NOMOR : 183/Q/Dir-SK/XII/2016
TENTANG
KEBIJAKAN PENGADAAN OBAT YANG TIDAK TERSEDIA DI
RUMAH SAKIT
DIREKTUR RUMAH SAKIT
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU : Bila terjadi obat yang dibutuhkan tidak tersedia, maka petugas farmasi
memberitahukan kepada pembuat resep tentang kekurangan atau kekosongan obat yang diminta
dan saran substitusinya
KEDUA : Penggantian obat merek dagang dengan obat generik atau obat merek
dagang lain dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pembuat resep yang
dicatat/didokumentasikan sebagai bukti verifikasi bahwa benar penggantian obat telah disetujui.
KETIGA : Bila penggantian obat yang tidak tersedia, tidak disetujui oleh pembuat
resep maka pengadaan obat sementara dapat dilakukan melalui apotik luar.
KEEMPAT : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi
minimal 1 tahun sekali.
Ditetapkandi : Tangerang
Tanggal : 30Desember2016
RUMAH SAKIT TANGERANG
Direktur
TEMBUSAN Yth :
1. Wadir Pelayanan Medis
2. Komite Medis
3. Seluruh Dokter di Rumah Sakit
4. Kepala Bagian Keperawatan
5. Seluruh Kepala Ruang Keperawatan
6. Instalasi Farmasi
7. Arsip
Pelayanan pembelian obat yang tidak tersedia di Instalasi Farmasi Rumah Sakit berlaku untuk
pasien rawat inap dan pasien rawat jalan dimana obat tersebut:
1. Stok yang tersedia di RS habis/kosong.
2. Obat diluar formularium yang sangat dibutuhkan pasien dan tidak ada padanannya di
formulairum.
3. Obat tersebut bukan merupakan suplemen.
Prosedur
1. Pembuatan Copy Resep harus terkendali dan ditujukan untuk kepentingan pasien.
2. Petugas harus menggali informasi pasien dan mampu memberi motivasi jika ada obat yang tidak
dibeli pasien atau dibeli sebagian.
3. Petugas wajib mencari alternatif pengganti (substitusi) jika dokter menulis resep obat non-
formularium atau stok farmasi kosong dengan memperhatikan aspek farmasetik dan klinis dari
sediaan obat tersebut
4. Apoteker diperbolehkan mengganti resep obat-obatan dan atau alat kesehatan dari dokter tanpa
harus melakukan konfirmasi sejauh kandungan dan kegunaan obat-obatan dan atau alat
kesehatan yang diresepkan tersebut sebanding secara kelas farmakologi dan atau nama generik
5. Penulisan Copy Resep harus memperhatikan:
a. Penulisan nama obat harus sesuai ISO/MIMS
b. Jika tidak ada di kedua buku tersebut wajib konfirmasi kepada dokter penulis resep tentang zat
aktif obat tersebut kemudian menuliskan zat aktif obat di sebelah tulisan brand name nya dalam
tanda kurung. Bila kekuatan sediaan dari suatu produk obat lebih dari satu maka dosis yang
dikehendaki harus ditulis dengan jelas sesuai dengan resep asli dari dokter.
c. Aturan pakai (signa) harus jelas dan benar sesuai resep asli dari dokter
d. Keterangan jumlah yang telah diserahkan atau dibeli harus jelas dan benar (jika resep ada tulisan
iter pemberian pertama beri keterangan det orig, selanjutnya det iter 1x dan seterusnya sejumlah
angka iter resep asli)
6. Copy Resep karena obat non-formularium menjadi tugas Apoteker Jaga untuk
mengkonfirmasikan dan memastikan dibelikan di apotek luar atau diganti dengan sediaan yang
ada.
7. Copy resep karena obat formularium yang stoknya habis bisa dibelikan di apotek luar atau diganti
dengan sediaan yang ada