An. R berusia 4 tahun dibawa oleh ibunya ke RS UNAIR pada tanggal 25 Februari 2018 dengan
keluhan gangguan pada lubang berkemih sejak bayi yaitu letak lubang kencing tidak seperti
umumnya. Ibu An. R terlihat cemas dengan kondisi anaknya. Setelah dilakukan pemeriksaan
medis An. R mengalami kelainan urinarius yaitu lubang uretra terletak pada pangkal glans penis.
Diagnosa medis : Hipospadia. Pada tanggal 1 Maret 2018 An. R menjalani operasi pada penis
yaitu one stage urethroplasty, pada hari pertama post operasi An. R mengatakan terasa nyeri
pada luka, sering terbangun pada malam hari karena nyeri, An. R tampak meringis kesakitan. Ibu
An. R mengatakan An. R hanya dapat tidur 6 jam per hari. Ibu An. R juga mengatakan An. R
mengalami penurunan nafsu makan. Saat dipalpasi badan An. R teraba hangat. Klien terlihat
kesusahan saat berubah posisi, An. R juga terbatas untuk berjalan. Dari hasil pengkajian TTV,
Suhu 37,60C, Nadi 100x/menit, RR 22x/menit, TD 120/80mm/Hg.
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a. Biodata :
Nama : An. R
Usia : 4 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : PAUD
Pekerjaan : Pelajar
Status pernikahan : Belum menikah
Alamat : Surabaya
Diagnosa medis : Hipospadia
Tanggal masuk RS : 25 Februari 2018
b. Keluhan Utama
Pre operasi : lubang uretra terletak pada pangkal glans penis
Post operasi : nyeri pada luka operasi.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien mengatakan anaknya mengalami gangguan berkemih sejak bayi yaitu letak
lubang kencing tidak seperti umumnya. Setelah dilakukan pemeriksaan medis An. R
mengalami kelainan urinarius yaitu lubang uretra berada di pangkal glans penis. Pada
tanggal 1 Maret 2018 An. R menjalani operasi pada penis yaitu one stage
urethroplasty, hari pertama post operasi An. R mengatakan terasa nyeri pada luka,
sering terbangun pada malam hari karena nyeri, An. R tampak meringis kesakitan. Ibu
An. R mengatakan An. R hanya dapat tidur 6 jam per hari. Ibu An. R juga
mengatakan An. R mengalami penurunan nafsu makan. Saat dipalpasi badan An. R
teraba hangat. Klien terlihat kesusahan saat berubah posisi, An. R juga terbatas untuk
berjalan.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak terdapat riwayat penyakit dahulu
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak terdapat riwayat penyakit keluarga
2. Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breath):
RR 22 x/menit
b. B2 (Blood):
TD : 120/80 mmHg, Nadi : 100x/menit, Suhu 37,6oC
c. B3 (Brain):
Compos mentis, GCS 456, nyeri pada luka, sering terbangun di malam hari karena
nyeri
d. B4 (Bladder):
Gangguan berkemih sejak bayi yaitu lubang kencing tidak seperti umumnya, lubang
uretra terletak pada pangkal glans penis
e. B5 (Bowel):
Nafsu makan menurun
f. B6 (Bone):
Klien terlihat kesusahan saat berubah posisi, terbatas untuk berjalan.
B. ANALISA DATA
Pre Operasi :
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. Ds : Ibu An. R mengatakan lubang uretranya terletak pada Ansietas b.d Perubahan
cemas dengan kondisi pangkal glans penis besar (status kesehatan)
anaknya sekarang (hipospadia)
Do : Ibu An. R terlihat
cemas dengan kondisi tindakan pembedahan pada
anaknya daerah penis
Ansietas
Post Operasi :
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 Ds: hari pertama post lubang uretranya terletak pada Nyeri akut b.d Agen
operasi An. R mengatakan pangkal glans penis cedera fisik (prosedur
terasa nyeri pada luka, (hipospadia) pembedahan)
sering terbangun pada
malam hari karena nyeri, tindakan pembedahan pada
An. R tampak meringis daerah penis
kesakitan.
Ibu An. R mengatakan An.
R hanya dapat tidur 6 jam kerusakan jaringan daerah
per hari. penis
Do: Saat dipalpasi badan
An. R teraba hangat. Klien pelepasan histamine dan
terlihat kesusahan saat bradikinin
berubah posisi, An. R juga
terbatas untuk berjalan. Nyeri Akut
Dari hasil pengkajian TTV,
Suhu 37,60C, Nadi
100x/menit, RR 22x/menit,
TD 120/80mm/Hg.
2 Ds: Ibu An. R juga tindakan pembedahan pada Ketidakseimbangan nutrisi:
mengatakan An. R daerah penis kurang dari kebutuhan
mengalami penurunan nafsu tubuh b.d Ketidakmampuan
makan. kerusakan jaringan daerah makan
Do : badan An. R teraba penis
hangat. Klien terlihat
kesusahan saat berubah pelepasan histamine dan
posisi, An. R juga terbatas bradikinin
untuk berjalan. Dari hasil
pengkajian TTV, Suhu Nyeri Akut
37,60C, Nadi 100x/menit,
RR 22x/menit, TD Mempengaruhi nafsu makan
120/80mm/Hg.
Ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh
3 Ds: - lubang uretranya terletak pada Hambatan mobilitas fisik
Do: Klien terlihat pangkal glans penis b.d Intoleransi aktivitas
kesusahan saat berubah (hipospadia)
posisi, An. R juga terbatas
untuk berjalan. Dari hasil post oprasi pada daerah penis
pengkajian TTV, Suhu
37,60C, Nadi 100x/menit, Hambatan mobilitas fisik
RR 22x/menit, TD
120/80mm/Hg.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre operasi :
1. Domain 9: Koping/Toleransi Stress. Kelas 2. Respon Koping. Ansietas b.d Perubahan
besar (status kesehatan) (00146)
Post operasi :
1. Domain 12: Kenyamanan. Kelas 1. Kenyamanan Fisik. Nyeri akut b.d Agen cedera fisik
(prosedur pembedahan) (00132)
2. Domain 2: Nutrisi. Kelas 1. Makan. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh b.d Ketidakmampuan makan (00002)
3. Domain 4: Aktivitas/Istirahat. Kelas 2. Aktivitas/Olahraga. Hambatan mobilitas fisik b.d
Intoleransi aktivitas (00085)
D. INTERVENSI
Pre Operasi :
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Domain 9: Setelah dilakukan 1. Jelaskan pada anak dan
Koping/Toleransi Stress. tindakan keperawatan orang tua tentang
Kelas 2. Respon Koping. kecemasan klien dan prosedur bedah dan
Ansietas b.d Perubahan keluarga berkurang, perawatan pre dan pasca
besar (status kesehatan) dengan kriteria hasil : operasi yang diharapkan.
2. Evaluasi tingkat
(00146) - Rasa cemas
pemahaman keluarga
berkurang
tentang penyakit
- Keluarga memahami
3. Akui masalah klien dan
prosedur bedah klien
dorong mengekspresikan
- Klien dan keluarga
masalah dan berikan
merasa tenang
kesempatan untuk
bertanya
4. Libatkan klien dan
keluarga dalam
perencanaan
keperawatan
5. Berikan kenyamanan
bagi klien dan keluarga
Post Operasi :
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1 Domain 12: Setelah dilakukan tindakan Pain management (1400)
Kenyamanan. Kelas 1. keperawatan nyeri klien 1. Gunakan skala nyeri
Kenyamanan Fisik. berkurang, dengan kriteria sebelum nyeri bertambah
Nyeri akut b.d Agen hasil : parah
2. Melakukan penilaian yang
cedera fisik (prosedur 1. Onset nyeri diketahui
2. Klien dapat komprehensif dari rasa sakit
pembedahan) (00132)
menyebutkan faktor meliputi lokasi,
penyebab nyeri karakteristik, onset / durasi,
3. Klien dapat
frekuensi, kualitas,
menggunakan teknik
intensitas atau keparahan
penurunan nyeri
nyeri, dan mempercepat
4. Nyeri berkurang skala
efektif
0
3. Berikan obat analgesik
5. Wajah klien tidak
untuk mengurangi nyeri
menahan nyeri
4. Ajarkan teknik non-
farmakologi (seperti
hypnosis, relaksasi,
imaginasi terbimbing, terapi
music, terapi aktivitas,
distraksi, terapi bermain,
terapi aktivitas).
5. Mengontrol faktor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon klien
terhadap ketidaknyamanan
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
6. Memonitor kepuasan klien
dengan manajemen nyeri
pada selang waktu tertentu
7. Berikan HE pada klien dan
keluarga tentang
pengolahan nyeri dan gejala
dalam konteks pribadi
2 Domain 2: Nutrisi. Setelah dilakukukan Manajemen nutrisi (1100)
Kelas 1. Makan. tindakan asuhan 1. Tentukan status gizi klien
Ketidakseimbangan keperawatan, diharapkan dan kemampuan klien
nutrisi : kurang dari nafsu makan klien untuk memenuhi
kebutuhan tubuh b.d meningkat, dengan kriteria kebutuhan gizi.
Ketidakmampuan hasil : 2. Beri obat-obatan sebelum
makan (00002) Status nutrisi (1004) makan (misalnya
1. Asupan gizi klien baik penghilang mual /
2. Asupan makanan klien
antiemetic)
baik 3. Monitoring kalori dan
3. Asupan cairan klien
asupan makanan.
baik 4. Monitor kecenderungan
4. Rasio berat
terjadinya penurunan
badan/tinggi badan
nafsu makan dan berat
klien normal
badan.
Bantuan Peningkatan Berat
Nafsu makan (1014)
Badan (1240)
1. Hasrat/keinginan untuk
1. Timbang klien pada jam
makan membaik
yang sama setiap hari.
2. Intake makanan normal
2. Monitor mual muntah
3. Intake nutrisi normal
3. Berikan obat-obatan untuk
4. Intake cairan normal
meredakan mual dan nyeri
sebelum makan.
4. Monitor asupan kalori
setiap hari.
5. Dukung peningkatan
asupan kalori.
6. Sediakan variasi makanan
yang tinggi kalori dan
bernutrisi tinggi. (diet
TKTP)
E. IMPLEMENTASI
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Implementasi
Domain 9: 1. Jelaskan pada anak dan 1. Menjelaskan pada anak dan orang tua
Koping/Toleransi Stress. orang tua tentang tentang prosedur bedah dan perawatan
Kelas 2. Respon Koping. prosedur bedah dan pre dan pasca operasi yang diharapkan.
2. Mengevaluasi tingkat pemahaman
Ansietas b.d Perubahan perawatan pre dan pasca
keluarga tentang penyakit
besar (status kesehatan) operasi yang
3. Mengakui masalah klien dan dorong
(00146) diharapkan.
mengekspresikan masalah dan berikan
2. Evaluasi tingkat
kesempatan untuk bertanya
pemahaman keluarga
4. Melibatkan klien dan keluarga dalam
tentang penyakit
perencanaan keperawatan
3. Akui masalah klien dan
5. Memberikan kenyamanan bagi klien dan
dorong keluarga
mengekspresikan
masalah dan berikan
kesempatan untuk
bertanya
4. Libatkan klien dan
keluarga dalam
perencanaan
keperawatan
5. Berikan kenyamanan
bagi klien dan keluarga
F. EVALUASI
1. MK : Ansietas b.d Perubahan besar (status kesehatan) (00146)
S: Orang tua klien mengatakan sudah tidak cemas lagi dengan tindakan pembedahan
yang akan dilakukan pada anaknya
O: Orang tua klien nampak tenang
A: Kategori outcome tercapai dan intervensi berhasil
P: Hentikan intervensi
2. MK: Nyeri akut b.d Agen cedera fisik (prosedur pembedahan) (00132)
S: Klien tidak mengeluh kesakitan pada area bekas operasi dan sudah mampu tidur nyenyak
O: Klien lebih terlihat lebih segar dan sudah bisa tersenyum
A: Kategori outcome tercapai dan intervensi berhasil
P: Hentikan intervensi
3. MK : Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d Ketidakmampuan makan (00002)
S: Orangtua klien mengatakan anaknya sudah mau makan
O: Klien sudah terlihat bugar dan BB klien mengalami peningkatan
A: Kategori outcome tercapai dan intervensi berhasil
P: Hentikan intervensi
4. MK: Hambatan mobilitas fisik b.d Intoleransi aktivitas (00085)
S: Klien tmengatakan sudah tidak kesusahan berjalan
O: Klien terlihat tidak kesusahan saat berubah posisi, juga terbatas untuk berjalan
A: Kategori outcome tercapai dan intervensi berhasil
P: Hentikan intervensi