Nama Anggota:
Universitas Lampung
2018
Soal PPh Pasal 22
1. PT.Rio Sukses mulia mengimpor barang dari Vietnam dengan harga USD 20.000.
Asuransi yang dibayar di luar negeri sebesar 5% dari harga dan biaya angkut sebesar 10%
dari harga. Bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing 15% dan 25%. (USD 1 =
Rp 10.000)
Pembelian Rp322.000.000
Hutang dagang Rp322.000.000
(Mencatat pembelian kredit)
PPh 22 dibayar dimuka Rp8.050.000
PPN Masukan Rp 322.000
Kas Rp8.372.000
(Mencatat pemungutan PPh 22 dan PPN)
Bea Cukai
Kas Rp8.372.000
Penerimaan PPh 22 Rp8.050.000
Penerimaan PPN Rp 322.000
Pembelian Rp322.000.000
Hutang dagang Rp322.000.000
(Mencatat pembelian kredit)
PPh 22 dibayar dimuka Rp24.150.000
PPN Masukan Rp 322.000
Kas Rp24.472.000
(Mencatat pemungutan PPh 22 dan PPN)
Bea Cukai
Kas Rp24.472.000
Penerimaan PPh 22 Rp24.150.000
Penerimaan PPN Rp 322.000
PT ABC mengimpor melalui PT Adil
Pembelian Rp322.000.000
Hutang dagang Rp322.000.000
(Mencatat pembelian kredit)
PPh 22 dibayar dimuka Rp 4.830.000
PPN Masukan Rp322.000.000
Kas Rp326.830.000
(Mencatat pemungutan PPh 22 dan PPN)
Bea Cukai
Kas Rp326.830.000
Penerimaan PPh 22 Rp 4.830.000
Penerimaan PPN Rp322.000.000
2. Februari 2018, PT SM Motor melakukan penjualan alat berat kepada Dinas Pekerjaan
Umum Bandar Lampung senilai Rp946.500.000 (termasuk PPN). Selain itu, PT SM
Motor juga melakukan pembayaran kepada PT SJ atas pembelian barang kantor senilai
Rp125.00.000 (termasuk PPN). Hitunglah PPh 22 yang dipungut oleh (a) bendaharawan
(b) PT SJ Corporation atas transaksi tersebut beserta jurnalnya.
Jawab:
Jurnal:
PT SM Motor
Kas Rp946.500.000
Penjualan Rp860.454.546
PPN Keluaran Rp86.045.455
(Mencatat Penjualan)
PT SM Motor
Jurnal:
PT SM Motor
PT SJ Corporation
Kas Rp126.704.547
PPN Keluaran Rp11.363.637
Utang PPh Pasal 22 Rp1.704.546
Penjualan Rp113.636.364
3. PT Arisandi membeli baja dari PT Cemara Steel sebesar Rp300.000.000,-
PT Arisandi merupakan distributor baja dalam negeri. Baik PT Arisandi maupun PT
Cemara Steel sudah dikukuhkan sebagai PKP. Hitunglah PPh Pasal 22 dan PPN transaksi
tersebut.
Jawab:
Jurnal
PT Arisandi
Pembelian Rp300.000.000
PPN Masukan Rp 30.000.000
PPh Pasal 22 Dibayar dimuka Rp 900.000
Kas Rp330.900.000
PT Cemara Steel
Kas Rp330.900.000
Utang PPh Pasal 22 Rp 900.000
PPN Keluaran Rp 30.000.000
Penjualan Rp300.000.000
4. PT Khazinah mendapatkan pesanan mukena dari Departemen Agama (Depag) yang akan
disumbangkan pada masyarakat dengan nilai nominal sebesar Rp 440.000.000 (termasuk
PPN). Atas pembelian tersebut, Bendaharawan Departemen Agama memotong PPN dan
PPh Pasal 22. Hitunglah besaran PPh Pasal 22 dan PPN yang harus dibayar PT Khazinah
dan dipotong oleh Departemen Aagama!
Jawab:
100
DPP = 110 × Rp440.000.000 = Rp400.000.000
PPN = Rp40.000.000
PT Khazinah (Penjual)
Kas Rp440.000.000
Penjualan Rp400.000.000
PPN Keluaran Rp 40.000.000
(Mencatat Penjualan)
PPh 22 dibayar dimuka Rp 6.000.000
PPh Keluaran Rp40.000.000
Kas Rp46.000.000
(Mencatat pemungutan PPh 22 dan PPN)
5. PT ALMEER Motors mengimpor barang dari India. PT ALMEER adalah importir mobil
yang telah memiliki Angka Pengenal Impor. PT ALMEER mengimpor 50 unit mobil,
dengan harga faktur $ 20.000 per unit. Biaya asuransi dan biaya angkut yang berkaitan
dengan impor mobil tersebut masing-masing adalah $3.000 dan $8.000. Bea masuk yang
dibayar oleh PT ALMEEER Motors sebesar 5% dari CIF dan bea masuk tambahan
sebesar 20% dari CIF. Kurs pada saat itu ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebesar $1 =
Rp 10.000. Berapa PPh pasal 22 yang harus dibayar dan bagaimana jurnal pencatatannya?
Jawab :
a. Menghitung Nilai Impor
Harga faktur : 50 unit x $20.000 $ 1.000.000
Biaya asuransi $ 3.000
Biaya angkut $ 8.000 +
CIF $ 1.011.000
Bea masuk: 5% x $1.011.000 $ 50.550
Bea masuk tambahan:20% x $1.011.000 $ 202.200 +
Nilai Impor $ 1.263.750
Nilai Impor dalam rupiah: $1.263.750 x Rp10.000 = Rp 12.637.500.000
Jurnal :
PT ALMEER
Persediaan Rp12.637.500.000
Kas Rp12.637.500.000
(Pembelian secara tunai)
PPh Pasal 22 Dibayar dimuka Rp 315.937.500
PPN Masukan Rp1.263.750.000
Kas Rp1.579.687.500
(Jurnal Pemungutan PPh 22 dan PPN)
Pak Rian merupakan seorang direktur di PT SM C&C yaitu perusahaan yang berada dalam
bidang penjualan elektronik yang memiliki saham perusahaan lain di luar negeri yaitu
Malaysia dan Thailand. Rian berstatus menikah dan mempunyai seorang anak. Ia
memperoleh gaji sebesar R15.000.000 sebulan dengan tunjangan-tunjangan Rp7.000.000
sebulan. PT SM C&C mengikuti program kesehatan BPJS Ketenagakerjaan, premi Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan
peresentase 0,5% dan 0,3% dari gaji. PT SM C&C menanggung iuran Jaminan Hari Tua
setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji, sedangkan Rian membayar iuran Jaminan Hari Tua
sebesar 2% dari gaji setiap bulan. Disamping itum PT SM C&C membayar iuran pensiun
untuk Rian ke dana pensiun setiap bulannya Rp100.000, sedangkan Rian membayar iuran
pensiun sebesar Rp80.000.
Pada tanggal 14 Februari 2017, PT SM C&C melakukan impor barang elektronik dari Korea
Selatan dengan faktur USD150.000 dan pembelian dilakukan secara kredit. Biaya asuransi
dan biaya angkut dari Korea Selatan ke dalam daerah pabean (Indonesia) masing-masing
sebesar 0,5% dan 10% dari harga faktur. Biaya tersebut dibayar oleh PT SM C&C. Tarif bea
masuk 10% dari CIF. Kurs yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan saat itu adalah USD1 =
Rp13.000. Untuk menaruh barang-barang impor tesebut, PT SM C&C menyewa sebuah
gudang kepada PT ELF Jaya senilai Rp75.000.000 untuk satu tahun dan PT ELF Jaya juga
terdaftar sebagai PKP. Pada awal tahun 2017, PT SM C&C melakukan service tiga kendaraan
bermobil yang digunakannya untuk mengantar barang dagang kepada PT Super dan
membayar jasa service tersebut sebesar Rp12.000.000.
Pada tahun 2016, PT SM C&C memperoleh penghasilan neto dari dalam negeri
1.250.000.000, pendapatan dividen dari Malaysia Rp20.000.000 dan laba usaha dari
Thailand sebesar Rp680.000.000 dengan tarif pajak di Malaysia 20%, Thailand 35% dan
peredaran Bruto PT SM C&C sebesar Rp13.000.000.000.
Pertanyaan:
Tunjangan-tunjangan Rp 7.000.000
Pengurang:
PTKP (K/1)
a. Wajib Pajak Rp54.000.000
b. Menikah Rp 4.500.000
c. Anak Rp 4.500.000
Total PTKP (Rp63.000.000)
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp191.880.000
5% x Rp50.000.000 = Rp 2.500.000
Rp23.782.000
PT SM C&C (Pemotong)
PT Super
Kas Rp12.000.000
Pendapatan Service Rp12.000.000
(Menerima Pendapatan Service)
PPh Pasal 23 Dibayar dimuka Rp240.000
Kas Rp240.000
(PPh yang dipungut)
Jurnal
PT SM C&C
Beban Sewa Rp75.000.000
PPN Masukan Rp 7.500.000
Kas Rp75.000.000
Utang PPh Pasal 4 ayat 2 Rp 7.500.000
PT ELF Jaya
Kas Rp75.000.000
PPh Pasal 4ayat 2 Rp 7.500.000
Pendapatan Sewa Rp75.000.000
PPN Keluaran Rp 7.500.000
Jurnal
PT SM C&C
Kas Rp458.000.000
PPh Pasal 24 Dibayar dimuka Rp142.615.385
Beban PPh Pasal 24 Rp 99.384.615
Pendapatan Dividen dari Malaysia Rp20.000.000
Pendapatan Laba dari Thailand Rp680.000.000
Perhitungan:
= Rp458.000.000
Beban PPh Pasal 24 = Pajak Luar Negeri – Kredit Pajak Luar Negeri
Beban PPh Pasal 24 = Rp242.000.000 - Rp142.615.385
= Rp 99.384.615
Daftar Pustaka
Resmi, Siti. 2017. Perpajakan Teori & Kasus. Jakarta Selatan: Salemba Empat
http://mahasiswaold.blogspot.co.id/2017/12/contoh-soal-dan-jawaban-pph-pasal-22.html
https://nasikhudinisme.com/2014/12/31/akuntansi-pph-pasal-22/
http://www.jagoakuntansi.com/2016/09/pph-pasal-22-bendaharawan-pemerintah-soal/