Pemberian pada obat-obatan pada dasarnya adalah tanggung jawab perawat. Pemahaman akan
basis konsep mengadministrasi obat-obatan adalah hal kritis jika seorang perawat ingin
menampilkan pekerjaan yang akurat dan aman. Demi menambah pemahaman administrasi dari
obat, perawat memonitor respon terapeutik dan laporan reaksi penolakan obat pada pasien.
Dalam prosesnya, perawat juga memiliki tanggung jawab untuk mengajari pasien dan keluarga
tentang informasi yang dibutuhkan untuk penggunaan obat-obatan yang aman untuk pasien rawat
jalan.
1. Benar pasien
2. Benar obat
3. Benar dosis
4. Benar rute
5. Benar waktu
6. Benar dokumentasi
Perawat harus memiliki pengetahuan dari setiap obat yang diberikan, alasan digunakannya obat,
efek umum obat, efek samping umum obat, tindakan pencegahan didalam pemberian obat (bila
ada), dan tingkat dosis normal.
Perawat juga harus mempertimbangkan kondisi pasien seperti riwayat alergi, reaksi-reaksi
kurang baik sebelumnya, komentar-komentar pasien, dan perubahan kondisi pasien yang
dimasukkan kedalam catatan sebelum pemberian obat. Sebelum memberi obat untuk pertama
kali, perawat harus menanyakan tentang adakah riwayat alergi dan riwayat alergi keluarga. Tidak
hanya seputar alergi obat-obatan tetapi juga makanan, debu, hewan, dan seterusnya.
Perintah Pengobatan
Sebelum pengobatan dapat di administrasi di rumah sakit atau tempat lain, perawat harus
memiliki perintah dokter.
Perawat perlu melakukan tindakan pencegahan berikut ini untuk mencegah kesalahan obat:
Dalam sistemnya, apoteker menyalurkan obat dan perawat melakukan pemberian obat secara
langsung kepada pasien. Beberapa distribusi obat ada yang dapat langsung digunakan perawat
untuk memfasilitasi pemberian pengobatan setelah hal itu diresepkan kepada pasien.
Uraian ringkas tiga metode itu adalah sebagai berikut.
Lewat oral adalah rute pemberian obat yang sering dilakukan dan jarang menimbulkan
ketidaknyamanan fisik pada pasien. Obat oral terdiri dari tablet, kapsul, dan cairan.
Pemberian obat dengan rute Parenteral Obat/Racun dapat melalui subkutan, intramuscular ( IM),
kedalam pembuluh darah ( IV), atau intradermal rute. Rute lain dari pemberian parenteral yang
mungkin dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan adalah intradural ( ke dalam dural tulang
belakang), intra-arterial ( ke dalam nadi), intracardiac ( ke dalam jantung), dan intra-articular.
Dalam beberapa peristiwa, intra-arterial obat diatur oleh perawat.
Obat yang diberikan dengan intradermal rute pada umumnya untuk test kepekaan (vaksin,
alergi) dikarenakan penyerapannya lambat dan mempertimbangkan hasil baik ketika pengujian
untuk alergi.
Suntikan subkutan menempatkan obat ke dalam jaringan antara kulit dan otot. Dengan cara ini
obat diserap lebih pelan dibanding suntikan IM. Obat untuk mengencerkan darah dan kencing
manis biasanya diberikan dengan subkutan.
Suntikan IM adalah pemberian obat ke dalam otot. Obat yang diberikan dengan rute ini diserap
dengan cepat dibandingkan dengan subkutan.
Obat disuntik secara langsung ke dalam darah oleh suatu jarum yang dimasukkan ke dalam
pembuluh darah. Tindakan Obat terjadi hampir dengan seketika.
Penyedia layanan kesehatan mungkin memberikan obat dengan jalur intrakardial, intra-arterial,
atau intra-articular. Perawat bisa jadi memiliki tanggung jawab dalam menyiapkan pemberian
obat. Perawat perlu bertanya ke penyedia layanan kesehatan yang utama untuk mengetahui
material khusus apa yang diperlukan untuk pemberian obat.
Pemberian Obat Melalu Kulit dan Selaput Lendir
Obat bisa saja dilakukan lewat kulit dan selaput lendir menggunakan beberapa rute: Topikal
(diatas lapisan luar kulit),secara transdermal dimana tambalan obat sudah ditanamkan, atau
dihisap sampai selaput dari bagian atas pernafasan.
Sebagian besar obat ini diterapkan diatas kulit tetapi tidak diserat melalui kulit. Obat ini
digunakan untuk melembutkan, disinfektan, atau pelumas kulit. Beberapa dari obat topical
adalah enzim yang memiliki kemampuan untuk mengangkat sel kulit mati ataupun nanah pada
luka. obat topical lainnya memiliki fungsi untuk treatment tambahan dan peradangan kulit
dangkal.
Pemberian obat melalui rute transdermal siap diserap kulit dan memberikan efek sistemik.
Obat yang berupa droplet, uap air, dan gas diberikan melalui selaput lendir pernafasan
menggunakan masker wajah, nebulizer, atau positive-pressure mesin pernafasan. Contoh dari
obat ini adalah bronkodilatoris, muskolitis, dan beberapa obat anti inflamasi. Obat ini memiliki
fungsi utama memberikan efek local di paru-paru.
Sering, obat-obatan tidak diberikan perawat jikadi dalam rumah, tetapi lebih oleh pasien atau
anggota keluarga yang bertindak sebagai merawat. Dalam kasus ini, ini penting kalau pasien atau
yang merawat memahami bagaimana cara kerja perawatan dan diberi kesempatan bertanya
tentang terapi obat, seperti kenapa obat diberikan, bagaimana cara memberikannya, dan reaksi
efek samping dari obat tersebut. Ketika pasien membawa obat ke rumah, peralatan khusus
mungkin dibutuhkan di rumah untuk pemberian obat. Jadi pemberian petunjuk sangat
dibutuhkan pasien atau yang merawat agar dapat menggunakan obat dengan aman.