Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU UTARA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Dr. H. CHASAN BOESOIRIE
Jalan Cempaka Kelurahan Tanah Tinggi Ternate 97715
Telp. 0921-3121281 Faksimile 0921-31217777

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


NOMOR: 445/G.42/KPTS/2019
TENTANG
KEBIJAKAN PENGADAAN OBAT YANG TIDAK TERSEDIA DI RUMAH SAKIT
DIREKTUR RUMAH SAKIT RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE

Menimbang : a. Bahwa dengan memperhatikan jenis pelayanan di Rumah Sakit


dan untuk memenuhi kebutuhan pasien, Instalasi Farmasi
menetapkan obat-obat yang harus tersedia, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan saat diresepkan atau dipesan oleh
pembuat resep di setiap unit pelayanan`
b. Bahwa ketersediaan obat dengan jumlah dan jenis yang cukup,
sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit harus diupayakan agar
dapat memenuhi kebutuhan dan meningkatkan pelayanan di
Rumah Sakit.
c. Bahwa penetapan obat yang harus tersedia adalah suatu proses
yang mempertimbangkan kebutuhan dan keselamatan pasien
dan faktor ekonomi
d. Bahwa untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan
pelayanan, penggantian obat yang tidak tersedia, dapat
dilaksanakan bila obat pengganti telah mendapat persetujuan dari
pembuat resep
Mengingat : 1. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit`
2. Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 1963 tentang Farmasi
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1997 tahun 2004,
tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU : Bila terjadi obat yang dibutuhkan tidak tersedia, maka petugas farmasi
memberitahukan kepada pembuat resep tentang kekurangan atau
kekosongan obat yang diminta dan saran subsitusinya
KEDUA : Penggantian obat merek dagang dengan obat generik atau obat merek
dasar lain dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pembuat
resep yang dicatat/didokumentasikan sebagai bukti verifikasi bahwa benar
penggantian obat telah disetujui
KETIGA : Bila penggantian obat yang tidak tersedia, tidak disetujui oleh pembuat
resep maka pengadaan obat sementara dapat dilakukan
melalui apotik luar
KEEMPAT : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi minimal
1 tahun sekali
KELIMA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan
dilakukan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Ternate
Pada tanggal : 30 Januari 2019
Direktur,
RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate

Dr. Syamsul Bahri Ms.Hi.Idris, Sp.OG.SH.M.M.Kes


NIP. 19650210 199603 1 003
Tembusan Yth:

1. Wadir Pelayanan Medis


2. Komite Medis
3. Seluruh Dokter di Rumah Sakit
4. Kepala Bagian Keperawatan
5. Seluruh kepala Ruang Keperawatan
6. Instalasi Farmasi
7. Arsip
Lampiran : Surat Peraturan Direktur Rumah Sakit

Nomor : 445/G.42/KPTS/2019

Tanggal : 30 Januari 2019

PENGADAAN OBAT YANG TIDAK TERSEDIA DI IFRS

Obat tidak tersedia adalah kondisi dimana obat yang diresepkan oleh dokter tidak tersedia di
Rumah Sakit dikarenakan stok kosong atau tidak masuk dalam formularium Rumah Sakit, maka
diberikan copy resep.
Copy resep adalah salinan resep dokter karena:
1. Pasien minta dibuatkan salinan resep
2. Pasien membeli sebagian
3. Resep dengan tulisan iter dimana belum mengulang pembeliannya sesuai iter
4. Sebagian obat tidak tersedia di instalasi farmasi rumah sakit dimana atas permintaan
dokter dan pasien tidak boleh diganti
5. Obat tidak dibeli pasien

Pelayanan pembelian obat yang tidak tersedia di Instalsi Farmasi Rumah Sakit berlaku untuk
pasien rawat inap dan pasien rawat jalan dimana obat tersebut :

1. Stok yang tersedia di RS habis/kosong


2. Obat di luar formularium yang sangat dibutuhkan pasien dan tidak ada padanannya di
formularium
3. Obat tersebut bukan merupakan suplemen

Prosedur :

1. Pembuatan Copy Resep harus terkendali dan ditujukan untuk kepentingan pasien
2. Petugas harus menggali informasi pasien dan mampu memberi motivasi jika ada obat
yang tidak dibeli pasien atau dibeli sebagian
3. Petugas wajib mencari alternatif pengganti (substitusi) jika dokter menulis resep obat
non formularium atau stok farmasi kosong dengan memperhatikan aspek farmasetik dan
klinis dari sediaan obat tersebut
4. Apoteker diperbolehkan mengganti resep obat-obatan dan atau kesehatan dari dokter
tanpa harus melakukan konfirmasi sejauh kandungan dan kegunaan obat-obatan dan
atau alat kesehatan yang diresepkan tersebut sebanding secara kelas farmakologi dan
atau nama generik
5. Penulisan copy resep harus memperhatikan:
a. Penulisan nama obat harus sesuai ISO/MIMS
b. Jika tidak ada di kedua buku tersebut wajib konfirmasi kepada dokter penulis resep
tentang zat aktif obat tersebut kemudian menuliskan zat aktif obat di sebelah tulisan
brand name nya dalam tanda kurung. Bila kekuatan sediaan dari suatu produk obat
lebih dari satu maka dosis yang dikehendaki harus ditulis dengan jelas sesuai
dengan resep asli dari dokter
c. Aturan pakai (signa) harus jelas dan benar sesuai resep asli dari dokter
d. Keterangan jumlah yang telah diresahkan atau dibeli harus jelas dan benar (jika
resep ada tulisan iter pemberian pertama beri keterangan det orig, selanjutnya det
iter 1 x dan seterusnya sejumlah angka iter resep asli)
e. Copy resep karena obat non–formularium menjadi tugas apoteker jaga untuk
mengkonfirmasikan dan memastikan dibelikan di apotek luar atau diganti dengan
sediaan yang ada
f. Copy resep karena obar formularium yang stoknya habis bisa dibelikan di apotek
luar atau diganti dengan sediaan yang ada.

Ditetapkan di : Ternate
Pada tanggal : 30 Januari 2019
Direktur,
RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate

Dr. Syamsul Bahri Ms.Hi.Idris, Sp.OG.SH.M.M.Kes


NIP. 19650210 199603 1 003

Anda mungkin juga menyukai