(Jl. PTP XVIII Ngobo, Wringinputih, Kec. Bergas Kab. Semarang, Jawa Tengah)
Disusun Oleh :
Kelompok A.2
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
i
DATA KELOMPOK
Kelompok : A.2
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami, selaku penyusun laporan ini dapat menyelesaikan
tugas Mata Kuliah Perkerasan Jalan Raya.
Laporan ini disusun sebagai syarat lulus dalam menempuh Mata Kuliah Perkerasan
Jalan Raya. Pada kesempatan ini, penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Bagus Hario Setiadji, ST. MT., Ir. Djoko Purwanto, MS., Ir. Supriyono, MT.,
Ir. Wahyudi Kushardjoko, MT. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Perkerasan
Jalan Raya di Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro.
2. Bapak Charmanto dan Bapak Aji sebagai narasumber selama pengamatan di PT.
KADI International.
3. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu
penyusun dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan dalam penyusunan laporan ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran membangun dari rekan mahasiswa khususnya dan para pembaca pada
umumnya, agar dalam penyusunan laporan selanjutnya akan menjadi lebih baik. Harapan
kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
iv
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pembuatan campuran kerja dilakukan dengan beberapa tahapan dimulai dari
pengujian mutu bahan, penentuan gradasi agregat gabungan, membuat Formula
Campuran Rencana (Job Mix Design) yang selanjutnya disebut JMD yang dilakukan
di laboratorium. JMD dapat disetujui menjadi JMF apabila dari hasil percobaan
pecampuran dan pemadatan telah memenuhi persyaratan pada spesifikasi. Dengan
menggunakan proporsi yang telah diperoleh dari campuran rencana, untuk mengetahui
kinerja unit pencampur aspal (AMP), dilakukan percobaan pencampuran di AMP atau
biasa disebut dengan trial mix.
1.3 Tujuan
1) Mengetahui parameter penentuan Job Mix Formula.
2) Mengetahui proses penentuan Job Mix Formula.
2
1.5 Lokasi dan Waktu Pengamatan
Lokasi : PT. KADI International
Jl. PTP XVIII Ngobo, Wringinputih, Kec. Bergas Kab. Semarang
Jawa Tengah
Hari, tanggal : Kamis, 30 November 2017
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1) Pengertian
4
b) Menentukan kadar aspal rencana perkiraan (Pb) yang dapat diperoleh dari
rumus :
Pb = 0,035 a + 0,045 b + F
Di mana :
Pb = Persentase kadar aspal rencana perkiraan
a = Persentase agregat tertahan No. 8 (% CA)
b = Persentase agregat lolos No. 8 tertahan No. 200 (% FA)
F = 0,15 C untuk lolos No. 200 (11 - 15%)
= 0,18 C untuk lolos No. 200 (6 - 10% )
= 0,20 C untuk lolos No. 200 (< 5% )
C = % agregat lolos No. 200
c) Melakukan pengujian Marshall dan volumetrik, rongga di antara agregat
(VMA), rongga dalam campuran (VIM) dan rongga terisi aspal (VFA)
dengan kadar aspal yang bervariasi.
d) Mengevaluasi hasil pengujian dan menentukan kadar aspal optimum dari
campuran.
5) Melakukan kalibrasi bukaan pintu cold bin dan menentukan besarnya bukaan
sesuai dengan proporsi yang telah diperoleh.
6) Melakukan pengambilan contoh agregat dari masing-masing hot bin (bin panas)
dan selanjutnya melakukan pengujian gradasi agregat.
7) Pembuatan DMF berdasarkan material dari hot bin, dengan kegiatan meliputi :
a) Melakukan pengujian gradasi agregat dan menentukan kombinasi beberapa
fraksi agregat yang diambil dari bin panas. Gradasi campuran yang
ditentukan harus sesuai / mirip dengan gradasi yang direncanakan
berdasarkan material dari cold bin.
b) Melakukan pengujian Marshall dan volumetrik (VMA, VIM dan VFA) untuk
mengetahui karakteristik dari campuran beraspal dengan kadar aspal yang
bervariasi.
c) Mengevaluasi hasil pengujian dan menentukan kadar aspal optimum dari
campuran, kadar aspal yang didapat akan sama / mendekati kadar aspal
optimum yang diperoleh dari campuran yang berasal dari material cold bin.
8) Melakukan percobaan pencampuran di unit pencampur aspal (AMP) dan
mengevaluasinya.
5
9) Melakukan percobaan pemadatan di lapangan dan membandingkannya dengan
kepadatan laboratorium serta mengevaluasinya.
10) Jika semua tahapan telah dilaksanakan dan telah memenuhi semua persyaratan,
maka formula akhir tersebut disebut Job Mix Formula (JMF). Jika ada salah
satu persyaratan yang tidak terpenuhi maka langkah-langkah tersebut harus
diulang.
6
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Gambar 3.1 Spesifikasi JMF AC-Base Course oleh PT. KADI International
7
3.1 Pengujian Agregat
Dari beberapa macam pengujian agregat yang ada, pengujian yang dilakukan
oleh PT. KADI International yaitu :
1) Spesific Gravity Test (SPGR) / Pengujian Berat Jenis
Sampel direndam
Material tertahan
saringan no. 4 ditimbang
dalam keadaan SSD
Material ditimbang
keadaan kering (oven)
8
Gambar 3.3 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat untuk AC-
Base Course
9
2) Pengujian Gradasi
Timbang material
disesuaikan dengan
ukuran material
Siapkan saringan
sesuai dengan jenis
ukuran material
Yang tertahan
ditimbang
Diayak sampai
material terkecil /
habis
10
(a) (b)
(c)
(a) Saringan
(b) Vibrator
(c) Timbangan
11
(a)
12
(b)
13
3.2 Pengujian Aspal
Dari beberapa macam pengujian aspal yang ada, pengujian yang dilakukan
oleh PT. KADI International yaitu :
1) Penetrasi
14
3.3 Pengujian Campuran
Dari beberapa macam pengujian campuran yang ada, pengujian yang
dilakukan oleh PT. KADI International yaitu :
1) Pengujian Stabilitas
15
(a)
16
(b)
17
Gambar 3.11 Alat Penumbuk / Hammer
2) Pengujian Ekstraksi
18
Gambar 3.13 Ekstaktor Konvensional
(a) (b)
19
3) Pengujian Sampel Hot Mix
20
Gambar 3.17 Asphalt Mixing Plant (AMP)
(a) (b)
(c) (d)
21
BAB IV
ANALISIS DATA
22
Untuk mengetahui apakah aspal memenuhi spesifikasi, maka perlu dilakukan
beberapa pengujian, di antaranya adalah :
1) Uji Penetrasi
Pengujian tersebut bertujuan untuk menentukan angka penetrasi
aspal yang akan menjadi acuan spesifikasi pada karakteristik lainnya.
2) Uji Daktilitas
Uji daktilitas aspal adalah suatu uji kualitatif yang secara tidak
langsung dapat digunakan untuk mengetahui tingkat adhesiveness atau
daktilitas aspal keras. Aspal dengan nilai daktilitas yang rendah adalah
aspal yang memiliki gaya adesi yang kurang baik dibandingkan dengan
aspal yang memiliki nilai daktilitas yang tinggi.
23
6) Uji Berat Jenis Aspal
Pada pengujian tersebut dihasilkan berat jenis aspal yang akan
digunakan dalam analisis campuran, yaitu pada formula berat jenis
maksimum campuran dan persentase rongga terisi aspal.
1) Pengujian Marshall
Dari pengujian Marshall tersebut, diperoleh hasil berupa
stabilitas dan flow atau kelelehan plastisitas. Stabilitas adalah
kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima beban sampai
terjadi kelelehan beban. Sedangkan kelelehan plastisitas adalah keadaan
perubahan bentuk suatu campuran aspal yang terjadi sampai mencapai
batas runtuh akibat suatu beban.
24
3) Pengujian Ekstraksi
Pengujian ekstraksi berkaitan dengan pengendalian mutu, di mana
pengujian bermaksud untuk memeriksa kadar aspal pada suatu campuran
dengan kadar aspal optimum pada JMF.
4.2 Parameter Penentuan JMF (Job Mix Formula) yang Dilakukan oleh PT. KADI
International
PT. KADI International dalam penentuan JMF (Job Mix Formula) melakukan
beberapa pengujian agar memperoleh agregat, aspal dan campuran sesuai dengan
spesifikasi. Spesifikasi yang digunakan adalah standar AASHTO. Pengujian untuk
penentuan JMF yang dilakukan meliputi :
1) Pengujian terhadap Agregat
a) Analisis saringan agregat halus dan kasar.
b) Berat jenis dan penyerapan agregat kasar.
c) Berat jenis dan penyerapan agregat halus.
Hal ini dikarenakan agregat yang akan digunakan diuji kembali di Laboratorium
Teknik Sipil Undip.
Proses pengujian material yang dilakukan oleh PT. KADI International akan
dijabarkan pada poin selanjutnya.
25
4.3 Proses Penentuan JMF (Job Mix Formula) yang Dilakukan oleh PT. KADI
International
1) Pengujian terhadap Agregat
Adapun pengujian terhadap agregat meliputi :
a) Berat Jenis dan Penyerapan
Material yang akan digunakan tersebut diuji di Laboratorium
Universitas Diponegoro, sebelumnya dari pihak PT. KADI International juga
melakukan pengujian. Tahapan pengujian berat jenis adalah sebagai berikut :
1. Mengambil material dari stop pile.
2. Pengujian berat jenis dengan menimbang agregat dalam tiga kondisi,
yaitu berat kering oven, berat di udara, dan berat dalam kondisi kering
permukaan (SSD).
3. Yang membedakan adalah waktu pengujian karena di laboratorium PT.
KADI International hanya membutuhkan durasi waktu kurang lebih 24
jam.
4. Untuk mencapai kondisi SSD, benda uji direndam kurang lebih 3-4 jam.
Untuk memaksimalkan penyerapan air oleh benda uji dilakukan dengan
menggoyangkan benda uji tersebut.
5. Sedangkan untuk mencapai kondisi kering oven, benda uji didiamkan
dalam oven kurang lebih 3 jam. Untuk memaksimalkan pemanasan, suhu
dalam oven diatur sedemikian sehingga pemanasan yang terjadi bisa
maksimal dan tidak membutuhkan durasi yang lama.
26
2) Pengujian terhadap Aspal
a) Penetrasi
PT. KADI International dalam produksi aspal membeli produk berupa
aspal cell yang nantinya harus dipastikan kembali nilai penetrasinya apakah
sesuai dengan spesifikasi atau tidak. Oleh karena itu, sebelum penerimaan
material dilakukan uji penetrasi terhadap aspal tersebut. Tahapan pengujian
penetrasi adalah sebagai berikut:
1) Meletakkan benda uji di dalam tempat air yang kecil yang telah berada
pada suhu yang ditentukan dan mendiamkannya.
2) Memeriksa pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan
memasangkannya pada pemegang jarum.
3) Meletakkan pemberat dan memindahkan tempat air ke bawah alat
penetrasi.
4) Memutar arloji penetrometer kemudian angka penetrasi yang berhimpit
dengan jarum petunjuk dibaca dan di catat dengan pembulatan hingga
angka 0,1 mm terdekat.
5) Menurunkan jarum perlahan-lahan hingga jarum tersebut menyentuh
permukaan benda uji, kemudian mengatur angka 0 di arloji penetrometer
sehingga jarum penunjuk berhimpit dengannya.
6) Melepaskan pemegang jarum dan stopwatch sehingga berjalan serentak
selama jangka waktu (5 ± 0,1) detik.
7) Mencatat hasil pengamatan.
27
biasanya terdiri dari 3 varian dengan masing-masing varian kurang lebih 6 sampel,
sedangkan untuk tiap variasi beratnya kurang lebih 800 kg.
a) Pengujian Ekstraksi
Pengujian ekstraksi yang dilakukan oleh PT. KADI International
menggunakan bantuan alat yaitu ekstraktor yang menggunakan uap (tabung
reflux gelas). Tahapan pengujian ekstraksi menggunakan tabung reflux gelas
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ada pemanas di bagian bawah (Gambar 3.14).
2. Memasukan cairan TCE ke dalam tabung.
3. Menghidupkan alat pemanas sehingga akan terbentuk uap dari cairan
TCE.
4. Terbentuk embun air yang berfungsi untuk pendingin agar tabung tidak
pecah karena dipanaskan, embun yang merupakan campuran uap air dan
uap TCE menjadi pembersih aspal yang berada di material.
5. Kemudian dihasilkan air yang menetes dan melarutkan aspal sehingga
aspal luntur ke bawah.
6. Aspal lolos dari kertas penyaring, akan tetapi agregat termasuk material
kecil tidak mungkin lolos.
28
saring atau kertas penghisap yang sudah digunting menurut ukuran
cetakan ke dalam dasar cetakan, kemudian memasukkan seluruh
campuran ke dalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran keras-keras
dengan spatula yang dipanaskan atau diaduk dengan sendok semen 15
kali keliling pinggirnya dan 10 kali dalamnya. Lalu meratakan
permukaan campuran dengan mempergunakan sendok semen menjadi
bentuk sedikit cembung.
3. Ketika akan mulai memadatkan, suhu campuran harus tetap sesuai
dengan ketentuan atau stabil agar hasil yang dipadatkan juga baik. Yang
membedakan antara pelaksanaan saat pratikum di laboratorium dengan
PT. KADI International yaitu pemadatan dilakukan dengan cara manual
yaitu meletakkan cetakan di atas landasan pemadat, dalam pemegang
cetakan. Melakukan pemadatan dengan alat penumbuk sebanyak 75 kali
tumbukan sesuai kebutuhan dengan tinggi jatuh 45 cm. Sedangkan untuk
pelaksanaan oleh PT. KADI International dilakukan dengan
menggunakan mesin otomatis. Mesin ini akan bekerja secara otomatis
untuk memadatkan campuran secara sempurna selama ± 2 menit. Hasil
akhir pun lebih baik jika dibandingkan dilakukan secara manual.
4. Sesudah pemadatan, melepaskan keping alas, tunggu hingga benda uji
dingin dan mengeras, kemudian memasang alat pengeluar benda uji pada
permukaan benda uji ini. Dengan hati-hati mengeluarkan benda uji dan
meletakkan di atas permukaan rata yang halus.
c) Pengujian Marshall
Pengujian Marshall yang dilakukan oleh PT. KADI International kurang
lebih sama dengan prosedur yang dilakukan pada saat praktikum Perkerasan
Jalan Raya dengan prosedur sebagai berikut :
1. Merendam benda uji dalam bak perendam (waterbath) selama 30 menit.
2. Sebelum mengadakan pengujian, membersihkan batang (guide rod) dan
permukaan dari kepala penekan (test head).
3. Mengeluarkan benda uji dari bak perendam, kemudian segmen atas
dipasang di atas benda uji dan letakkan ke semuanya dalam mesin
penguji.
29
4. Memasang arloji kelelehan (flow meter) pada kedudukan di atas salah
satu batang penuntun dan mengatur kedudukan jarum penunjuk angka
nol, sementara selubung tangkai arloji (sleeve) dipegang teguh terhadap
segmen kepala atas penekan (breaking shead).
5. Menekan selubung tangkai arloji kelelehan pada segmen atas dari kepala
penekan selama pembebanan berlangsung.
6. Sebelum pembebanan dilakukan, kepala penekan beserta benda uji
dinaikkan hingga menyentuh alas cincin penguji.
7. Mengatur kedudukan jarum arloji tekan pada angka nol.
8. Memberikan beban pada benda uji dengan kecepatan tetap 50 mm/menit
sampai beban maksimum tercapai atau beban menurun. Melepaskan
selubung tangkai arloji kelelehan (flow) pada saat pembebanan mencapai
maksimum dan nilai kelelehan yang ditunjukkan oleh jarum arloji
kelelehan dicatat.
9. Waktu yang diperlukan dan saat diangkatnya benda uji dari rendaman
air sampai tercapainya beban maksimum tidak boleh melebihi 30 detik
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan analisis yang dilakukan, PT. KADI International
dalam penentuan JMF (Job Mix Formula) melakukan beberapa pengujian agar
memperoleh agregat, aspal, dan campuran sesuai dengan spesifikasi. Spesifikasi yang
digunakan oleh PT. KADI Internasional adalah standar AASHTO.
Proses penentuan JMF (Job Mix Formula) yang dilakukan oleh PT. KADI
International yaitu melakukan beberapa pengujian yaitu pengujian terhadap agregat
yang meliputi berat jenis dan penyerapan, analisis saringan agregat halus dan kasar,
kemudian pengujian terhadap aslpal yaitu penetrasi dan yang terakhir pengujian
terhadap campuran. Trial terhadap campuran dilakukan di dua tempat, yaitu di
laboratorium dan unit AMP (merupakan trial inti untuk membandingkan hasil
pengujian yang ada di laboratorium). Trial yang dilakukan di unit AMP biasanya
terdiri dari 3 varian dengan masing-masing varian kurang lebih 6 sampel, sedangkan
untuk tiap variasi beratnya kurang lebih 800 kg, yaitu pengujian ekstraksi, proses
pembuatan benda uji dan yang terakhir pengujian Marshall.
5.2 Saran
Dari hasil pengamatan yang dilakukan serta analisis terhadap penentuan JMF
(Job Mix Formula) yang dilakukan oleh PT. KADI International harus lebih
memperhatikan spesifikasi dan standar yang ada agar aspal yang diproduksi
mempunyai kualitas dan mutu yang baik supaya dapat memberikan kenyamanan dan
keamanan bagi pengguna jalan.
31
DAFTAR PUSTAKA
http://kmppusatdjjwb.blogspot.co.id/2009/03/campuran-aspal-panas-jenis-concrete-
ac.html?m=1
https://nadyanmung.wordpress.com/2013/04/18/agregat-dan-istilah/
https://osf.io/preprints/inarxiv/hrnms/
www.summitama.com/JUKNIS%20SBMA(1).pdf
32