Dokumen - Tips Abses-Mammae
Dokumen - Tips Abses-Mammae
BAB I
PENDAHULUAN
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian abses mammae
2. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab abses mammae
3. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada
pasien abses mammae
4. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada pasien dengan abses mammae
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI
Abses payudara adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi
bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi.
Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang
terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi,
bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel
darah putih inilah yang mengisi rongga tersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan terdorong. Jaringan
pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses. Hal ini
merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu
abses pecah didalam, maka infeksi bisa menyabar di dalam tubuh maupun dibawah
permukaan kulit, tergantung pada lokasi abses.
B. ETIOLOGI
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit
yang normal (Staphylococcus aureus).
Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu
melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu).
Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam
waktu 1-3 bulan setelah melahirkan.
Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama
setelah melahirkan.
Pada wanita pasca menopause, infeksi payudara berhubungan dengan peradangan
menahun dari saluran air susu yang terletak di bawah puting susu.
Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan saluran air susu oleh
sel-sel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat ini menyebabkan payudara lebih mudah
mengalami infeksi.
Abses Payudara merupakan komplikasi yang terjadi akibat adanya infeksi payudara.
Infeksi ini paling sering terjadi selama menyusui, akibat masuknya bakteri ke jaringan
payudara. Peradangan atau infeksi payudara atau yang disebut mastitis dapat disebabkan oleh
infeksi bakteri, perembesan sekresi melalui fisura di putting, dan dermatitis yang mengenai
putting. Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu
melalui sobekan atau retakan dikulit (biasanya pada putting susu). Abses payudara bisa
terjadi disekitar putting, bisa juga diseluruh payudara.
C. GEJALA
Gejala dari abses tergantung pada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ
atau syaraf. Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara diantaranya :
Tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah, panas jika disentuh, membengkak dan
adanya nyeri tekan).
Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai
suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena
kulit diatasnya menipis.
Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise.
Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)
Gatal-gatal
Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang
terkena.
D. PATOFISIOLOGI
Luka atau lesi pada putting terjadi à peradangan à masuk (organisme ini biasanya dari
mulut bayi) à pengeluaran susu terhambat à produksi susu normal à penyumbatan
duktus àterbentuk abses.
Abses dikulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses dalam
seringkali sulit ditemukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan
fisik. Jika tidak sedang menyusui, bisa ditemukan mammografi atau biopsy payudara.
Pada penderita abses biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah
sel darah putih. Untuk menentukan ukuran dari lokasi bses dalam, bisa dilakukan
pemeriksaan roentgen, USG atau CT scan.
Suatu abses seringkali membaik tanpa pengobatan, abses pecah dengan sendirinya san
mengeluarkan isinya. Kadang abses menghilang secara perlahan karena tubuh
menghancurkan infeksi yang terjadi dan menyerap sisa-sisa infeksi. Abses tidak pecah dan
bisa meninggalkan benjolan yang keras.
E. PENANGANAN
Adapun penanganan untuk absees diantaranya adalah :
Untuk meringankan neri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan
dikelaurkan isinya dengan insisi. Insisi bisa dilakukan radial dari tengah dekat pinggir areola,
ke pinggir supaya tidak memotong saluran ASI.
Suatu abses tidak memliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotic biasanya sia-sia.
Antibiotic bisa diberikan setelah suatu abses mongering dan hal ini dilakukan untuk
mencegah kekambuhan. Antibiotic juga diberikan jika abses menyebarkan infeksi ke bagian
tubuh lainnya.
Dapat diberikan parasetamol 500mg tiap 4 jam sekali bila diperlukan.
Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15 – 20 menit, 4 kali/hari.
Sebaiknya dilakukan pemijatan dan p emompaan air susu pada payudara yang terkena
untuk mencegah pembengkakan payudara.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya acetaminophen atau
ibuprofen) karena kedua obat tersebut aman diberikan untuk ibu menyusui dan bayinya.
BAB III
KASUS
Jakarta - Kelahiran buah hati tentulah membawa berjuta-juta kebahagiaan. Tapi hati-hati!
Ada bahaya mengancam sang ibu. Yaitu terjadi abses mammae. Inilah yang
diderita Ny.Maria Phasa hingga iatidak ingin selalu menyusui bayinya setiap kali ia melihat
bayinya.setiap kali ia menyusui banyinya ia merasa kesakitan pada payudaranya..Perempuan
kelahiran 15 januari 1984 ini sebenarnya sangat ingin sekali menyusui bayinya,dan dia
memeriksakan sakitnya ke RS setempat,dan dokter mengatakan dia menderita abses
mammae,dan dianjurkan untuk segera diinsisi ..
BAB IV
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Dilakukan pada hari kamis tanggal 20 Desember 2010 di RS Budi, Jakarta jam 10.00 WIB.
I. DATA SUBYEKTIF
Biodata
Nama istri : Ny. M Nama suami : Tn. R
Umur : 26 th Umur : 31thn
Agama : Katolik Agama : katolik
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
v Keluhan Utama
Klien mengatakan payudaranya terasa sakit dan membengkak sehingga tidak bisa
menyusui bayinya.
v Riwayat Menstruasi
a. Menarche Umur : 14 Tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lamanya : 7 Hari
d. Banyaknya :
- Hari ke 1 – 2 = 3 Kotek penuh per hari
- Hari ke 4 – 7 = 2 kotek penuh per hari
e. Konsistensi :
- Hari ke 1 – 2 = kental ada gumpalan
- Hari ke 4 – 7 = encer dan tidak ada gumpalan
f. Warna :
- Hari ke 1 – 2 = Merah Tua
- Hari ke 3 – 6 = merah segar
g. Bau : khas, tidak berbau busuk
menorhoe : Ada biasanya pada hari pertama tidak selalu terjadi, rasa nyeri pada perut yang masih
normal tidak sampai menyebabkan pingsan
i. Flour Albus : Sebelum dan sesudah menstruasi, tidak bau
j. HPHT : 15-3-2010
k. HPL : 22-12-2010
l. UK : 9 bulan
Persalinan Nifas
Um
Sumi Hamil L H
Tempat Lama ana
ke ke / UK / Penolong penyulit Kelainan KB menyusui
persalinan nifas sekar
P M
9 7 Abses
1 1 L H BPS Bidan - tidak tidak 7h
bln hari mamae
v Riwayat kesehatan
Ø Riwayat kesehatan yang lalu
1. Apakah pernah menderita penyakit menular?
Ä Tidak ada penyakit menular
seperti Hepatitis, Aids, PMS (penyakit menular seksual), Typoid.
2. Apakah pernah menderita penyakit menurun?
Ä Tidak ada penyakit menurun ( Herediter )
seperti Diabetes Melitus ( DM ), hipertensi
3. Apakah pernah menderita penyakit menahun?
Ä Tidak ada penyakit menahun (kronis)
seperti TBC, Asma.
4. Apakah pernah menderita infeksi virus?
Ä Tidajk pernah menderita infeksi virus lain
Seperti TORCH ( Toksoplasmosi Rubela Citomegalovirus )
5. Apakah klien pernah mempunyai alergi terhadap makanan/minuman,obat-obatan?
Ä Tidak ada riwayat alergi terhadap obat atau makanan tertentu.
6. Apakah pernah mengalami kecelakaan/operasi: IYA/TIDAK?
Ä Tidak pernah kecelakaan atau operasi
v Keadaan Psiko-Sosial-Budaya
Ø Psiko
Ä Klien mengatakan ini kehamilan pertama,kehamilan diharapkan tetapi klien merasa sedih
karena tidak bisa menyusui bayinya.
Ø Sosial
Ä Hubungan klien dengan suami, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitar baik. Klien
tinggal bersama suami. Dalam mengambil keputuisan saling memberi masukan secara
bijaksana
Ø Budaya
Ä Klien ada kebiasaan minum jamu atau pantangan makanan yang berbau amis.
v Pola kegiatan sehari-hari
Ø Pola Nutrisi
a. Selama hamil
Makan : 3 x 1 hari dengan menu nasi, sayur-sayuran, lauk pauk,tahu,tempe,daging/ikan dan buah.
Porsi : 1 ½ piring
Minum : Air putih : 6 gelas / hari
Teh hangat : 1 gelas / hari (pagi hari)
b. Selama nifas
Makan : 2 x per hari dengan menu nasi, sayur-sayuran, lauk pauk (tahu dan tempe) dan buah.
Porsi : 1 piring
Minum : Air putih : 7 Gelas / hari
Susu : 2 gelas / hari (untuk ibu hamil)
Ø Pola eliminasi
a. Selama hamil
BAB : 1 kali / hari rutin
BAK : 5 Kali / hari
b. Selama nifas
BAB : 1 Kali / hari
BAK : 9 Kali / hari
Ø Pola aktivitas
a. Selama hamil
Klien melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri
Ä Nyapu
Ä Ngepel
Ä Mencuci piring
Ä Mencuci baju
b. Selama nifas
Klien melakukan kegiatan hanya memasak
Ø Pola istirahat
a. Selama hamil
Siang : Tidur siang 2 jam,mulai 11.30-13.30 WIB
Malam : Tidur malam 8 jam,mulai 21.00-05.00 WIB
b. Selama nifas
Siang : Tidur siang 3 jam,mulai 11.00 - 14.00 WIB
Malam : Tidur malam 10 jam , mulai 20.00 – 06.00 WIB
Ø Pola Personal Hygene
a. Selama Hamil
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 3 kali sehari, cuci rambut 1 kali / 2 hari, ganti pakaian dalam
2 kali sehari, ganti celana 2 x /hari.
b. Selama nifas
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 1 kali sehari, cuci rambut 1 kali /2 hari, ganti pakaian dalam 2
kali sehari, ganti celana 3 x/hari.
Ø Pola Seksualitas
a. Selama hamil
Karena merasa tidak nyaman, takut terjadi keguguran, akan hal-hal yang dapat
membahayakan kandungannya seperti kecacatan.
b. Selama nifas
Belum pernah melakukan hubungan seksual.
v Ketergantungan
Ø Selama hamil
Klien tidak pernah ketergantungan dengan obat-obatan tertentu, tidak minum jamu-jamuan
Kesimpulan :
Ny . M, K/U lemah, P1001, Post partum hari ke 7 dengan abses mamae
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
DATA DASAR DIAGNOSA / MASALAH
Evaluasi
Tgl 22-12-2010, jam 08.00 WIB
Dx : S : Klien mengatakan payudaranya masih sakit dan
P1001, post partum bengkak
hari
ke 8 dengan abses
mamae.
O : k/u cukup
ibu bisa diajak komunikasi dengan baik
A : P1001, post partum hari ke 10dengan abses
mammae
P : Beri dukungan pada ibu
Yakinkan pada suami dan keluarga untuk selalu
memperhatikan ibu
Kolaborasi dengan tim medisdalam pemberian
terapi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi
bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi.
Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang
terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi,
bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel
darah putih inilah yang mengisi rongga tersebut. Biasanya abses disebabkan melalui beberapa
cara :
ü Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka dari tusukan jarum tidak steril.
ü Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain.
ü Bakteri yang dalam keadaan normal, hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan
gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.
Sedangkan Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara diantaranya
:
Tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah, panas jika disentuh, membengkak dan
adanya nyeri tekan).
Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai
suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena
kulit diatasnya menipis.
Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise.
Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)
Gatal-gatal
Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang
terkena.
Adapun penanganan untuk absees diantaranya adalah :
Untuk meringankan neri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan
dikelaurkan isinya dengan insisi.
Suatu abses tidak memliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotic biasanya sia-sia.
Dapat diberikan parasetamol 500mg tiap 4 jam sekali bila diperlukan.
Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15 – 20 menit, 4 kali/hari.
Sebaiknya dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.
http://marsupilami13.blogspot.com/2013/04/abses-mammae_8.html