Anda di halaman 1dari 11

ISSN 1693 - 7309

JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN


VOL. XIII NO. 3, DESEMBER 2015

 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN PERILAKU


MEROKOK PESERTA DIDIK LAKI-LAKI DI MTs NEGERI TAMBAK
Sjamsul Huda

 KARAKTERISTIK MIOMA UTERI DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO


BANYUMAS
Islimsyaf Anwar Salim, Irma Finurina

 PENGARUH PENGGUNAAN IUD TERHADAP PENYAKIT KEPUTIHAN DI


PUSKESMAS KEBASAN KABUPATEN BANYUMAS
Mustika Ratnaningsih Purbowati, Dyah Retnani Basuki

 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN KEBISINGAN TERHADAP KELELAHAN


KARYAWAN DI PT. CORONET CROWN PURWOKERTO BANYUMAS
M. Fadhol Romdhoni, Ageng Brahmadhi

 FREKUENSI PEMAKAIAN OBAT-OBATAN HERBAL SEBAGAI FAKTOR PENYEBAB


KETERLAMBATAN PENGOBATAN MEDIS PADA PASIEN KANKER PAYUDARA
Yenni Bahar, Islimsyaf Anwar

 PENGARUH KANDUNGAN TIMBAL DALAM DARAH TERHADAP JUMLAH ERITROSIT


PADA PEKERJA SPBU DI WILAYAH BANYUMAS
Dharma Koosgiarto, Abdul Hakim

 HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI JAJANAN KAKI LIMA TERHADAP PENYAKIT


DIARE PADA ANAK SEKOLAH DASAR
M. Luthfi Almanfaluthi, M. Hidayat Budi

 PENINGKATAN PENGETAHUAN GURU-GURU SD TENTANG DEMAM


CHIKUNGUNYA SEBAGAI PENYAKIT YANG DAPAT MENULAR DI KALANGAN
SISWA
Ragil Setiyabudi

Penerbit :
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISSN 1693 - 7309

JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN


VOL. XIII NO. 3, DESEMBER 2015
Daftar Isi

ARTIKEL PENELITIAN
1. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN 1–8
PERILAKU MEROKOK PESERTA DIDIK LAKI-LAKI DI MTs NEGERI
TAMBAK
Sjamsul Huda

2. KARAKTERISTIK MIOMA UTERI DI RSUD PROF. DR. MARGONO 9 – 19


SOEKARJO BANYUMAS
Islimsyaf Anwar Salim, Irma Finurina

3. PENGARUH PENGGUNAAN IUD TERHADAP PENYAKIT KEPUTIHAN DI 20 – 28


PUSKESMAS KEBASAN KABUPATEN BANYUMAS
Mustika Ratnaningsih Purbowati, Dyah Retnani Basuki

4. HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN KEBISINGAN TERHADAP 29 – 36


KELELAHAN KARYAWAN DI PT. CORONET CROWN PURWOKERTO
BANYUMAS
M. Fadhol Romdhoni, Ageng Brahmadhi

5. FREKUENSI PEMAKAIAN OBAT-OBATAN HERBAL SEBAGAI FAKTOR 37 – 47


PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGOBATAN MEDIS PADA PASIEN
KANKER PAYUDARA
Yenni Bahar, Islimsyaf Anwar

6. PENGARUH KANDUNGAN TIMBAL DALAM DARAH TERHADAP 48 – 57


JUMLAH ERITROSIT PADA PEKERJA SPBU DI WILAYAH BANYUMAS
Dharma Koosgiarto, Abdul Hakim

7. HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI JAJANAN KAKI LIMA TERHADAP 58 – 65


PENYAKIT DIARE PADA ANAK SEKOLAH DASAR
M. Luthfi Almanfaluthi, M. Hidayat Budi

8. PENINGKATAN PENGETAHUAN GURU-GURU SD TENTANG DEMAM 66 – 72


CHIKUNGUNYA SEBAGAI PENYAKIT YANG DAPAT MENULAR DI
KALANGAN SISWA
Ragil Setiyabudi
MEDISAINS Editorial
JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU
KESEHATAN Alhamdulillah dengan mengucap syukur kepada Allah
ISSN : 1693-7309
SWT Jurnal Medisains Vol 13, No 3, Desember 2015 dapat
Pelindung: terbit. Pada terbitan ini kami mempublikasikan judul dan
Rektor Universitas
Muhammadiyah Purwokerto penulis sebagai berikut; Hubungan Pengetahuan dan
Riwayat Keluarga dengan Perilaku Merokok Peserta Didik
Penasehat:
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Laki-Laki Di MTs Negeri Tambak (Sjamsul Huda),
Universitas Muhammadiyah
Purwokerto Karakteristik Mioma Uteri di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Banyumas (Islimsyaf Anwar Salim, Irma
Pemimpin Umum:
Dedy Purwito Finurina), Pengaruh Penggunaan IUD Terhadap Penyakit
Pemimpin Redaksi: Keputihan di Puskesmas Kebasan Kabupaten Banyumas
Ragil Setiyabudi (Mustika Ratnaningsih Purbowati, Dyah Retnani Basuki),
Redaktur Pelaksana: Hubungan Antara Status Gizi dan Kebisingan Terhadap
Sodikin, Siti Nurjanah, Agus S,
Jebul Suroso, Diyah YH, Kelelahan Karyawan Di PT. Coronet Crown Purwokerto
Endiyono, Wilis DP. Banyumas (M. Fadhol Romdhoni, Ageng Brahmadhi),
Sekretariat: Frekuensi Pemakaian Obat-Obatan Herbal Sebagai Faktor
Meida Laely Ramdani
Inggar Ratna Kusuma Penyebab Keterlambatan Pengobatan Medis pada Pasien
Kanker Payudara (Yenni Bahar, Islimsyaf Anwar),
Keuangan:
Alfi Noviyana Pengaruh Kandungan Timbal dalam Darah terhadap
Periklanan dan Promosi: Jumlah Eritrosit pada Pekerja SPBU di Wilayah Banyumas
Bunyamin Muchtasjar (Dharma Koosgiarto, Abdul Hakim), Hubungan Antara
Distribusi dan Pemasaran: Konsumsi Jajanan Kaki Lima terhadap Penyakit Diare
Devita Elsanti
Rr. Dewi Rahmawati AP pada Anak Sekolah Dasar (M. Luthfi Almanfaluthi, M.
Hidayat Budi), Peningkatan Pengetahuan Guru-Guru SD
Alamat Redaksi:
Fakultas Ilmu Kesehatan Tentang Demam Chikungunya sebagai Penyakit yang
Universitas Muhammadiyah
Purwokerto dapat Menular di Kalangan Siswa (Ragil Setiyabudi).
Jl. Let. Jend. Suparjo Rustam Redaksi
KM. 7 Sokaraja 53181
Telp. 0281-6844052, 6844053
Fax.(0281) 6844052

Web & E-mail:


http://jurnalnasional.ump.ac.id/
index.php/medisains
medisainsfikesump@yahoo.com

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan diterbitkan tiga kali dalam setahun (April,
Agustus dan Desember) oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Jurnal ini merupakan sarana penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, riset dan
pengabdian masyarakat serta pemikiran ilmiah dalam bidang kedokteran, keperawatan,
kebidanan, analis kesehatan dan kesehatan masyarakat.
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI JAJANAN KAKI LIMA TERHADAP PENYAKIT DIARE
PADA ANAK SEKOLAH DASAR

1 1
M. Luthfi Almanfaluthi , M. Hidayat Budi
1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Email: luthfi_dr_1984@yahoo.co.id

ABSTRAK

Latar belakang: Salah satu kebiasaan anak-anak pada masa kini yaitu mengkonsumsi
makananan jajanan yang banyak dijajakan baik di lingkungan sekolah maupun di sekitar rumah.
Saat ini banyak sekali makanan jajanan yang beredar di pasaran terutama di sekolah. Untuk
itu diperlukan pengetahuan mengenai jajanan sehat untuk mengetahui baik tidaknya konsumsi
jajanan tersebut yang berdampak pada status gizi anak-anak.
Tujuan: Penelitian ini dirancang untuk mengetahui hubungan antara komsumsi jajanan kaki
lima terhadap penyakit diare pada siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Cipete Banyumas.
Metode:. Metode Penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan desain cross
sectional. Teknik sampling menggunakan total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
kuesioner, wawancara dan panduan wawancara. Populasi penelitian adalah seluruh siswa
Sekolah Dasar Negeri 2 Cipete Banyumas. Ukuran sampel sebanyak 100 siswa yang
memenuhi kriteria retriksi. Analisis data dilakukan dengan menggunkan uji statistik Eta.
Hasil: Sebagian besar siswa berpengetahuan memilih makanan jajanan tidak baik sebesar
60,7% dan kebiasaan jajan dengan kategori sering sebesar 52%. Dengan frekuensi konsumsi
maksimum jajanan anak sekolah adalah 141 kali jajan dalam 1 bulan. Rerata frekuensi
konsumsi makanan jajanan siswa dengan 63 kali dalam 1 bulan. Siswa yang mengalami diare
sebanyak 15 (20,5%), sedangkan siswa tidak mengalami diare sebanyak 85 (79,5%). Hasil
analisis data menggunakan uji statitik Eta diperoleh p value sebesar 0,002 (p < 0,05) dengan
koefisien korelasi sebesar 0,967 menunjukkan bahwa kekuatan korelasi yang sangat kuat.
Kesimpulan: Terdapat korelasi antara jajanan kaki lima terhadap penyakit diare pada anak
sekolah dasar.

Kata kunci : makanan, jajanan, diare, kaki lima, sekolah dasar.

PENDAHULUAN mengandung kalori atau zat gizi yang


Anak usia Sekolah Dasar (SD) adalah rendah (Suwandi dan Usman. 1992), anak-
anak yang berusia 6 sampai 12 tahun. anak banyak menonton televisi dan
Masa ini merupakan akhir masa kanak- menirunya. Kondisi ini mencerminkan
kanak (late chilhood) yang berlangsung dari kebiasaan makan jajan yang buruk yang
usia 6 tahun sampai tibanya anak menjadi berpengaruh terhadap status gizi (Arisman,
matang secara seksual, yaitu 13 tahun bagi 2004).
perempuan dan 14 tahun bagi laki-laki Status gizi adalah keadaan tubuh
(Hurlock, E. B, 1999). Pada masa ini sebagai akibat dari konsumsi makanan
keseimbangan gizi perlu dijaga agar anak dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan
dapat tumbuh dan berkembang secara antara status gizi buruk, kurang, baik dan
optimal (Adriani, Merryana, Wirjatmadi, lebih (Almatsier, S. 2009). Penilaian status
dan Bambang, 2012). Karakteristik anak gizi dapat dilakukan dengan berbagai
sekolah secara kebiasaan anak sering tidak cara yaitu dengan antropometri, klinis,
sarapan dengan mengganti makanan yang biokimia dan biofisik. Selain itu juga

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 58


M L Almanfaluthi |Hubungan antara Konsumsi Jajanan Kaki Lima terhadap Penyakit Diare

dapat dilakukan dengan penilaian secara Berbeda dengan diare akut, penyebab
tidak langsung yaitu dengan melakukan diare yang kronik lazim disebabkan oleh
survei konsumsi makanan, statistik vital dan penyebab non infeksi seperti allergi dan
faktor ekologi (Supariasa, et.al, 2002). lain-lain.
Faktor-faktor yang memperburuk Menurut Departemen Kesehatan RI,
keadaan gizi anak sekolah adalah insidensi diare di Indonesia pada tahun
umumnya dalam memilih makanan 2000 adalah 301 per 1000 penduduk untuk
seringkali anak-anak salah memilih semua golongan umur dan 1,5 episode
makanan yang sehat. Kebiasaan jajan setiap tahunnya untuk golongan umur
misalnya es, gula-gula, atau makanan balita. Cause Specific Death Rate (CSDR)
lain yang kurang gizinya dan anak susah diare golongan umur balita adalah sekitar 4
makan. Pada dasarnya anak dibiasakan per 1000 balita (Depkes RI. 2002). Kejadian
memilih makanan yang baik (Moehji, S. diare pada anak laki-laki hampir sama
2002) sehingga efek samping dari dengan anak perempuan. Penyakit ini
konsumsi jajanan itu dapat ditekan ditularkan secara fecal – oral melalui
misalnya terjadinya diare pada anak-anak. makanan dan minuman yang tercemar.
Menurut World Health Organization Di negara yang sedang berkembang,
(WHO), penyakit diare adalah suatu insiden yang tinggi dari penyakit diare
penyakit yang ditandai dengan perubahan merupakan kombinasi dari sumber air yang
bentuk dan konsistensi tinja yang lembek tercemar, kekurangan protein dan kalori
sampai mencair dan bertambahnya yang menyebabkan turunnya daya tahan
frekuensi buang air besar yang lebih dari tubuh (Suharyono, 2008). Diare dapat
biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari disebabkan oleh infeksi virus seperti
yang mungkin dapat disertai dengan Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie,
muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus,
ini paling sering dijumpai pada anak balita, Astrovirus dan lain-lain; infeksi bakteri
terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, seperti Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella,
dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan
episode diare berat (Simatupang M, 2004). sebagainya; infeksi parasit seperti cacing
Diare dibagi menjadi akut apabila kurang (Ascaris, Trichiuris, Strongyloides),
dari 2 minggu, persisten jika berlangsung Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia
selama 2-4 minggu, dan kronik jika lamblia, Trichomonas hominis), jamur
berlangsung lebih dari 4 minggu. Lebih dari (Candida albicans) Kliegman R.M.,
90% penyebab diare akut adalah agen Marcdante K.J., and Behrman R.E, 2006).
penyebab infeksi dan akan disertai dengan Bila penderita telah kehilangan banyak
muntah, demam dan nyeri pada abdomen. cairan dan elektrolit, maka gejala
10% lagi disebabkan oleh pengobatan, dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun,
intoksikasi, iskemia dan kondisi lain turgor kulit berkurang, mata dan ubun-
(Ahlquist, D.A., and Camilleri, M. 2005). ubun besar menjadi cekung, selaput lendir

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 59


M L Almanfaluthi |Hubungan antara Konsumsi Jajanan Kaki Lima terhadap Penyakit Diare

bibir dan mulut serta kulit tampak kering khususnya makanan yang mengandung
(Hasan, Rusepno dan Husein Alatas, bahan kimia berbahaya di pasaran, kantin,
1985). dan penjual makanan di sekitar sekolah
Berat dan lamanya diare sangat merupakan agen penting yang membuat
16
dipengaruhi oleh status gizi panderita dan anak mengonsumsi makanan tidak sehat .
diare yang diderita oleh anak dengan Jajan merupakan hal yang sangat sering
kekurangan gizi lebih berat jika dilakukan oleh anak-anak. Pola makan
dibandingkan dengan anak yang status yang tidak teratur pada anak, membuat
gizinya baik karena anak dengan status gizi anak menjadi masyarakat yang konsumtif
kurang keluaran cairan dan tinja lebih dalam hal jajanan. Dalam satu segi, jajan
banyak sehingga anak akan menderita mempunyai aspek positif yaitu memenuhi
dehidrasi berat (Simatupang M., 2004). kebutuhan energi anak dan aspek negatif
Faktor sosial ekonomi juga mempunyai yaitu tentang aspek keamanan makanan
pengaruh langsung terhadap faktor- faktor jajanan (Sinthamurniwaty, 2006).
penyebab diare. Kebanyakan anak yang Berdasarkan observasi awal yang
mudah menderita diare berasal dari dilakukan oleh peneliti pada tanggal 1
keluarga yang besar dengan daya beli yang Januari 2014 di Sekolah Dasar Negeri 2
rendah, kondisi rumah yang buruk, tidak Cipete Banyumas, terdapat banyak
mempunyai sediaan air bersih yang pedagang kaki lima yang menjual aneka
memenuhi persyaratan kesehatan, ragam makanan jajanan di sekitar
pendidikan orang tuanya yang rendah lingkungan sekolah, sehingga masih
dan sikap serta kebiasaan yang tidak banyak anak yang jajan diluar sekolah. Hal
menguntungkan. Karena itu edukasi dan ini didukung dengan pola jajan anak yang
perbaikan ekonomi sangat berperan dalam tidak mempertimbangkan keamanan
pencegahan dan penanggulangan diare jajanan yang akan dikonsumsi di sekolah.
(Suci, 2009). Hasil studi pendahuluan dari 15 anak di
Tingginya angka kesakitan dan SDN 2 Cipete Banyumas, terdapat 2 anak
kematian (morbiditas dan mortalitas) yang mengalami diare dalam 1 minggu
karena diare di Indonesia disebabkan terakhir. Dimana 2 anak yang mengalami
oleh faktor kesehatan lingkungan yang diare termasuk kategori sering dalam
belum memadai, keadaan gizi, mengonsumsi makanan jajanan di luar
kependudukan, pendidikan, keadaan sosial sekolah.
ekonomi dan perilaku masyarakat yang Berdasarkan latar belakang di atas
secara langsung ataupun tidak langsung maka rumusan masalah dalam penelitian
mempengaruhi keadaan penyakit diare (Ali ini adalah Adakah Hubungan antara
Khomsan, 2006). konsumsi jajanan kaki lima terhadap
Pemilihan makanan jajanan yang tidak penyakit diare pada anak sekolah di SDN 2
berkualitas merupakan masalah yang Cipete Banyumas. Tujuan penelitian adalah
menjadi perhatian utama di masyarakat, untuk mengetahui hubungan frekuensi

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 60


M L Almanfaluthi |Hubungan antara Konsumsi Jajanan Kaki Lima terhadap Penyakit Diare

konsumsi makanan jajanan terhadap makanan jajanan dilakukan dengan metode


kejadian diare pada anak sekolah di SDN 2 FFQ (Food Frequency Questionnaire) untuk
Cipete Banyumas. memperoleh data tentang frekuensi
METODE makanan dalam periode 1 bulan. Dengan
Penelitian ini merupakan penelitian melakukan pengisian pada lembar formulir
observasional analitik dengan kuesioner frekuensi pangan (FFQ) yang
menggunakan pendekan cross sectional dilakukan setiap hari setelah selesai jajan,
untuk mengetahui adanya hubungan responden melakukan pengisian lembar
frekuesi makanan jajanan terhadap formulir tetang jajanan yang dikonsumsi
kejadian diare pada anak sekolah dalam yang dipandu langsung oleh peneliti dan
waktu selama 1 bulan di SDN 2 Cipete wali kelas responden. Sedangkan untuk
Banyumas. Dimana populasi target adalah diare dilakukan penelitian dengan
seluruh siswa SD, dan seluruh siwa kelas 5 wawacara kepada responden secara
SD yang berjumlah 100 orang anak di SDN langsung tentang apakah dalam kurung
2 Cipete Banyumas tahun 2014. Dengan waktu 1 bulan anak mengalami diare atau
sampel penelitian adalah siswa kelas 5 SD tidak.
yang berusia 9-12 tahun (Kelas 4-6) yang Peneliti melakukan wawancara kepada
sudah mulai berhubungan langsung anak yang mengalami diare secara
dengan lingkungan. Dengan menggunakan langsung setiap satu minggu sekali, agar
teknik sampling yang di gunakan dalam responden tidak lupa. Responden yang
penelitian ini adalah total sampling yaitu mengalami diare kemudian diberi
sebanyak 100 orang anak yang hadir saat pertanyaan terkait kebenaran kejadian
penelitian dan bersedia menjadi responden diare yang dialami anak, dan tidak
di SDN 2 Cipete Banyumas. dikarenakan konsumsi makanan yang
Pengumpulan data dilakukan dengan salah di rumah. Anak yang tidak mengalami
pengambilan data secara langsung (data diare dalam waktu satu bulan, dilakukan
primer) pengembilan data akan dilakukan follow up melalui wawancara pada akhir
dengan memberikan informasi terlebih waktu penelitian.
dahulu kepada responden tetang penelitian Pengumpulan data sekunder diperoleh
yang dilakukan kemudian meminta dari kerjasama dengan pihak sekolah
persetujuan responden dan mengisi mengenai gambaran umum sekolah, jumlah
informed consent secara tertulis. siswa, dan keadaan lingkungan sekolah.
Pengumpulan data frekuensi konsumsi

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 61


M L Almanfaluthi |Hubungan antara Konsumsi Jajanan Kaki Lima terhadap Penyakit Diare

HASIL
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Anak
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Jenis kelamin
Laki- laki (L) 44 45,85
Perempuan (P) 56 54,15
Total 100 100
Usia
10 Tahun 2 3,07
11 Tahun 66 65,63
12 Tahun 30 29,23
13 Tahun 2 3,07
Total 100 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa siswa kelas 5 yang terbanyak adalah 11 tahun yaitu
di SDN 2 Cipete Banyumas, mayoritas sebanyak 66 responden (65,63%).
berjenis kelamin perempuan (54.15%). Usia

Tabel 2. Distrbusi frekuensi konsumsi makanan jajan anak sekolah


n Minimum Maksimum Rerata SD
Frekuensi Jajan 100 0 141 70,54 29,46

Tabel 2. menunjukkan bahwa dari 100 dalam bulan. Nilai rata – rata frekuensi
siswa frekuensi konsumsi makanan jajanan konsumsi makanan jajanan anak sekolah
pada anak sekolah minimum adalah 0 dan 70.54 kali dalam 1 bulan.
frekuensi maksimum adalah 141 kali jajan

Tabel 3. Kejadian diare pada pada Anak Sekolah


Status Diare Frekuensi Persentase (%)
Tidak Diare 85 85,5
Diare 15 14,5
Total 100 100

Tabel 3. menunjukkan bahwa terdapat Digunakan uji statistik dalam hal ini uji eta
15 siswa mengalami diare (14.5%), dan untuk mengetahui pengaruh atau korelasi
siswa yang lainya adalah 85 orang tidak keduanya sedangkan untuk mengetahui
mengalami diare (85.5%). Untuk ada tidaknya hubungan berdasarkan nilai
mengetahui hubungan atara jajanan kaki signifikan (p) dari uji F (Anova). Diperoleh
lima dengan penyakit diare di SDN 2 Cipete pengaruh frekuensi makanan jajanan kaki
Banyumas. Dalam penelitian ini diambil lima terhadap kejadian penyakit diare di
data numerik (Frekuensi jajan) dan data SDN 2 Cipete Banyumas seperti pada tabel
nominal kategorik (kejadian diare). 4 di bawah :

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 62


M L Almanfaluthi |Hubungan antara Konsumsi Jajanan Kaki Lima terhadap Penyakit Diare

Tabel 4. Frekuensi konsumsi jajanan kaki lima terhadap terjadinya penyakit diare
Variabel Eta Eta Squared p value
Frekuensi Jajan 0,956 0,870 0,002

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari baru dalam hidupnya. Salah satunya


frekuensi konsumsi jajanan terhadap dalam hal perilaku jajan. Perilaku jajan
kejadian diare didapatkan nilai koefisien pada teman-temannya di sekolah
korelasi Eta = 0,948 dengan kekuatan eta menyebabkan anak sering menyimpang
yang sangat kuat dan nilai koefisien Eta dari kebiasaan makan yang sudah
Squared = 0.870, dengan banyaknya diberikan oleh keluarga mereka.
frekuensi konsumsi makanan jajanan akan Anak-anak lebih menyukai jajan
mempengaruhi kejadian diare 87.9%, dan karena makanan jajanan anak sekolah
nilai p = 0.002 (p<0.05) yang berarti ada yang murah, mudah didapat, menarik,
pengaruh korelasi jananan makanan kaki bervariasi dan harganya terjangkau. Selain
lima terhadap penyakit diare di SDN 2 itu mereka lebih menyukai membeli
Cipete Banyumas. Sehingga terlalu makanan jajanan pada pedagang kaki lima
banyaknya konsumsi jajanan kaki lima daripada membeli di kantin maupun
sangat berpengaruh secara signifikan membawa bekal dari rumah. Hal ini sesuai
terhadap kejadian diare pada anak sekolah. dengan teori bahwa jajanan banyak
PEMBAHASAN dijumpai di lingkungan sekitar sekolah dan
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa rutin dikonsumsi sebagian besar anak
anak sekolah cenderung membeli jajanan sekolah. Bahkan berapapun uang jajan
di kaki lima yang ada di sekolah maupun dihabiskan untuk membeli makanan yang
diluar sekolah dari pada membawa bekal kurang memenuhi standar gizi ini (Adriani,
dari rumah. Dimana frekuensi maksimal Merryana, Wirjatmadi, dan Bambang,
141 dalam 1 bulan, rata-rata frekuensi 2012).
siswa dalam mengonsumsi makanan Hasil observasi yang dilakukan secara
jajanan yaitu 70.54 kali dalam 1 bulan di langsung oleh peneliti kepada responden
SDN 2 Cipete Banyumas. Berdasarkan yaitu anak-anak SD dalam membeli dan
hasil penelitian terhadap 100 responden, mengonsumsi makanan jajanan, didapat
diperoleh data peserta didik kelas 5 kebiasaan yang sering dilakukan anak
mayoritas berumur 11 tahun yaitu 66 anak dalam makanan jajan. Anak sekolah lebih
siswa (65,63%) dan mayoritas anak suka jajanan di luar lingkungan sekolah,
berjenis kelamin perempuan yaitu 56 anak karena makanan yang dijual lebih enak,
(54.15) responden. Secara teori diketahui menarik, dan bervariatif sehingga
bahwa anak pada usia 9-11 tahun menggugah selera makan anak-anak di
merupakan usia yang sudah mulai banyak SDN 2 Cipete Banyumas. Dilakukan
berhubungan dengan orang-orang diluar penelusuran dalam penelitian yaitu ketika
7
keluarganya . Mereka cenderung mulai anak-anak SD jajan makanan diluar
menyesuaikan suasana dan lingkungan sekolah dan ditemukan penjualan makanan

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 63


M L Almanfaluthi |Hubungan antara Konsumsi Jajanan Kaki Lima terhadap Penyakit Diare

yang kurang memperhatikan kebersihan dari berat badan, (3) Diare dengan
dari makanan yang dijual. Begitu juga di dehidrasi sedang, apabila cairan yang
kantin sekolah yang tidak terjaga hilang berkisar 5-8% dari berat badan,
kebersihannya yang dapat menyebabkan (4) Diare dengan dehidrasi berat, apabila
terjadinya diare pada anak-anak. cairan yang hilang lebih dari 8-10%
Diare adalah buang air besar dengan (Depkes RI, 2008).
frekuensi yang tidak normal (meningkat), Diare mengakibatkan terjadinya: (1)
konsistensi tinja menjadi lebih lembek atau Kehilangan air dan elektrolit serta
18
cair . Diare merupakan suatu keadaan gangguan asam basa yang menyebabkan
pengeluaran tinja yang tidak normal atau dehidrasi, asidosis metabolik dan
tidak seperti biasanya ditandai dengan hypokalemia. (2) Gangguan sirkulasi darah
peningkatan volume, keenceran serta dapat berupa renjatan hipovolemik atau
frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada prarenjatan sebagai akibat diare dengan
neonates lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa disertai dengan muntah, perpusi
tanpa lender darah (Andrianto P, 1995). jaringan berkurang sehingga hipoksia dan
Diare merupakan kondisi dimana terjadi asidosismetabolik bertambah berat,
perubahan dalam kepadatan dan karakter kesadaran menurun dan bila tak cepat
tinja, atau tinja cair dikeluarkan tiga kali diobati penderita dapat meninggal. (3)
atau lebih perhari (Aziz. 2006). Diare Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya
merupakan salah satu gejala dari penyakit cairan yang berlebihan karena diare dan
pada sistem gastrointestinal atau penyakit muntah. Patogenesis diare akut adalah: (a)
lain diluar saluran pencernaan (Ramaiah, Masuknya jasad renik yang masih hidup
S, 2000). Jadi diare adalah buang air besar kedalam usus halus setelah berhasil
yang frekuensinya lebih dari 3 kali sehari melewati rintangan asam lambung. (b)
dengan konsistensi tinja yang encer Jasad renik tersebut berkembang biak
(Ngastiyah. 2003). Dalam penelitian ini (multiplikasi) di dalam usus halus. (c) Oleh
diketahui bahwa terdapat 15 siswa (14.5) jasad renik dikeluarkan toksin (toksin
mengalami diare dan 85 siswa (85.5) yang diaregenik). (d) Akibat toksin tersebut
tidak mengalami diare di SDN 2 Cipete terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
Banyumas. menimbulkan diare.
Diare yang berlangsung kurang dari 14 KESIMPULAN
hari tanpa diselang-seling berhenti lebih Berdasarkan penelitian yang telah
dari 2 hari disebut sebagai diare akut. dilakukan pada 100 responden siswa kelas
Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang 5, SDN 2 Cipete Banyumas tahun 2014
dari tubuh penderita, gradasi penyakit maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
diare akut dapat dibedakan dalam hubungan yang signifikan antara jajanan
empat kategori, yaitu: (1) Diare tanpa kaki lima terhadap penyakit diare pada
dehidrasi, (2) Diare dengan dehidrasi anak sekolah di SDN 2 Cipete Banyumas.
ringan, apabila cairan yang hilang 2-5%

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 64


M L Almanfaluthi |Hubungan antara Konsumsi Jajanan Kaki Lima terhadap Penyakit Diare

DAFTAR PUSTAKA Ramaiah, S. 2000. All You Wanted to Know


About Diare Jakarta :Gramedia.
Adriani, Merryana, Wirjatmadi, dan
hal:32-39
Bambang, 2012. Pengantar Gizi
Simatupang M, 2004. Analisis Faktor-
Masyarakat. Jakarta: Kencana. hal:32-
Faktor Yang Berhubungan Dengan
37
Kejadian Diare Pada Balita Di Kota
Ahlquist, D.A., and Camilleri, M. 2005.
Sibolga Tahun 2003. Program
Diarrhea and Constipation. In: Kasper,
Pascasarjana, Medan: Universitas
D.L., Fauci, A.S., Longo, D.L.,
Sumatera Utara. hal:32-36
Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson,
Simatupang M., 2004. Analisis Faktor-
J.L., eds. Harrison’s Principles of
Faktor Yang Berhubungan Dengan
Internal Medicine. 16th ed. USA:
Kejadian Diare Pada Balita Di Kota
McGraw- Hill. hal:44-49
Sibolga Tahun 2003. Program
Ali Khomsan, 2006. Sehat dengan
Pascasarjana, Medan: Universitas
Makanan Berkhasiat. Editor: Irwan
Sumatera Utara. hal:32-36
Suhanda. Jakarta: Penerbit Buku
Sinthamurniwaty, 2006. Faktor- Faktor
Kompas. hal:10.
Resiko Kejadian Diare Akut Pada
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Balita (Studi Kasus di Kabupaten
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Semarang). Program Studi
Utama. hal:39-47
Epidemiologi Pascasarjana,
Andrianto P. 1995. Penatalaksanaan dan
Semarang: Universitas Diponegoro.
Pencegahan diare akut edisi 2.
hal:22-26
J akarta: EGC.
Suci, 2009. Gambaran Perilaku Jajan
Arisman, 2004.Gizi dalam Daur
Murid Sekolah Dasar di Jakarta.
Kehidupan. Buku Ajar Ilmu Gizi.
Psikobuana. Diakses dari:
Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
http://www.psikobuana.com diunggah
hal:32-37
tanggal 10 Februari 2014.
Aziz. 2006. Diare, Pembunuh Utama Balita.
Suharyono, 2008. Diare Akut, Klinik dan
Graha Pustaka, Jakarta. hal 22-29
Laboratorik. Cetakan Kedua. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman
Rineka Cipta. hal:23-28
Pemberantasan Penyakit Diare.
Supariasa, et.al, 2002. Penilaian Status
Jakarta: Depkes RI dan Direktorat
Gizi. Jakarta: EGC. hal:40-44
Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Suwandi dan Usman. 1992. Mekanisme
Penyehatan Lingkungan. hal 33-35
Kerja Antibiotik. Jakarta : PT. Kalbe
Depkes RI. 2008. Diare Penyebab
Farma. hal:110.
Kematian Utama pada Balita di
Indonesia. Depkes RI, Jakarta. hal:51
Hasan, Rusepno dan Husein Alatas, 1985.
Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. jilid
III. Jakarta: FKUI. hal:21-25
Hurlock, E. B, 1999. Psikologi
Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Ruang Kehidupan. Edisi 5.
Jakarta: Erlangga. hal:33-35
Kliegman R.M., Marcdante K.J., and
Behrman R.E. 2006. Nelson Essentials
ofPediatric. 5th ed. Philadelphia:
Elsevier Saunders. hal:29-33
Mansjoer, A, 2000. Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid II.
Jakarta : Media Aesculapius. hal:42-44
Moehji, S. 2002. Pemeliharaan Gizi Bayi
dan Balita. Jakara: Bhratara. hal 33-
37
Ngastiyah. 2003. Perawatan Anak Sakit,
Jakarta: EGC. hal 21-22

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 65

Anda mungkin juga menyukai