Anda di halaman 1dari 15

Tanggal Penugasan 5 April 2018

Tanggal Pengumpulan 9 April 2018

PPh Pasal 22 (KELOMPOK 1)

Nama Anggota:

1. Fendi Alansyah 1511031008 (Ketua)


2. Ari Dara Sugesti 1511031004
3. Anisa Febriana 1511031006
4. Cangga Wilantika 1511031010
5. Rio Cahyono Saputra 1511031012
6. Eri Mar’atus Sholihah 1511031018
7. Suci Mardina Putri 1511031022
8. Debby Arisandi Gusara 1511031026
9. Marta Tila 1511031028
10. Erssa Fathia Salsabila 1511031030
11. Risna Pertiwi 1511031034
12. Tiara Sella 1511031036

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Lampung

2018
Soal PPh Pasal 22

1. PT.Rio Sukses mulia mengimpor barang dari Vietnam dengan harga USD 20.000.
Asuransi yang dibayar di luar negeri sebesar 5% dari harga dan biaya angkut sebesar 10%
dari harga. Bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing 15% dan 25%. (USD 1 =
Rp 10.000)

a. Hitung PPh pasal 22 yang dipungut jika PT ABC memiliki API


b. Hitung PPh pasal 22 yang dipungut jika PT ABC tidak memiliki API
c. Hitung PPh pasal 22 yang dipungut jika PT ABC tidak memiliki API dan mengimpor
melalui PT. Adil yang memiliki API dengan handling fee sebesar 1,5% dari nilai
impor
Jawab:

Nilai dalam USD Nilai dalam Rupiah


Harga barang/Cost 20.000 200.000.000
Asuransi/Insurance (5%) 1.000 10.000.000
Biaya Angkut/Freight ( 10%) 2.000 20.000.000 +
CIF 230.000.000
Bea masuk (10%) 34.500.000
Bea masuk tambahan (20%) 57.500.000 +
NILAI IMPORT (NI) 322.000.000

a. PPh pasal 22 jika PT ABC memiliki API

PPh pasal 22 = 2.5% x Rp322.000.000,- = Rp8.050.000,-

b. PPh pasal 22 jika PT ABC tidak memiliki API

PPh pasal 22 = 7.5% x Rp322.000.000,- = Rp24.150.000,-

c. PPh pasal 22 jika PT ABC mengimpor melalui PT Adil

PPh pasal 22 = 2.5% x Rp322.000.000,- = Rp8.050.000,-

Handling fee = 1.5% x Rp322.000.000,- = Rp4.830.000,-


Jurnal

PT ABC memiliki API

Pembelian Rp322.000.000
Hutang dagang Rp322.000.000
(Mencatat pembelian kredit)
PPh 22 dibayar dimuka Rp8.050.000
PPN Masukan Rp 322.000
Kas Rp8.372.000
(Mencatat pemungutan PPh 22 dan PPN)

Bea Cukai
Kas Rp8.372.000
Penerimaan PPh 22 Rp8.050.000
Penerimaan PPN Rp 322.000

PT ABC tidak memiliki API

Pembelian Rp322.000.000
Hutang dagang Rp322.000.000
(Mencatat pembelian kredit)
PPh 22 dibayar dimuka Rp24.150.000
PPN Masukan Rp 322.000
Kas Rp24.472.000
(Mencatat pemungutan PPh 22 dan PPN)

Bea Cukai

Kas Rp24.472.000
Penerimaan PPh 22 Rp24.150.000
Penerimaan PPN Rp 322.000
PT ABC mengimpor melalui PT Adil
Pembelian Rp322.000.000
Hutang dagang Rp322.000.000
(Mencatat pembelian kredit)
PPh 22 dibayar dimuka Rp 4.830.000
PPN Masukan Rp322.000.000
Kas Rp326.830.000
(Mencatat pemungutan PPh 22 dan PPN)

Bea Cukai
Kas Rp326.830.000
Penerimaan PPh 22 Rp 4.830.000
Penerimaan PPN Rp322.000.000

2. Februari 2018, PT SM Motor melakukan penjualan alat berat kepada Dinas Pekerjaan
Umum Bandar Lampung senilai Rp946.500.000 (termasuk PPN). Selain itu, PT SM
Motor juga melakukan pembayaran kepada PT SJ atas pembelian barang kantor senilai
Rp125.00.000 (termasuk PPN). Hitunglah PPh 22 yang dipungut oleh (a) bendaharawan
(b) PT SJ Corporation atas transaksi tersebut beserta jurnalnya.
Jawab:

a) PPh Pasal 22 yang dipungut oleh bendaharawan

DPP = (100 / 110) x Rp946.500.000 = Rp860.454.546

PPN = 10% x Rp860.454.546 = Rp86.045.455

PPh Pasal 22 = 1,5% x Rp860.454.546 = Rp12.906.819

Jurnal:

PT SM Motor

Kas Rp946.500.000
Penjualan Rp860.454.546
PPN Keluaran Rp86.045.455
(Mencatat Penjualan)
PT SM Motor

PPh Pasal 22 Dibayar dimuka Rp12.906.819


PPN Keluaran Rp86.045.455
Kas Rp98.952.274
(Mencatat Pemungutan PPh Pasal 22 dan PPN)

Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandarlampung (Mencatat Pembelian)


Belanja Barang Rp946.500.000
Kas Rp946.500.000
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandarlampung (Mencatat Pemungutan PPh Pasal 22 dan PPN)
Kas Rp98.952.274
Penerimaan PPh Pasal 22 Rp12.906.819
Penerimaan PPN Rp86.045.455

b) PPh Pasal 22 yang dipungut oleh PT SJ Corporation


DPP = (100 / 110) x Rp125.000.000 = Rp113.636.364

PPN = 10% x Rp113.636.364 = Rp11.363.637

PPh Pasal 22 = 1,5% x Rp113.636.364 = Rp1.704.546

Jurnal:

PT SM Motor

Perlengkapan Kantor Rp113.636.364


PPN Masukan Rp 11.363.637
PPh Pasal 22 Dibayar dimuka Rp 1.704.546
Kas Rp126.704.547

PT SJ Corporation

Kas Rp126.704.547
PPN Keluaran Rp11.363.637
Utang PPh Pasal 22 Rp1.704.546
Penjualan Rp113.636.364
3. PT Arisandi membeli baja dari PT Cemara Steel sebesar Rp300.000.000,-
PT Arisandi merupakan distributor baja dalam negeri. Baik PT Arisandi maupun PT
Cemara Steel sudah dikukuhkan sebagai PKP. Hitunglah PPh Pasal 22 dan PPN transaksi
tersebut.

Jawab:

PPh Pasal 22 dari PT Arisandi sebesar 0,3% x Rp300.000.000,- = Rp900.000,-

PPN sebesar 10% x Rp300.000.000,- = Rp30.000.000,-

Jurnal

PT Arisandi
Pembelian Rp300.000.000
PPN Masukan Rp 30.000.000
PPh Pasal 22 Dibayar dimuka Rp 900.000
Kas Rp330.900.000

PT Cemara Steel
Kas Rp330.900.000
Utang PPh Pasal 22 Rp 900.000
PPN Keluaran Rp 30.000.000
Penjualan Rp300.000.000

4. PT Khazinah mendapatkan pesanan mukena dari Departemen Agama (Depag) yang akan
disumbangkan pada masyarakat dengan nilai nominal sebesar Rp 440.000.000 (termasuk
PPN). Atas pembelian tersebut, Bendaharawan Departemen Agama memotong PPN dan
PPh Pasal 22. Hitunglah besaran PPh Pasal 22 dan PPN yang harus dibayar PT Khazinah
dan dipotong oleh Departemen Aagama!
Jawab:

100
DPP = 110 × Rp440.000.000 = Rp400.000.000

PPN = Rp40.000.000

PPh Pasal 22 = 1,5% × Rp400.000.000 = Rp6.000.000


Jurnal

PT Khazinah (Penjual)

Kas Rp440.000.000
Penjualan Rp400.000.000
PPN Keluaran Rp 40.000.000
(Mencatat Penjualan)
PPh 22 dibayar dimuka Rp 6.000.000
PPh Keluaran Rp40.000.000
Kas Rp46.000.000
(Mencatat pemungutan PPh 22 dan PPN)

Pencatatan Departemen Agama (Pembeli)

Belanja barang (mukena) Rp440.000.000


Kas Rp440.000.000
(Mencatat Pembelian)
Kas Rp46.000.000
Penerimaan PPh 22 Rp 6.000.000
Penemuan PPN Rp40.000.000
(Mencatat Pemungutan PPh 22 dan PPN)

5. PT ALMEER Motors mengimpor barang dari India. PT ALMEER adalah importir mobil
yang telah memiliki Angka Pengenal Impor. PT ALMEER mengimpor 50 unit mobil,
dengan harga faktur $ 20.000 per unit. Biaya asuransi dan biaya angkut yang berkaitan
dengan impor mobil tersebut masing-masing adalah $3.000 dan $8.000. Bea masuk yang
dibayar oleh PT ALMEEER Motors sebesar 5% dari CIF dan bea masuk tambahan
sebesar 20% dari CIF. Kurs pada saat itu ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebesar $1 =
Rp 10.000. Berapa PPh pasal 22 yang harus dibayar dan bagaimana jurnal pencatatannya?
Jawab :
a. Menghitung Nilai Impor
Harga faktur : 50 unit x $20.000 $ 1.000.000
Biaya asuransi $ 3.000
Biaya angkut $ 8.000 +
CIF $ 1.011.000
Bea masuk: 5% x $1.011.000 $ 50.550
Bea masuk tambahan:20% x $1.011.000 $ 202.200 +
Nilai Impor $ 1.263.750
Nilai Impor dalam rupiah: $1.263.750 x Rp10.000 = Rp 12.637.500.000

b. Mengitung PPh Pasal 22 Impor


PPh Pasl 22 = 2,5% x Rp12.637.500.000 Rp 315.937.500
PPN = 10% x Rp12.637.500.000 Rp1.263.750.000

Jurnal :
PT ALMEER
Persediaan Rp12.637.500.000
Kas Rp12.637.500.000
(Pembelian secara tunai)
PPh Pasal 22 Dibayar dimuka Rp 315.937.500
PPN Masukan Rp1.263.750.000
Kas Rp1.579.687.500
(Jurnal Pemungutan PPh 22 dan PPN)

Pemungut (Bea Cukai)


Kas Rp1.579.687.500
Penerimaan PPh Pasal 22 Rp 315.937.500
Penerimaan PPN Rp1.263.750.000
Soal Komprehensif

Pak Rian merupakan seorang direktur di PT SM C&C yaitu perusahaan yang berada dalam
bidang penjualan elektronik yang memiliki saham perusahaan lain di luar negeri yaitu
Malaysia dan Thailand. Rian berstatus menikah dan mempunyai seorang anak. Ia
memperoleh gaji sebesar R15.000.000 sebulan dengan tunjangan-tunjangan Rp7.000.000
sebulan. PT SM C&C mengikuti program kesehatan BPJS Ketenagakerjaan, premi Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan
peresentase 0,5% dan 0,3% dari gaji. PT SM C&C menanggung iuran Jaminan Hari Tua
setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji, sedangkan Rian membayar iuran Jaminan Hari Tua
sebesar 2% dari gaji setiap bulan. Disamping itum PT SM C&C membayar iuran pensiun
untuk Rian ke dana pensiun setiap bulannya Rp100.000, sedangkan Rian membayar iuran
pensiun sebesar Rp80.000.
Pada tanggal 14 Februari 2017, PT SM C&C melakukan impor barang elektronik dari Korea
Selatan dengan faktur USD150.000 dan pembelian dilakukan secara kredit. Biaya asuransi
dan biaya angkut dari Korea Selatan ke dalam daerah pabean (Indonesia) masing-masing
sebesar 0,5% dan 10% dari harga faktur. Biaya tersebut dibayar oleh PT SM C&C. Tarif bea
masuk 10% dari CIF. Kurs yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan saat itu adalah USD1 =
Rp13.000. Untuk menaruh barang-barang impor tesebut, PT SM C&C menyewa sebuah
gudang kepada PT ELF Jaya senilai Rp75.000.000 untuk satu tahun dan PT ELF Jaya juga
terdaftar sebagai PKP. Pada awal tahun 2017, PT SM C&C melakukan service tiga kendaraan
bermobil yang digunakannya untuk mengantar barang dagang kepada PT Super dan
membayar jasa service tersebut sebesar Rp12.000.000.
Pada tahun 2016, PT SM C&C memperoleh penghasilan neto dari dalam negeri
1.250.000.000, pendapatan dividen dari Malaysia Rp20.000.000 dan laba usaha dari
Thailand sebesar Rp680.000.000 dengan tarif pajak di Malaysia 20%, Thailand 35% dan
peredaran Bruto PT SM C&C sebesar Rp13.000.000.000.
Pertanyaan:

1) Bearapak besaran PPh Pasal 21 terutang Rian?


2) Hitunglah PPh Pasal 22 dengan asumsi memiliki API
3) Hitung Utang PPh Pasal 23 yang harus dibayar oleh PT SM C&C
4) Hitung Utang PPh Pasal 4 ayat 2 yang harus dibayar oleh PT SM C&C
5) Berapa PPh Pasal 24 yang diperkenankan untuk dikreditkan dengan pajak penghasilan
yang harus dibayar di dalam negeri?
Jawab

1) PPh Pasal 21 Rian

Gaji sebulan Rp15.000.000

Tunjangan-tunjangan Rp 7.000.000

Premi Jaminan Kecelakaan Kerja ( 0,5% x Rp15.000.000) Rp 75.000

Premi Jaminan Kematian ( 0,3% x Rp15.000.000) Rp 45.000

Penghasilan Bruto sebulan Rp22.120.000

Pengurang:

1. Biaya Jabatan 5% x Rp22.120.000 = 1.106.000


Batas maksimal yang diperbolehkan (Rp 500.000)
2. Iuran Pensiun (Rp 80.000)
3. Iuran Jaminan Hari Tua ( 2% x 15.000.000) (Rp 300.000)
Penghasilan Neto Sebulan Rp21.240.000
Penghasilan Neto Setahun (12 x Rp21.240.000) Rp254.880.000

PTKP (K/1)
a. Wajib Pajak Rp54.000.000
b. Menikah Rp 4.500.000
c. Anak Rp 4.500.000
Total PTKP (Rp63.000.000)
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp191.880.000

PPh Pasal 21 setahun:

5% x Rp50.000.000 = Rp 2.500.000

15% x Rp141.880.000 = Rp21.282.000

Rp23.782.000

PPh Pasal 21 sebulan : Rp23.782.000 / 12 = Rp1.981.833


Jurnal

PT SM C&C (Pemotong)

Beban Gaji dan Tunjangan Rp22.000.000


Kas Rp20.018.167
Utang PPh Pasal 21 Rp 1.981.833
(Jurnal Pembayaran Gaji)
Utang PPh Pasal 21 Rp1.981.833
Kas Rp1.981.833

Bapak Rian (Yang Dipotong)


Kas Rp20.018.167
PPh Pasal 21 Dibayar Dimuka Rp1.981.833
Pendapatan Gaji Rp22.000.000

2) Hitunglah PPh Pasal 22 dengan asumsi memiliki API


c. Menentukan Nilai Impor
Harga Faktur (Cost) USD150.000
Biaya Asuransi (Insurance) 0,5% x USD150.000 USD 750
Biaya Angkut (Freight) 10% x USD150.000 USD 15.000
CIF (Cost, Insurance, Freight) USD165.750
Bea Masuk (10% x USD165.750) USD 16.575
Nilai Impor USD182.325
Nilai Impor (dalam rupiah): USD182.325 x Rp13.000 Rp2.370.225.000
d. Mengitung PPh Pasal 22 Impor dan PPN
2,5% x Rp2.370.225.000 Rp 59.255.625
PPN = 10% x Rp2.370.225.000 Rp 237.022.500
Jurnal:
PT SM C&C
Persediaan Rp2.370.225.000
Hutang Dagang Rp2.370.225.000
Jurnal Pembelian secara Kredit (USD182.325 x Rp13.000)
PPh Pasal 22 Dibayar dimuka Rp59.255.625
PPN Masukan Rp 237.022.500
Kas Rp296.248.125
Jurnal Pemungutan PPh 22 dan PPN

Pemungut (Bea Cukai)


Kas Rp296.248.125
Penerimaan PPh Pasal 22 Rp 59.255.625
Penerimaan PPN Rp237.022.500

3) Utang PPh Pasal 23 yang harus dibayar oleh PT SM C&C


PPh 23 atas Jasa = 2% x Rp12.000.000
= Rp240.000
Jurnal
PT SM C&C
Kendaraan ( Biaya Dikapitalisasi) Rp12.000.000
Kas Rp12.000.000
(Membayar Jasa)
Kas Rp240.000
Utang PPh Pasal 23 Rp240.000
(Pemungutan PPh Pasal 23)
Utang PPh Pasal 23 Rp 240.000
Kas Rp240.000
(Pembayaran Utang PPh Pasal 23)

PT Super
Kas Rp12.000.000
Pendapatan Service Rp12.000.000
(Menerima Pendapatan Service)
PPh Pasal 23 Dibayar dimuka Rp240.000
Kas Rp240.000
(PPh yang dipungut)

4) Utang PPh Pasal 4 ayat 2


Sewa Bangunan = 10%
PPh 4 ayat 2 = 10% x Rp75.000.000 = Rp7.500.000
PPN = 10% x Rp75.000.000 = Rp7.500.000

Jurnal
PT SM C&C
Beban Sewa Rp75.000.000
PPN Masukan Rp 7.500.000
Kas Rp75.000.000
Utang PPh Pasal 4 ayat 2 Rp 7.500.000
PT ELF Jaya
Kas Rp75.000.000
PPh Pasal 4ayat 2 Rp 7.500.000
Pendapatan Sewa Rp75.000.000
PPN Keluaran Rp 7.500.000

5) PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan


a) Menentukan Laba Usaha
Laba Usaha Dalam Negeri Rp1.250.000.000
Pendapatan Dividen dari Malaysia Rp 20.000.000
Laba Usaha dari Thailand Rp 680.000.000
Laba Usaha Rp1.950.000.000

b) Menentukan Pajak Terhutang (Peredaran Bruto > 4.800.000.000)


PKP Berfasilitas = 4.800.000.000 x 1.950.000.000 = Rp720.000.000
13.000.000.000
PKP Tidak Berfasilitas = Rp1.950.000.000 - Rp720.000.000 = Rp1.230.000.000
Pajak Terhutang = (50% x 25% x Rp720.000.000) + (25% x Rp1.230.000.000)
= Rp90.000.000 + 307.500.000
= Rp397.500.000

c) Pajak Dibayar Di Luar Negeeri


- Malaysia = 20% x Rp20.000.000 = Rp 4.000.000
- Thailand = 35% x Rp680.000.000 = Rp238.000.000

d) Batas Kredit Maksimum


- Malaysia = Rp20.000.000 x Rp397.500.000 = Rp4.076.924
Rp1.950.000.000
- Thailand = Rp680.000.000 x Rp397.500.000 = Rp138.615.385
Rp1.950.000.000

PPh Pasal 24 = Rp4.000.000 + Rp138.615.385 = Rp142.615.385

Jurnal

PT SM C&C

Kas Rp458.000.000
PPh Pasal 24 Dibayar dimuka Rp142.615.385
Beban PPh Pasal 24 Rp 99.384.615
Pendapatan Dividen dari Malaysia Rp20.000.000
Pendapatan Laba dari Thailand Rp680.000.000

Perhitungan:

Kas = Pendapatan di Luar Negeri – Pajak dibayar di Luar Negeri

Kas = Rp700.000.000 – Rp242.000.000

= Rp458.000.000

Beban PPh Pasal 24 = Pajak Luar Negeri – Kredit Pajak Luar Negeri
Beban PPh Pasal 24 = Rp242.000.000 - Rp142.615.385
= Rp 99.384.615
Daftar Pustaka

Resmi, Siti. 2017. Perpajakan Teori & Kasus. Jakarta Selatan: Salemba Empat

http://mahasiswaold.blogspot.co.id/2017/12/contoh-soal-dan-jawaban-pph-pasal-22.html

https://nasikhudinisme.com/2014/12/31/akuntansi-pph-pasal-22/

http://www.jagoakuntansi.com/2016/09/pph-pasal-22-bendaharawan-pemerintah-soal/

Anda mungkin juga menyukai