Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH

KEPERAWATAN GERONTIK

DISUSUN OLEH

KELOMPOK I

ABDUL RAZAK DUNGGA NUR AGUSTAM URSANA

ANISA BOTUTIHE MOH. RIFKI K. HADIA

DITA MULIATY A. MANOPPO SARTIKA NDEKI

FIDYATIN JAYA MAABU SRI DEBY A. IBRAHIM

INDAH SALASABILA HATIBIE USMAN SULEMAN

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan ‘Melaksanakan Pendidikan Kesehatan Pada
Lansia’

Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Keperawatan Gerontik, dalam
penyusunan makalah ini kami berusaha menyajikan sebuah karya dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan batas dan kemampuan yang kami miliki.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, kami mengucapkan banyak
terima kasih, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan-kekurangan. Karena itu kami mengharap kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhirnya, kami mengharap makalah ini bermanfaat bagi semuanya.

Gorontalo

Penyusun

Kelompok I

2
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH ………………………………………………………………...1

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………2

DAFTAR ISI ………………………………………………………………..……….3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….4

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………4

1.3 Tujuan Masalah ………………………………………………………4

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Gerontik dan Lansia ………………………………………5

2.2 Ciri – Ciri Lansia …………………………………………………...5

2.3 Definisi Pendidikan Kesehatan ……………………………………..6

2.4 Tujuan Pelayanan dan Prinsip Pelayanan Pada Gerontik …………7

2.5 Pendidikan Kesehatan Masyarakat Pada Usia Lanjut ……………..7

2.6 Melaksanakan pendidikan kesehatan Pada Lansia …………………9

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan …………………………………………………………..12

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………13

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan
pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong peningkatan
kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harus dilakukan dalam
melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada keluarga dan masyarakat.
Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya memelihara dan menjaga yang sehat semakin
sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat. Keberadaan usia lanjut ditandai dengan
umur harapan hidup yang semakin meningkat dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan
upaya pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang
sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif (pasal 19 UU No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan).
Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus
menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan anatomis,
fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan
tubuh secara keseluruhan. Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang
terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur, timbul
keriput, rambut menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan
berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan
lemak terutama di perut dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuan-
kemampuan kognitif seperti suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat
serta tidak mudah menerima ide baru. Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak
semua orang dapat mencapai usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan
tindakan keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia dapat
menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Metode Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Pada Lansia?
1.3 Tujuan Masalah
Mengetahui Metode Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Pada Lansia?

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Gerontik dan Lansia


Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses
penuaan/masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut.
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah
suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan
kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan
dari dalam dan luar tubuh, seperti didalam Undang-Undang No 13 tahun 1998 yang isinya
menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945, telah
menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup makin
meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah.
Banyak diantara lanjut usia yang masih produktif dan mampu berperan aktif dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial
lanjut usia pada hakikatnya merupakan pelestarian nilai-nilai keagamaan dan budaya bangsa.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah
yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua.

2.2 Ciri – Ciri Lansia


Ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut :
a) Lansia merupakan periode kemunduran.
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia.
Misalnya lansia yang memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan,
maka akan mempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang
memiliki motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama
terjadi.

5
b) Lansia memiliki status kelompok minoritas.
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap
lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia yang lebih
senang mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat menjadi
negatif, tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain
sehingga sikap sosial masyarakat menjadi positif.
c) Menua membutuhkan perubahan peran.
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas
dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan. Misalnya lansia
menduduki jabatan sosial di masyarakat sebagai Ketua RW, sebaiknya masyarakat
tidak memberhentikan lansia sebagai ketua RW karena usianya.
d) Penyesuaian yang buruk pada lansia.
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri
lansia menjadi buruk pula. Contoh : lansia yang tinggal bersama keluarga sering tidak
dilibatkan untuk pengambilan keputusan karena dianggap pola pikirnya kuno, kondisi
inilah yang menyebabkan lansia menarik diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan
bahkan memiliki harga diri yang rendah.

2.3 Definisi Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan. secara umum adalah segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat,
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi
kesehatan. Dan batasan ini tersirat unsure-unsur input (sasaran dan pendidik dari pendidikan),
proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain) dan output (melakukan
apa yang diharapkan).
Hasil yang diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku
kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif oleh
sasaran dari promosi kesehatan.

6
2.4 Tujuan Pelayanan Dan Prinsip Pelayanan Pada Gerontik
Tujuan pelayanan gerontik adalah sebagai berikut:
1. Mempertahan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar dari
penyakit atau gangguan/kesehatan.
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan
aktivitas mental yang mendukung.
3. Melakukan diagnosis dini yang tepat dan memadai.
4. Melakukan pengobatan yang tepat.
5. Memelihara kemandirian secara maksimal.
6. Tetap memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar
kematiannya berlangsung dengan tenang.

Prinsip-prinsip pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:


1. Pendekatan yang menyeluruh (biopsikososialspiritual).
2. Orientasi terhadap kebutuhan klien.
3. Diagnosis secara terpadu.
4. Team work (koordinasi).
5. Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.

2.5 Pendidikan Kesehatan Masyarakat Pada Usia Lanjut


Pendidikan kesehatan masyarakat pada usia lanjut terdiri dari :
1. Komponen penyebarluasan informasi kesehatan dengan melakaukan kegiatan :
 Mengembangkan, memproduksi, dan menyebarluaskan bahan – bahan
penyukuhan kesehatan masyarakat usia lanjut
 Meningkatkan sikap, kemampuan dan motivasi petugas
 Melengkapi puskesmas dan rujukannya dengan saran dan bahan penyuluhan
 Meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk media massa agar
pesan kesehatan masayarakat usia lanjut menjadi bagian integral.
 Meningkatkan penyuluhan kepda masyarakat umum dan kelompok khusus
seperti daera terpencil, transmigrasi dan lain – lain
 Menyebarluaskan informasi secara khusus dalam keadaan darurat seperti
wabah, bencana alam, dan kecelakaan

7
2. Komponen pengembangan potensi swadaya masyarakat di bidang kesehatan
dengan kegiatan ana\tara lain :
 Melaksanakan kemampuan dan motivasi terhadap kelompok masyarakat,
termasuk swasta yang melaksanakan pengembangan potensi swadaya
masyarakat di bidang kesehatan usia lanjut secara sistemastis dan
berkesinambungan
 Mengembangkan, memproduksi , dan menyebarluaskan pedoman penyuluhan
kesehatan usia lanjut untuk para penyelenggara penyuluhan, baik pemerintah
maupun swasta
3. Komponen pengembangan penyelengaraan penyuluhan dengan kegiatan
 Melengkapi masukan penyuluhan pada usia lanjut

Langkah – langkah yang perlu diperhatikan dari pendidikan kesehatan pada usia
lanjut :
 Perencanaan sudah dimulai dengan kegiatan tersebut diatas, dimana masalah
kesehatan, masyarakat usia lanjut, dan wilayahnya jelas sudah diketahui.
 Pelaksanaan pendidikan kesehatan masyarakat usia lanjut harus berdaya guna
serta berhasil guna
 Merici tujuan jangka pendek, jangkah menengah, dan jangka panjang yang harus
jelas, realistis, dan bisa diukur
 Jangkauan pendidikan harus dirinci, pendekatan ditetapkan dan dicapai lebih
objektif, rasional hasil sasarannya
 Penyusunan pesan – pesan pendidikan
 Pengembangan peran serta masyarakat, kemampuan penyelenggaraan benar –
benar tepat guna untuk dipergunakan
 Memilih media atau slauran untuk mengembangkan peran serta masyarakat dan
kemampuan penyelenggaraan .

8
2.6 Melaksanakan Pendidikan Kesehatan Pada Lansia
1. Promosi Kesehatan dan Strategi Proteksi Kesehatan untuk Komunitas Lansia
Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen pencegahan primer.
Promosi kesehatan menekankan pada upaya membantu masyarakat mengubah gaya
hidup mereka dan bergerak menuju kondisi kesehatan yang optimum sedangkan fokus
proteksi kesehatan adalah melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan
memberikan imunisasi dan menurunkan pemajanan terhadap agens karsinogenik toksin
dan hal – hal yang membahayakan kesehatan di lingkungan sekitar. Konsep kesehatan
lansia harus ditinjau kembali dalam upaya merencanakan intervensi promosi kesehatan.
Kesehatan lansia sebagai kemampuan lansia untuk hidup dan berfungsi secara efektif
dalam masyarakat serta untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan otonomi sampai pada
tahap maksimum, tidak hanya terbebas dari penyakit. Apabila dibandingkan dengan
kelompok usia lainnya di Amerika lansia lebih aktif dalam mencari informasi mengenai
kesehatan dan mempunyai kemauan untuk mempertahankan kesehatan dan
kemandirinya. Promosi kesehatan harus benar – benar berfokus pada perilaku beresiko
yang dapat dimodifikasi yang disesuaikan dengan masalah kesehatan utama menurut usia
Secara umum, pelayanan kesehatan untuk lansia memiliki tiga tujuan :
1. Meningkatkan kemampuan fungsional
2. Memperpanjang usia hidup
3. Meningkatkan dan menurunkan penderita
Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas dibutuhkan suatu
pendekatan multiaspek. Target intervensi harus mengarah pada individu dan keluarga
serta kelompok dan komunitas

2. Intervensi Berfokus – Individu atau Kelompok


Intervensi promosi kesehatan / proteksi kesehatan berfokus – individu atau keluarga
dirancang dalam upaya meningkatkan pengetahuan keterampilan dan kompetensi
individu atau keluarga untuk membuat keputusan kesehatan yang memaksimalkan
promosi kesehatan dan perilaku proteksi kesehatan. Tujuannya adalah mendayagunakan
lansia dan keluarganya dalam membuat keputusan kesehatan yang rasional. Beberapa
kategori yang termasuk ke dalam intervensi promosi kesehatan dan proteksi kesehatan
dengan target individu dan / atau keluarga adalah :
a. Skrining kesehatan
b. Modifikasi gaya hidup

9
c. Pendidikan kesehatan ( individu atau kelompok )
d. Konseling
e. Kelompok pendukung
f. Pelayanan kesehatan primer
g. Keamanan di rumah
h. Perawatan di rumah ( pelayanan kesehatan di rumah, perawatan personal atau
bantuan rumah tangga).
i. Dukungan sosial ( penjaminan kembali telepon dan kunjungan rumah

3. Intervensi berfokus pada komunitas


Intervensi berfokus komunitas adalah aktivitas dan program yang diarahkan pada
lansia komunitas secara keseluruhan atau sub kelompok lansia yang beragam di
komunitas. Tujuan intervensi berfokus komunitas adalah meningkatkan kapasitas dan
ketersediaan komunitas terhadap pelayanan gabungan kesehatan dan sosial yang sesuai
dan dibutuhkan dalam upaya mempertahankan kemandirian dan status fungsional lansia
di komunitas. Intervensi di komunitas terutama melibatkan advokasi tindakan politis dan
partisipasi dalam pembuatan kebijakan yang memengaruhi lansia di komunitas. Contoh
intervensi berfokus komunitas adalah sebagai berikut :
o Kampanye pendidikan kesehatan di masyarakat luas yang menekankan pada
masyarakat lansia
o Mengadakan kampanye pada bulan mei yang telah ditetapkan sebagai older
American Month ( bulan lansia Amerika )
o Koalisi komunitas untuk menangani isu spesifik lansia seperti pengembangan
pusat informasi lokal, botlines telepon atau situs internet
o Keterlibatan politis untuk advokasi kebutuhan lansia seperti mempertahankan
atau memperluas tanggunagan medicare untuk pelayanan di rumah
o Kolaborasi dengan universitas, gereja pusat perkumpulan lansia proyek
pemukiman lansia serta organisasi komunitas lain yang tersedia untuk
memberikan pelayanan yang komprehensif kepada subkelompok asia
o Aktivitas pencegahan kejahatan
o Berpartisipasi dalam pameran kesehatan berfokus pada komunitas.

10
4. Kemitraan dengan Komunitas Lansia
Secara umum komunitas lansia terbuka untuk praktik kesehatan baru dan berespons
terhadap bermacam – macam pendekatan yang berpotensi meningkatkan kesehatan
mereka. Dalam merencanakan program kesehatan yang efektif perawat kesehatan
komunitas harus memvalidasi strategi dan tujuan bersama kelompok lansia yang
ditargetkan. Keterlibatan lansia dalam merencanakan promosi kesehatan dan aktivitas
pencegahan penyakit adalah hal yang esensial karena lansia sensitif terhadap
kehilangan potensi kemandiriannya. Oleh karena itu jika lansia dilibatkan rasa
kemandirian mereka akan menngkat. Tahapan tindakan yang dilakukan ketika bekerja
dengan lansia di komunitas antara lain:
1. Jalankan program ditempat – tempat biasa lansia berkumpul seperti gereja,
senior center, dan tempat perkumpulan pensiunan.
2. Libatkan aktivitas outreach ke dalam seluruh program
3. Siapkan sarana transportasi menuju tempat aktivitas kelompok
4. Antisipasi kebutuhan lansia yang memiliki pandangan dan / atau penglihatan
tidak adekuat ( contoh penggunaan tulisanyang besar, membatasi penggunaan
makalah, penggunaan ruangan yang tenang dan / atau pengeras suara yang
adekuat.
5. Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang cukup untuk
berespons
6. Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi pengalaman hidup
7. Pertahankan pengajaran dalam waktu yang relatif singkat
8. Lakukan pengulangan ganda dan penguatan informasi
9. Susunlah aktivitas pendidikan kesehatan yang dapat memberikan rasa nyaman
pada para lansia dalam mengajukan pertanyaan dan atau menanyakan informasi
baru atau informasi yang masih meragukan mereka
10. Dorong keterlibata keluarga, teman dan kerabat
11. Advokasi untuk meningkatkan sumber sumber yang ada di komunitas serta
kebijakan yang memengaruhi lansia

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Melaksanakan pendidikan kesehatan pada lansia mencakup : 1). Promosi kesehatan
dan strategi proteksi kesehatan untuk komunitas lansia, 2). . Intervensi berfokus – individu
atau kelompok, 3). Intervensi berfokus pada komunitas , 4). Kemitraan dengan komunitas
lansia

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Nur Khalifah, Siti.2016.Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Gerontik.Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia

2. Mubarak,Wahit Iqbal. 2009. Pengantar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Salemba

3. Medika Mickey Stanley, Patricia Gauntleff Seare.2006.Buku Ajar Keperawatan

Gerontik Edisi 2.Jakarta:ECG

4. Sunaryo. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik. Penerbit CV. ANDI OFFSET

13

Anda mungkin juga menyukai