3.1 Pengkajian
1. Primary Survey
a. Airway
Jika penderita dapat berbicara maka jalan napas kemungkinan
besar dalam keadaan adekuat. Obstruksi jalan napas sering terjadi
pada penderita yang tidak sadar, yang disebabkan oleh benda asing,
muntahan, jatuhnya pangkal lidah, atau akibat fraktur tulang wajah.
Usaha untuk membebaskan jalan napas harus melindungi vertebra
servikalis (servical spine control) yaitu tidak boleh melakukan
ekstensi, fleksi, atau rotasi yang berlebihan dari leher. Dalam hal ini,
kita dapat melakukan chin lift atau jaw thrust sambil merasakan
hembusan napas yang keluar melalui hidung. Bila ada sumbatan
maka dapat dihilangkan dengan cara membersihkan dengan jari atau
suction jika tersedia. Untuk menjaga patensi jalan napas selanjutnya
dilakukan pemasangan pipa orofaring. Bila hembusan napas tidak
adekuat perlu bantuan napas.Kaji ada tidaknya sumbatan pada jalan
nafas klien.Nilai airway sewaktu dengan mempertahankan posisi
tulang leher tetap dalam keadaan in line position.
L = Look/Lihat gerakan nafas atau pengembangan dada asimetris
atau tidak, adanya retraksi sela iga, warna mukosa/kulit dan
kesadaran, bila diduga terjadi fraktur servical maka lakukan jaw
thrust.
2. Secondary Survey
A :Alergi (adakah alergi pada klien, seperti obat-obatan, plester,
makanan)
M : Medikasi/obat-obatan (obat-obatan yang diminum seperti sedang
menjalani pengobatan hipertensi, kencing manis, jantung, dosis, atau
penyalahgunaan obat
P : Pertinent medical history (riwayat medis klien seperti penyakit yang
pernah diderita, obatnya apa, berapa dosisnya, penggunaan obat-obatan
herbal)
L : Last meal (obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi, dikonsumsi
berapa jam sebelum kejadian, selain itu juga periode menstruasi
termasuk dalam komponen ini)
E : Events, hal-hal yang bersangkutan dengan sebab cedera (kejadian
yang menyebabkan adanya keluhan utama)
7) Pengkajian bio-psiko-sosio-spiritual
Berhubungan dengan perasaan dan emosi yang di alami pasien
mengenai kondisinya.Kaji juga kondisi psikologis pasien, stress
psikologis, mungkin dalam kondisi berduka atau
kehilangan.Kaji pula spiritual pasien, persepsi pasien terhadap
kondisi sakitnya dan pola kebiasaan pasien sehari-hari.
b. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi : pucat,kulit kerirng,penurunan kesadaran, napas
pendek dan menggunakan otot bantu nafas
2) Palpasi : akral dingin , nadi cepat ,paraplegia, nyeri
3) Perkusi :-
4) Auskultasi: -
c. Pemeriksaan Diagnostik
1) Sinar X spinal: menentukan lokasi dan jenis cedera tulang
(fraktur , dislokasi), untuk kesejajaran traksi atau operasi
2) Scan CT: menentukan tempat luka/jejas, mengevalkuasi
gangguan structural
3) MRI: mengidentifikasi adanya kerusakan saraf spinal, edema
dan kompresi
4) Mielografi: untuk memperlihatkan kolumna spinalis jika
terda[at oklusi pada subaraknoid medulla spinalis
5) Rongent torak : untuk memperlihatkan keadan paru
6) Pemeriksaan fungsi paru: mengukur volume inspirasi
maksimal dan ekpirasi maksimal terutama pada kasus trauma
servikal bagian bawah
7) GDA : menunjukan keefektifan pertukaran gas atau upaya
ventilasi.
3.2 Analisis Data
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
Ekspansi paru
menurun pernapasan
Hilangnya tonus
vasomotor
Hipotensi,
vasokonstriksi
perifer
↓
Syok neurogenic
3. DS : klien mengeluhkan Trauma Disrefleksia
nyeri kepala berdenyut Autonomik
dan semakin parah dan ↓
mual Cedera pada medulla
DO : TD : >300 mmHg, spinalis
bradikardia (30-40x ↓
/menit), penglihatan
kabur,kongesti nasal, Cedera padavertebra
ansietas torakal ke -7
Respon saraf
simpatis
Hiperefleksi otonom
Disrefleksia
Autonomik
Gangguan perfusi
jaringan perifer
Pelepasan mediator
kimia
↓
Nyeri
6. DS : pasien mengeluh Fraktur servikal dan Perubahan pola
reflek BAK hilang lumbal eliminasi urine
Gangguan fungsi
vesika urinaria
Inkontinensia urin
Gangguan Eliminasi
Kelumpuhan saraf
usus dan rektum
Gangguan eliminasi
alvi
↓
Ganggunan motorik
sensorik
kelumpuhan
Gangguan mobilitas
Pengkajian
1. Aktivitas isterahat
Tanda : kelumpuhan otot ( terjadi kelemahan selama syok spinal ) pada/
dibawah lesi. Kelemahan umum/kelemahan otot ( trauma dan adanya
kompresi saraf)
2. Sirkulasi
Gejala: Berdebar –Debar, pusing saat melakukan perubahan posisi atau
bergerak.
Tanda : hipotensi, hipotensi postural, bradikardi, ektremias dingin dan
pucat. Hilangnya keringat pada daerah yang terkena.
3. Eliminasi
Tanda : inkontinensia defekasi dan berkemih.
4. Integritas Ego
Gejala : Menyangkal, tidak percaya, sedih, marah.
5. Makanan/ Cairan
Tanda : mengalami distensi abdomen, peristaltic usus hilang ( ileus
paralitik)
6. Higyene
Tanda : sangat ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
7. Neurosensori
Gejala : kebas, kesemutan, rasa terbakar pada lengan /kaki. Paralysis
flaksid/spastisitas dapat terjadi saat syok spinal teratasi,
tergantung pada area spinal yang sakit.
8. Nyeri/kenyamanan
Gejala ; Nyeri tekan otot, hiperestesia tepat diatas daerah trauma.
10. keamanan
gejala : suhu yang berfluktuasi
11. seksualitas
gejala : keinginan untuk kembali seperti fungsi normal.
Tinggikan bagian atas dari kerangka traksi atau tempat tidur jika
diperlukan.
Rasional; Membuat keseimbangan untuk mempertahankan posisi
pasien dan tarikan traksi..
Bantu atau lakukan latihan room pada semua ekstremitas dan sendi
dengan perlahan dan lembut.
Rasional; Meningkatkan sirkulasi ,mempertahankan tonus otot,dan
mobilisasi sendi, dan mencegah kontraktur dan atrofi
otot.
3.1 Pengkajian
A. Anamnesa
1. Identitas pasien
Identitas pasien meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, suku/bangsa, alamat rumah, dll
2. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian, pasien biasanya
mengeluh nyeri hebat, mual-muntah, kelemahan, bahkan hingga
penurunan kesadaran.
3. Riwayat penyakit
Kemungkinan terdapat riwayat penyakit penyerta yang dapat
memperparah keadaan klien
B. Pengkajian primer
1. Airway
Membuka jalan nafas penggunakan menggunakan teknik head tilt chin
lift atau menengadahkan kepala dan mengangkat dagu, periksa adakah
benda asing yang mengakibatkan tertutupnya jalan nafas. Muntahan,
makanan, darah atau benda asing lainnya.
- tingkat kesadaran
- warna kulit
- nadi
b. Perdarahan
Pendarahan eksternal harus dikenali dan dikelola pada primary
survey
4. Disability
Dilakukan evaluasi terhadap keadaan neurologis secara cepat.Yang
dinilai disini adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil.
a) Anamnesis
Riwayat AMPLE
A : Alergi
E : Event/environment (lingkungan)
1. Aktivitas / istirahat ]
Data Subyektif : Merasa lemah ,lelah, hilang keseimbangan
Data Obyektif : Perubahan Kesadaran ,masalah dalam
keseimbangan cedera (trauma).
2. Sirkulasi
Data Obyektif : Perubahan tekanan darah atau normal (hipertensi)
Perubahan frekuensi jantung (Bradikardi, takikardi)
3. Integritas ego
Data Subyektif : Perubahan tingkah laku atau kepribadian (tenang
atau dramatis)
Data Obyektif : Cemas, bingung, depresi
4. Eliminasi
Data Subyektif: Inkontenensia kandung kemih/usus atu mengalami
gangguan fungsi
6. Neurosensori
Data Subyektif : Kehilangan kesadaran sementara ,vertigo
Data Obyektif : Perubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan
status mental (Orientasi , Kewaspadaan, Perhatian, konsentrasi,
pemecahan masalah, pengaruh emosi/tingkah laku dan memori),
Sangat sensitif terhadap sentuhan dan gerakan, Kehilangan sensasi
sebagai tubuh, Kesulitan dalam menentukan posisi tubuh
8. Pernafasan
Data Subyektif : Perubahan pola nafas.
9. Keamanan
Data Subyektif : Trauma baru/trauma karena kecelakaan
Data Obyektif : Fraktur / dislokasi, Gangguan kognitif, Gangguan
rentang gerak, Demam, gangguan rentang dan regulasi suhu tubuh.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Inspeksi abdomen untuk melihat :
2. Auskultasi
Auskultasi suara usus di semua kuadran
a. Nyeri tekan
b. Kekakuan
c. Nyeri lepas
d. Melindungi bagian abdomen tanpa disadari merupakan tanda
paling nyata dari iritasi peritoneal
e. Instabilitas pelvis
f. Rectal Tuse / Colok Dubur