Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PERENCANAAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN BIOLOGI

TENTANG PENULISAN DAN PENSKORAN INSTRUMEN TES TIPE


MENJODOHKAN DAN B-S
PENULISAN DAN PENSKORAN INSTRUMEN TES TIPE URAIAN

Disusun Oleh :
- Ineke Bayo 161434015
- Leo Christie Bayu 161434033
- Maria Ertiana Siti 161434055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUANALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, banyak hal yang berperan
didalamnya. Salah satu faktor yang berperan penting yaitu pendidikan. Pendidikan pasti
bukanlah hal yang jarang lagi didengar, karena dimana saja tentunya pendidikan sangat
dibutuhkan mengingat peningkatan kualitas dari seseorang dapat terbentuk ketika mempunyai
pendidikan yang baik. Dalam pendidikan ada banyak faktor yang menghambat
perkembangannya sehingga sering sekali dalam pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik
dan mulus sesuai dengan standar yang telah berlaku. Namun, hal yang penting dalam
pendidikan ialah dimana peranan dari pendidik haruslah lebih diperhatikan sehingga
kedepannya dapat melahirkan didikan yang berkualitas dan unggul. Untuk itu
Banyak hal yang harus diperhatikan agar perencanaan pendidikan kedepannya dapat
tertata dengan sebagaimana adanya. salah satunya ialah instrumen-instrumen yang harus
digunakan untuk menilai proses dan hasil pendidikan yang telah dilakukan terhadap anak
didik oleh pendidik. Untuk melakukan evaluasi belajar dan mengajar, seorang pendidik dapat
menggunakan beberapa tes yang terkait baik melalui standar tes yang telah diberlakukan oleh
pemerintah maupun tes yang telah dirancang oleh pendidik sendiri. Suatu tes dapat dikatakan
valid jika tes yang dilakukan benar-benar mampu menilai apa yang harus dinilai berdasarkan
standar yang telah diketahui bersama. Hal ini dapat digunakan dengan maksud bisa mencapai
tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
Instrumen dikatakan alat yang berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan
hasil belajar, keberhasilan proses belajar-mengajar dan pencapaian suatu program tertentu.
Untuk itu, dalam evaluasi yang ada maka terdapat berbagai tes yang digunakan yaitu tes
uraian dan tes objektif. Didalam teknik objektif terdapat tes Benar-Salah dan menjodohkan.
Penggunaan tes yang dilakukan seperti tes uraian, menjodohkan dan Benar-Salah dapat
mempermudah proses pembelajaran peserta didik agar pembelajarannya lebih cepat dipahami
dengan baik. Banyak cara yang digunakan oleh pendidik kepada peserta didik yang dapat
mempermudah cara belajarnya dan cara memahaminya namun masihlah kurang
mengembangkan kemampuannya. Maka dari itulah pembuatan teknik yang lebih kooperatif
seperti tes kemampuan peserta didik dengan tes uraian, menjodohkan dan Benar-Salah lebih
sering digunakan dalam proses pengajaran. Dalam hal inilah akan dibahas beberapa hal
penting mengenai suatu proses pendidikan yang mencakup beberapa instrumen penilaian.
BAB II

ISI
1. Definisi dan Karakteristik instrumen Evaluasi
Instrumen merupakan suatu alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan data
atau informasi. Sedangkan yang dimaksud dengan Evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
(Arikunto,2005). Berdasarkan pengertian instrumen dan evaluasi tersebut maka instrumen
penilaian dapat disebut sebagai alat penilaian atau alat evaluasi yang digunakan untuk
mengumpulan data atau berbagai informasi lainnya.
Berdasarkan permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian,
instrumen penilaian :
a. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian berupa
tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang
sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
b. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk penilaian
akhir dan/atau ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi,
dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
c. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi
persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta
menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antarsekolah, antardaerah, dan
antartahun.
Dalam suatu proses pembelajaran yang ada di lembaga pendidikan terdapat instrumen
penilaian yang dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil pembelajaran. Beberapa
instrumen penilaian didalamnya dikelompokkan dalam dua macam yaitu tes dan non tes. Tes
adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus dijawab siswa dengan menggunakan
pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan penalarannya. Sedangkan yang termasuk dalam
kelompok non-tes adalah sikap, skala, penilaian, pedoman observasi, pedoman wawancara,
angket, pemeriksaan dokumen, dan sebagainya.
2. Tujuan dan Fungsi Instrumen Evaluasi
Secara umum, tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui efektifitas proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari perubahan tingkah laku yang
terjadi pada peserta didik. Perubahan tingkah laku ini yang diharapkan sesuai dengan
kompetensi, tujuan dan isi program pembelajaran. Adapun secara khusus bahwa tujuan dari
evaluasi adalah untuk :
a. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa terhadap kompetensi yang telah ditetapkan.
b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran.
c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian
d. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-
pihak yang berkepetingan (Rohmad,2008)
3. Prinsip-prinsip pembuatan evaluasi
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka pembuatan evaluasi hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip :
a. Kontinuitas
Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental, karena pembelajaran itu sendiri adalah
suatu proses yang kontinu. Oleh sebab itu, Anda harus melakukan evaluasi secara kontinu.
Hasil evaluasi yang diperoleh pada suatu waktu harus senantiasa dihubungkan dengan hasil-
hasil pada waktu sebelumnya, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas dan berarti
tentang perkembangan peserta didik. Perkembangan belajar peserta didik tidak dapat dilihat
dari dimensi produk saja tetapi juga dimensi proses bahkan dari dimensi input.
b. Komprehensif
Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, Anda harus mengambil seluruh objek itu
sebagai bahan evaluasi. Misalnya, jika objek evaluasi itu adalah peserta didik, maka seluruh
aspek kepribadian peserta didik itu harus dievaluasi, baik yang menyangkut kognitif, afektif
maupun psikomotor. Begitu juga dengan objek-objek evaluasi yang lain.
c. Adil dan objektif

Dalam melaksanakan evaluasi, Anda harus berlaku adil tanpa pilih kasih. Semua peserta
didik harus diperlakukan sama tanpa “pandang bulu”. Anda juga hendaknya bertindak secara
objektif, apa adanya sesuai dengan kemampuan peserta didik. Sikap like and dislike,
perasaan, keinginan, dan prasangka yang bersifat negatif harus dijauhkan. Evaluasi harus
didasarkan atas kenyataan (data dan fakta) yang sebenarnya, bukan hasil manipulasi atau
rekayasa.

d. Kooperatif
Dalam kegiatan evaluasi, Anda hendaknya bekerjasama dengan semua pihak, seperti orang
tua peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan peserta didik itu sendiri. Hal
ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil evaluasi, dan pihak-pihak
tersebut merasa dihargai.
e. Praktis
Praktis mengandung arti mudah digunakan, baik bagi Anda sendiri yang menyusun alat
evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat tersebut. Untuk itu, Anda harus
memperhatikan bahasa dan petunjuk mengerjakan soal.
Dengan demikianlah maka evaluasi pembelajaran hendaknya dapat dirancang dengan
sedemikian rupa sehingga jelas bagian yang harus dievaluasi, menjadi bagian integral dari
proses pembelajaran, agar hasilnya objektif maka evaluasi harus menggunakan berbagai alat
(instrumen) dan sifatnya komprehensif kemudian diikuti dengan tindak lanjut. Hal lainnya
yaitu, dalam evaluasipun haruslah memperhatikan keterpaduan, prinsip berorientasi pada
kacakapan hidup, prinsip belajar aktif, prinsip komunitas, prinsip keseluruhan, prinsip
pedagogis, prinsip diskriminatif dan prinsip akuntabilitas.

4. Teknik dan bentuk instrumen Evaluasi


Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa teknik dan bentuk instrumen dapat berupa tes
dan non-tes. Instrumen bentuk tes mencakup: tes uraian (uraian objektif dan uraian bebas),
tes pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja (performance test),
dan portofolio. Instrumen bentuk non-tes mencakup: wawancara, angket, dan pengamatan
(observasi). Untuk itu disini akan dibahas beberapa bentuk instrumen evaluasi yaitu tes
uraian, menjodohkan dan tes benar-salah sesuai dengan judul makalah yang disusun.

Instrumen Evaluasi penulisan dan penskoran instrumen tes tipe menjodohkan dan
Instrumen Evaluasi dan penskoran tes tipe Uraian
1. Tes
Tes adalah suatu teknis atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, yang
didalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab
oleh anak didik, kemudian pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku
anak didik tersebut. Instrumen bentuk tes mencakup :
a) Tes uraian
Secara garis besar ada dua bentuk tes tertulis, yaitu tes essay dan tes objektuf. Tes esay
dapat digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh kegiatan
objektif. Tes esay sering disebut juga sebagai tes dalam bentuk uraian, karena menuntuk anak
untuk menguraikan jawabannya dengan kata-kata sendiri dalam bentuk , teknik dan gayanya
sendiri.
Bobot Kriteria Penskoran Nilai
NO Pertanyaan
Soal 0 5 10 15 20 25 Akhir
Jelaskan yang dimaksud dengan
1 20
sistem peredaran darah terbuka!
Sebut dan jelaskan ke 5 fungsi
2 25
sistem peredaran darah?
Jelaskan perbedaan sistem
3 peredaran darah besar dan 25
peredaran darah kecil!
Sebutkan komponen-komponen
4 10
pembentuk darah!
Jelaskan dasar penggolongan
5 darah dan aturan mengenai 20
transfusi darah!
Jumlah Skor Maksimum :

Untuk mengoreksi tes esay ada 3 cara yang dapat dilakukan, yaitu :
 Whole method,
 Separated method,
 Cross method,
Dalam pelaksanaan pengoreksiaan, guru boleh memilih salah satu diantara ketiga
metode tersebut, atau mungkin menggunakannya secara bervariasi. Hal ini harus disesuaikan
dengan kebutuhan. (Zainal, 2010)
b) Tes Objektif
Tes objektif adalah salah satu tes yang menuntut peserta didik untuk memilih jawaban
yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban
singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. tes objektif
sangat cocok untuk menilai kemampuan peserta didik yang menuntut proses mental yang
tidak begitu tinggi seperti kemampuan mengingat kembali, kemampuan mengenal kembali,
pengertian dan kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip. Tes objektif terdiri atas
beberapa bentuk, yaitu benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan dan melengkapi atau
jawaban singkat.
 Bentuk Benar-Salah (true-false)
Bentuk instrumen Benar-salah merupakan sejumlah peryataan yang mengandung dua
kemungkinan jawaban benar atau salah. Dalam hal ini peserta didik akan diminta untuk
menentukan masing-masing pernyataan tersebut apakah benar atau salah. Jika benar tulisalah
tanda tambah (+), sebaliknya jika salah menuliskan tanda (O) didepan masing-masing
pernyataan tersebut. Dibawah ini akan dicontohkan bagaimana caranya mengerjakan soal
dengan teknik benar-salah.
Contohnya :
+ 1. Tubuh jamur ada yang tersusun oleh satu sel (Uniseluler) atau sebagian besar tubuh
terdiri atas banyak sel
O 2. Monera disebut juga kelompok makhluk hidup prokariotik

Namun selain contoh yang telah ada diatas, adapula bentuk lain yaitu jawabannya sudah
tersedia. Para siswa tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan memberikan tanda silang
(X), contoh :

1. B – S : Tubuh jamur ada yang tersusun oleh satu sel (Uniseluler) atau sebagian
besar tubuh terdiri atas banyak sel
2. B – S : Monera disebut juga kelompok makhluk hidup prokariotik
3. B – S : Daur hidup jamur mengalami pergiliran keturunan antara fase kawin
(gametofif) dan fase tak kawin (Sporofit)
Dalam soal tes bentuk B – S mempunyai kemudahan dalam penyusunannya, karena itulah
banyak digunakan., dapat mencakup materi yang lebih luas dan dapat dinilai dengan lebih
cepat dan objektif. Namun adapun kelemahannya yaitu kecenderungan peserta didik untuk
mejawab dengan mencoba-coba dan kurang yakin dengan jawabannya sendiri.

Cara Mengolah Skor Tes Tipe Benar-Salah


a. Sistem Denda
Rumus skor dengan sistem denda adalah :

Sk = B-S

Dengan ketentuan :
Sk= skor yang diperoleh peserta tes
B = jumlah jawaban yang benar

S = jumlah jawaban yang salah

Contohnya jumlah soal tes = 100 butir soal. Peserta didik dapat menjawab dengan betul
sejumlah 70 butir soal, jawaban yang salah berjumlah 25 butir soal dan 5 butir soal tidak
dikerjakan. Maka skor untuk peserta didik adalah :
70 – 25 = 45

Kelebihan system denda akan mengurangi kemungkinan peserta tes untuk berspekulasi
(untung-untungan) dalam menjawab soal tes, namun kelemahannya ada kemungkinan
seorang peserta memperoleh skor negatif.

2) Sistem Tanpa Denda

Rumus skor dengan sistem tanpa denda adalah :

Sk = B

Dengan ketentuan :

Sk = skor yang diperoleh peserta tes

B = jumlah jawaban yang benar

Jadi yang dihitung adalah hanya jawaban yang benar saja, sedangkan jawaban yang salah
tidak memengaruhi skor akhir.

 Bentuk Menjodohkan (matching)


Soal tes dalam bentuk menjodohkan sebenarnya masih merupakan pilihan ganda.
Perbedaannya adalah pilihan ganda terdiri atas item dan option. Kemudian testi tinggal
memilih salah satu option yang diberikan. Sedangkan bentuk menjodohkan terdiri atas
kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang
berbeda. Pada kolom sebelah kiri terdiri atas beberapa kumpulan soal, dan kolom sebelah
kana merupakan kumpulan jawaban. Jumlah alternatif jawaban haruslah dibuat lebih banyak
dari jumlah soal sehingga peserta didik dituntut untuk lebih kritis. (Zainal, 2010)
Dibawah ini terdapat dua daftar, yaitu daftar A dan daftar B. Tiap-tiap kata yang terdapat
pada daftar A mempunyai pasangannya masing-masing pada daftar B. Sehingga peserta
didik akan dituntut untuk menemukan dan mencari pasangan dari masing-masing bagian itu.
Caranya dengan menuliskan nomor kata yang dipilih di depan pasangannya masing-masing.
Contoh soal objektif tipe menjodohkan
Daftar A Daftar B
Ilmuwan yang mengembangkan sistem
klasifikasi lima kingdom adalah ....... a) Binomial Nomenklatur
Sistem tata nama ganda ialah ....... b) Shigella dysentriae
c) Robert Hooke
Ilmuan yang mengembangkan suatu metode d) Carolus Linnaeus
binomial nomenclatur atau sistem tata nama e) Robert Whittaker
ganda adalah ......... f) Clostridium tetani

Bakteri yang menyebabkan penyakit tetanus g) Staphylococcus epidermidis

adalah ..........
Bakteri yang menyebabkan penyakit disentri
adalah ..........

Cara mengolah skor tipe tes menjodohkan

Rumus untuk mencari skor dalam tes tipe menjodohkan adalah :

Sk = B
Dengan ketentuan :

Sk = skor yang diperoleh peserta tes

B = jumlah jawaban yang benar

Jadi yang dihitung adalah hanya jawaban yang benar saja, sedangkan jawaban yang salah
tidak mempengaruhi skor.

Adapun kelebihan dan kelemahan dari tes uraian, tes bentuk menjodohkan dan tes bentuk
Benar-salah

Kelebihan dari instrument tipe Menjodohkan (Tes Obyektif).


 Relatif lebih mudah dalam perumusan butir soal.
 Ringkas dan ekonomis dilihat dari rumusan butir soal dan cara memberikan
jawabannya.
 Pensekoran mudah, cepat dan obyektif.
 Mencakup semua kompetensi yang diujikan.
 Baik digunakan untuk menguji pengetahuan (istilah, definisi, peristiwa, dsb)
Kelemahan dari instrumen tipe Menjodohkan (Tes Obyektif).
 Cenderung mengukur kemampuan mengingat, sehingga kurang tepat digunakan untuk
mengukur kognitif yang lebih tinggi.
 Kemampuan menebak dengan benar relatif tinggi, karena jumlah pernyataan soal
(dalam lajur sebelah kiri) tidak berbeda jumlahnya (dalam lajur kanan).
Kelebihan dari instrument tipe Benar Salah (Tes Obyektif).
 Mudah dikonstruksi
 Perangkat soal dapat mewakili semua indikator atau kompetensi yang dicapai
(mengukur berbagai jenjang kognitif)
 Mudah diskor,karena hanya 2 alternatif jawaban, cepat dan obyektif.
 Baik untuk mengukur fakta dan ingatan.
Kelemahan dari isntrumen tipe Benar Salah (Tes Obyektif).
 Probabilitas menebak dengan benar, yakni 50% karena pilihan jawaannya hanya 2.
 Bentuk soal tidak digunakan untuk menanyakan sesuatu konsep secara utuh karena
peserta tes hanya memilih benar-salah.
 Jika jumlah butirnya sedikit, indeks daya beda cenderung rendah.
 Apabila kurang memahami pernyataan soal, peserta tes cenderung memilih jawaban
benar.
 Hanya dapat mengungkap daya ingat dan pengenalan kembali.
Kelebihan dari instrumen tipe Uraian (Tes Non-Obyektif).
 Dapat melihat proses berpikir siswa
 Dapat mengukur cara menyampaikan gagasan siswa.
 Dapat mengemukakan pendapat dengan bebas.
 Mengukur kedalaman materi.
 Mudah mengkonstruksisoal/membuatsoal.
Kelemahan dari instrumen tipe Uraian (Tes Non-Obyektif).
 Materi terbatas
 Sulit memberikan skor
 Membutukan waktu yang relatif lama dalam menilai.
 Tingkat relabilitasnya rendah.
BAB III
PENUTUP

TINJAUAN PUSTAKA

Arifin, zainal. 2010. Evaluasi Pembelajaran. winarno.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-


content/uploads/.../34-Evaluasi-Pembelajaran.pdf. diakses pada 26 Februari 2018
Arikunto,2005. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.
digilib.unila.ac.id/10981/14/BAB%20II.pdf

JURNAL PEMIKIRAN ALTERNATIF PENDIDIKAN. INSANIA|Vol. 13|No. 1|Jan-Apr


2008|87-10915 P3M STAIN Purwokerto | Rohmad Qomari
https://media.neliti.com/media/publications/70982-ID-pengembangan-instrumen-evaluasi-
domain-a.pdf

Anda mungkin juga menyukai