesehatan masyarakat.
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI JAJANAN KAKI LIMA TERHADAP PENYAKIT DIARE
PADA ANAK SEKOLAH DASAR
1 1
M. Luthfi Almanfaluthi , M. Hidayat Budi
1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Email: luthfi_dr_1984@yahoo.co.id
ABSTRAK
Latar belakang: Salah satu kebiasaan anak-anak pada masa kini yaitu mengkonsumsi
makananan jajanan yang banyak dijajakan baik di lingkungan sekolah maupun di sekitar rumah.
Saat ini banyak sekali makanan jajanan yang beredar di pasaran terutama di sekolah. Untuk
itu diperlukan pengetahuan mengenai jajanan sehat untuk mengetahui baik tidaknya konsumsi
jajanan tersebut yang berdampak pada status gizi anak-anak.
Tujuan: Penelitian ini dirancang untuk mengetahui hubungan antara komsumsi jajanan kaki
lima terhadap penyakit diare pada siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Cipete Banyumas.
Metode:. Metode Penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan desain cross
sectional. Teknik sampling menggunakan total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
kuesioner, wawancara dan panduan wawancara. Populasi penelitian adalah seluruh siswa
Sekolah Dasar Negeri 2 Cipete Banyumas. Ukuran sampel sebanyak 100 siswa yang
memenuhi kriteria retriksi. Analisis data dilakukan dengan menggunkan uji statistik Eta.
Hasil: Sebagian besar siswa berpengetahuan memilih makanan jajanan tidak baik sebesar
60,7% dan kebiasaan jajan dengan kategori sering sebesar 52%. Dengan frekuensi konsumsi
maksimum jajanan anak sekolah adalah 141 kali jajan dalam 1 bulan. Rerata frekuensi
konsumsi makanan jajanan siswa dengan 63 kali dalam 1 bulan. Siswa yang mengalami diare
sebanyak 15 (20,5%), sedangkan siswa tidak mengalami diare sebanyak 85 (79,5%). Hasil
analisis data menggunakan uji statitik Eta diperoleh p value sebesar 0,002 (p < 0,05) dengan
koefisien korelasi sebesar 0,967 menunjukkan bahwa kekuatan korelasi yang sangat kuat.
Kesimpulan: Terdapat korelasi antara jajanan kaki lima terhadap penyakit diare pada anak
sekolah dasar.
dapat dilakukan dengan penilaian secara Berbeda dengan diare akut, penyebab
tidak langsung yaitu dengan melakukan diare yang kronik lazim disebabkan oleh
survei konsumsi makanan, statistik vital dan penyebab non infeksi seperti allergi dan
faktor ekologi (Supariasa, et.al, 2002). lain-lain.
Faktor-faktor yang memperburuk Menurut Departemen Kesehatan RI,
keadaan gizi anak sekolah adalah insidensi diare di Indonesia pada tahun
umumnya dalam memilih makanan 2000 adalah 301 per 1000 penduduk untuk
seringkali anak-anak salah memilih semua golongan umur dan 1,5 episode
makanan yang sehat. Kebiasaan jajan setiap tahunnya untuk golongan umur
misalnya es, gula-gula, atau makanan balita. Cause Specific Death Rate (CSDR)
lain yang kurang gizinya dan anak susah diare golongan umur balita adalah sekitar 4
makan. Pada dasarnya anak dibiasakan per 1000 balita (Depkes RI. 2002). Kejadian
memilih makanan yang baik (Moehji, S. diare pada anak laki-laki hampir sama
2002) sehingga efek samping dari dengan anak perempuan. Penyakit ini
konsumsi jajanan itu dapat ditekan ditularkan secara fecal – oral melalui
misalnya terjadinya diare pada anak-anak. makanan dan minuman yang tercemar.
Menurut World Health Organization Di negara yang sedang berkembang,
(WHO), penyakit diare adalah suatu insiden yang tinggi dari penyakit diare
penyakit yang ditandai dengan perubahan merupakan kombinasi dari sumber air yang
bentuk dan konsistensi tinja yang lembek tercemar, kekurangan protein dan kalori
sampai mencair dan bertambahnya yang menyebabkan turunnya daya tahan
frekuensi buang air besar yang lebih dari tubuh (Suharyono, 2008). Diare dapat
biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari disebabkan oleh infeksi virus seperti
yang mungkin dapat disertai dengan Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie,
muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus,
ini paling sering dijumpai pada anak balita, Astrovirus dan lain-lain; infeksi bakteri
terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, seperti Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella,
dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan
episode diare berat (Simatupang M, 2004). sebagainya; infeksi parasit seperti cacing
Diare dibagi menjadi akut apabila kurang (Ascaris, Trichiuris, Strongyloides),
dari 2 minggu, persisten jika berlangsung Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia
selama 2-4 minggu, dan kronik jika lamblia, Trichomonas hominis), jamur
berlangsung lebih dari 4 minggu. Lebih dari (Candida albicans) Kliegman R.M.,
90% penyebab diare akut adalah agen Marcdante K.J., and Behrman R.E, 2006).
penyebab infeksi dan akan disertai dengan Bila penderita telah kehilangan banyak
muntah, demam dan nyeri pada abdomen. cairan dan elektrolit, maka gejala
10% lagi disebabkan oleh pengobatan, dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun,
intoksikasi, iskemia dan kondisi lain turgor kulit berkurang, mata dan ubun-
(Ahlquist, D.A., and Camilleri, M. 2005). ubun besar menjadi cekung, selaput lendir
bibir dan mulut serta kulit tampak kering khususnya makanan yang mengandung
(Hasan, Rusepno dan Husein Alatas, bahan kimia berbahaya di pasaran, kantin,
1985). dan penjual makanan di sekitar sekolah
Berat dan lamanya diare sangat merupakan agen penting yang membuat
16
dipengaruhi oleh status gizi panderita dan anak mengonsumsi makanan tidak sehat .
diare yang diderita oleh anak dengan Jajan merupakan hal yang sangat sering
kekurangan gizi lebih berat jika dilakukan oleh anak-anak. Pola makan
dibandingkan dengan anak yang status yang tidak teratur pada anak, membuat
gizinya baik karena anak dengan status gizi anak menjadi masyarakat yang konsumtif
kurang keluaran cairan dan tinja lebih dalam hal jajanan. Dalam satu segi, jajan
banyak sehingga anak akan menderita mempunyai aspek positif yaitu memenuhi
dehidrasi berat (Simatupang M., 2004). kebutuhan energi anak dan aspek negatif
Faktor sosial ekonomi juga mempunyai yaitu tentang aspek keamanan makanan
pengaruh langsung terhadap faktor- faktor jajanan (Sinthamurniwaty, 2006).
penyebab diare. Kebanyakan anak yang Berdasarkan observasi awal yang
mudah menderita diare berasal dari dilakukan oleh peneliti pada tanggal 1
keluarga yang besar dengan daya beli yang Januari 2014 di Sekolah Dasar Negeri 2
rendah, kondisi rumah yang buruk, tidak Cipete Banyumas, terdapat banyak
mempunyai sediaan air bersih yang pedagang kaki lima yang menjual aneka
memenuhi persyaratan kesehatan, ragam makanan jajanan di sekitar
pendidikan orang tuanya yang rendah lingkungan sekolah, sehingga masih
dan sikap serta kebiasaan yang tidak banyak anak yang jajan diluar sekolah. Hal
menguntungkan. Karena itu edukasi dan ini didukung dengan pola jajan anak yang
perbaikan ekonomi sangat berperan dalam tidak mempertimbangkan keamanan
pencegahan dan penanggulangan diare jajanan yang akan dikonsumsi di sekolah.
(Suci, 2009). Hasil studi pendahuluan dari 15 anak di
Tingginya angka kesakitan dan SDN 2 Cipete Banyumas, terdapat 2 anak
kematian (morbiditas dan mortalitas) yang mengalami diare dalam 1 minggu
karena diare di Indonesia disebabkan terakhir. Dimana 2 anak yang mengalami
oleh faktor kesehatan lingkungan yang diare termasuk kategori sering dalam
belum memadai, keadaan gizi, mengonsumsi makanan jajanan di luar
kependudukan, pendidikan, keadaan sosial sekolah.
ekonomi dan perilaku masyarakat yang Berdasarkan latar belakang di atas
secara langsung ataupun tidak langsung maka rumusan masalah dalam penelitian
mempengaruhi keadaan penyakit diare (Ali ini adalah Adakah Hubungan antara
Khomsan, 2006). konsumsi jajanan kaki lima terhadap
Pemilihan makanan jajanan yang tidak penyakit diare pada anak sekolah di SDN 2
berkualitas merupakan masalah yang Cipete Banyumas. Tujuan penelitian adalah
menjadi perhatian utama di masyarakat, untuk mengetahui hubungan frekuensi
HASIL
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Anak
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Jenis kelamin
Laki- laki (L) 44 45,85
Perempuan (P) 56 54,15
Total 100 100
Usia
10 Tahun 2 3,07
11 Tahun 66 65,63
12 Tahun 30 29,23
13 Tahun 2 3,07
Total 100 100
Tabel 1 menunjukkan bahwa siswa kelas 5 yang terbanyak adalah 11 tahun yaitu
di SDN 2 Cipete Banyumas, mayoritas sebanyak 66 responden (65,63%).
berjenis kelamin perempuan (54.15%). Usia
Tabel 2. menunjukkan bahwa dari 100 dalam bulan. Nilai rata – rata frekuensi
siswa frekuensi konsumsi makanan jajanan konsumsi makanan jajanan anak sekolah
pada anak sekolah minimum adalah 0 dan 70.54 kali dalam 1 bulan.
frekuensi maksimum adalah 141 kali jajan
Tabel 3. menunjukkan bahwa terdapat Digunakan uji statistik dalam hal ini uji eta
15 siswa mengalami diare (14.5%), dan untuk mengetahui pengaruh atau korelasi
siswa yang lainya adalah 85 orang tidak keduanya sedangkan untuk mengetahui
mengalami diare (85.5%). Untuk ada tidaknya hubungan berdasarkan nilai
mengetahui hubungan atara jajanan kaki signifikan (p) dari uji F (Anova). Diperoleh
lima dengan penyakit diare di SDN 2 Cipete pengaruh frekuensi makanan jajanan kaki
Banyumas. Dalam penelitian ini diambil lima terhadap kejadian penyakit diare di
data numerik (Frekuensi jajan) dan data SDN 2 Cipete Banyumas seperti pada tabel
nominal kategorik (kejadian diare). 4 di bawah :
Tabel 4. Frekuensi konsumsi jajanan kaki lima terhadap terjadinya penyakit diare
Variabel Eta Eta Squared p value
Frekuensi Jajan 0,956 0,870 0,002
yang kurang memperhatikan kebersihan dari berat badan, (3) Diare dengan
dari makanan yang dijual. Begitu juga di dehidrasi sedang, apabila cairan yang
kantin sekolah yang tidak terjaga hilang berkisar 5-8% dari berat badan,
kebersihannya yang dapat menyebabkan (4) Diare dengan dehidrasi berat, apabila
terjadinya diare pada anak-anak. cairan yang hilang lebih dari 8-10%
Diare adalah buang air besar dengan (Depkes RI, 2008).
frekuensi yang tidak normal (meningkat), Diare mengakibatkan terjadinya: (1)
konsistensi tinja menjadi lebih lembek atau Kehilangan air dan elektrolit serta
18
cair . Diare merupakan suatu keadaan gangguan asam basa yang menyebabkan
pengeluaran tinja yang tidak normal atau dehidrasi, asidosis metabolik dan
tidak seperti biasanya ditandai dengan hypokalemia. (2) Gangguan sirkulasi darah
peningkatan volume, keenceran serta dapat berupa renjatan hipovolemik atau
frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada prarenjatan sebagai akibat diare dengan
neonates lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa disertai dengan muntah, perpusi
tanpa lender darah (Andrianto P, 1995). jaringan berkurang sehingga hipoksia dan
Diare merupakan kondisi dimana terjadi asidosismetabolik bertambah berat,
perubahan dalam kepadatan dan karakter kesadaran menurun dan bila tak cepat
tinja, atau tinja cair dikeluarkan tiga kali diobati penderita dapat meninggal. (3)
atau lebih perhari (Aziz. 2006). Diare Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya
merupakan salah satu gejala dari penyakit cairan yang berlebihan karena diare dan
pada sistem gastrointestinal atau penyakit muntah. Patogenesis diare akut adalah: (a)
lain diluar saluran pencernaan (Ramaiah, Masuknya jasad renik yang masih hidup
S, 2000). Jadi diare adalah buang air besar kedalam usus halus setelah berhasil
yang frekuensinya lebih dari 3 kali sehari melewati rintangan asam lambung. (b)
dengan konsistensi tinja yang encer Jasad renik tersebut berkembang biak
(Ngastiyah. 2003). Dalam penelitian ini (multiplikasi) di dalam usus halus. (c) Oleh
diketahui bahwa terdapat 15 siswa (14.5) jasad renik dikeluarkan toksin (toksin
mengalami diare dan 85 siswa (85.5) yang diaregenik). (d) Akibat toksin tersebut
tidak mengalami diare di SDN 2 Cipete terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
Banyumas. menimbulkan diare.
Diare yang berlangsung kurang dari 14 KESIMPULAN
hari tanpa diselang-seling berhenti lebih Berdasarkan penelitian yang telah
dari 2 hari disebut sebagai diare akut. dilakukan pada 100 responden siswa kelas
Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang 5, SDN 2 Cipete Banyumas tahun 2014
dari tubuh penderita, gradasi penyakit maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
diare akut dapat dibedakan dalam hubungan yang signifikan antara jajanan
empat kategori, yaitu: (1) Diare tanpa kaki lima terhadap penyakit diare pada
dehidrasi, (2) Diare dengan dehidrasi anak sekolah di SDN 2 Cipete Banyumas.
ringan, apabila cairan yang hilang 2-5%