FASILITATOR:
Laily Hidayati, S.Kep.Ns., M.Kep
Disusun oleh:
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas Keperawatan Muskuloskeletal I yaitu makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Klien dengan Kelainan Deformitas Spinal :
Skoliosis”.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Deni Yasmara S.Kep.,Ns., M.Kep. Sp.Kep.MB sebagai PJMA mata ajar
Keperawatan Muskuloskeletal I;
2. Laily Hidayati, S.Kep.Ns., M.Kep sebagai dosen pembimbing yang
senantiasa memberikan bimbingan dan arahan dalam memberikan materi
dan penyelesaian makalah ini;
3. Teman-teman serta semua pihak yang telah bekerja sama dan membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ilmiah ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................4
2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang...................................................4
2.2 Definisi Skoliosis......................................................................................5
2.3 Klasifikasi Skoliosis..................................................................................6
2.4 Etiologi Skoliosis......................................................................................7
2.5 Patofisiologi Skoliosis...............................................................................8
2.6 Manifestasi Klinis Skoliosis......................................................................9
2.7 WOC Skoliosis........................................................................................10
2.8 Pemeriksaan Diagnostik Skoliosis..........................................................11
2.9 Penatalaksanaan Skoliosis.......................................................................12
2.10 Komplikasi Skoliosis...............................................................................14
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS..................................................15
3.1 Pengkajian....................................................................................................15
3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................................17
3.3 Intervensi Keperawatan................................................................................17
BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS.......................................................21
4.1 Kasus.......................................................................................................21
4.2 Pengkajian...............................................................................................21
4.3 Diagnosa Keperawatan............................................................................26
4.4 Intervensi Keperawatan...........................................................................26
4.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan................................................32
iii
BAB 5 SIMPULAN...............................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................39
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.4.1 Dapat digunakan sebagai acuan bagi penulis serta rekan perawat yang
lain dalam praktik memberikan asuhan keperawatan pada klien yang
mengalami Skoliosis.
1.4.2 Dapat digunakan sebagai pedoman untuk memberikan penyuluhan
kepada masyarakat dengan tujuan untuk menangani penyakit
Skoliosis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang
Tulang belakang adalah susunan terintegrasi dari jaringan tulang,
ligamen, otot, saraf dan pembuluh darah yang terbentang mulai dari dasar
tengkorak (basis cranii), leher, dada, pinggang bawah hingga panggul dan
tulang ekor. Fungsinya adalah sebagai penopang tubuh bagian atas serta
pelindung bagi struktur saraf dan pembuluh-pembuluh darah yang
melewatinya.
Tulang belakang tersusun dari tulang-tulang pendek berupa ruas-ruas
tulang sejumlah lebih dari 30 buah. Tulang-tulang tersebut berjajar dari
dasar tengkorak sampai ke tulang ekor dengan lubang di tengah-tengah
setiap ruas tulang (canalis vertebralis), sehingga susunannya menyerupai
seperti terowongan panjang. Saraf dan pembuluh darah tersebut berjalan
melewati canalis vertebralis dan terlindung oleh tulang belakang dari segala
ancaman yang dapat merusaknya.
a. Nonstruktural
Nonstruktural adalah skoliosis yang bersifat reversibel (dapat
dikembalikan ke bentuk semula), dan tanpa perputaran (rotasi) dari
tulang punggung. Terdiri dari :
1) Skoliosis postural : Disebabkan oleh kebiasaan postur tubuh yang
buruk.
2) Spasme otot dan rasa nyeri, yang dapat berupa :
− Nyeri pada spinal nerve roots : skoliosis skiatik.
− Nyeri pada tulang punggung : dapat disebabkan oleh inflamasi
atau keganasan.
− Nyeri pada abdomen : dapat disebabkan oleh apendisitis.
3) Perbedaan panjang antara tungkai bawah
− Actual shortening
− Apparent shortening :
a) Kontraktur adduksi pada sisi tungkai yang lebih pendek
b) Kontraktur abduksi pada sisi tungkai yang lebih panjang
b. Sruktural
Struktural adalah skoliosis yang bersifat irreversibel dan dengan rotasi
dari tulang punggung
1) Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya)
80% dari seluruh scoliosis
− Bayi : dari lahir – 3 tahun
− Anak-anak : 4 – 9 tahun
− Remaja : 10 – 19 tahun (akhir masa pertumbuhan)
− (iV) Dewasa : > 19 tahun
2) Osteopatik
Kongenital (didapat sejak lahir)
a) Terlokalisasi :
- Kegagalan pembentukan tulang punggung (hemivertebrae)
- Kegagalan segmentasi tulang punggung (unilateral bony bar)
b) General :
- Osteogenesis imperfecta
- Arachnodactily
c) Didapat
- Fraktur dislokasi dari tulang punggung, trauma
- Rickets dan osteomalasia
- Emfisema, thoracoplasty
3) Neuropatik
Kongenital :
a) Spina bifida
b) Neurofibromatosis
Didapat :
a) Poliomielitis
b) Paraplegia
c) Cerebral palsy
d) Friedreich’s ataxia
e) Syringomielia
Ruas tulang
belakang lemah
Tulang
belakang
melengkung
miring ke salah
satu sisi
SKOLIOSIS
a. Skoliometer
Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur sudut kurvaturai.
Cara pengukuran dengan skoliometer dilakukan pada pasien dengan
posisi membungkuk, kemudian atur posisi pasien karena posisi ini akan
berubah-ubah tergantung pada lokasi kurvatura, sebagai contoh kurva
dibawah vertebra lumbal akan membutuhkan posisi membungkuk lebih
jauh dibanding kurva pada thorakal. Kemudian letakkan skoliometer
pada apeks kurva, biarkan skoliometer tanpa ditekan, kemudian baca
angka derajat kurva.
Pada screening, pengukuran ini signifikan apabila hasil yang
diperoleh lebih besar dari 50, hal ini biasanya menunjukkan derajat
kurvatura > 200 pada pengukuran cobb’s angle pada radiologi sehingga
memerlukan evaluasi yang lanjut.
b. Rontgen tulang belakang
Foto polos harus diambil dengan posterior dan lateral penuh
terhadap tulang belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak, untuk
menilai derajat kurva dengan metode Cobb dan menilai maturitas
skeletal dengan metode Risser. Kurva structural akan memperlihatkan
rotasi vertebra, pada proyeksi posterior-anterior, vertebra yang
mengarah ke puncak prosessus spinosus menyimpang kegaris tengah;
ujung atas dan bawah kurva diidentifikasi sewaktu tingkat simetri
vertebra diperoleh kembali.
Cobb Angle diukur dengan menggambar garis tegak lurus dari
batas superior dari vertebra paling atas pada lengkungan dan garis tegak
lurus dari akhir inferior vertebra paling bawah. Perpotongan kedua garis
ini membentuk suatu sudut yang diukur.
Maturitas kerangka dinilai dengan beberapa cara, hal ini penting
karena kurva sering bertambah selama periode pertumbuhan dan
pematangan kerangka yang cepat. Apofisis iliaka mulai mengalami
penulangan segera setelah pubertas; ossifikasi meluas ke medial dan
jika penulangan krista iliaka selesai, pertambahan skoliosis hanya
minimal. Menentukan maturitas skeletal melalui tanda Risser, dimana
ossifikasi pada apofisis iliaka dimulai dari Spina iliaka anterior superior
(SIAS) ke posterior medial. Tepi iliaka dibagi kedalam 4 kuadran dan
ditentukan kedalam grade 0 sampai 5.
Derajat Risser adalah sebagai berikut :
Grade 0 : tidak ada ossifikasi
Grade 1 : penulangan mencapai 25%,
Grade 2 : penulangan mencapai 26-50%,
Grade 3 : penulangan mencapai 51-75%,
Grade 4 : penulangan mencapai 76%,
Grade 5 : menunjukkan fusi tulang yang komplit.
c. MRI ( jika di temukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen )
d. Mielografi
Untuk melihat kondisi kolumna vertebralis dan rongga intervertebra,
saraf spinal,dan pembuluh darah.
e. Computed tomography
Untuk mendeteksi terjadinya masalah musculoskeletal terutama
kolumna vertebralis.
Adapun pilihan terapi yang dapat dipilih, dikenal sebagai “The three O’s”
adalah:
a. Observasi
Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu
<25o pada tulang yang masih tumbuh atau <50o pada tulang yang sudah
berhenti pertumbuhannya. Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saar
usia 19 tahun. Pada pemantauan ini, dilakukan kontrol foto polos tulang
punggung pada waktu-waktu tertentu. Foto kontrol pertama dilakukan 3
bulan setelah kunjungan pertama ke dokter. Lalu sekitar 6-9 bulan
berikutnya bagi yang derajat <20>20.
b. Orthosis
Orthosis dalam hal ini adalah pemakaian alat penyangga yang dikenal
dengan nama brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah :
1) Pada kunjungan pertama, ditemukan derajat pembengkokan sekitar
30-40 derajat.
2) Terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25 derajat.
Jenis dari alat orthosis ini antara lain:
a) Milwaukee
b) Boston
c) Charleston bending brace
Alat ini dapat memberikan hasil yang cukup signifikan jika
digunakan secara teratur 23 jamdalam sehari hingga 2 tahun
setelah menarche.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
3.1 Pengkajian
1. Anamnesa
a. Data Demografi
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, tempat tinggal, diagnosa masuk,
pekerjaan dll.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang biasanya dirasakan oleh pasien dengan skoliosis
adalah berupa nyeri punggung dan tulang belakang melengkung secara
abnormal ke arah samping.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji nyeri punggung pada pasien dengan menggunakan metode PQRST
( Faktor pemicu, kualitasnya, daerah, skala dan waktu). Pada pasien
skoliosis, kebanyakan pada punggung bagian atas tulang belakang
membengkok ke kanan dan pada punggung bagian bawah, tulang
belakang membengkok ke kiri sehingga bahu kanan lebih tinggi dari
bahu kiri. Pinggung kanan juga mungkin lebih tinggi dari pinggul
kiri.Pada skoliosis yang berat (dengan kelengkungan >60) perubahan
progresif pada rongga toraks dapat menyebabkan perburukan
pernapasan dan kardiovaskular (Sandra, 2001).
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Hal yang perlu dikaji apakah pasien pernah mengalami kondisi
osteopatik, seperti fraktur, penyakit tulang, penyakit arthritis dan infeksi
(Sandra, 2001).
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Karena skoliosis bisa disebabkan karena kongenital (bawaan) yang
dalam hal ini berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan
tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu maka perlu dikaji
adakah anggota keluarga pasien yang pernah/ mempunyai kelainan
yang sama.
2. Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breathing)
Secara umum pasien skoliosis tidak mengalami gangguan pernapasan
kecuali jika ia telah sampai pada skoliosis berat (>60 derajat). Pada
pasien dengan skoliosis berat akan didapatkan pasien tidak leluasa
untuk bernapas (Suratun dkk, 2008).
b. B2 (Blood)
Tidak ditemukan gangguan kecuali jika nyeri sudah tidak bisa
ditoleransi lagi.
c. B3 (Brain)
Tidak ditemukan masalah.
d. B4 (Bladder)
Tidak ditemukan masalah.
e. B5 (Bowel)
Tidak ditemukan masalah.
f. B6 (Bone)
Look :
Pada pasien dengan skoliosis akan tampak pakaian yang dipakai tidak
pas/ menggantung, cara berjalan tidak seimbang, postur tubuh miring ke
samping, tulang belakang melengkung ke lateral dan ketinggian bahu
tidak sama (Suratun dkk, 2008).
Feel :
Move :
4: Sering; sesuai.
8. Catat perubahan pada SaO2,
5: Selalu SvO2, CO2 tidal, dan perubahan
pada nilai ABG.
9. Monitor adanya dispneu atau
kejadian yang dapat
memperburuk.
Domain 12: Kontrol Nyeri (1605) Manajemen nyeri (1400)
Kenyamanan
1. Mampu mengontrol nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri
Kelas1:
(tahu penyebab nyeri, secara komperhensif termasuk
Kenyamanan
mampu menggunakan lokasi, karakteristik, durasi,
Fisik Nyeri
teknik non farmakologi frekuensi, kualitas, dan faktor
Kronis (00133)
untuk mengurangi nyeri) presipitasi.
2. Observasi reaksi non verbal
(5).
2. Melaporkan bahwa nyeri dari ketidaknyamanan.
3. Kontrol lingkungan yang dapat
berkurang dengan
mempengaruhi nyeri seperti
menggunkan manajemen
suhu rungan, pencahayaan, dan
nyeri (4).
3. Mampu mengenai nyeri kebisingan.
4. Ajarkan tentang teknik non
(skala, intensitas, frekuensi
farmakologi seperti relaksasi
dan tanda nyeri) (5).
4. Menyatakan rasa nyaman nafas dalam, relaksasi benson.
5. Koloborasi pemberian terapi
setelah nyeri berkurang
non farmakologi.
(4).
5. Tanda vital dalam rentang
normal (4).
Target rating:
1: Tidak pernah;
2 : Jarang;
3 : Kadang-kadang;
4 : Sering;
5 : Selalu
1 : Tidak pernah;
2 : Jarang;
3 : Kadang-kadang;
4 : Sering;
5 : Selalu
Domain 6: Citra tubuh (00118) Peningkatan citra tubuh (5220)
Presepsi Diri
1. Mampu berkomunikasi 1. Anjurkan untuk
Kelas 3: Citra
terbuka (5). mengungkapkan perasaan dan
tubuh. Citra 2. Memiliki kepercayaan diri
masalahnya.
tubuh (00118) (5). 2. Beri lingkungan yang terbuka
3. Menunjukan verbal yang
atau yang mendukng pada
sudah menerima kondisi (4).
pasien.
4. Mampumenjaga kontak
3. Diskusikan persepsi pasien
mata dengan orang lain (5).
tentang diri dan hubungannya
dengan perubahan dan
bagaimana pasien melihat
Target rating:
dirinya dalam pola/peran
1 : Tidak pernah; fungsi biasanya.
4. Bantu pasien untuk
2 : Jarang;
mengidentifikasi gaya koiping
3 : Kadang-kadang; yang positif.
5. Beri harapan yang realistik dan
4 : Sering;
buat sasaran jangka pendek
5 : Selalu untuk memudahkan
pencapaian.
6. Beri penghargaan untuk tugas
yang dilakukan.
7. Beri dorongan untuk
melakukan komunikasi dengan
orang terdekat dan memerlukan
sosialisasi dengan keluarga
serta teman.
8. Dorong /berikan kunjungan
oleh orang yang menderita
skoliosis, khususnya yang
sudah berhasil dalam
rehabilitasi.
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
4.1 Kasus
1) Anamnesa
a. Identitas Klien
Nama : Nn. A
Umur : 20tahun
Jenis kelamin : perempuan
Status perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Karangrejo Surabaya
Tanggal masuk RS : 25 Maret 2018
b. Keluhan Utama
Klien mengeluh sesak ketika melakukan aktivitas, nyeri punggung dan
kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama.
RR : 25x/menit
menahan sakit
- Klien merasakan nyeri Menekan vertebra
sejak 1 bulan yang lalu
Penekanan pada saraf sekitar
Skala nyeri:
P : setelah duduk atau
Merangsang mediator kimia (nyeri)
berdiri lama
Q : intermiten
Nyeri Akut
R : bagian punggung
S:6
T : tidak menentu
4. Mampu
berkomunikasi secraa
terbuka kepada orang
lain.
Managemen Alergi
1. Memonitor pola nafas
pasien.
2. Memonitor respirasi
dan status O2.
3. Memonitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi.
4. Menginformasikan pada
pasien dan keluarga
tentang tehnik relaksasi
untuk memperbaiki pola
nafas.
5. Memonitor vital signs.
6. Menginstruksikan
pasien untuk
menghindari bahan
yang menyebabkan
alergi.
7. Menginstrusikan pasien
bagaimana merawat
kemerahan, muntah,
diare atau masalah
pernapasan yang
berhubungan dengan
paparan dari bahan
yang membuat alergi.
8. Mengintrusikan pasien
untuk mencegah
penggunaan bahan yang
menyebabkan respon
alergi.
9. Dokumentasi.
2. Nyeri Akut. Kategori: Pemberian Analgesik S : Klien mengatakan
1. Menentukan lokasi,
Psikologis. Subkategori: masih nyeri pada
karakteristik, kualitas,
Nyeri dan Kenyamanan punggungnya
dan keparahan nyeri
(D.0077)
sebelum mengobati O : Ekspresi wajah
meningkatkan sebagian
penampilannya. P : Lanjutkan
3. Memberikan fasilitas intervensi
hubungan klien dengan
individu yang
mengalami perubahan
citra tubuh yang serupa.
4. Mengidentifikasi dan
memberikan dukungan
kelompok yang tersedia
untuk klien
Harga Diri
1. Menyarankan klien
untuk menilai kekuatan
pribadinya.
2. Menyarankan klien
untuk tetap
mempertahankan kontak
mata dalam
berkomunikasi dengan
orang lain.
3. Memberikan fasilitas
lingkungan dan aktifitas
yang akan
meningkatkan harga diri
klien.
BAB 5
SIMPULAN
Skoliosis adalah deformitas tulang belakang berupa deviasi vertebra
ke arah samping atau lateral (Soetjaningsih, 2004). Menurut Rahayussalim
Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi
pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan. Kelainan
skoliosis ini sepintas terlihat sangat sederhana. Namun apabila diamati lebih
jauh sesungguhnya terjadi perubahan yang luarbiasa pada tulang belakang
akibat perubahan bentuk tulang belakang secara tiga dimensi, yaitu perubahan
sturktur penyokong tulang belakang seperti jaringan lunak sekitarnya dan
struktur lainnya (Rahayussalim, 2007).
DAFTAR PUSTAKA